Museum Kailasa
Museum Kailasa merupakan sebuah museum di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Museum yang memiliki 4 bangunan utama ini memiliki koleksi arekologis[1], benda-benda cagar budaya, artefak, flora dan fauna serta[2] film mengenai Dieng. Koleksi yang dapat dilihat pada museum ini di antaranya memuat sejarah letusan Gunung Prahu Tua, sumber batu andesit yang digunakan untuk pembangunan candi, dan sistem kepercayaan masyarakat Dieng.[3][4]
Letak sunting
Museum ini terletak di kompleks Gedung Arca milik Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Lokasi museum ini berada di seberang Candi Gatotkaca, Dieng, Kecamatan Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah.[4]
Sejarah sunting
Museum ini diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, pada tanggal 28 Juli 2008, sebagai perluasan dari Gedung Arca yang sudah ada sebelumnya. Museum ini diberi nama Kailasa, sesuai dengan nama salah gunung tempat tinggal Dewa Siwa. Nama ini diambil karena kepurbakalaan Dieng diwarnai dengan pemujaan terhadap Dewa Siwa, yang dapat diketahui dari percandian maupun prasasti.[4]
Pameran sunting
Museum ini berisi artefak dan panil keterangan tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari kawasan Dieng. Museum ini memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka, serta restoran.[4]
Referensi sunting
- ^ Nurlaili, Aulia Putri (2021-09-29). "15 Tempat Wisata di Banjarnegara Jawa Tengah, Nomor 6 Konon Bisa Bikin Awet Muda". iNews.ID. Diakses tanggal 2023-10-01.
- ^ Nurlaili, Aulia Putri (2021-09-29). "15 Tempat Wisata di Banjarnegara Jawa Tengah, Nomor 6 Konon Bisa Bikin Awet Muda". iNews.ID. Diakses tanggal 2023-10-01.
- ^ Mengenal Dieng di Museum Kailasa, IndonesiaKaya.com - Diakses 18 Februari 2017.
- ^ a b c d "Museum Kailasa, Situs Purbakala". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-07. Diakses tanggal 2011-10-13.
 | Artikel bertopik museum ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |