Pabrik Gula Pagongan

perusahaan asal Indonesia

Pabrik Gula Pagongan atau Suikerfabriek Pagongan adalah salah satu perusahaan industri gula yang pernah berdiri pada masa Hindia Belanda.

Walaupun pabrik gula ini bernama "Pagongan", namun sebenarnya pabrik gula ini bukan terletak di Pagongan sendiri, melainkan berada disekitar Pepedan, Dukuhturi, Tegal. Lokasi pabrik gula ini sekarang telah menjadi pangkalan militer Kodim 0712 Tegal (Kodim Pagongan) dan juga Pasar Pepedan.[1][2]

Sejarah sunting

SF Pagongan didirikan oleh Otto Carel Holmberg pada tahun 1848 yang sebelumnya telah mendirikan Pabrik Gula Jatibarang dan Pabrik Gula Adiwerna. Berdirinya Pabrik Gula Pagongan ini tidak lepas dari kerja keras Holmberg yang berkeinginan mendirikan perusahaan industri gula. Pada awalnya Holmberg bekerjasama dengan Lucassen, tetapi karena beberapa masalah, niat keduanya untuk bekerjasama membangun sebuah perusahaan industri gula akhirnya mengalami kegagalan.

Lucassen memilih mengasosiasikan dirinya dengan Hoevenaar, mereka berdua diberi sistem kontrak gula dan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk pembangunan pabrik. Lucassen dan Hoevenaar kemudian membangun dua pabrik gula disekitar Slawi yaitu Pabrik Gula Dukuhwringin dan Pabrik Gula Kemanglen. Sedangkan Holmberg secara independen meminta dan memperoleh kontrak gula yang identik, tetapi Holmberg hanya mendapatkan dana hanya sebesar 80.000 gulden saja, yang berarti bahwa ia harus menginvestasikan lebih banyak dari modalnya sendiri.

Holmberg yang hanya bermodal uang 80.000 gulden itu memberanikan diri untuk membuat dua pabrik gula sekaligus, pada tahun 1841 Holmberg membangun Pabrik Gula Adiwerna dan memulai pembangunan konstruksi awal Pabrik Gula Jatibarang. setelah berhasil mendirikan dua buah pabrik gula, Holmberg membangun sebuah pabrik gula lagi yang letaknya berada di dekat kawasan Makam Tegal Arum. Maka Holmberg mendirikan Pabrik Gula Pagongan yang dibangun pada tahun 1848. Beberapa tahun kemudian perusahaan gula milik Holmberg ini merahi kesuksesan, bahkan bisa mengalahkan kesuksesan Lucassen dan Hoevenaar yang lebih senior. Hal ini membuat Holmberg menjadi salah satu pengusaha paling sukses yang dipunyai oleh Belanda.

 
Rumah Administratur PG Pangongan pada tahun 1886.

Pada masa itu Perusahaan Pabrik Gula Pagongan menjalin hubungan kerjasama Perusahaan Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), sebuah perusahaan dagang Hindia Belanda untuk mengekspor gula ke Eropa.

Di sebelah barat Pabrik Gula Pagongan ini teradapat Stasiun Pagongan yang dibangun pada tahun 1885 bersamaan pembangunan jalur Trem Tegal-Slawi oleh Perusahaan kereta api Hindia Belanda Javasche Spoorweg Maatschappij (JSM). Stasiun Pagongan awalnya digunakan untuk sarana pengangkutan hasil distribusi gula dari PG Pagongan, terdapat jalur percabangan kereta api dari Stasiun Pagongan yang mengarah ke PG Pagongan. Sayangnya Stasiun Pagongan telah lama non-aktif, pada tahun 1960-an stasiun ini masih aktif untuk melayani penumpang, sekarang ini bangunan stasiun telah dibongkar dan hanya menyisakan sebuah peron.

Berakhirnya PG Pagongan dan Kondisi saat ini sunting

Pabrik Gula Pagongan sudah lama non-aktif, PG Pagongan ini berhenti operasi pada pada masa penduduk Jepang pada tahun 1942. Saat itu bangunan pabrik gula ini juga ikut dirusak oleh Jepang.

Pada tahun 1957 Pabrik Gula Pagongan dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1963, Sisa Pabrik Gula Petarukan dan Pagongan diserahkan kepada Perusahaan Perkebunan Gula Negara "Banjaratma", termaksud dalam Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1963.

 
SK Pemerintah nomor 1 tahun 1963.

Jadi pada saat itu Pabrik Gula Pagongan yang tidak beroperasi ini kemudian diserahkan dan dibawah kendali Perusahaan Pabrik Gula Banjaratma. Namun itu pun tidak berlangsung lama.

Hingga akhirnya pada tahun 1970-an Pabrik Gula Pagongan dibongkar, bangunan utama pabrik ini dibongkar. Kemudian pabrik gula ini beralih fungsi menjadi pangkalan militer, sedangkan rumah-rumah pegawai pabrik dijadikan kantor dan asrama militer.

Saat ini komplek PG Pagongan telah menjadi pangkalan militer Kodim 0712 Pagongan Tegal dan sebagian lokasi pabrik menjadi Pasar Pepedan. Di sekitar Kodim Pagongan dan Pasar Pepedan masih terdapat beberapa sisa-sisa dari PG Pagongan, terdapat tower air kecil di pertigaan Kodim, terdapat juga sisa tempat pembakaran ampas tebu dan lain-lain.

 
Tower Air yang merupakan sisa-sisa dari PG Pagongan disebelah selatan Kodim Pagongan.

Dulunya disekitar Rumah Sakit DKT Pagongan terdapat emplacemen untuk parkir kereta lori tebu dengan jumlah 7 jalur lori atau lebih termasuk jalur kereta api dari Stasiun Pagongan. Jalur lori ini dibangun sekitar tahun 1910-an, jalur rel lori digunakan untuk mengangkut tebu yang dibawa oleh lokomotif-lokomotif lori yang berada disekitar Kaligayam dan Kejambon, rel lori ini berada di sebelah jalan ke arah Kaligayam menyebrangi Kali Gung menuju perkebunan tebu.

Galeri sunting

<gallery>

Alamat sunting

Lokasi Ex Pabrik Gula Pagongan

Lihat pula sunting

Pabrik Gula lainnya yang ada di Tegal :

Referensi sunting

  1. ^ "Wouter Pieter Harten Jr". www.martens-harten.eu. Diakses tanggal 2021-05-09. 
  2. ^ "Alkmaarsche Courant | 4 augustus 1926 | pagina 1". Kranten Regionaal Archief Alkmaar (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2021-05-09.