Pemelajaran campuran

Pembelajaran campuran (blended learning) adalah program pendidikan formal yang memungkinkan siswa (dapat) belajar (paling tidak sebagian) melalui (cara dimana) konten dan petunjuk (dari guru) yang disampaikan secara daring dengan (siswa mempunyai ) kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar..[1] Walau masih menghadiri ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas dikombinasikan dengan aktivitas bermedia komputer.[2] Pendukung pembelajaran campuran mengemukakan dua keunggulan model ini, yaitu peluang untuk pengumpulan data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian.[3] Sekolah yang menerapkan model pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu keluaran pencapaian siswa.[4]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Staker, H., Horn, M.B. (2012). Classifying K-12 Blended Learning Diarsipkan 2013-08-21 di Wayback Machine.. InnoSight Institute.
  2. ^ Strauss, V. (2012, Sep 22). Three fears about blended learning. The Washington Post.
  3. ^ Harel Caperton, I. (2012). Learning to Make Games for Impact Diarsipkan 2014-09-03 di Wayback Machine.. The Journal of Media Literacy, 59(1), 28-38.
  4. ^ Jacob, A.M. (2011). Benefits and Barriers to the Hybridization of Schools Diarsipkan 2013-09-27 di Wayback Machine.. Journal of Education Policy, Planning and Administration, 1(1): 61-82.