Kurnia (pengusaha)

(Dialihkan dari Muhammad Saleh Kurnia)

Muhammad Saleh Kurnia atau yang biasa dipanggil Kurnia (1 Desember 1934 – 10 Mei 1992) adalah seorang pengusaha sukses, sosok hebat dibalik PT. Hero Supermarket. Ia lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada tanggal 1 Desember 1934. Kurnia merupakan sosok pengusaha sukses yang sejak kecil sudah bercita-cita menerjuni dunia bisnis. Orang tuanya pengusaha toko kelontong, berjualan barang pecah belah, dan pakaian jadi. "Semacam grocery store," katanya.

Ketika Kurnia berusia sembilan tahun, toko orang tuanya dibakar habis oleh tentara pendudukan Jepang. Kemudian beberapa tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, mereka sekeluarga pindah ke Jakarta. Disana mereka mulai merintis bisnis dari awal lagi, yaitu berjualan makanan dan minuman di sebuah toko kecil di Gang Lebar, Pintu Besar. Sejak itu, Kurnia bekerja membantu orang tuanya seraya belajar berdagang.

Pada 1950-an, ia bersama kakak sekandungnya, Wu Guo Chang, mencoba mendirikan bisnis dalam bentuk CV (Commanditaire Vennootschap) dengan nama CV. Hero. "Modalnya dengkul, kerja keras, ulet, dan berhemat," tuturnya. Usaha itu berkembang. Ia kemudian berpikir tentang mengimpor barang secara kecil-kecilan.

Setelah berusaha dan berpengalaman selama lebih dari 20 tahun, CV Hero dikukuhkan, dan diubah menjadi PT Hero Supermarket, 1973. Kini, perusahaan itu mempunyai delapan cabang di Jakarta. Toko swalayan yang pertama didirikannya berada di Jl. Falatehan No. 23, Kebayoran Baru.

Dalam mengelola perusahaannya. Kurnia sangat memperhatikan dua hal: mempelajari dan mengembangkan teknik perdagangan, dan selalu memperbaiki pola dalam mengatur karyawan. Didukung 700 karyawan, PT Hero Supermarket tidak bergerak di bidang usaha lain. Terhadap saingan, ia senantiasa bersikap tenang dan tidak menggebu-gebu. "Yang penting, kami berusaha selalu meningkatka pelayanan, melengkapi penyajian barang, dan menjaga mutu."

Setiap hari Kurnia bangun pukul lima, segera sesudah itu jogging. Ia lalu berangkat ke kantornya pukul delapan. Falsafah hidupnya, "Kerja sebatas kemampuan, dan belajar tidak hanya lewat pendidikan formal." Ia juga rutin berenang seminggu dua kali. Dan setiap hari Sabtu dan Minggu, ia santai bersama keluarga.[1]

Referensi sunting

  1. ^ APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471.