Pangkalan Bun (kota)

ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Indonesia

Pangkalan Bun (disingkat: PBUN[2]) adalah ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Pangkalan Bun merupakan bagian dari Kecamatan Arut Selatan dan aglomerasi dari beberapa wilayah kelurahan, terutama Kelurahan Mendawai, Kelurahan Raja, Kelurahan Mendawai Seberang, Kelurahan Baru dan Kelurahan Raja Seberang.

Pangkalan Bun
"Kota Manis"
Pangkalan Bun dari udara
Pangkalan Bun dari udara
Motto: 
Kota Manis (Minat, Aman, Nikmat, Indah dan Segar)
Pangkalan Bun di Kalimantan Tengah
Pangkalan Bun
Pangkalan Bun
Lokasi Pangkalan Bun (kota) di Kalimantan Tengah
Koordinat: 2°40′36″S 111°37′54″E / 2.676576°S 111.631678°E / -2.676576; 111.631678Koordinat: 2°40′36″S 111°37′54″E / 2.676576°S 111.631678°E / -2.676576; 111.631678
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
KabupatenKotawaringin Barat
KecamatanArut Selatan
KelurahanBaru
Mendawai
Mendawai Seberang
Raja
Raja Seberang
Luas
 • Total238,46[1] km2 (92,07 sq mi)
Populasi
 (2020[1])
 • Total46.797[1]
 • Kepadatan196,2/km2 (5,080/sq mi)
Zona waktuUTC+7 (Waktu Indonesia Barat)
Kode pos
Kode area telepon+62 532
Pangkalan Bun pada masa Hindia Belanda
Tepi sungai di Pangkalan Bun pada masa Hindia Belanda
Istana Kuning, peninggalan Kerajaan Kotawaringin

Menurut perkembangannya, Pangkalan Bun sebelumnya dikenal sebagai Sukabumi Pongkalanbu'un dan merupakan pelabuhan ("pangkalan") di tepi Sungai Buun (sekarang dekat Pasar Indra Sari). Awal mula nama Pangkalan Bun adalah Sukabumi Pongkalan Bu'un yang diberikan oleh Sultan Imanudin yang saat itu memerintah dan memindahkan ibu kota pemerintahan dari Kotawaringin Lama. Nama Pongkalan Bu'un sendiri diucapkan oleh raja sebagai bentuk penghormatan kepada seorang penduduk setempat yang bernama Bu'un yang telah berjasa untuk kesultanan kotawaringin. Kota Pangkalan Bun didirikan pada tanggal 9 Jumadil awwal 1221 H atau 25 Juli 1806 Masehi, bertepatan pada saat hari penancapan Tiang Sangga Benua. Kota ini merupakan tempat kedudukan Pangeran Ratu (raja) Kerajaan Kotawaringin, setelah istana di Kotawaringin Lama ditinggalkan pada tahun 1814. Istana di Pangkalan Bun biasa dikenal sebagai Istana Kuning. Pangeran Ratu (raja) Kerajaan Kotawaringin kedudukannya sejajar dengan Sultan Muda/Pangeran Mahkota di Kesultanan Banjar namun levelnya satu tingkat di bawah dari Sultan Banjar.

Pada perkembangan modern ini, Pangkalan Bun telah menjadi hub bagi berbagai perusahaan perkebunan dan silvikultur yang banyak memiliki lahan usaha di sekitar kota ini.

Hubungan darat yang melalui kota ini adalah Jalan Trans Kalimantan, sehingga Pangkalan Bun telah terhubung ke Sampit, Ketapang, dan Kota Pontianak. Akses laut bisa dilalui dengan pelabuhan di Pelabuhan Panglima Utar Kumai yang melayani jurusan Semarang dan Surabaya. Bandara Iskandar menjadi gerbang akses udara yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Ketapang, Sampit, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan. Per tahun 2012 ada empat perusahaan penerbangan yang melayani rute-rute ini.

Wisata sunting

1. Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Birute Galdikas orangutan.

2. Kampung Sega,Mendawai

3. Pantai Kubu

4. Talok Bogam

5. Danau Gatal

6. Arut Riverside

7. Istana Kuning

Kuliner sunting

  • Coto menggala, yaitu sejenis sup yang bahan utamanya adalah singkong atau ubi jalar. Kaldunya dari daging ayam juga memakai kikil untuk pengentalnya.
  • Tempuyak, yaitu hasil fermentasi dari buah durian.
  • Wadai Ilat Sapi, kue berbahan dasar Tepung terigu, gula merah, baking soda dan minyak goreng Berbentuk oval, berwarna kecoklatan.
  • Sambal Lucung, sambal dari bahan Bunga Lucung atau Kecombrang.
  • Harang Kadra, Yaitu Kopi tumbuk khas Kampung Raja.
  • Kerupuk Basa yaitu kerupuk yang belum dipotong tipis dan dijemur, kerupuk basah biasanya dibakar dulu lalu dicocolkan ke sambal.
  • Keropok Ikan dan Amplang ikan olahan berbahan dasar ikan dari sungai.

Referensi sunting