Pandemi Covid-19 di Kepulauan Mariana Utara

Pandemi koronavirus di Kepulauan Mariana Utara pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 28 Maret 2020 di Saipan.[1] Sampai tanggal 17 April 2020, telah terkonfirmasi adanya 13 kasus positif dan 2 kematian akibat COVID-19 di Kepulauan Mariana Utara.[2]

Pandemi koronavirus di Kepulauan Mariana Utara
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiKepulauan Mariana Utara
Kasus pertamaSaipan
Tanggal kemunculan28 Maret 2020 (2020-03-28)
(4 tahun, 2 minggu dan 3 hari lalu)
AsalWuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok
Kasus terkonfirmasi13
Kasus sembuh0
Kematian
2

Pandemi koronavirus atau pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit yang disebabkan oleh salah satu koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[3] Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 17 November 2019.[4][5] Penderita yang terpapar COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.[6][7] Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.[8] Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[9][10][11][12]

Kronologi sunting

Pada tanggal 28 Maret 2020, dikonfirmasikan dua kasus COVID-19 di Kepulauan Mariana Utara. Salah satu dari kasus yang positif tersebut telah melakukan perjalan dari Guam pada tanggal 12 Maret 2020, sedangkan yang satu melakukan perjalanan ke Tinian pada tanggal 13 Maret 2020 dan kembali ke Saipan pada 14 Maret 2020. Kasus ini merupakan seorang pria berusia 42 tahun, dan seorang wanita yang berusia 49 tahun. Pada tanggal 17 Maret, keduanya menunjukkan gejala terinfeksi koronavirus, selanjutnya pada tanggal 25 Maret 2020, mereka mencari perawatan di Commonwealth Healthcare Corporation dan pada hari selanjutnya mereka diisolasi di Kanoa Resort.[13]

Pada tanggal 1 April 2020, dikonfirmasikan adanya empat kasus baru positif COVID-19 sehingga jumlah kasus positif di Kepulauan Mariana Utara berjumlah enam orang. Empat kasus baru yang ditemukan tersebut merupakan seorang pria berusia 70 tahun serta tiga orang wanita dengan usia 14 tahun, 60 tahun, dan 77 tahun. Beberapa dari kasus ini sebelumnya telah melakukan hubungan dengan orang-orang yang sudah terinfeksi koronavirus, sedangkan kasus yang lain tidak memiliki riwayat perjalanan dan hubungan dengan orang yang terkena koronavirus.[14]

Dua kasus baru positif COVID-19 di negara ini pada tanggal 2 April 2020 dikonfirmasikan kembali, sehingga jumlah totalnya menjadi delapan orang. Dua kasus tersebut merupakan seorang pria berusia 55 tahun dan seorang pria berusia 31 tahun, mereka berdua sebelumnya dalam keadaan stabil dan tidak memiliki riwayat perjalanan terbaru.[15]

Kematian sunting

Pada tanggal 30 Maret 2020, Gubernur Ralph Torres mengkonfirmasikan adanya satu kasus yang meninggal akibat COVID-19 di Kepulauan Mariana Utara. Kasus tersebut merupakan seorang pria berusia 70 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan.[16]

Pada tanggal 7 April 2020, Gubernur Ralph Torres kembali mengkonfirmasikan adanya satu kasus warganya yang meninggal akibat COVID-19 di Kepulauan Mariana Utara, sehingga kasus meninggal akibat koronavirus di negara ini menjadi dua orang. Kasus tersebut merupakan seorang wanita berusia 77 tahun, yang memiliki penyakit lain selain dari terjangkitnya virus.[17]

Dampak sunting

  • Pada tanggal 1 April 2020, Gubernur Ralph Torres akan menangguhkan tiga maskapai yaitu Sichuan Airlines, China Eastern Airlines, dan Beijing Capital Airlines, penangguhan tersebut akan berlaku dari tanggal 6 April 2020 sampai dengan 30 April 2020.[18][19]
  • Pada tanggal 17 Maret 2020, Gubernur Ralph Torres mulai menutup sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dan ditutupnya kantor pemerintah sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.[1]

Reaksi sunting

Pada tanggal 7 Februari 2020, pemerintah setempat yang diwakilkan oleh Sekertaris pers bernama Kevin Bautista, akan menerapkan beberapa langkah dalam melakukan penghematan sementara. Langkah yang dilakukan seperti melakukan pengendalian biaya, peninjauan struktur pajak, dan pengurangan jam kerja pada karyawan. Jam kerja tersebut akan berkurang sebanyak 16 jam, yang sebelumnya dalam seminggu sebanyak 80 jam sekarang menjadi 64 jam dalam seminggu.[20]

Gubernur Ralph Torres, pada tanggal 16 Maret 2020, memerintahkan kepada setiap orang yang tidak berkepentingan untuk tetap di rumah saja. Dia juga memerintahkan penduduk yang telah melakukan perjalanan dengan datang ke karantina sendiri selama setidaknya 14 hari.[21] Pada tanggal 22 Maret 2020, dia juga memberlakukan pembatasan jam malam bagi anak-anak di bawah umur untuk tetap di dalam rumah mereka dari pukul tujuh malam sampai dengan pukul enam pagi.[22]

Pada tanggal 28 Maret 2020, ketua penanggulangan COVID-19 dan Gubernur di Kepulauan Mariana Utara menyarankan kepada masyarakat untuk mempraktikkan cuci tangan yang baik dengan air dan sabun selama 20 detik. Selain itu, juga menjaga jarak dengan orang lain berjarak enam kaki, dan menghindari pertemuan kelompok yang lebih dari sepuluh orang. Menghindari makan di restoran, buat rencana aksi rumah tangga, dan memastikan pasokan semua obat selama 30 hari. Hal tersebut adalah upaya dalam mengurangi penyebaran COVID-19 di negaranya.[1][14] Mulai pada tanggal 28 Maret 2020, Gubernur Torres juga memberlakukan karantina wajib bagi wisatawan dan warga yang kembali ke Saipan setelah melakukan perjalanan. Selain itu, juga menyediakan dana federal untuk memerangi virus, jam terbatas bagi bisnis dibuka, pinjaman usaha kecil dan pembayar pajak dan bantuan utilitas.[23]

Pada tanggal 28 Maret 2020, Gubernur Torres juga memberikan mandat kepada seluruh perusahaan-perusahaan ritel untuk secara teratur dan sering dalam membersihkan permukaan yang sering dipegang oleh banyak orang, misalnya pegangan pintu masuk utama, keranjang belanja, dan pegangan pada lemari pendingin yang ada di sana. Toko grosir juga dimandatkan untuk membatasi kapasitas mereka hingga 50% dari hunian mereka sebagaimana ditetapkan oleh Kode Bangunan Departemen Pekerjaan Umum (DPW), Departemen Perdagangan CNMI, berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Gubernur dan CHCC.[24]

Lihat pula sunting

Rujukan sunting

  1. ^ a b c Lirio, Lori Lyn C (28 Maret 2020). "NMI has 2 Confirmed Covid-19 Cases". Marianas Variety. Diakses tanggal 6 April 2020. 
  2. ^ Sablan, Jerick (2 April 2020). "Two More Confirmed Cases of COVID-19 in CNMI, Total Now 8". Pacific Daily News. Diakses tanggal 6 April 2020. 
  3. ^ BBC News (11 Februari 2020). "Coronavirus Disease Named COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  4. ^ Hadi, Fadjar (13 Maret 2020). "Virus Corona Diduga Muncul Pertama Kali pada 17 November 2019 di Hubei". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  5. ^ Mangihot, Johannes (19 Maret 2020). "Pasien Pertama di China Ditemukan, Seorang Berumur 55 Tahun dari Hubei". Kompas. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  6. ^ Centers for Disease Control and Prevention (tanpa tanggal). "Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)". U.S. Department of Health and Human Services. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  7. ^ Hessen, Margaret Trexler (27 Januari 2020). "Novel Coronavirus Information Center". Elsevier. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  8. ^ World Health Organization (9 Maret 2020). "Question and Answer on Coronaviruses (COVID-19)". World Health Organization. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  9. ^ World Health Organization (11 Maret 2020). "WHO Director-General's Opening Remarks at the Media Briefing on COVID-19 - 11 March 2020". World Health Organization (dalam bahasa World Health Organization). Diakses tanggal 14 Maret 2020. 
  10. ^ Damaledo, Yandri Daniel (12 Maret 2020). "Corona COVID-19 Jadi Pandemi, Apa Bedanya dengan Wabah dan Endemi?". Kumparan. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  11. ^ Aida, Nur Rohma (12 Maret 2020). "Update Virus Corona di Dunia: Jadi Pandemi Global, 125.851 Terinfeksi, 67.003 Sembuh". Kompas. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  12. ^ BBC News (13 Maret 2020). "Virus Corona: Status Pandemi Global, Pemerintah 'Harus Lebih Keras' Telusuri Pasien COVID-19". BBC News. Diakses tanggal 22 Maret 2020. 
  13. ^ The Guam Daily post (29 Maret 2020). "CNMI confirms 2 cases". The Guam Daily post. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  14. ^ a b Office of the Governor (1 April 2020). "Four New COVID-19 Confirmed Cases in the CNMI" (PDF). Office of the Governor. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-04-12. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  15. ^ Office of the Governor (2 April 2020). "Two New COVID-19 Confirmed Cases in the CNMI". Office of the Governor. Diakses tanggal 11 April 2020. 
  16. ^ Sablan, Jerick (30 Maret 2020). "Saipan Officials Confirm One Man Dead of Suspected COVID-19". Pacific Daily News. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  17. ^ Governor, Office of the (07 April 2020). "Second Covid-19 Patient Passes Away". Marianas Variety. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  18. ^ Torre, Ferdie De La (3 Februari 2020). "3 Airlines Cancel Flights". Saipan Tribune. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  19. ^ The Guam Daily Post (1 April 2020). "United Airlines Flights Between Guam and Saipan Canceled". The Guam Daily Post. Diakses tanggal 9 April 2020. 
  20. ^ Torre, Ferdie De La (7 Februari 2020). "Austerity Measures Announced Today". Saipan Tribune. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  21. ^ Radio New Zealand (16 Maret 2020). "Pacific Nations Take Further Measures Against Coronavirus". Radio New Zealand. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  22. ^ Galuwo, Kristianto (2 Maret 2020). "Fatalitas Pertama, Pembatasan, dan kasus COVID-19 di Pasifik". Tabloid Jubi. Diakses tanggal 9 April 2020. 
  23. ^ Tomas, Jojo Santo (28 Maret 2020). "Saipan Confirms Two COVID-19 Positive Cases". Pacific Daily News. Diakses tanggal 6 April 2020. 
  24. ^ Office of the Governor (28 Maret 2020). "Two Cases Confirmed Positive for COVID-19, Hours for Grocery Stores Adjusted" (PDF). Office of the Governor. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-04-12. Diakses tanggal 11 April 2020. 

Pranala luar sunting