Pencarian dan pelacakan inframerah

Sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRSTinfrared search and track) (kadang-kadang dikenal sebagai penglihatan dan pelacakan inframerah) adalah metode untuk mendeteksi dan melacak objek yang mengeluarkan radiasi inframerah (lihat jejak inframerah) seperti pesawat jet dan helikopter.[1]

Sensor IRST pada Su-35.

IRST adalah kasus umum dari inframerah pandang depan (FLIR), misalnya dari sebatas kewaspadaan pandangan depan menjadi ke segala arah. Sistem semacam itu bersifat pasif (kamera termografis), artinya mereka tidak memancarkan radiasi apa pun, tidak seperti radar. Ini memberikan keuntungan, yaitu lebih sulit dideteksi.

Namun, karena atmosfer melemahkan inframerah sampai batas tertentu (meskipun tidak sebanyak cahaya tampak) dan karena cuaca buruk juga dapat melemahkannya (sekali lagi, tidak seburuk sistem visual), jangkauan dibandingkan dengan radar menjadi terbatas. Namun, jika sasaran berada dalam jangkauan, resolusi sudutnya lebih baik daripada radar karena panjang gelombangnya lebih pendek.

Sejarah sunting

Generasi awal sunting

Penggunaan pertama dari sistem IRST tampaknya terjadi pada pesawat pencegat F-101 Voodoo, F-102 Delta Dagger, dan F-106 Delta Dart. F-106 memiliki dudukan IRST awal yang diganti pada tahun 1963 dengan dudukan versi produksi yang dapat ditarik ke dalam badan pesawat.[2] IRST juga dipasangkan pada Vought F-8 Crusader (varian F-8E) yang memungkinkan pelacakan pasif emisi panas dan mirip dengan Texas Instruments AAA-4 yang dipasang pada F-4 Phantom generasi awal.[3]

 
IRST AN/AAA-4 di bawah hidung F-4 Phantom

F-4 Phantom memiliki pencari inframerah Texas Instruments AAA-4[4] di bawah hidung pesawat pada versi produksi awal F-4B dan F-4C, tetapi tidak dipasang pada F-4-D karena kemampuan yang terbatas,[5] tetapi mempertahankan tonjolan tempat instrumen tersebut dan memang beberapa F-4D memiliki penerima IRST dipasang dalam bentuk yang dimodifikasi.[3]

F-4E menghilangkan tonjolan IRST AAA-4 dan menerima dudukan senjata internal yang menempati area di bawah hidung.[6] F-4J yang memiliki radar pulse-Doppler juga menghilangkan penerima IRST AAA-4 dan tonjolan di bawah hidung.[7]

Penggunaan pertama IRST di negara Eropa Timur adalah Mikoyan-Gurevich MiG-23[8][9] MiG-23 menggunakan (TP-23ML) IRST dan versi yang lebih baru menggunakan (26SH1) IRST.[10] Mikoyan-Gurevich MiG-25 PD juga dilengkapi dengan IRST kecil di bawah hidung.[11]

Saab J-35F2 Draken Swedia (1965) juga menggunakan IRST buatan Hughes Aircraft Company, N71.

Sistem modern sunting

Sistem IRST muncul kembali pada desain yang lebih modern mulai tahun 1980-an dengan diperkenalkannya sensor 2-D, yang mengacu pada sudut horizontal dan vertikal. Sensitivitas juga sangat meningkat, menghasilkan resolusi dan jangkauan yang lebih baik. Dalam beberapa tahun terakhir, sistem baru telah memasuki pasar. Pada tahun 2015, Northrop Grumman memperkenalkan pod IRST OpenPod(TM),[12] yang menggunakan sensor buatan Leonardo.[13]

Kinerja sunting

Jangkauan deteksi bervariasi dengan faktor eksternal seperti:

  • awan
  • ketinggian
  • temperatur udara
  • orientasi sasaran
  • kecepatan sasaran

Semakin tinggi ketinggian, semakin kecil kepadatan atmosfer dan semakin sedikit radiasi inframerah yang diserapnya - terutama pada panjang gelombang yang lebih panjang. Efek pengurangan gesekan antara udara dan pesawat tidak mengompensasi transmisi radiasi inframerah yang lebih baik. Oleh karena itu, jangkauan deteksi inframerah lebih jauh di ketinggian yang tinggi.

Pada ketinggian yang tinggi, suhu berkisar dari -30 hingga -50 °C, memberikan kontras yang lebih baik antara suhu pesawat sasaran dan suhu latar belakang.

PIRATE IRST pada Eurofighter Typhoon dapat mendeteksi pesawat tempur subsonik dari jarak 50 km dari depan dan 90 km dari belakang[14] - jangkauan dari arah belakang yang lebih jauh adalah konsekuensi dari pengamatan langsung saluran gas buang mesin, dan peningkatan jarak deteksi yang lebih jauh lagi dapat terjadi jika sasarannya menggunakan pembakar lanjut.

Jangkauan di mana sasaran dapat diidentifikasi dengan meyakinkan untuk memutuskan pelepasan senjata lebih rendah daripada jangkauan deteksi secara signifikan - pabrikan IRST mengklaim jarak penembakan adalah sekitar 65% dari jangkauan deteksi.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Mahulikar, S.P., Sonawane, H.R., & Rao, G.A.: (2007) "Infrared signature studies of aerospace vehicles", Progress in Aerospace Sciences, v. 43(7-8), pp. 218-245.
  2. ^ Kinzey 1983, p. 12.
  3. ^ a b Sweetman 1987, p. 552.
  4. ^ Sweetman 1987, p. 526.
  5. ^ Sweetman 1987, p. 532.
  6. ^ Sweetman 1987, p. 537.
  7. ^ Eden 2004, p. 279.
  8. ^ "MiG-23 Flogger". 
  9. ^ https://www.globalsecurity.org/military/world/russia/mig-23.htm
  10. ^ https://fas.org/nuke/guide/russia/airdef/mig-23.htm
  11. ^ Peter G. Dancey(2015)Soviet Aircraft Industry,Fonthill Media
  12. ^ "OpenPod™ IRST and OpenPod™ Targeting". Northrop Grumman (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2016-11-03. 
  13. ^ Drew, Carey. "'Northrop unveils OpenPod as USAF seeks F-15 IRST". Flight Global. Diakses tanggal 5 June 2015. 
  14. ^ "Der Eurofighter "Typhoon" (VII) - Radar und Selbstschutz". Österreicher Bundesheer. June 2008. Diakses tanggal 2014-02-05.