Perkebunan Nusantara IV

perusahaan asal Indonesia

PT Perkebunan Nusantara IV atau biasa disingkat menjadi PTPN IV, adalah anak usaha dari PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit dan teh. Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini ditunjuk sebagai induk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit.[4]

PT Perkebunan Nusantara IV
Perseroan terbatas
IndustriPerkebunan
PendahuluPT Perkebunan VI (Persero)
PT Perkebunan VII (Persero)
PT Perkebunan VIII (Persero)
Didirikan11 Maret 1996; 28 tahun lalu (1996-03-11)
Kantor
pusat
Medan, Sumatera Utara
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh
kunci
Sucipto Prayitno[1]
(Direktur Utama)
Dahlan Harahap[2]
(Komisaris Utama)
Produk
MerekNusakita
PendapatanKenaikan Rp 10,478 triliun (2022)[3]
Kenaikan Rp 3,185 triliun (2022)[3]
Penurunan Rp 1,886 triliun (2022)[3]
Total asetKenaikan Rp 23,001 triliun (2022)[3]
Total ekuitasKenaikan Rp 11,791 triliun (2022)[3]
PemilikPerkebunan Nusantara III (90%)
Pemerintah Indonesia (10%)
Karyawan
15.392 (belum termasuk karyawan kontrak, 2022)[3]
Anak
usaha
PT Prima Medica Nusantara
PT Agro Sinergi Nusantara
PT Alam Lestari Nusantara
PT Kalimantan Medika Nusantara
PT Sinergi Perkebunan Nusantara
Situs webwww.ptpn4.co.id

Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta.[3][5]

Sejarah sunting

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara PT Perkebunan VI, PT Perkebunan VII, dan PT Perkebunan VIII.[6] Pada tahun 2000, bersama PTPN III dan PTPN V, perusahaan ini mendirikan PT Sarana Agro Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 50,08% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III dan PTPN V masing-masing memegang 39,92% dan 10% saham perusahaan tersebut. Mulai tahun 2001 hingga 2005, perusahaan ini mengkonversi tanaman teh dan kakao di Kebun Balimbingan, Kebun Bah Birong Ulu, dan Kebun Marjandi menjadi tanaman kelapa sawit.

Pada tahun 2005, bersama PTPN III, perusahaan ini mendirikan PT ESW Nusantara Tiga, dengan perusahaan ini memegang 23,86% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III dan Kopkar Nusa Tiga masing-masing memegang 74,11% dan 2,03% saham perusahaan tersebut. Mulai tahun 2006 hingga 2010, perusahaan ini melakukan pengembangan kebun kelapa sawit di Labuhan Batu dan Mandailing Natal dengan membentuk Kebun Batang Laping, Kebun Timur, dan Kebun Panai Jaya. Pada tahun 2010, bersama Pupuk Kaltim dan PTPN V, perusahaan ini mendirikan PT Pupuk Agro Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 34% saham perusahaan tersebut, sementara Pupuk Kaltim dan PTPN V masing-masing memegang 51% dan 15% saham perusahaan tersebut.

Pada tahun 2011, bersama PTPN XIV, perusahaan ini mendirikan PT Sinergi Perkebunan Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 71,28% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN XIV memegang sisanya. Bersama PTPN I, perusahaan ini juga mendirikan PT Agro Sinergi Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 64,77% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN I memegang sisanya. Pada tahun 2012, bersama PTPN III, perusahaan ini mendirikan PT Industri Nabati Lestari, dengan perusahaan ini memegang 49% saham perusahaan tersebut, sementara PTPN III memegang sisanya.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang perkebunan.[7] Pada tahun 2015, bersama Kopkar PTPN IV, perusahaan ini mendirikan PT Prima Medica Nusantara, dengan perusahaan ini memegang 99,99% saham perusahaan tersebut, sementara Kopkar PTPN IV memegang sisanya. Pada tahun 2017, bersama Pupuk Kaltim dan PTPN V, perusahaan ini sepakat untuk membubarkan PT Pupuk Agro Nusantara.

Pada bulan April 2019, bersama PTPN III, PTPN V, PTPN VI, dan Perkumpulan Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta, perusahaan ini mendirikan PT LPP Agro Nusantara untuk berbisnis di bidang penyediaan jasa pelatihan, konsultansi, asesmen, dan sertifikasi.[3][5] Pada bulan November 2022, perusahaan ini setuju untuk memulai proses akuisisi terhadap mayoritas saham PT Mitra Kerinci yang dipegang oleh ID FOOD.[8]

Pada akhir tahun 2023, PTPN V, PTPN VI, dan PTPN XIII resmi digabung ke dalam perusahaan ini, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit. PTPN III juga menyerahkan asetnya yang berupa kebun dan pabrik kelapa sawit ke perusahaan ini.[4]

Komoditas sunting

Kelapa Sawit sunting

Untuk menanam dan mengolah kelapa sawit menjadi CPO, PTPN IV memiliki beberapa unit usaha yang terbagi ke dalam tiga distrik, yang didalamnya terdiri dari 30 kebun inti dengan sebagian Pabrik Kelapa Sawit yang ada dibawah manajemen kebun, 1 kebun plasma, 9 Pabrik Kelapa Sawit dengan manajemen yang terpisah dari kebun inti, dan 1 Balai Benih Kelapa Sawit yaitu sebagai berikut:[9]

Distrik I
  1. Bah Jambi (Kab. Simalungun)
  2. Balimbingan (Kab. Simalungun)
  3. Bukit Lima (Kab. Simalungun)
  4. Dolok Sinumbah (Kab. Simalungun)
  5. Gunung Bayu (Kab. Simalungun)
  6. Marihat (Kab. Simalungun)
  7. Mayang (Kab. Simalungun)
  8. Pasir Mandoge (Kab. Asahan)
  9. Sei Kopas (Kab. Asahan)
  10. Tonduhan (Kab. Simalungun)
Pabrik Kelapa Sawit Distrik I
  1. PKS Bah Jambi (Kab. Simalungun)
  2. PKS Gunung Bayu (Kab. Simalungun)
  3. PKS Pasir Mandoge (Kab. Asahan)
  4. PKS Dolok Sinumbah (Kab. Simalungun)
  5. PKS Mayang (Kab. Simalungun)
Distrik II
  1. Ajamu (Kab.Labuhan Batu)
  2. Air Batu (Kab.Asahan)
  3. Batang Laping (Kab.Mandailing Natal)
  4. Berangir (Kab.Labuhan Batu Utara)
  5. Meranti Paham (Kab.Labuhan Batu)
  6. Panai Jaya (Kab.Labuhan Batu)
  7. Plasma Madina (Kab.Mandailing Natal)
  8. Pulu Raja (Kab. Asahan
  9. Sosa (Kab.Padang Lawas)
  10. Timur (Kab.Mandailing Natal)
Pabrik Kelapa Sawit Distrik II
  1. PKS Ajamu (Kab. Labuhan Batu)
  2. PKS Air Batu (Kab. Asahan)
  3. PKS Berangir (Kab. Labuhan Batu Utara)
  4. PKS Timur (Kab. Mandailing Natal)
  5. PKS Pulu Raja (Kab. Asahan)
  6. PKS Sosa (Kab. Padang Lawas)
Distrik III
  1. Adolina (Kab. Serdang Bedagai)
  2. Bah Birung Ulu (Kab. Simalungun
  3. Dolok Ilir (Kab. Simalungun)
  4. Laras (Kab. Simalungun)
  5. Marjandi (Kab. Simalungun)
  6. Pabatu (Kab. Serdang Bedagai)
  7. Padang Matinggi (Kab. Simalungun)
  8. Sawit Langkat (Kab. Langkat)
  9. Tanah Itam Ulu (Kab. Batubara)
  10. Tinjowan (Kab. Simalungun)
Pabrik Kelapa Sawit Distrik III
  1. PKS Adolina (Kab. Serdang Bedagai)
  2. PKS Dolok Ilir (Kab. Simalungun
  3. PKS Pabatu (Kab. Serdang Bedagai)
  4. PKS Tinjowan (Kab. Simalungun)
  5. PKS Sawit Langkat (Kab. Langkat)
Pembibitan
  1. Balai Benih Adolina

Teh sunting

PTPN IV memiliki tiga kebun teh, yakni Kebun Tobasari, Kebun Bah Butong, dan Kebun Sidamanik, yang total luasnya mencapai 6.373,29 hektar. Untuk mengolah daun teh, perusahaan ini memiliki dua pabrik, yakni Pabrik Tobasari dan Pabrik Bah Butong, yang masing-masing berkapasitas 55 ton dan 100 ton teh per hari.[10]

Referensi sunting

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  3. ^ a b c d e f g h "Laporan Tahunan 2022" (PDF). PT Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  4. ^ a b Fadilah, Ilyas (1 Desember 2023). "Resmi! Holding PTPN Merger 13 Perusahaan Jadi PalmCo dan SupportingCo". detikcom. Diakses tanggal 13 Desember 2023. 
  5. ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 16 Oktober 2023. 
  6. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1996" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2014" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Oktober 2021. 
  8. ^ Nugraha, Budi (17 November 2022). "Sinergi PTPN Group dan ID Food, Dorong Pengembangan Produk dan Perluas Pangsa Pasar Teh - Suara Merdeka Jakarta". Suara Merdeka Online. Suara Merdeka. Diakses tanggal 18 November 2022. 
  9. ^ "Kelapa Sawit". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober 2021. 
  10. ^ "Teh". Perkebunan Nusantara IV. Diakses tanggal 10 Oktober 2021. 

Pranala luar sunting