Reaksi Suzuki

(Dialihkan dari Penggandengan Suzuki)

Reaksi Suzuki adalah reaksi organik sebuah aril- atau vinil-asam boronat dengan sebuah aril- atau vinil-halida yang dikatalisasi oleh kompleks paladium(0).[1][2] Ia digunakan secara meluas dalam sintesis poli-olefin, stirena, dan bifenil bersubstituen. Ia juga telah diperluas dengan melibatkan alkil bromida.[1]. Beberapa tinjauan telah dipublikasikan.[3][4][5]

Reaksi Suzuki
Reaksi Suzuki

Reaksi ini juga berjalan dengan pseudohalida, seperti triflat (OTf), dan juga dengan boron-ester

Reaktivitas relatif: R2-I > R2-OTf > R2-Br >> R2-Cl

Dipublikasikan pertama kali tahun 1979 oleh Akira Suzuki, reaksi Suzuki menggandengkan asam boronat (yang mengandung bagian organik) dengan halida. Reaksi ini bergantung pada katalis paladium seperti tetrakis(trifenilfosfina)paladium(0) agar terjadi transformasi. Katalis paladium berkoordinasi empat, dan biasanya melibatkan fosfina sebagai gugus pendukung.

Dalam banyak publikasi, reaksi ini juga dinamakan reaksi Miyaura-Suzuki. Ia juga sering disebut sebagai penggandengan Suzuki.

Mekanisme reaksi sunting

Mekanisme reaksi Suzuki dapat dilihat dari perspektif katalis paladium. Langkah pertama adalah adisi oksidatif paladium ke halida 2 membentuk spesi organo-paladium 3. Reaksi dengan basa menghasilkan zat antara 4, yang kemudian via pentranslogaman[6] dengan kompleks 6 membentuk spesi organopaladium 8. Eliminasi reduktif produk 9 mengembalikan katalis paladium 1.

 
Mekanisme reaksi Suzuki

Adisi oksidatif sunting

Adisi oksidatif berjalan dengan retensi stereokimia apabila menggunakan vinil halida, sedangkan dengan alilik dan benzilik halida akan berjalan dengan inversi stereokimia.[7] Adisi oksidatif pertama-tama membentuk komples cis-paladium, yang akan dengan cepat berisomerisasi menjadi kompleks trans.[8]

Eliminasi reduktif sunting

Dengan menggunakan penandaan deuterium, Ridgway dkk. telah menunjukkan bahwa eliminasi reduktif berjalan dengan retensi stereokimia.[9]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Miyaura, N. et al. Tetrahedron Lett. 1979, 3437.
  2. ^ Miyaura, N.; Suzuki, A. Chem. Commun. 1979, 866.
  3. ^ Suzuki, A. Pure Appl. Chem. 1991, 63, 419-422. (Review)
  4. ^ Miyaura, N.; Suzuki, A. Chem. Rev. 1995, 95, 2457-2483. (Review, doi:10.1021/cr00039a007)
  5. ^ Suzuki, A. J. Organometallic Chem. 1999, 576, 147–168. (Review)
  6. ^ Matos, K.; Soderquist, J. A. J. Org. Chem. 1998, 63, 461–470. (doi:10.1021/jo971681s)
  7. ^ Stille, J. K.; Lau, K. S. Y. Acc. Chem. Res. 1977, 10, 434–442. (doi:10.1021/ar50120a002)
  8. ^ Casado, A. L.; Espinet, P. Organometallics 1998, 17, 954–959.
  9. ^ Ridgway, B. H.; Woerpel, K. A. J. Org. Chem. 1998, 63, 458–460. (doi:10.1021/jo970803d)

Pranala luar sunting