Pendudukan Jerman oleh Sekutu

Pendudukan militer pasca-Perang Dunia II di Jerman

Pendudukan Jerman oleh Sekutu (Jerman: Deutschland in der Besatzungszeit, secara harfiah: "Jerman pada masa pendudukan") adalah pemerintahan Jerman (Jerman: Deutsches Reich) setelah kekalahan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, di mana daerah keseluruhan Nazi Jerman dan garis barat Oder-Neisse dibagi menjadi empat zona pendudukan.

Pendudukan Jerman oleh Sekutu

Alliierte Besetzung Deutschlands
1945–1949
Britania RayaUni Soviet
PrancisAmerika Serikat
Bendera negara-negara Sekutu
Lagu kebangsaanTrizonesien-Song [1] (tidak resmi, namun merupakan lagu kebangsaan pengganti pada ajang olahraga)
      Zona pendudukan Prancis       Zona pendudukan Britania[a]       Zona pendudukan Amerika       Zona pendudukan Soviet[b]       Protektorat Saar di bawah kendali Prancis
      Zona pendudukan Prancis       Zona pendudukan Britania[a]
      Zona pendudukan Amerika       Zona pendudukan Soviet[b]
      Protektorat Saar di bawah kendali Prancis
StatusPendudukan Militer
Ibu kotaBerlin (de jure)
Frankfurt (Zona Amerika)
Bad Oeynhausen (Zona Britania)
Baden-Baden (Zona Prancis)
Berlin Timur (Zona Soviet)
Bahasa yang umum digunakan
PemerintahanPemerintahan militer
Gubernur militer (1945) 
• Zona Britania
Marsekal Lapangan Bernard Montgomery
• Zona Prancis
Jenderal Lattre de Tassigny
• Zona AS
Jenderal Eisenhower
• Zona Soviet
Marsekal G.K. Zhukov
Era SejarahPerang Dingin
8 Mei 1945
5 Juli 1945
15 Desember 1947a
• Pembentukan Jerman Barat
23 Mei 1949
• Pembentukan Jerman Timur
7 Oktober 1949b
12 September 1990
Penduduk
• 1945
64,260,000
• 1949
68,080,000
Mata uangReichsmark (1945–1948)
Rentenmark (1945–1948)
Deutsche Mark (Baratd 1948–49)
Deutsche Mark (Timure 1948–49)
Mark Saar (Saar 1947–1948)
Franc Saar (Saar 1948–1959)
Kode ISO 3166DE
Didahului oleh
Digantikan oleh
Jerman Nazi
Pemerintahan Flensburg
Jerman Barat
Jerman Timur
Protektorat Saar
  1. Bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat) pada tanggal 1 Januari 1957.
  2. Reunifikasi dengan bergabung dalam Republik Federal Jerman pada tanggal 3 Oktober 1990.
  3. Reunifikasi Jerman terjadi pada tanggal 3 Oktober 1990
  4. Zona Sekutu Barat Jerman dan sektor barat Berlin.
  5. Zona Soviet Jerman dan sektor Berlin.
Map of occupied Berlin
Keempat sektor pendudukan Sekutu dari Berlin.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Jerman diduduki oleh kekuatan Sekutu yang mengalahkan Jerman (yaitu Uni Soviet, Britania Raya, Amerika Serikat dan Prancis). Hal ini dilakukan untuk tujuan daerah administratif selama periode 19451949. Pada minggu-minggu penutupan pertempuran di Eropa pasukan Amerika telah benar-benar didorong ke luar yang sebelumnya disepakati sebagai batas zona pendudukan, kadang-kadang sebanyak 200 mil. Setelah sekitar dua bulan memegang daerah-daerah tertentu dimaksudkan untuk berada di zona Soviet, pasukan Amerika mundur pada bulan Juli 1945. Beberapa telah menyimpulkan bahwa ini adalah langkah penting yang membujuk Uni Soviet untuk memungkinkan Amerika, Britania, dan Prancis ditunjuk dalam sektor mereka di Berlin, yang terjadi pada sekitar waktu yang sama (Juli 1945), meskipun kebutuhan untuk pengumpulan intelijen (lihat Operasi Paperclip) mungkin juga menjadi salah satu faktor.

Semua wilayah Austria dan Cekoslowakia yang diduduki Jerman sebelum Perang Dunia II. Wilayah Memel, yang dianeksasi Jerman dari Lithuania sebelum perang, telah dianeksasi oleh Uni Soviet pada tahun 1945 dan dijadikan sebagai RSS Lithuania (Negara Bagian Uni Soviet). Semua wilayah yang dianeksasi Jerman yang berasal dari Belgia, Prancis, Italia, Luksemburg, Polandia dan Yugoslavia dikembalikan sesuai dengan keadaan asal.

Kontras dengan Rencana Zona Pendudukan yang dibuat berdasarkan Protokol London 1944, Amerika Serikat, Britania Raya dan Uni Soviet menyetujui lepasnya wilayah timur Garis Oder–Neisse dengan garis yang sudah tepat untuk batas yang akan ditentukan dalam perjanjian perdamaian final Jerman. Perjanjian tersebut, diperkirakan akan mengonfirmasi perubahan di arah barat perbatasan Polandia karena Britania Raya dan Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung penggabungan wilayah timur Jerman kedalam wilayah Polandia dan Uni Soviet. Dari Maret hingga Juli 1945, bekas wilayah timur Jerman ini telah diadministrasi oleh Otorita Pendudukan Militer Uni Soviet, namun Perjanjian Postdam yang mereka serahkan kepada Soviet dan Administrasi Sipil Polandia dan tidak lagi menjadi bagian dari Jerman yang diduduki Sekutu.

Dalam minggu-minggu terakhir menjelang berakhirnya Perang Dunia II di Eropa,Pasukan Amerika Serikat telah melampaui batas-batas yang disepakati untuk zona pendudukan di masa depan, di beberapa tempat sejauh 320 km (200 mil). Apa yang disebut sebagai garis kontak antara pasukan Soviet dan AS pada akhir permusuhan, sebagian besar terletak di sebelah timur perbatasan Jerman bagian dalam yang didirikan pada bulan Juli 1945, bersifat sementara. Setelah dua bulan mereka menguasai wilayah yang telah ditetapkan ke zona Soviet, pasukan AS mundur pada hari-hari pertama bulan Juli 1945[2]. Beberapa orang menyimpulkan bahwa ini adalah langkah penting yang meyakinkan Uni Soviet untuk mengizinkan pasukan Amerika, Inggris, dan Prancis. pasukan ke sektor yang ditentukan di Berlin, yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan, meskipun kebutuhan akan pengumpulan intelijen (Operasi Paperclip) mungkin juga menjadi salah satu faktornya[3]. Pada tanggal 20 Maret 1948, Soviet menarik diri dari Dewan Kontrol Sekutu; yang kemudian mengarah pada berdirinya dua negara bagian Jerman di Timur dan Barat pada tahun 1949.

Zona-Zona Pendudukan sunting

 
4 Zona Pendudukan di Jerman antara tahun 1945–1947
 
Zona pendudukan Sekutu di Jerman pasca Perang Dunia II, menyoroti zona Soviet (merah), perbatasan Jerman bagian dalam (garis hitam), dan zona tempat penarikan pasukan Amerika pada Juli 1945 (ungu). Batas-batas provinsi sebagian besar sesuai dengan batas-batas negara-negara bagian sebelum perang, sebelum pembentukan negara-negara bagian pada masa kini, Länder (negara bagian federal).

Zona Amerika sunting

Zona Amerika di wilayah Selatan Jerman terdiri dari Bavaria (tidak termasuk wilayah Rhine Palatinate dan Distrik Lindau, yang merupakan bagian dari zona Prancis) dan Hesse (tanpa wilayah Rhenish Hesse dan Montabaur, yang merupakan bagian dari zona Prancis). Zona Amerika beribukota di Wiesbaden dan bagian utara dari Württemberg dan Baden. Kedua wilayah ini kemudian membentuk Württemberg-Baden dan menjadi bagian utara dari Negara Bagian Baden-Württemberg dalam Republik Federal Jerman yang didirikan pada tahun 1952.

Pelabuhan-pelabuhan Bremen yang berada di hilir Sungai Weser dan Bremerhaven (yang terletak di muara Laut Utara) juga berada dalam pendudukan Amerika Serikat. Hal ini berdasarkan atas permintaan dari Amerika Serikat untuk memiliki "pijakan tertentu" di Jerman Utara. Pada akhir Oktober 1946, zona Amerika berpenduduk:

  • Bavaria 8.7 juta penduduk
  • Hesse 3.97 juta penduduk
  • Württemberg-Baden 3.6 juta penduduk
  • Bremen 0.48 juta penduduk[4].

Markas Besar Pemerintahan Militer Amerika terletak di bekas Gedung IG Farben, Frankfurt am Main.

Menyusul penutupan total semua media Nazi Jerman, peluncuran dan pengoperasian judul surat kabar yang benar-benar baru dimulai dengan memberikan lisensi kepada orang Jerman yang dipilih secara cermat sebagai penerbit. Lisensi diberikan kepada rakyat Jerman yang tidak terlibat dalam propaganda Nazi untuk membentuk penerbit koran seperti : Frankfurter Rundschau (Agustus 1945), Der Tagesspiegel (Berlin; September 1945), and Süddeutsche Zeitung (Munich; Oktober 1945). Stasiun radio juga dijalankan oleh pemerintahan militer. Kemudian, Radio Frankfurt, Radio München (Munich) dan Radio Stuttgart masing-masing memberi jalan kepada Hessischer Rundfunk, Bayerischer Rundfunk, dan Süddeutscher Rundfunk. RIAS di Berlin Barat tetap menjadi stasiun radio di bawah kendali AS.

Zona Britania Raya sunting

Pada bulan Mei 1945, Tentara Britania Raya dan Kanada membebaskan Belanda dan menaklukan wilayah Jerman Utara. Tentara Kanada kemudian kembali ke Kanada setelah penyerahan diri Jerman dan praktis meninggalkan Jerman Utara di bawah kendali Britania Raya.

Angkatan Darat Britania Raya di Rhein dibentuk pada 25 Agustus 1945 yang berasal dari Angkatan Darat Britania Raya[5].

Dibulan Juli 1945, Britania Raya mundur dari kota Schwerin yang telah mereka ambil alih dari AS beberapa minggu sebelumnya, karena kota itu atas persetujuan bersama telah diduduki oleh Tentara Uni Soviet. Komisi Kontrol untuk Jerman (Elemen Britania Raya) (CCG/BE) menyerahkan beberapa potongan wilayah pendudukannya kepada Uni Soviet — khususnya wilayah Amt Neuhaus, Hanover dan beberapa wilayah ekslave dan pinggiran Brunswick dan pertukaran beberapa desa antara Holstein Britania dan Mecklenburg Soviet berdasarkan Perjanjian Barber-Lyashchenko.

Dalam zona pendudukan Britania Raya, CCG/BE kembali menjadikan Kota Hamburg sebagai sebuah negara bagian Jerman tapi dengan menggunakan batas-batas yang telah dibuat oleh pemerintah Jerman Nazi pada tahun 1937. Britania Raya juga membentuk beberapa negara bagian Jerman seperti :

Selain itu pada tahun 1947, zona pendudukan Amerika yang berada di pedalaman tidak memiliki fasilitas pelabuhan — oleh karena itu, Kota Hanseatic Bebas Bremen dan Bremerhaven menjadi sebuah ekslave dalam zona Britania Raya.

Pada akhir Oktober 1946, populasi di dalam zona pendudukan Britania Raya berjumlah [4] :

  • North Rhine-Westphalia 11.7 juta penduduk;
  • Lower Saxony 6.2 juta penduduk;
  • Schleswig-Holstein 2.6 juta penduduk;
  • Hamburg 1.4 juta penduduk.

Markas Besar Pemerintahan Militer Britania Raya pada awalnya terletak di Bad Oeynhausen sejak tahun 1946, namun di tahun 1954, dipindahkan ke Mönchengladbach yang juga dikenal sebagai JHQ Rheindahlen.

Selain itu keunikan khas dari Zona Britania Raya adalah adanya enklave Bonn. Enklave itu dibentuk pada Juli 1949 dan tidak berada dibawah kendali Britania Raya maupun kendali negara sekutu lainnya. Justru enklave itu berada dibawah kendali Komisi Tinggi Sekutu. Pada bulan Juni 1950, Ivone Kirkpatrick menjadi Komisioner Tinggi Britania Raya untuk Jerman. Kirkpatrick memikul tanggung jawab yang sangat besar khususnya sehubungan dengan negosiasi Konvensi Bonn – Paris selama tahun 1951–1952, yang mengakhiri pendudukan dan mempersiapkan jalan untuk mempersenjatai kembali Jerman Barat.

Zona Belgia, Polandia dan Norwegia sunting

 
Sub-Zona Pendudukan Belgia di Jerman

Unit angkatan bersenjata dari negara-negara sekutu lainnya ditempatkan di dalam zona pendudukan Britania Raya :

  • Tentara Belgia diberikan sebuah wilayah untuk ditempati oleh pasukan mereka[6]. Zona ini terbentang sepanjang 200 Km dari batas Belgia-Jerman yang terletak disebelah selatan zona Britania Raya dan termasuk kota-kota penting seperti Köln dan Aachen. Tentara Pendudukan Belgia di Jerman mendapat otonomi khusus pada tahun 1946 dibawah komando Letnan Jenderal Jean-Baptiste Piron[7]. Tentara Belgia tetap berada di Jerman sampai 31 Desember 2005[8].
  • Tentara Polandia dari Divisi Lapis Baja I ditempatkan di area utara Distrik Emsland[butuh rujukan] . Wilayah ini berbatasan dengan Belanda dan mencakup area seluas 6.500 km2 dan pada awalnya bertujuan sebagai sebuah wilayah koleksi dan pemencaran untuk jutaan Pengungsi Polandia di Jerman dan Eropa Barat setelah perang[butuh rujukan]. Pada awalnya proposal Britania Raya untuk hal ini adalah membentuk basis resmi zona pendudukan Polandia, namun kemudian dibatalkan akibat berlawanan dengan kehendak Soviet. Zona ini memiliki kamp berkapasitas besar untuk para pengungsi dan telah dijalankan oleh Pemerintahan Polandia dalam Pengasingan. Pusat administratif zona pendudukan Polandia terletak di Kota Haren . Di Kota Haren sendiri telah melakukan pengosongan populasi orang Jerman. Kota ini kemudian diubah namanya menjadi Maczków yang berlangsung dari tahun 1945 hingga tahun 1947. Setelah Britania Raya mengakui pemerintahan Polandia yang pro-Soviet dan menarik pengakuan pemerintahan Polandia dalam Pengasingan, Zona Emsland zona Emsland menjadi lebih memalukan. Unit Polandia dalam Angkatan Darat Inggris didemobilisasi pada bulan Juni 1947. Penduduk Jerman yang diusir diizinkan kembali dan penduduk Polandia terakhir pergi pada tahun 1948[butuh rujukan].
  • Pada tahun 1946, Grup Brigade Norwegia di Jerman memiliki sekitar 4000 tentara di Hanover, di antaranya adalah Willy Brandt (saat itu warga negara Norwegia) sebagai atase pers.
  • Pada tahun 1947 (selama musim panas), Brigade Denmark di Jerman yang terdiri dari 4.000 orang, di bawah komando Inggris, menduduki Oldenburg, setelah sebuah perjanjian, ditandatangani di Kopenhagen pada bulan April 1947, antara Denmark dan Inggris[9]. Pasukan Pendudukan Denmark secara resmi didirikan pada tanggal 7 Oktober 1949. Markas besarnya berada di kota Jever, di East Friesland. Namun, diputuskan untuk memindahkan brigade ke Itzehoe pada bulan Oktober 1949, menamakan dirinya sebagai Tysklandsbrigaden[10]. Ia tetap ditempatkan di Itzehoe, dengan nama Komando Denmark di Jerman, hingga tahun 1958.
  • Konferensi London tanggal 23 April 1949, yang merupakan bagian dari Konferensi Enam Kekuatan, memberikan kepada Belanda beberapa perubahan perbatasan yang tidak terlalu luas, setelah kegagalan Rencana Bakker-Schut. Maka, pada jam 12 siang hari itu, pasukan Belanda bergerak menduduki wilayah seluas 69 km2 (17.000 hektar), bagian yang paling relevan adalah Elten (dekat Emmerich am Rhein) dan Selfkant. Banyak koreksi kecil di perbatasan dilakukan, sebagian besar di sekitar Arnhem dan Dinxperlo, yang juga merupakan bagian dari sub-zona pendudukan kecil Belanda ini.

Zona Prancis sunting

 
Tentara Prancis berbaris di depan Gerbang Brandenburg, Berlin, 1946

Prancis pada awalnya tidak diberikan wilayah pendudukan di Jerman, namun kemudian Pemerintah Britania Raya dan Amerika Serikat setuju untuk memberikan beberapa bagian dari wilayah barat di zona mereka untuk dapat diduduki oleh Angkatan Bersenjata Prancis[11]. Dari bulan April hingga Mei 1945, Tentara AD Ke-1 Prancis telah mengambil alih Kota Karlsruhe dan Stuttgart. Selain itu Tentara Prancis juga menaklukan wilayah hingga mencapai Sarang Elang-nya Hitler dan bagian barat dari Austria. Pada bulan Juli, Prancis menyerahkan kendali Stuttgart ke AS dan ditukarkan dengan kendali atas kota-kota yang terletak dibagian barat sungai Rhein seperti Kota Mainz dan Koblenz[12]. Semua ini menghasilkan dua wilayah Jerman yang nyaris tidak bersebelahan di sepanjang perbatasan Perancis yang bertemu hanya pada satu titik di sepanjang Sungai Rhine.

Zona pendudukan Prancis juga termasuk Saargebiet yang diurai pada tanggal 16 Februari 1946. Pada 18 Desember 1946, kontrol bea cukai telah didirikan didaerah antara Saar dan Pendudukan Jerman oleh Sekutu. Zona Prancis menyerahkan wilayah lebih lanjut yang berbatasan dengan Saar (pada pertengahan tahun 1946, awal tahun 1947, dan awal tahun 1949). Yang termasuk dalam zona Perancis adalah kota Büsingen am Hochrhein, sebuah eksklave Jerman yang dipisahkan dari wilayah lain di negara itu oleh sebidang sempit wilayah netral Swiss. Pemerintah Swiss setuju untuk mengizinkan sejumlah pasukan Prancis melewati wilayahnya demi menjaga hukum dan ketertiban di Büsingen.

Pada akhir Oktober 1946, Zona Prancis berpopulasi sekitar[4] :

  • Rheinland Pfalz 2.7  juta penduduk;
  • Baden (South Baden) 1.2  juta penduduk;
  • Württemberg-Hohenzollern 1.05  juta penduduk.

Zona Luksemburg sunting

Dibulan November 1945, Luksemburg diberikan sejumlah wilayah dalam zona pendudukan Prancis[13]. Batalion Infranteri Ke-II Luksemburg ditempatkan di Bitburg dan Batalian Infanteri Ke-I dikirim ke Saarburg[13]. Pasukan Luksemburg meninggalkan Jerman pada akhir tahun 1955[13].

Zona Pendudukan Soviet sunting

Zona pendudukan Soviet mencakup Thüringen, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Brandenburg dan Mecklenburg-Vorpommern. Administrasi Militer Soviet bermarkas di Berlin-Karlshorst, yang juga menampung kepala kediaman intelijen Soviet di Jerman[14].

Pada akhir Oktober 1946, zona Soviet mempunyai populasi[4]:

  • Sachsen: 5,5 juta penduduk
  • Saxony-Anhalt: 4,1 juta penduduk
  • Thuringia: 2,9 juta penduduk
  • Brandenburg: 2,5 juta penduduk
  • Mecklenburg: 2,1 juta penduduk

Berlin sunting

Setelah runtuhnya Jerman, posisi Kota Berlin secara keseluruhan berada di dalam zona pendudukan Uni Soviet. Hal ini terjadi dikarenakan esensi simbol Berlin sebagai Ibukota dan pusat pemerintahan Jerman Nazi. Kota Berlin diatur secara bersama-sama oleh Sekutu dan dibagi-bagi menjadi empat sektor. Keempat kekuatan pendudukan Sekutu berhak atas hak istimewa di seluruh Berlin yang tidak berlaku di wilayah Jerman lainnya – termasuk sektor Soviet di Berlin, yang secara hukum terpisah dari wilayah Soviet lainnya.

Jumlah populasi di Berlin pada saat pendudukan berjumlah [4] :

  • Sektor Barat berjumlah 2 juta penduduk;
  • Sektor Uni Soviet berjumlah 1,1 juta penduduk.

Wilayah yang Hilang sunting

 
Sampul depan Konstitsusi Saar 1947

Pada tahun 1945, Wilayah Timur Jerman yang terletak di Garis Oder-Neisse diserahkan kepada Polandia dengan diatur dalam Perjanjian Potsdam. Perjanjian ini menyatakan bahwa wilayah tersebut dikelola sementara sambil menunggu Perjanjian Damai Akhir atas Jerman antara empat kekuatan Sekutu dan sebuah negara Jerman baru. Akhirnya dibawah Perjanjian Damai 1990, bagian utara Prusia Timur menjadi Oblast Kaliningrad yang berada dalam Uni Soviet (sekarang Rusia). Sebuah area kecil di barat Oder, menjadi wilayah Polandia. Hampir semua warga Jerman yang tinggal di area tersebut diusir dan mengungsi. Pengungsi yang kembali, yang melarikan diri dari peperangan, ditolak untuk kembali.

Saarland, yang terpisah dari wilayah Pendudukan Jerman oleh Sekutu menjadi protektorat Prancis yang berlaku sejak 17 Desember 1947. Pemisahan Saarland kemudian ditentang oleh Uni Soviet dan orang Jerman di Saarland.

Populasi sunting

Berdasarkan data per bulan Oktober 1946, jumlah populasi dari sejumlah zona pendudukan dan sektor-sektor pendudukan Jerman adalah sebagai berikut[4] :

No Negara Bagian, Sektor dan Wilayah lainnya Zona Populasi
1 Bayern Amerika Serikat 8.7 Juta
2 Hessen Amerika Serikat 3.97 Juta
3 Württemberg-Baden Amerika Serikat 3.6 Juta
4 Bremen Amerika Serikat 0.48 Juta
5 Nordrhein-Westfalen Britania Raya 11.7 Juta
6 Niedersachsen Britania Raya 6.2 Juta
7 Schleswig-Holstein Britania Raya 2.6 Juta
8 Hamburg Britania Raya 1.4 Juta
9 Rheinland-Pfalz Prancis 2.7 Juta
10 Baden Selatan Prancis 1.2 Juta
11 Württemberg-Hohenzollern Prancis 1.05 Juta
12 Sachsen Uni Soviet 5.5 Juta
13 Sachsen-Anhalt Uni Soviet 4.1 Juta
14 Thüringen Uni Soviet 2.9 Juta
15 Brandenburg Uni Soviet 2.5 Juta
16 Mecklenburg-Vorpommern Uni Soviet 2.1 Juta
17 Berlin Barat (sektor barat) Amerika Serikat, Britania Raya, Prancis 2.0 Juta
18 Berlin Timur (sektor Soviet) Uni Soviet 1.1 Juta

Tata Kelola Pemerintahan dan Munculnya Dua Negara Jerman sunting

 
Pada 21 April 1946: Otto Grotewohl (kanan) and Wilhelm Pieck (kiri) menggabungkan 2 partai komunis-SPD dan KPD untuk membentuk Partai Persatuan Sosialis Jerman, sebuah partai komunis yang kemudian mendominasi Jerman Timur kelak dengan sebuah jabat tangan simbolis. Walter Ulbricht dilihat duduk di depan sebelah kanan Grotewohl.
 
Perdana menteri negara bagian dan walikota-walikota di Jerman Barat menerima Dokumen Frankfurt dari Inggris, Amerika, dan Prancis yang berisi rekomendasi untuk pembentukan negara baru dan menjadi dasar kerja Undang-Undang Dasar Republik Federal Jerman; 1 Juli 1948

Rencana awal Sekutu untuk memerintah Jerman sebagai satu unit melalui Majelis Kontrol Sekutu secara de facto gagal pada tanggal 20 Maret 1948 (dipulihkan pada tanggal 3 September 1971) dalam konteks meningkatnya ketegangan antara Sekutu, dengan Inggris dan AS yang menginginkan kerja sama, Prancis menghalangi kolaborasi apa pun untuk membagi Jerman menjadi banyak negara merdeka, dan khususnya: Uni Soviet secara sepihak menerapkan unsur-unsur sistem politik-ekonomi Marxis sejak awal (redistribusi tanah secara paksa, nasionalisasi bisnis). Perselisihan lainnya adalah penyerapan orang-orang yang diusir pascaperang. Meskipun Inggris, AS, dan Uni Soviet telah sepakat untuk menerima, menampung, dan memberi makan sekitar enam juta warga negara Jerman yang diusir dari bekas Jerman bagian timur dan empat juta orang Cekoslowakia, Polandia, Hongaria, dan Yugoslavia dari etnis Jerman yang diusir dan didenaturalisasi di zona mereka, Prancis pada umumnya belum menyetujui pengusiran yang disetujui oleh perjanjian Potsdam (keputusan dibuat tanpa masukan dari Perancis). Oleh karena itu Prancis dengan tegas menolak menahan para pengungsi perang di wilayah timur Jermanyang menolak untuk dipulangkan kembali ke kampung halaman mereka atau orang-orang miskin yang diusir pascaperang telah diambil alih di sana, ke dalam zona Prancis, apalagi ke dalam protektorat Saar yang terpisah[15]. Bagaimanapun juga, populasi asli kembali setelah pemindahan yang dilakukan oleh Nazi (misalnya pengungsi politik dan Yahudi) dan relokasi terkait perang (misalnya evakuasi dari serangan udara), diizinkan untuk pulang ke rumah di wilayah yang berada di bawah kendali Prancis. Sekutu lainnya mengeluh bahwa mereka harus memikul beban untuk memberi makan, menampung dan memberi pakaian kepada orang-orang yang diusir yang harus meninggalkan harta benda mereka.

Dalam praktiknya, masing-masing dari empat kekuatan sekutu yang menduduki Jerman memegang otoritas pemerintahan dalam zona pendudukan mereka masing-masing dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang berbeda terhadap penduduk dan pemerintahan lokal. Sebuah bentuk administrasi pemerintahan yang diambil dari zona barat yang dikenal sebagai Bizone (Zona Pendudukan Amerika dan Britania Raya menggabungkan diri pada 1 Januari 1947) yang kemudian menjadi Trizone (setelah Prancis ikut menyertai Bizone). Runtuhnya kerjasama sekutu timur-barat dan pemerintahan bersama di Jerman menjadi jelas dengan diberlakukannya Blokade Berlin oleh Soviet yang diberlakukan dari bulan Juni 1948 hingga Mei 1949. Zona Britania Raya, Inggris dan Amerika Serikat kemudian bergabung menjadi satu dan membentuk Republik Federal Jerman (Jerman Barat) pada bulan Mei 1949 sedangkan zona pendudukan Uni Soviet membentuk Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) pada bulan Oktober 1949.

Di Jerman Barat, pendudukan Sekutu berlanjut hingga 5 Mei 1955 dengan disepakatinya Traktat Umum yang kemudian segera diberlakukan. Namun pada saat pembentukan Republik Federal Jerman pada Mei 1949, gubernur-gubernur militer yang memerintah kemudian digantikan oleh Komisaris Tinggi yang berasal dari kalangan sipil yang kewenangannya berada diantara kewenangan seorang gubernur dan seorang duta besar. Ketika Traktat Umum diratifikasi, pendudukan Sekutu secara resmi berakhir dan Zona Pendudukan Jerman Barat dihapuskan. Jabatan Komisaris Tinggi kemudian digantikan oleh seorang Duta Besar biasa. Jerman Barat juga diizinkan untuk mempunyai kekuatan militer, membentuk Bundeswehr atau Pasukan Pertahanan Federal yang dibentuk pada 12 November 1955.

Keadaan yang sama juga terjadi di Jerman Timur. Pada 7 Oktober secara resmi Republik Demokratik Jerman didirikan. Pada 10 Oktober 1949, Pemerintahan Militer Soviet di Jerman digantikan oleh Komisi Kontrol Soviet dengan kedaulatan yang terbatas diberikan kepada pemerintah Republik Demokratik Jerman hingga 11 November 1949. Setelah kematian Joseph Stalin pada Maret 1953, Komisi Kontrol Soviet digantikan oleh Kantor Komisaris Tinggi Soviet pada 28 Mei 1953. Jabatan Komisaris Tinggi kemudian dihapus dan diganti oleh seorang Duta Besar dan kedaulatan umum diberikan kepada Republik Demokratik Jerman dengan ditandai oleh sebuah Traktat Kenegaraan (Staatsvertrag) pada 20 September 1955. Pada 1 Maret 1956, Republik Demokratik Jerman mendirikan militernya dan diberi nama Tentara Rakyat Nasional

Meskipun telah diberikan kedaulatan umum terhadap Jerman Barat dan Timur pada 1955, kedaulatan penuh dan tidak terbatas dibawah hukum internasional tidak pernah dinikmati oleh Jerman Timur dan Barat hingga terjadinya reunifikasi Jerman pada bulan Oktober 1990. Meskipun secara efektif Jerman Barat adalah sebuah negara independen, negara-negara Barat masih tetap mempertahankan hukum yurisdiksi terbatas terhadap "Jerman secara menyeluruh" di Jerman Barat dan Berlin Barat. Diwaktu yang bersamaan pula Jerman Timur yang menjadi negara satelit Uni Soviet berusaha meningkatkan kemerdekaannya dalam setiap tindak-tanduknya sambil tetap melakukan koordinasi atas segala urusan kepada Uni Soviet. Ketentuan dalam Perjanjian Penyelesaian Akhir Sehubungan dengan Jerman, juga dikenal sebagai "Perjanjian Dua-plus-Empat", memberikan kewenangan kedaulatan penuh kepada Jerman juga tidak diundangkan hinggal 15 Maret 1991, stelah semua pemerintahan yang ikut berpartisipasi telah melakukan ratifikasi traktat itu. Sebagaimana diatur dalam Perjanjian, pasukan pendudukan terakhir berangkat dari Jerman ketika kehadiran Rusia dihentikan pada tahun 1994, meskipun Pasukan Belgia di Jerman tetap berada di wilayah Jerman hingga akhir tahun 2005.

Sebuah plebisit di tahun 1956 mengakhiri kontrol Prancis atas Protektorat Saar dan Protektorat Saar kemudian bergabung kedalam Jerman Barat menjadi negara bagian Saarland pada 1 Januari 1957.

Kota Berlin tidak menjadi bagian dari Jerman Barat atau Timur dan secara de jure tetap diperintah oleh empat negara Sekutu yang menduduki Jerman sampai reunifikasi Jerman pada Oktober 1990. Untuk segala urusan administratif, tiga sektor kekuatan sekutu (AS, Inggris dan Prancis) di barat Kota Berlin kemudian bergabung membentuk Berlin Barat menjadi bagian de facto dari Jerman Barat. Sektor pendudukan Soviet di timur Berlin menjadi Berlin Timur dan ditetapkan sebagai ibukota Republik Demokratik Jerman meskipun tidak mendapat pengakuan dari negara-negara barat.

Kebijakan Pendudukan sunting

Tujuan-tujuan Negara-negara Sekutu yang berkaitan dengan Jerman pascaperang pertama kali dikemukakan pada Konferensi Yalta dimana Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill dan Joseph Stalin menandatangani sebuah perjanjian yang menyatakan keinginan mereka untuk melucutkan dan membubarkan Angkatan Bersenjata Jerman, Staf Jenderal Jerman, menghapuskan seluruh perlengkapan militer Jerman, membubarkan atau mengambil alih industri Jerman yang dapat digunakan untuk produksi militer, menghukum para penjahat perang, meminta perbaikan yang tepat atas kerusakan yang dilakukan oleh Jerman, menghilangkan partai Nazi dan segala organisasi yang ada dibawah kendali partai nazi, menghilangkan pengaruh nazi dari kehidupan publik Jerman dan melakukan hal-hal lainnya yang dianggap dapat meyakinkan kehidupan yang damai dan aman pasca perang[16]. Kesepakatan yang dibuat oleh Sekutu sangat penting untuk memastikan Jerman tidak akan menyebabkan pecahnya perperangan lagi dimasa yang akan datang, meskipun di luar hal-hal itu, pendapat mereka tentang masa depan Jerman berbeda-beda[17].

Kebijakan Pendudukan Amerika Serikat sunting

 
Poster Propagandda AS menggunakan korban kamp konsentrasi Nazi untuk memberikan peringatan terhadap fraternization.

Amerikas Serikat pada awalnya telah mempertimbangkan sebuah pendekatan yang bersifat hukuman. Pendekatan ini dikenalkan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat, Henry Morgenthau Jr. yang kemudian dikenal dengan istilah Morgenthau Plan. Dibawah rencana ini, Jerman akan dipecah menjadi empat negara dan dilakukan demiliterisasi sekaligus deindustrialisasi hingga menjadi negara agraris[18]. Morgenthau Plan ini kemudian ditentang oleh Menteri Luar Negeri Cordell Hull dan Menteri Perang Henry L. Stimson. Roosevelt menjarakkan dirinya dari ide Morgenthau tersebut setelah diberitakan di sejumlah media dan koran-koran AS[19]. Sehingga pada akhirnya, kebijakan pendudukan AS di Jerman ditentukan oleh Departemen Perang Amerika Serikat dengan beberapa tujuan dirangkum seperti four Ds: Denazifikasi, Demokratisasi, Demiliterisasi, dan Desentralisasi[20][19].

Awalnya, AS sangat ketat dalam upayanya mencegah persaudaraan dengan warga sipil Jerman. Tentara AS dilarang berjabat tangan dengan orang Jerman, mengunjungi rumah orang Jerman, bermain atau berolahraga bersama, saling bertukar hadiah, berjalan bersama, ikut terlibat dalam event bersama orang Jerman. Kebijakan ini dilaksanakan secara ketat di sejumlah tempat, meskipun di beberapa tempat ada yang mengabaikan kebijakan ini sehingga akibatnya kebijakan tersebut dengan cepat ditinggalkan[21]. Orang-orang Jerman juga dilarang tinggal di bangunan yang ada tentara AS didalamnya mengakibatkan orang Jerman diusir dari rumah mereka[21].

Kebijakan Pendudukan Britania Raya sunting

Kebijakan Pendudukan yang diterapkan Britania Raya pada hakikatnya hampir mirip dengan Amerika Serikat, namun kebijakan pendudukan Britania Raya sangat fokus pada permasalahan ekonomi. Zona Pendudukan Britania Raya termasuk wilayah industri Ruhr, yang telah terkena pengeboman. Oleh karena itu wilayah tersebut menghadapi kekurangan pangan dan tempat tinggal. Arahan awal pendudukan Inggris terutama berkaitan dengan pertimbangan ekonomi dan pasokan makanan[19].

Untuk mewujudkan tujuan demokratisasi jangka panjangnya, Britania Raya mengimplementasikan model pemerintahan berdasarkan sistem yang dipakai di Britania Raya dengan menempatkan penekanan yang berat atas demokrasi tingkat lokal. Tujuannya adalah untuk membuat model administrasi pemerintahan bergaya Inggris dengan para pegawai yang memandang diri mereka sebagai Pegawai Negeri Sipil, atas dasar bahwa hal tersebut akan membantu mendidik kembali masyarakat Jerman menuju cara berpikir demokratis. Untuk mencapai dasar tersebut, Inggris mengenalkan struktur pemerintahan lokal baru termasuk memperkenalkan sebuah jabatan non-politis yang mirip dengan Direktur Kota yang ada di Inggris untuk menggantikan jabatan walikota yang dipakai pada era Nazi[19].

Pada umumnya, Britania Raya sangat percaya bahwa reedukasi adalah sebuah makna untuk menggapai demokrasi itu sendiri yang akan mengarahkan orang-orang Jerman untuk memprioritasikan pembentukan kembali sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di wilayah mereka[22].

Kebijakan Pendudukan Prancis sunting

Prancis sedikit khawatir dengan peningkatan moral dan karakter sipil orang Jerman, sehingga mereka fokus pada hal untuk meyakinkan keamanan Prancis di masa yang akan datang dan mengutilisasi sumber-sumber daya dari zona pendudukan Prancis untuk memfasilitasi pemulihan perekonomian di Prancis itu sendiri[19]. Karena salah satu dari tujuan zona pendudukan Prancis adalah untuk menyakinkan diri mereka bahwa Jerman tidak akan lagi menjadi negara yang dapat mengancam Prancis. Perancis sangat menentang pendekatan terpadu terhadap pendudukan, dan lebih menyukai struktur politik yang sebisa mungkin terdesentralisasi[19].

Dibidang Perekonomian, Prancis mengambil alih kesempatan untuk mengekstraksi sumber daya batu bara dan besi dari wilayah Saar, menggabungkannya dengan Prancis dalam sebuah cukai dan perserikatan keuangan dan mendorong pengembangan industri ekspor. Hasilnya, Prancis berhasil mendapatkan kelebihan dari zona pendudukan mereka, dan mencegahnya menjadi tanggung jawab finansial sebagaimana zona Inggris dan Amerika terhadap kekuatan pendudukan mereka masing-masing[19].

Kebijakan Pendudukan Uni Soviet sunting

Tujuan pendudukan Uni Soviet di Jerman juga mirip dengan Prancis, dengan tujuan utamanya untuk mencegah agresi Jerman ke Uni Soviet di masa yang akan datang dan meminta perbaikan[19].

Aktivitas politik di zona pendudukan Uni Soviet diawasi oleh Administrasi Militer Soviet yang menjaga kontrol ketat atas orang-orang Jerman dan memberikan sedikit ruang bagi pejabat lokal Jerman untuk mengambil tindakan independen[19]. Jabatan penting dalam pemerintahan daerah, khususnya yang berhubungan dengan anggota keamanan, diberikan kepada anggota partai Komunis[21].

Otoritas pendudukan Soviet juga melaksanakan program reformasi pertanahan yang ketat, mengambil alih lahan-lahan luas dan memberlakukan kendali langsung atas sebagian besar aktivitas ekonomi di zona tersebut[19]. Mereka menutup bank-bank besar dan perusahaan asuransi pada bulan Juli 1945, dan menyita properti yang dulunya milik negara Jerman, Wehrmacht, partai Nazi, dan organisasi Nazi[19].

Keadaan di Zona Pendudukan sunting

 
Trümmerfrauen saat sedang bekerja di Berlin

Keadaan pangan di wilayah pendudukan Jerman awalnya sangat mengerikan. Pada musim semi tahun 1946 rasio resmi di zona Amerika Serikat tidak lebih dari 1.275 Kalori (5.330 kJ) perharinya, dengan beberapa area kemungkinan menerima sedikitnya 700 kalori (2.900 kJ) per harinya. Keadaan pangan di zona Britania Raya juga sangat mengerikan sebagaimana yang dilihat langsung oleh penerbit Inggris Victor Gollancz yang datang ke sana pada bulan Oktober - November 1946. Di Kota Düsseldorf alokasi normal dalam 28 hari seharusnya mencapai 1.548 kalori (6.480 kJ) termasuk 10 kilogram roti, namun karena adanya keterbatasan gandum sehingga rasio jatah roti berkurang menjadi 85 kg dalam hitungan 28 hari. Bagaimanapun karena hanya terdapat cukup roti untuk sekitar 50% dari jatah yang "dipanggil" ini, maka total kekurangannya adalah sekitar 50%, bukan 15% seperti yang dinyatakan dalam jawaban menteri di Parlemen Inggris pada tanggal 11 Desember. Jadi hanya sekitar 770 kalori (3.200 kJ) yang dapat dipasok, dan dia mengatakan bahwa jatah musim dingin di Jerman akan berjumlah 1.000 kalori (4.200 kJ) karena peningkatan yang terjadi baru-baru ini "sebagian besar hanya bersifat mitos". Bukunya memuat foto-foto yang diambil pada kunjungan tersebut dan surat-surat kritis serta artikel surat kabar yang diterbitkannya di beberapa surat kabar Inggris; The Times, Daily Herald, Manchester Guardian, dll[23].

Beberapa tentara juga mengambil keuntungan dari keadaan tersebut dengan mengeksploitasi persediaan makanan dan rokok mereka yang melimpah (mata uang pasar gelap) untuk sampai ke gadis-gadis lokal Jerman yang dikenal sebagai umpan penipuan (The New York Times, 25 Juni 1945). Beberapa tentara masih merasa gadis-gadis itu adalah musuh, namun tetap memanfaatkan mereka untuk seks[24].

Ibu-ibu miskin dari anak-anak yang dilahirkan biasanya tidak menerima tunjangan anak. Pada tahap awal pendudukan, tentara AS tidak diperbolehkan membayar nafkah untuk anak yang mereka akui sebagai ayah mereka, karena tindakan tersebut dianggap "membantu musuh". Pernikahan antara tentara kulit putih AS dan wanita Austria tidak diizinkan hingga Januari 1946, dan dengan wanita Jerman hingga Desember 1946[24].

Anak dari tentara keturunan Afrika-Amerika biasanya dikenal sebagai Negermischlinge (peranakan setengah negro) yang berjumlah sekitar tiga persen dari total jumlah anak yang menjadi ayah dari GI, sangat dirugikan karena ketidakmampuan mereka menyembunyikan identitas orang asing dari ayah mereka[25]. Bagi banyak tentara kulit putih AS di era ini, perkawinan antar ras bahkan dengan populasi kulit putih "musuh" dianggap sebagai sebuah kebiadaban yang tidak dapat ditoleransi. Tentara Afrika-Amerika yang enggan untuk mengakui bahwa mereka adalah ayah dari anak-anak tersebut karena hal ini akan mengundang pembalasan dan bahkan tuduhan pemerkosaan, sebuah kejahatan yang dituntut lebih agresif oleh otoritas militer terhadap orang-orang Afrika-Amerika dibandingkan dengan tentara Kaukasia, yang kemungkinan besar akan menghasilkan hukuman di pengadilan- militer (sebagian karena perempuan Jerman cenderung tidak mengakui hubungan seksual suka sama suka dengan perempuan Afrika-Amerika dan lebih cenderung dipercaya jika dia melakukan tuduhan pemerkosaan terhadap perempuan Afrika-Amerika) dan berpotensi dijatuhi hukuman mati. Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi di mana seorang tentara Afrika-Amerika bersedia mengambil tanggung jawab untuk menjadi ayah dari seorang anak, hingga tahun 1948 Angkatan Darat AS melarang pernikahan antar ras[25]. Para ibu dari anak-anak tersebut sering kali menghadapi pengucilan yang sangat kejam[26].

Komisi Tinggi Sekutu untuk Jerman antara tahun 1950 hingga 1955 melarang "proses untuk menetapkan ayah atau tanggung jawab atas pemeliharaan anak-anak"[25]. Bahkan setelah larangan tersebut dicabut, pengadilan Jerman Barat hanya mempunyai sedikit kekuasaan atas tentara Amerika.

Meskipun prajurit Sekutu diperintahkan untuk mematuhi hukum setempat selama berada di Jerman, tentara tidak dapat dituntut oleh pengadilan Jerman atas kejahatan yang dilakukan terhadap warga negara Jerman kecuali jika diizinkan oleh otoritas pendudukan. Biasanya, ketika seorang tentara dituduh melakukan tindakan kriminal, otoritas pendudukan lebih memilih untuk menangani masalah tersebut melalui sistem peradilan militer. Hal ini terkadang berujung pada hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan hukuman yang dijatuhkan berdasarkan hukum Jerman – khususnya, prajurit AS dapat dieksekusi jika diadili di pengadilan militer dan dinyatakan bersalah melakukan pemerkosaan[26]. Lihat Amerika Serikat v. Prajurit Kepala John A. Bennett, 7 C.M.A. 97, 21 CMR 223 (1956).

Kekacauan sunting

Perang Sekutu terakhir yang berlangsung di Jerman dan rencana pendudukan Sekutu dipengaruhi oleh rumor tentang rencana pemberontakan Werwolf Nazi, dan penipuan Nazi yang berhasil tentang rencana penarikan pasukan ke benteng Alpenfestung. Pangkalan ini seharusnya digunakan untuk melakukan perang gerilya, namun rumor tersebut ternyata tidak benar. Tidak ada kematian Sekutu yang dapat dikaitkan dengan pemberontakan Nazi[27].

Kebijakan Pengusiran sunting

 
Anak-anak Jerman dideportasi dari wilayah timur yang diambil alih oleh Polandia tiba di Jerman Barat, Agustus 1948

Konferensi Potsdam mengatur rencana-rencana yang akan diterapkan untuk masa depan Jerman. Sebagaimana yang tercatat dalam Bab XIII dalam Perjanjian Potsdam pada 1 Agustus 1945 menyatakan bahwa "pemindahan penduduk Jerman ke Jerman...di Polandia, Cekoslowakia, dan Hongaria harus dilakukan"; "pengusiran liar" telah terjadi.

Hungaria yang sebelumnya bersekutu dengan Jerman dan penduduknya menentang pengusiran minoritas Jerman mencoba untuk melawan deportasi itu. Hungaria harus menyerah pada tekanan yang diberikan terutama oleh Uni Soviet dan Majelis Kontrol Sekutu[28]. Jutaan orang diusir dari bekas wilayah timur Jerman, Polandia dan Cekoslowakia, Hungaria dan daerah lainnya untuk dipindahkan ke zona pendudukan Britania Raya, Amerika Serikat dan Uni Soviet yang telah setuju sebagaimana yang tertulis dalam Perjanjian Potsdam untuk menampung para pengungsi pasca perang ke dalam zona pendudukan mereka. Banyak dari para pengungsi yang tetap berada di kamp-kamp pengungsian untuk jangka waktu yang lama. Beberapa orang Jerman tetap berada di Uni Soviet dan mereka dijadikan sebagai buruh paksa selama bertahun-tahun.

Prancis tidak diundang dalam Konferensi Potsdam. Akibatnya, mereka memilih untuk mengadopsi beberapa keputusan dalam Perjanjian Potsdam dan mengabaikan keputusan lainnya. Prancis mempertahankan pendirian bahwa mereka tidak menyetujui pengusiran pascaperang dan oleh karena itu mereka tidak bertanggung jawab untuk mengakomodasi dan memberi makan orang-orang miskin yang diusir di zonanya. Beberapa pengungsi yang terkait dengan perang tiba di wilayah yang menjadi zona Prancis sebelum bulan Juli 1945 telah dirawat, oleh pemerintah militer Prancis di Jerman menolak menampung para pengungsi yang datang dari timur ke dalam zona mereka. Pada Desember 1946, Pemerintah Militer Prancis di Jerman menampung pengungsi ke dalam zonanya para pengungsi Jerman dari Denmark, tempat 250.000 orang Jerman mencari perlindungan dari Soviet melalui kapal laut antara bulan Februari dan Mei 1945[15]. Namun, mereka jelas merupakan pengungsi yang berasal dari bagian timur Jerman yang terkait dengan perang, dan bukan orang-orang yang diusir pascaperang.

Gubernur Militer dan Komisaris Tinggi[29] sunting

Zona Pendudukan Amerika Serikat di Jerman sunting

Gubernur Militer Zona Pendudukan Amerika Serikat di Jerman
Potret Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Eisenhower, DwightJenderal Besar
Dwight D. Eisenhower
(1890–1969)
8 Mei 194510 November 1945186 hari  Angkatan Darat Amerika Serikat
Patton, GeorgeJenderal
George S. Patton
(1885–1945)
Penjabat
11 November 194525 November 194514 hari  Angkatan Darat Amerika Serikat
2McNarney, JosephJenderal
Joseph T. McNarney
(1893–1972)
26 November 19455 Januari 19471 tahun, 40 hari  Angkatan Udara Amerika Serikat
3Clay, LuciusJenderal
Lucius D. Clay
(1898–1978)
6 Januari 194714 Mei 19492 tahun, 128 hari  Angkatan Darat Amerika Serikat
Huebner, ClarenceLetnan Jenderal
Clarence R. Huebner
(1888–1972)
Penjabat
15 Mei 194921 September 1949129 hari  Angkatan Darat Amerika Serikat
Komisaris Tinggi Zona Pendudukan Amerika Serikat di Jerman
Potret Komisaris Tinggi Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat
1McCloy, JohnJohn J. McCloy
(1895–1989)
21 September 19491 Agustus 19522 tahun, 315 hari
2Donnelly, WalterWalter J. Donnelly
(1896–1970)
1 Agustus 195211 Desember 1952132 hari
Reber, SamuelSamuel Reber
(1903–1971)
Penjabat
11 Desember 195210 Februari 195361 hari
3Conant, JamesJames B. Conant
(1893–1978)
10 Februari 19535 Mei 19552 tahun, 84 hari

Zona Pendudukan Britania Raya di Jerman sunting

Gubernur Militer Zona Pendudukan Britania Raya di Jerman
Potret Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Montgomery, BernardMarsekal Lapangan
Bernard Montgomery
(1887–1976)
[c]
22 Mei 194530 April 1946343 hari  Angkatan Darat Britania Raya
2Douglas, SholtoMarsekal
Sir Sholto Douglas
(1893–1969)
1 Mei 194631 Oktober 19471 tahun, 183 hari  Angkatan Udara Britania Raya
3Robertson, BrianJenderal
Sir Brian Robertson
(1896–1974)
1 November 194721 September 19491 tahun, 324 hari  Angkatan Darat Britania Raya
Komisaris Tinggi Zona Pendudukan Britania Raya di Jerman
Portrait High Commissioner Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Robertson, BrianJenderal
Sir Brian Robertson
(1896–1974)
21 September 194924 Juni 1950276 hari  Angkatan Darat Britania Raya
2Kirkpatrick, IvoneSir Ivone Kirkpatrick
(1897–1964)
24 Juni 195029 September 19533 tahun, 97 hari-
3Millar, FrederickSir Frederick Millar
(1900–1989)
29 September 19535 Mei 19551 tahun, 218 hari-

Zona Pendudukan Prancis di Jerman sunting

Panglima Militer
Potret Panglima Militer Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1de Lattre, JeanJenderal Besar
Jean de Lattre de Tassigny
(1889–1952)
8 Mei 1945Juli 19451 bulan  Angkatan Darat Prancis
Gubernur Militer Pendudukan Prancis di Jerman
Potret Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Kœnig, Marie-PierreJenderal Besar
Marie-Pierre Kœnig
(1898–1970)
Juli 194521 September 19494 tahun, 2 bulan  Angkatan Darat Prancis
Komisaris Tinggi Pendudukan Prancis di Jerman
Potret Komisaris Tinggi Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat
1François-Poncet, AndréAndré François-Poncet
(1887–1978)
21 September 19495 Mei 19555 tahun, 226 hari

Zona Pendudukan Uni Soviet di Jerman sunting

Panglima Militer Pendudukan Uni Soviet di Jerman
Potret Panglima Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
N/AZhukov, GeorgyMarsekal
Georgy Zhukov
(1896–1974)
Panglima Front Belarusia Ke-I
(di Brandenburg dan Berlin)
April 19459 Juni 19452 bulan  Angkatan Darat Uni Soviet
N/ARokossovsky, KonstantinMarsekal
Konstantin Rokossovsky
(1896–1968)
Panglima Front Belarusia Ke-II
(di Mecklenburg)
April 19459 Juni 19452 bulan  Angkatan Darat Uni Soviet
N/AKonev, IvanMarsekal
Ivan Konev
(1897–1973)
Panglima Front Ukraina Ke-I
(di Saxony)
April 19459 Juni 19452 bulan  Angkatan Darat Uni Soviet
Administrator Utama Adminstrasi Militer Uni Soviet
Potret Administrator Utama Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Zhukov, GeorgyMarsekal
Georgy Zhukov
(1896–1974)
9 Juni 194510 April 1946305 hari  Angkatan Darat Uni Soviet
2Sokolovsky, VasilyMarsekal
Vasily Sokolovsky
(1897–1968)
10 April 194629 Maret 19492 tahun, 353 hari  Angkatan Darat Uni Soviet
3Chuikov, VasilyJenderal
Vasily Chuikov
(1900–1982)
29 Maret 194910 Oktober 1949195 hari  Angkatan Darat Uni Soviet
Ketua Komisi Kontrol Uni Soviet
Potret Ketua Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat Dinas/cabang militer
1Chuikov, VasilyJenderal
Vasily Chuikov
(1900–1982)
10 Oktober 194928 Mei 19533 tahun, 230 hari  Angkatan Darat Uni Soviet
Komisaris Tinggi
Potret Komisaris Tinggi Mulai jabatan Akhir jabatan Lama menjabat
1Semyonov, VladimirVladimir Semyonov
(1911–1992)
28 Mei 195316 July 19541 tahun, 49 hari
2Pushkin, GeorgyGeorgy Pushkin
(1909–1963)
16 Juli 195420 September 19551 tahun, 66 hari

Daftar Referensi sunting

  1. ^ Schiller, Melanie. Soundtracking Germany. Diakses tanggal 25 August 2020. 
  2. ^ "What Is to Be Done?". Time. 9 July 1945. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2023. Diakses tanggal 17 April 2020. 
  3. ^ Knowles, Chris (29 January 2014). "Germany 1945–1949: a case study in post-conflict reconstruction". History & Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 June 2023. Diakses tanggal 19 July 2016. 
  4. ^ a b c d e f "I. Gebiet und Bevölkerung" Diarsipkan 27 July 2020 di Wayback Machine.. Statistisches Bundesamt. Wiesbaden.
  5. ^ "British Army of the Rhine". BAOR Locations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2015. Diakses tanggal 1 November 2015. 
  6. ^ Brüll, Christoph (2011). "Entre ressentiment et ré-éducation, L'Armée belge d'Occupation et les Allemands, 1945–1952" (PDF). Cahiers d'Histoire du Temps Présent. 23: 55–56. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 October 2013. Diakses tanggal 6 July 2013. 
  7. ^ Brüll, hlm. 55–94.
  8. ^ Brüll, hlm. 55.
  9. ^ "Agreement concerning the participation of a Danish contingent in the occupation of Germany. Signed at Copenhagen, April 22, 1947". Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2023. Diakses tanggal 18 January 2023. 
  10. ^ "The Danish Brigade in Germany 1947–1958" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 March 2023. Diakses tanggal 18 January 2023. 
  11. ^ Reinisch, Jessica (2013). The Perils of Peace. OUP. hlm. 261. 
  12. ^ de Gaulle, Charles (1959). Mémoires de guerre : Le Salut 1944–1946. Plon. hlm. 170, 207. 
  13. ^ a b c "L'Armée luxembourgeoise après la libération (1944–1967)". Armée.lu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2013. Diakses tanggal 6 July 2013. 
  14. ^ Murphy, David E.; Kondrashev, Sergei A.; Bailey, George (1997). Battleground Berlin: CIA vs. KGB in the Cold War. New Haven: Yale University Press. hlm. 33. ISBN 978-0-300-07871-8. 
  15. ^ a b Cf. the report of the Central State Archive of Rhineland-Palatinate on the first expellees arriving in that state in 1950 from other German states in the former British or American zone: "Beyond that [the fact, that until France took control of her zone west only few eastern war refugees had made it into her zone] already since summer 1945 France refused to absorb expellee transports in her zone. France, who had not participated in the Potsdam Conference, where the expulsions of eastern Germans had been decided, and who therefore did not feel responsible for the ramifications, feared an unbearable burden for its zone anyway strongly smarting from the consequences of the war." N.N., "Vor 50 Jahren: Der 15. April 1950. Vertriebene finden eine neue Heimat in Rheinland-Pfalz" Diarsipkan 31 July 2013 di Wayback Machine., on: Rheinland-Pfalz Landesarchivverwaltung Diarsipkan 25 April 2009 di Wayback Machine., retrieved on 4 March 2013.
  16. ^ "Document 500: Communiqué Issued at the End of the Conference". Foreign Relations of the United States: The Conferences at Malta and Yalta 1945. U.S. Department of State. 12 February 1945. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2023. 
  17. ^ Bessel, Richard (2010). Germany 1945: From War to Peace (edisi ke-eBook). London: Pocket Books. ISBN 978-1-84983-201-4.  chpt. 10, "Visions of a New World".
  18. ^ MacDonogh, Giles (2007). After the Reich: The Brutal History of the Allied Occupation. New York: Basic Books. hlm. 7. ISBN 978-0-465-00337-2. 
  19. ^ a b c d e f g h i j k Bessel 2010, chpt. 10.
  20. ^ MacDonogh 2007, hlm. 7.
  21. ^ a b c Bessel 2010, chpt. 7.
  22. ^ MacDonogh 2007, hlm. 253-254.
  23. ^ Gollancz, Victor (1947). In Darkest Germany. Victor Gollancz, London. hlm. 116, 125–6. 
  24. ^ a b academic.oup.com https://academic.oup.com/jsh/article-abstract/34/3/611/1044895?redirectedFrom=fulltext&login=false. Diakses tanggal 2023-11-08.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  25. ^ a b c Wiltenburg, Mary; Widmann, Marc (2007-01-02). "WWII G.I. Babies: Children of the Enemy". Der Spiegel (dalam bahasa Inggris). ISSN 2195-1349. Diakses tanggal 2023-11-08. 
  26. ^ a b Hitchcock, William I. (2008). The Bitter Road to Freedom. New York: Free Press. 
  27. ^ Benjamin, Daniel (29 August 2003). "Condi's Phony History". Slate magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 July 2008. Diakses tanggal 8 July 2008. 
  28. ^ The Expulsion of the 'German' Communities from Eastern Europe at the End of the Second World War Diarsipkan 1 October 2009 di Wayback Machine. Steffen Prauser and Arfon Rees, European University Institute, Florence, Department of history and civilization
  29. ^ "Allied Military Occupation". worldstatesmen.org. B. Cahoon. Diakses tanggal 1 August 2019. 

Pranala luar sunting



Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan