Pengepungan Tha'if

(Dialihkan dari Pengepungan Taif)

Pengepungan Tha'if[1] terjadi pada 630 M, saat kaum Muslimin pimpinan Rasulullah mengasingkan dan mengepung kota Tha'if, yang dikuasai oleh suku Hawazin dan Tsaqif, yang dikalahkan dalam pertempuran Hunain. Penduduk Tha'if berhasil bertahan dari pengepungan ini, dan baru masuk Islam menyatakan kesetiaannya pada Muhammad setelah Ekspedisi Tabuk (630 M).[2] Salah seorang kepala suku Tha'if Urwah bin Mas'ud tidak ada pada saat pengepungan ini, dan nantinya ia-lah yang memimpin kaumnya masuk Islam.

Pertempuran sunting

Sedikit sekali yang diketahui mengenai jalannya pengepungan ini. Namun, dalam pengepungan ini diketahui bahwa Abu Sufyan, yang bertempur di pihak muslim, kehilangan salah satu matanya. Ketika Muhammad bertanya kepadanya "Yang manakah yang engkau lebih inginkan, sebuah mata di surga, atau aku berdoa kepada Allah agar matamu dikembalikan sekarang?" Abu Sufyan menjawab ia lebih memilih sebuah mata di surga. Nantinya, ia kehilangan matanya yang lain pada Pertempuran Yarmuk (636 M).

Hasil sunting

Sekalipun pengepungan ini berakhir dengan kegagalan, tak berapa lama setelah pengepungan ini para penduduk Tha'if (Bani Tsaqif) akhirnya masuk Islam, tepatnya setelah ekspedisi Tabuk.[2] Atas perintah Nabi Muhammad, maka berhala Al-Laata kemudian dihancurkan oleh utusan kaum Muslimin, yaitu Abu Sufyan bin Harb dan Mughirah bin Syu'bah.[3]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Mengenang Pengepungan Thaif yang Sulit". Republika Online. 2020-06-23. Diakses tanggal 2021-05-01. 
  2. ^ a b The Year of Deputations and Abu Bakr's Leadership of the Pilgrimage
  3. ^ Moenawar Chalil, K.H. Kelengkapan Tarikh (Edisi Lux Jilid 3). Gema Insani. hlm. 139-149. ISBN 9789795617129, 9795617125.