Mayapada Group

perusahaan asal Indonesia

Mayapada Group adalah konglomerat Indonesia yang didirikan oleh Dato Sri Tahir pada tahun 1986. Dimulai dari usaha manufaktur tekstil dan garmen, dan empat tahun kemudian, didirikan Bank Mayapada yang kemudian beranak-pinak menjadi banyak perusahaan di bidang real estat, kesehatan dan media massa.

Mayapada Group
Jenis perusahaan
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan1986; 39 tahun lalu (1986)
PendiriDato Sri Tahir
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Dato Sri Tahir
ProdukMedia
Ritel
Properti
Kesehatan
Yayasan
JasaKeuangan
Situs webwww.mayapadagroup.com

Sejarah

Tahir mulai merintis bisnisnya yang signifikan pada periode 1980-an. Bisnis utamanya yang pertama adalah agen mobil Suzuki yang sayangnya berbuah kegagalan. Tidak patah arang, Tahir kemudian merintis bisnis tekstil.[1] Dengan permodalan yang dibantu oleh mertuanya, Mochtar Riady,[2][3] perusahaan tekstil ini didirikan pada tahun 1987 dengan nama PT Mayatexdian Industry. Mayatexdian kemudian berkembang menjadi salah satu perusahaan tekstil dan garmen ekspor terbesar di Indonesia, dengan target pasarnya menjangkau Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.[4] Dalam rangka efisiensi, ia kemudian memergerkan tiga perusahaan tekstil miliknya - PT Mayatex Dian Industry, PT Bertexindo Busana Industry dan Tritexindo Busana Industri. Adapun pabrikan garmen ini seluruhnya berlokasi di Kawasan Berikat Nusantara Jakarta.[5][3] Belakangan, bisnis tekstil ini dilepas ke Robby Tjahjadi (Kanindotex) pada pertengahan 1990-an,[3] dan saat ini dikenal dengan nama PT Asia Pacific Investama Tbk.

Sama seperti banyak konglomerat lain di eranya, Tahir kemudian membuka bisnis perbankan lewat Bank Mayapada yang mulai beroperasi sejak 16 Maret 1990.[6] Bank Mayapada kemudian menjadi penggerak bisnisnya dengan selamat pada krisis moneter di akhir 1990-an. Bank Mayapada sudah go public sejak tahun 1997.[7] Meskipun beberapa kali diisukan akan dilepas, Tahir berkomitmen untuk tidak akan menjual Bank Mayapada ke pihak lain karena sudah susah payah merintisnya dari nol.[8] Di samping bank dan tekstil, bisnis utama Tahir lainnya adalah di bidang pariwisata dan perdagangan. Pada bidang ini ada PT Sona Topas Tourism Industry Tbk yang berdiri sejak 1978 dan go public sejak 1992.[9] Mulanya bisnis Sona Topas murni di bidang agen perjalanan wisata, namun pada tahun 1991, mereka mengembangkan lengan bisnisnya yang lain yaitu pada usaha duty free shop, yang kemudian memberikan kontribusi cukup besar.[10]

Kelompok ini juga mengembangkan bisnis properti dengan empat gedung perkantoran di daerah Sudirman-Thamrin (Mayapada Tower, Menara Topas, Permata Tower 1 dan Sona Topas Tower). Di Bali, Mayapada mengembangkan Mal Bali Galleria, mal terbesar di pulau itu, dan Bali Hotel and Residence di kabupaten Sanur. Saat ini ada satu perusahaan yang sudah go public, yaitu PT Maha Properti Indonesia Tbk. Selain itu, ada bisnis kesehatan di bawah Mayapada Hospital, sudah go public dengan nama PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. Memasuki era 2010-an, Mayapada sempat berusaha menjajal bisnis media massa dengan mendirikan Topas TV dan mengakuisisi INTV (kemudian menjadi MYTV), meskipun hasilnya kurang memuaskan. Di luar bisnis-bisnis itu, masih ada usaha lain di bidang pertambangan dan pembangkit listrik.[1]

Unit usaha

Mantan perusahaan

Penghargaan

  • Indonesia Digital Popular Brand Award & TOP Digital PR Award 2020[11]

Referensi

  1. ^ a b Break Your Jail to The Success - Extended
  2. ^ Tempo
  3. ^ a b c Informasi
  4. ^ Emiten pasar modal Indonesia
  5. ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN
  6. ^ Pamong mengabdi desa: biografi Mohammad Noer
  7. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis
  8. ^ Dato Sri Tahir di Berbagai Proyek Indonesia
  9. ^ Sketsa 50 eksekutif: apa dan siapa eksekutif Indonesia
  10. ^ Kapital
  11. ^ JPNN.com, chi (16 desember 2020). "Ini Dia Para Pemenang Indonesia Digital Popular Brand Award & TOP Digital PR Award 2020". JPNN.com.

Pranala luar