Pandemi Covid-19 di Polinesia Prancis

Pandemi koronavirus 2019–2020 atau pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit yang disebabkan oleh salah satu koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[1] Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 17 November 2019.[2][3] Penderita yang terpapar COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.[4][5] Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.[6] Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[7][8][9]

Pandemi koronavirus di Polinesia Prancis
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiPolinesia Prancis
Kasus pertamaTahiti
Tanggal kemunculan11 Maret 2020 (2020-03-11)
(4 tahun, 1 bulan dan 3 hari lalu)
AsalWuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok
Kasus terkonfirmasi37
Kasus sembuh0
Kematian
0

Pandemi koronavirus di Polinesia Prancis diawali dengan temuan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 11 Maret 2020 di Tahiti. Sampai tanggal 2 April 2020, telah terkonfirmasi adanya 35 kasus positif COVID-19 di Polinesia Prancis.

Kronologi kasus sunting

Polinesia Prancis adalah negara pertama di Pasifik Selatan yang terjangkit koronavirus.[10] Pada tanggal 11 Maret 2020, Presiden Edouard Fritch mengatakan pembawa virus pertama COVID-19 di Polinesia Prancis berasal dari salah satu anggota majelis nasional Prancis, French National Assembly, seorang Politisi wanita yang bernama Maina Sage yang kembali dari Prancis. Dia diduga terinfeksi koronavirus setelah melakukan kontak dengan Franck Riester (Menteri Kebudayaan Prancis) yang juga terjangkit virus tersebut.[11] Sebelum kembali ke Tahiti, Sage sudah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, tetapi tidak ditemukan adanya gejala-gejala. Kekhawatiran akan penyebaran virus, membuatnya untuk melakukan tes di tempat lain dan hasil pemeriksaan dinyatakan positif. sekarang dia sedang diisolasi di rumahnya.[12]

Setelah satu kasus dikonfirmasi, pada tanggal 13 Maret 2020, kasus kedua COVID-19 di Polinesia Prancis merupakan seseorang yang dekat dengan Maina Sage. Setelah kepulangan Sage dari Prancis dia melakukan kontak langsung dengannya. Sedangkan kasus ketiga di negara ini adalah seorang turis berasal dari Swiss yang berada di Atol Fakarava di Tuamotus, Polinesia Prancis. Menurut Tahiti Nui TV, turis itu juga telah tiba di Polinesia Prancis akhir pekan lalu. Sekarang dinyatakan sedang sakit dan dilakukan pemeriksaan ternyata positif terjangkit virus, begitu dia sampai di Atol Fakarava langsung diisolasi dan diterbangkan kembali ke Tahiti.[12][13]

Pada tanggal 18 Maret 2020, ditemukannya tiga kasus baru COVID-19 di Polinesia Prancis, sehingga total semua yang terjangkit virus ini berjumlah enam orang.[14] Pada tanggal 19 Maret 2020 ditemukan kembali lima kasus baru di negara ini, sehingga menjadikan jumlah orang yang terinfeksi virus menjadi sebelas orang.[15]

Pencegahan sunting

Edouard Fritch (Presiden Polinesia Prancis) dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran koronavirus mendesak warganya untuk membatasi pergerakan mereka dan menghindari bepergian keluar negeri terlebih dahulu. Pada tanggal 13 Maret 2020, Fritch juga mengumumkan bahwa wisatawan yang memasuki Polinesia Prancis diharapkan memiliki sertifikat medis yang menunjukkan bahwa mereka bebas dari virus. Emmanuel Macron (Presiden Prancis), juga telah menunda kunjungannya untuk bulan depan yang sudah dijadwalkan sejak lama. Negara ini pun telah menangguhkan pariwisata kapal pesiar selama sebulan, dan mengeluarkan pernyataan tentang kapal yang menuju ke Polinesia Prancis akan dialihkan ke pelabuhan internasional pilihan mereka berikutnya. Kapal-kapal yang berlayar di perairan teritorial Polinesia Prancis diarahkan untuk menuju ke Papeete agar penumpang turun dan dipulangkan. Sebelum berlabuh, status kesehatan penumpang juga harus dilaporkan kepada pihak berwenang setempat.[16]

Pada tanggal 20 Maret 2020, Komisaris Tinggi Prancis Dominique Sorain dan Presiden Polinesia Prancis membuat pernyataan baru tentang langkah yang diambil untuk memerangi penyebaran koronavirus. Bahwa karantina wilayah akan diberlakukan selama 15 hari dan dimulai nanti pada tengah malam.[17]

Dampak sunting

  • Dampak pandemi koronavirus terjadi banyak penanggguhan penerbangan ataupun pelabuhan dan penutupan tempat wisata.[16][18]
  • Dampak pandemi koronavirus pada biskop terjadi pembatalan pemutaran film dan penutupan bioskop.[19]
  • Dampak pandemi koronavirus bagi warga negaranya, yaitu diberlakukan pembatasan atau karantina wilayah dan menghindari bepergian ke luar negeri.[12]
  • Dampak pandemi koronavirus bagi pendidikan, yaitu sekolah-sekolah mulai ditutup dan diliburkan.[20]

Lihat pula sunting

Rujukan sunting

  1. ^ BBC News (11 Februari 2020). "Coronavirus Disease Named COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  2. ^ Hadi, Fadjar (13 Maret 2020). "Virus Corona Diduga Muncul Pertama Kali pada 17 November 2019 di Hubei". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  3. ^ Mangihot, Johannes (19 Maret 2020). "Pasien Pertama di China Ditemukan, Seorang Berumur 55 Tahun dari Hubei". Kompas. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  4. ^ Centers for Disease Control and Prevention (tanpa tanggal). "Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)". U.S. Department of Health and Human Services. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  5. ^ Hessen, Margaret Trexler (27 Januari 2020). "Novel Coronavirus Information Center". Elsevier. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  6. ^ World Health Organization (9 Maret 2020). "Question and Answer on Coronaviruses (COVID-19)". World Health Organization. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  7. ^ Damaledo, Yandri Daniel (12 Maret 2020). "Corona COVID-19 Jadi Pandemi, Apa Bedanya dengan Wabah dan Endemi?". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  8. ^ Aida, Nur Rohmi (12 Maret 2020). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Update Virus Corona di Dunia: Jadi Pandemi Global, 125.851 Terinfeksi, 67.003 Sembuh". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  9. ^ BBC News (13 Maret 2020). "Virus Corona: Status Pandemi Global, Pemerintah 'Harus Lebih Keras' Telusuri Pasien COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  10. ^ Tuwo, Andreas Gerry (12 Maret 2020). "Korban Jiwa Virus Corona di Dunia Mencapai 4.624 Jiwa". Kumparan. Diakses tanggal 27 Maret 2020. 
  11. ^ Redaksi (12 Maret 2020). "Wah Gawat! Negara di Tengah Samudra Pasifik Ini Konfirmasi Kasus Corona Pertama". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  12. ^ a b c Giay, Elisabeth (15 Maret 2020). "Tiga Kasus Positif COVID-19 Pertama Pasifik di Polinesia Prancis". tabloidjubi.com. Diakses tanggal 29 Maret 2020. 
  13. ^ Giay, Elisabeth (29 Maret 2020). "Sebaran Covid-19 Capai Pulau Terluar Polinesia Prancis". Tabloidjubi.com. Diakses tanggal 29 Maret 2020. 
  14. ^ President of French Polynesia (18 Maret 2020). "Point De Situation Sur Le Coronavirus AU 18 Mars". President of French Polynesia. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  15. ^ Tahiti Nui Television (19 Maret 2020). "Covid-19 : 5 Nouveaux Cas en Polynésie". Tahiti Nui Television. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  16. ^ a b Radio New Zealand (13 Maret 2020). "Tahiti Parliamentarian is Pacific's First Coronavirus Case". Radio New Zealand. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  17. ^ Presiden Polinesia Prancis (20 Maret 2020). "(Video) Déclaration Commune du Haut-Commissaire et du Président Au Sujet du Coronavirus". Presiden Polinesia Prancis. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  18. ^ Tri Verdiana, Benedikta Miranti (16 Maret 2020). "Akibat Virus Corona COVID-19, 5 Kapal Pesiar Ini Terombang-ambing di Lautan". Line Today. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  19. ^ Whitten, Sarah (11 Maret 2020). "More Than a Third of US Adults say Movie Theaters Should Close Amid Coronavirus Outbreak". CNBC. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 
  20. ^ Azizah, Nora (21 Maret 2020). "Selandia Baru Tetap Buka Sekolah". Republika.co.id. Diakses tanggal 30 Maret 2020. 

Pranala luar sunting