Pemujaan api atau pendewaan api (juga disebut pirodulia, pirolatri, atau pirolatria) dikenal dalam berbagai agama dan kepercayaan. Api telah menjadi bagian penting dari budaya manusia sejak era Paleolitikum Bawah. Jejak pengendalian api paling awal yang diketahui ditemukan di Jembatan Putri Jacob, Israel, dan berasal dari 790.000 tahun yang lalu.[1] Gagasan agama atau animisme yang terkait dengan api kemungkinan bisa ditelusuri hingga masa pra-Homo sapiens awal tersebut.

Sebuah palet batu yang menggambarkan altar pemujaan api (kemungkinan terkait zoroastrianisme)

Hingga kini api terus menjadi bagian dari banyak agama dan budaya manusia. Misalnya, digunakan dalam kremasi dan api unggun; lilin digunakan dalam berbagai upacara keagamaan; api abadi digunakan untuk menandai peristiwa penting; dan Api Olimpiade yang dinyalakan selama pertandingan.

Referensi sunting

  1. ^ Goren-Inbar, Naama; Alperson, Nira; Kislev, Mordechai E.; Simchoni, Orit; Melamed, Yoel; Ben-Nun, Adi; Werker, Ella (30 April 2004). "Evidence of Hominin Control of Fire at Gesher Benot Ya'aqov, Israel". Science (dalam bahasa Inggris). 304 (5671): 725–727. Bibcode:2004Sci...304..725G. doi:10.1126/science.1095443. ISSN 0036-8075. PMID 15118160.