Pembicaraan:Wangsa

Dynasty dan Royal House sunting

Menurut saya sebaiknya dibedakan antara en:Dynasty dan en:Royal House. Kata wangsa mungkin lebih cocok dijadikan terjemahan royal house, sedangkan dynasty diterjemahkan sebagai dinasti. --Gombang 08:27, 2 Mei 2007 (UTC)

Hmm good point anda melontarkan ide bagus. Saya belum pernah mikir sampai ke situ. Meursault2004ngobrol 08:44, 2 Mei 2007 (UTC)

Di masyarakat Jawa ada konsep trah. Sptnya konsep ini lebih "masuk" dengan royal house. Atau? Kembangraps 08:57, 2 Mei 2007 (UTC)

Trah kan artinya tidak lain hanya keturunan. Tapi bisa juga sih digunakan saya kira. Misalkan dalam kalimat "Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Mataram trah Kasultanan Ngayogyakarta ...". Kata wangsa juga bagus dipakai. BTW kata "wangsa" itu asalnya sama dengan kata "bangsa". Meursault2004ngobrol 09:01, 2 Mei 2007 (UTC)
Mungkin lebih cocok dibilang "Sultan Hamengkubuwono IX, Raja Yogyakarta trah/wangsa Mataram". Bukannya raja-raja Yogyakarta dan Surakarta berasal dari keluarga yang sama? Btw, saya kepikiran soal ini setelah menulis artikel Wangsa Bendahara. Wangsa Bendahara baru jadi dinasti setelah mereka menduduki tahta Johor-Riau. --Gombang 09:10, 2 Mei 2007 (UTC)
Mungkin kata bani/banu dari bahasa Arab bisa dipinjam juga. Misalnya pada "Khalifah di Suriah berasal dari Bani Umayyah, dan di Bagdad berasal dari Bani Abbasiyah. Sultan-sultan Turki berasal dari Bani Usman." --Gombang 09:49, 2 Mei 2007 (UTC)

Kata "bani" saya kira lebih menjurus ke trah. Tidak selalu "wangsa" atau "dinasti" misalkan dalam frasa "kaum Yahudi bisa dikatakan kaum Bani Israil". Meursault2004ngobrol 09:58, 2 Mei 2007 (UTC)

Ya itu bisa juga. Pengetahuan bahasa Arab saya sedikit sekali, tapi setahu saya "bani" juga sering digunakan dalam pengertian "house". Misalnya keluarga raja-raja Jordania berasal Bani Hasyim, yang memerintah di Maroko adalah Bani Alawiyah. Tapi mungkin agak aneh digunakan dengan nama-nama non-Arab. --Gombang 10:12, 2 Mei 2007 (UTC)

Sedikit nyambung soal trah. soalnya saya sedang coba memahami mengenai penggunaan "trah" di kalangan penangkar anjing/burung. Kalau baca2 di majalah tentang keduanya, sering disebut2 tentang "trah" (misalnya "Kontes anjing trah", "Perkutut 'Susi Susanti' memiliki asal-usul trah perkutut juara", dsb.). Saya bertanya-tanya, betul ngga sih menggunakan kata itu untuk keperluan penangkaran. (maksudnya "trah" dalam konteks itu sebetulnya "ras murni"/en:pure breed). Di sisi lain ada undangan, misalnya untuk menghadiri "Pertemuan Halal-bihalal trah 'Mangkuwanito'". Nah, apakah trah itu konsep yg lbh umum atau sekadar sinonim dari "wangsa" atau "bani"? Kembangraps 15:04, 9 Mei 2007 (UTC)

Wah anjing kok disebut trah walaupun anjing ras sekalipun. Dalam bahasa Indonesia kan ada istilah "ras", jadi binatang yang ada silsilahnya dan garis keturunannya jelas. Salah kaprah itu namanya :-) Saya kira trah itu umum, bukan sinonim dari wangsa atau bani, meski mirip. Mas Kembang dari trah "Mangkuwanito" ya hahaha. Sekedar lelucon dulu ada teman suka mengejek raja-raja Jawa. Dia bilang "negara" ata "buana" atau "bumi" kok dipangku. Yang dipangku itu cewek lho. Maaf ini kebetulan ingat :-) Meursault2004ngobrol 15:25, 9 Mei 2007 (UTC)
Kembali ke halaman "Wangsa".