Beijing adalah romanisasi pinyin dari pengucapan bahasa Mandarin standar untuk aksara Han 北京, ibu kota Tiongkok.

Peta Tiongkok 1584 karya Abraham Ortelius, berdasarkan peta manuskrip karya Luiz Jorge de Barbuda (Ludovicus Georgius), Beijing ditulis [C]ivitas Paquin.

Ejaan Beijing digunakan di Republik Rakyat Tiongkok setelah Hanyu Pinyin disetujui pada 11 Februari 1958 dalam Sidang Kelima Kongres Rakyat Nasional Pertama dan wajib digunakan untuk semua publikasi asing yang dikeluarkan oleh Republik Rakyat Tiongkok sejak 1 Januari 1979, yang kemudian diadopsi oleh berbagai organisasi berita, pemerintah dan lembaga internasional selama dekade berikutnya.[1]

Etimologi sunting

Aksara Han ("utara") dan ("ibu kota") berarti "Ibu kota Utara". Nama ini pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming yang menjadikan fiefnya yang berada di wilayah utara sebagai ibu kota kedua bersama dengan Nanjing (南京, "Ibu kota Selatan") pada 1403 setelah berhasil mencopot keponakannya selama Kampanye Jingnan. Nama Beijing dipulihkan pada 1949 bertepatan dengan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.

Peking sunting

"Peking" adalah romanisasi yang diciptakan oleh misionaris Prancis pada abad ke-17 dan ke-18. Dalam buku Ekspedisi De Christiana apud Sinas (1615), Matteo Ricci menulis kota Pechinum[2] (dalam terjemahan bahasa Inggris ditulis Pequin).[3] Kata "Peking" juga muncul dalam buku A Description of the Empire of China (1735) karya Jean-Baptiste Du Halde.[4][5] Ejaan awal ini merupakan pelafalan dalam dialek Nanjing yang saat itu digunakan sebagai lingua franca,[6][7] atau dari berbagai bahasa daerah di Tiongkok selatan lainnya (seperti Kanton, Hokkien dan Hakka) yang digunakan oleh para pedagang Tiongkok selatan di kota-kota pelabuhan yang dikunjungi oleh para pedagang Eropa pada masa awal. Peking digunakan di Britania Raya hingga pinyin resmi disahkan. Namun, kata "Peking" masih digunakan untuk beberapa kata sifat atau hal tertentu misalnya "Bebek Peking", "Manusia Peking", "Universitas Peking" dan lainnya. Selain itu, bahasa nasional beberapa negara juga masih menggunakan kata Peking.

Singkatan sunting

Dalam bahasa Mandarin, singkatan untuk Beijing diambil dari aksara kedua ("ibu kota") yang digunakan misalnya untuk pelat nomor kendaraan di Beijing.

Dalam Alfabet Latin, singkatan resminya terdiri dari dua huruf: BJ.[8]

Kode IATA untuk bandara ibu kota Beijing menggunakan singkatan "PEK" berdasarkan romanisasi sebelumnya, Peking.

Referensi sunting

  1. ^ Lost Laowai. "From Peking to Beijing: A Long and Bumpy Trip". Accessed 21 October 2012.
  2. ^ De Christiana expeditione apud Sinas, pp. x, 321, 378
  3. ^ *A discourse of the Kingdome of China, taken out of Ricius and Trigautius, containing the countrey, people, government, religion, rites, sects, characters, studies, arts, acts; and a Map of China added, drawne out of one there made with Annotations for the understanding thereof, and A continuation of the Jesuites Acts and observations in China till Ricius his death and some yeers after. Of Hanceu or Quinsay. (excerpts from De Christiana expeditione, in English translation) in Purchas his Pilgrimes, Volume XII (1625), Chapters VII and VIII. The two preceding chapters, V and VI, also contain related Jesuit accounts. Can be found in the full text of "Hakluytus posthumus" on archive.org.
  4. ^ Du Halde, Jean-Baptiste, Description of the Empire of China[pranala nonaktif permanen] (1735)
  5. ^ Lane Harris, "A 'Lasting Boon to All': A Note on the Postal Romanization of Place Names, 1896–1949". Twentieth Century China 34.1 (2008): 99 [1]
  6. ^ Coblin, W. South (2000a), "A brief history of Mandarin", Journal of the American Oriental Society, 120 (4): 537–552, doi:10.2307/606615, JSTOR 606615. 
  7. ^ Liberman, Mark (18 August 2008). "How they say "Beijing" in Beijing". Language Log. Diakses tanggal 10 May 2011. 
  8. ^ Standardization Administration of China (SAC). "GB/T-2260: Codes for the administrative divisions of the People's Republic of China".