Pandemi Covid-19 di Selandia Baru

tinjauan umum pandemi koronavirus 2019–2020 di Selandia Baru pada 2020


Pandemi koronavirus di Selandia Baru pertama kali tercatat pada tanggal 28 Februari 2020, yang mana pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Iran. Dalam penanganan wabah ini, Selandia Baru melakukan 4 langkah sistem peringatan. Penerapan sistem peringatan tersebut ialah tingkat 4 mulai berlaku pada pukul 23.59 Rabu, 25 Maret 2020; tahap 3 berlaku pukul 23.59 Senin, 27 April 2020; tahap 2 berlaku pukul 23.59 hari Rabu, 13 Mei 2020; dan tahap 1 mulai berlaku pukul 23.59 Senin, 8 Juni 2020.[1]

Pandemi koronavirus di Selandia Baru
Peta Kasus terkonfirmasi oleh dewan kesehatan distrik
Peta wabah di Selandia Baru oleh dewan kesehatan distrik
Peta Kematian di Selandia menurut dewan kesehatan distrik
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiSelandia Baru
Kasus pertamaAuckland, Auckland
Tanggal kemunculan28 Februari 2020
(4 tahun, 3 minggu dan 6 hari)
Kasus terkonfirmasi1.154 (total)
Kasus dirawat
1
Kasus dicurigai350 (total)
Kasus sembuh1.481
Kematian
22
Situs web resmi
www.covid19.govt.nz
Kasus yang dicurigai belum dikonfirmasi karena galur ini sedang diteliti di laboratorium. Beberapa galur lain mungkin telah dicegah.

Kejadian sunting

Kasus COVID-19 pertama kali di Selandia Baru tercatat pada 28 Februari 2020. Pasien pertama berumur 60-an, yang sebelumnya memiliki riwayat dari Iran melalui Bali, Indonesia. Pasien tersebut tiba di Auckland, Selandia Baru pada tanggal 26 Februari 2020. Setelah dinyatakan positif pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland.[2][3] Akhir Maret 2020 total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Selandia Baru adalah 647 orang.[4] Akhir April 2020, Selandia Baru mencatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.476 orang dengan rincian 1.129 terkonfirmasi positif dan 347 kemungkinan positif.[5] Pada tanggal 8 Juni 2020 tercatat bahwa kasus positif COVID-19 di Selandia Baru sejumlah 1.504 kasus dengan rincian 1.154 kasus positif dan 350 kemungkinan positif, dengan jumlah kematian sebanyak 22 kasus, dan 1.482 yang sembuh.[6]

Pengujian sunting

Pada awal September 2021, Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield mengkonfirmasi bahwa Pemerintah memiliki rencana untuk memperluas pengujian air liur di wilayah perbatasan Auckland setelah berbulan-bulan tertunda saat hendak diluncurkan. Pengumuman ini mengikuti kritik dari ilmuwan peneliti Universitas Yale, Dr. Anne Wyllie, terhadap metode pengujian penyedia pengujian air liur Asia Pacific Healthcare Group.[7][8]

Sistem peringatan sunting

Dalam penanganan wabah COVID-19 di Selandia Baru, negara ini menerapaka sistem peringatan pada berbagai tahapan seperti berikut:[1]

  • Tingkat 1 - Persiapan, hal ini dilakukan ketika wabah COVID-19 tidak terkendali di luar negeri dan penularan rumah tangga yang terisolasi dapat terjadi di negara tersebut. Langkah-langkah yang dapat diterapkan secara nasional dan daerah, antara lain:
    • Membatasi pintu masuk Selandia Baru untuk untuk meminimalkan risiko membawa COVID-19.
    • Pengujian intensif untuk COVID-19.
    • Penelusuran cepat terhadap penderita yang positif COVID-19.
    • Isolasi mandiri dan karantina.
    • Sekolah dan tempat kerja dibuka, dan harus beroperasi dengan aturan agar tetap aman.
    • Melakukan physical distancing.
    • Tidak ada batasan untuk pertemuan.
    • Tetap di rumah jika sedang sakit, melaporkan penyakit seperti gejala flu.
    • Mencuci dan mengeringkan tangan. Apabila batuk ditutup dengan siku dan tidak menyentuh wajah.
    • Tidak ada batasan untuk transportasi domestik dan menghindari transportasi umum atau bepergian jika sakit.
  • Tingkat 2 - Pengurangan, hal ini dilakukan apabila terjadi transmisi di dalam suatu kelompok masyarakat.
    • Penduduk dapat berinteraksi dengan teman dan keluarga serta dapat bersosialisasi dalam kelompok hingga 100 orang. Selain itu, masyarakat dapat berbelanja atau bepergian ke dalam negeri denganmengikuti panduan kesehatan masyarakat.
    • Menjaga jarak fisik antarpenduduk 2 meter dengan orang tidak kenal saat berada di tempat umum. Apabila ditempat yang terkendali, seperti tempat kerja menjaga jarak sekitar 1 meter.
    • Tidak lebih dari 100 orang pada acara komunal misal pernikahan, perayaan ulang tahun, dan pemakaman.
    • Sektor bisnis dapat dibuka untuk umum, dengan mengikuti panduan kesehatan masyarakat yaitu dengan menjaga jarak dan mencatat siapa saja yang melakukan interaksi.
    • Bisnis perhotelan harus melakukan pemisahkan kelompok pelanggan, tempat duduk, dan dilayani oleh satu orang. Pelayanan dilakukan maksimal 100 orang sekaligus.
    • Kegiatan olahraga dan rekreasi diperbolehkan, namun dilperhatikan kondisi pertemuan, pencatatan kunjungan, dan melakukan jarak fisik.
    • Tempat umum seperti museum, perpustakaan, dan kolam renang dapat dibuka dengan mematuhi langkah-langkah kesehatan masyarakat dan memastikan jarak 1 meter antarpengunjung dan melakukan pencatatan siapa saja yang berkunjung.
    • Tempat hiburan, termasuk bioskop, stadion, tempat konser, dan kasino dapat dikunjungi lebih dari 100 orang namun tidak pada ruang yang khusus, sehingga tidak bercampur.
    • Layanan perawatan kesehatan dan disabilitas beroperasi seperti biasa.
    • Anak-anak dapat pergi ke sekolah, baik dalam pembelajaran usia dini hingga pendidikan tinggi, namun terdapat aturan-aturan khusus di masing-masing tempat.
    • Orang yang berisiko tinggi menderita COVID-19, misalnya, orang-orang menderita penyakit medis lain yang tidak dapat dikendalikan dengan baik dan manula, didorong untuk mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika meninggalkan rumah. Mereka dapat bekerja dengan menyesuaikan peraturan atasan agar tetap aman.
  • Tingkat 3 - Pembatasan, pada tahapan ini terjadi transmisi penyakit pada kelompok masyarakat dan terdapat klaster yang terjangkit.
    • Masyarakat diberikan himbauan untuk tinggal di rumah. Mereka akan keluar rumah apabila untuk bekerja, sekolah jika mereka harus atau untuk rekreasi lokal.
    • Melakukan penjarakan fisik dua meter di luar rumah termasuk di transportasi umum, atau 1 meter di lingkungan yang dikendalikan, misal sekolah dan tempat kerja.
    • Sekolah dengan siswa berumur 1 hingga 10 dan sekolah pendidikan anak usia dini dapat dibuka dengan aman tetapi memiliki kapasitas terbatas. Anak-anak harus belajar di rumah jika memungkinkan.
    • Orang harus bekerja dari rumah, dan dapat bekerja di luar apabila tidak mungkin.
    • Sektor bisnis dapat dibuka namun tidak ada interkasi secara fisik.
    • Rekreasi lokal berisiko rendah diperbolehkan.
    • Tempat umum ditutup, termasuk perpustakaan, museum, bioskop, food-court, tempat kebugaran, kolam renang, taman bermain, dan pasar.
    • Pertemuan hingga 10 orang diperbolehkan tetapi hanya untuk layanan pernikahan, pemakaman, dan tangihanga (upacara pemakaman tradisional).
    • Layanan kesehatan menggunakan konsultasi virtual dan non-kontak jika memungkinkan.
    • Perjalanan antar-daerah sangat terbatasada, misalnya, pekerja penting, dengan pengecualian terbatas untuk orang lain.
    • Orang-orang yang berisiko tinggi sakit parah seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi medis didorong untuk tinggal di rumah dan mengambil tindakan pencegahan tambahan apabila meninggalkan rumah.
  • Tingkat 4 - Penyisihan, terdapat transmisi penyakit di dalam masyarakat, wabah menyebar dan terdapat klaster baru pasien.
    • Masyarakat dihimbau untuk tinggal di rumah.
    • Aktivitas rekreasi diperbolehkan di area lokal (tidak jauh) dengan mematuhi keamanan.
    • Perjalanan sangat dibatasi.
    • Semua pertemuan dibatalkan dan semua tempat umum ditutup.
    • Sektor bisnis ditutup kecuali untuk layanan penting, seperti supermarket, apotek, klinik, SPBU, dan fasilitas penunjang lainnya.
    • Fasilitas pendidikan ditutup.
    • Pendistribusian persediaan dan permintaan barang tetap dibuka.
    • Peningkatan layanan kesehatan.

Statistik sunting

Berdasarkan data pada 2 Juni 2020, Selandia Baru tercatat total kasus positif sebanyak 1.504, 22 kasus yang meninggal, dan 1 kasus yang aktif.[9]

Dewan Kesehatan Distrik Kasus Tanggal kejadian[10]
Total Kematian Sembuh Aktif Kasus Pertama Kasus terakhir
Auckland 178 177 1 26 February 2020 1 Mei 2020
Bay of Plenty 47 47 0 21 Maret 2020 19 April 2020
Canterbury 164 12 152 0 17 Maret 2020 15 Mei 2020
Capital and Coast 95 2 93 0 14 Maret 2020 20 April 2020
Counties Manukau 132 132 0 4 Maret 2020 3 Mei 2020
Hawke's Bay 44 44 0 19 Maret 2020 27 April 2020
Hutt Valley 20 20 0 19 Maret 2020 5 April 2020
Lakes 16 16 0 17 Maret 2020 17 April 2020
MidCentral 32 32 0 19 Maret 2020 9 Mei 2020
Nelson Marlborough 49 48 0 20 Maret 2020 29 April 2020
Northland 28 28 0 17 Maret 2020 16 April 2020
South Canterbury 17 17 0 23 Maret 2020 25 April 2020
Southern 216 2 214 0 13 Maret 2020 17 April 2020
Tairāwhiti 4 4 0 26 Maret 2020 14 April 2020
Taranaki 16 16 0 16 Maret 2020 26 April 2020
Waikato 188 1 187 0 16 Maret 2020 10 Mei 2020
Wairarapa 8 8 0 19 Maret 2020 2 April 2020
Waitematā 236 4 232 0 2 Maret 2020 14 Mei 2020
West Coast 5 1 4 0 22 Maret 2020 5 April 2020
Whanganui 9 9 0 27 Maret 2020 19 April 2020
Selandia Baru 1.504 22 1.481 1

Profil kasus COVID-19 di Selandia Baru.


                    Kasus        Sembuh        Dirawat        Meninggal        Kasus aktif

Referensi sunting

  1. ^ a b "COVID-19 Alert System". Unite against COVID-19 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-02. 
  2. ^ "Coronavirus: First case of virus in New Zealand". Stuff (dalam bahasa Inggris). 2020-02-28. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  3. ^ "Single case of COVID-19 confirmed in New Zealand". Ministry of Health NZ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-09. 
  4. ^ "Covid-19: 74 people now recovered in NZ - Health Ministry". RNZ (dalam bahasa Inggris). 2020-03-31. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  5. ^ "Coronavirus: 3 new cases of COVID-19 in New Zealand | Newshub". web.archive.org. 2020-04-30. Archived from the original on 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  6. ^ "COVID-19 - current cases | Ministry of Health NZ". web.archive.org. 2020-06-08. Archived from the original on 2020-06-08. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  7. ^ Cheng, Derek (8 September 2021). "'Fumbling over saliva testing': Expert scientist questions whether Jacinda Ardern has been misinformed". The New Zealand Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2021. Diakses tanggal 8 September 2021. 
  8. ^ "Saliva test developer 'frustrated' by Government's slow uptake". 1 News. TVNZ. 6 September 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 September 2021. Diakses tanggal 8 September 2021. 
  9. ^ "COVID-19 - current cases". Ministry of Health NZ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-02. 
  10. ^ "COVID-19 – current cases details". Ministry of Health NZ (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-29. Diakses tanggal 2020-05-12.