Max Wertheimer adalah seorang psikolog.[1][2] Dia lahir di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan meninggal pada tanggal 12 Oktober 1943 di New Rochelle, New York, Amerika Serikat.[1] Wertheimer dikenal sebagai pelopor utama dari salah satu teori psikologi, gestalt.[3]

Max Wertheimer
Lahir15 April 1880
Praha, Austria-Hungaria
Meninggal12 Oktober, 1943
New Rochelle, New York
KebangsaanAustria-Hungaria
AlmamaterUniversitas Praha
Karier ilmiah
BidangPsikologi
Mahasiswa doktoralRudolf Arnheim

Keluarga sunting

Max Wertheimer dilahirkan pada tanggal 15 April 1880 di Praha.[4] Nama ayahnya adalah Wilhelm Wertheimer dan ibunya bernama Rosa Zwicker Wertheimer. Ia merupakan anak kedua dari pernikahan kedua orang tuanya. Kakaknya bernama Walter Wertheimer. Pekerjaan ayahnya pada awalnya adalah sebagai bankir. Namun ayahnya berhenti dari pekerjaannya tersebut untuk kemudian menjadi pengajar stenografi dan pembukuan. Ayahnya juga mendirikan sebuah sekolah dengan dirinya sebagai kepala sekolah. Sekolah yang didirikan oleh ayahnya bernama Handelsschule Wertheimer. Sekolah ini menerapkan metode-metode pengajaran yang baru pada masanya. Sementara kakaknya menjadi direktur di sekolah ayahnya. Namun, pada masa awal kedewasaannya, kakanya meninggal dunia. Max turut aktif di dalam diskusi yang membahas mengenai kegiatan sekolah ayahnya. Ia berminat pada perangkat komputasi dan mesin pembukuan. Kondisi keluarganya mempengaruhi dirinya sehingga memiliki minat terhadap sains, politik, musik, seni, dan pendidikan. Max juga tertarik dengan matematika dan metode pengajaran.[5]

Pendidikan sunting

 
Universitas Charles di Praha, tempat Wertheimer menempuh pendidikan di bidang hukum dan filsafat hukum.

Selama masa remajanya, Wertheimer memainkan biola, menggubah musik simfoni serta musik yang biasa dimainkan dalam suatu ruangan kecil, yang mana tampaknya lebih cocok untuk menjadi seseorang musisi.[1] Pada tahun 1900, dia mulai belajar hukum di Universitas Charles di Praha, tetapi segera ditarik ke dalam filsafat hukum.[1]

Kemudian pada tahun berikutnya, Wertheimer meninggalkan Praha untuk belajar psikologi di Universitas Friedrich-Wilhelm di Berlin, Jerman. Ia belajar di bawah bimbingan Carl Stumpf, sampai akhirnya terkenal karena kontribusinya dalam psikologi musik.[1] Dia menerima gelar Ph.D. dari University of Würzburg tahun 1904, yang mana sebagian dari disertasinya membahas tentang pengembangan alat pendeteksi kebohongan.[1] Dia kemudian melakukan penelitian ke berbagai daerah di Praha, Berlin, dan juga Wina.[1] Dia menemukan bahwa anak-anak yang berpikir lambat, dapat memecahkan masalah yang dihadapinya ketika mereka dapat memahami struktur masalah keseluruhan yang terlibat.[1]

Sumbangsih pemikiran sunting

Psikologi gestalt sunting

Gagasan awal Wertheimer dalam mengemukakan psikologi gestalt diawali oleh perjalanannya untuk berlibur. Ia mengadakan perjalanan dari Wina ke Rheinland dengan sarana transportasi berupa kereta api. Selama perjalanan, ia mengalami persepsi bahwa gunung dan tiang listrik yang dilihatnya mengalami pergerakan. Ia kemudian berpendapat bahwa persepsi memiliki struktur sehingga berbeda dengan sensasi. Menurutnya, sensai lebih bersifat elementer.[6]

 
Demonstrasi fenomena phi dengan dua persegi panjang berwarna hitam yang berkedip dalam waktu yang berbeda.

Max Wertheimer kemudian merintis psikologi gestalt dengan mengadakan pengamatan pada tahun 1912.[7] Jenis pengamatan yang dilakukannya adalah pengamatan visual yang didasarkan kepada fenomena fisik.[8] Penemuannya yang mengawali psikologi gestalt adalah fenomena phi.[9] Fenomena ini diamatinya pertama kali menggunakan stroboskop mainan di stasiun kereta api di Frankfurt. Fenomena phi juga teramati olehnya di laboratorium ketika ia mengadakan percobaan pergantian secara cepat terhadap kilatan cahaya.[10]

Teori gestalt kemudian dikemukakan pada tahun 1912 dalam artikel berjudul On Apparent Movement yang ditulis oleh Max Wertheimer.[11] Gagasan teori gestalt merupakan hasil kerja sama antara Wertheimer dengan Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka.[12] Kata "gestalt" sendiri memiliki arti bentuk atau konfigurasi. Kata ini berasal dari bahasa Jerman.[13] Gestalt merupakan pendapat Wertheimer mengenai "keseluruhan". Ia berpendapat di dalam jiwa tidak terdapat unsur-unsur yang menjadi alat. Bagian-bagian dari jiwa tidak memiliki arti tanpa adanya hubungan dengan kesatuan. Arti dari jiwa hanya dapat ada melalui kesatuan bagian-bagian jiwa secara keseluruhan.[14]

Teori gestalt dibuat karena anggapan bahwa pendekatan reduksionis yang dilakukan dalam strukturalisme dan behaviorisme adalah tindakan yang salah.[15] Pengembangan teori gestalt oleh Wertheimer menggunakan metode pengamatan dan penyelesaian masalah.[16] Teori gestalt menjadi salah satu jenis teori yang menjelaskan tentang belajar.[17] Kehadiran teori gestalt juga mengawali perkembangan psikologi kognitif.[18] Penelitian-penelitian yang diadakan oleh Wertheimer, Köhler dan Koffka untuk psikologi gestalt juga menjadi menjadi landasan bagi pengembangan pandangan konstruktivisme.[19]

Karya tulis sunting

Investigation of Gestalt Theory sunting

Investigation of Gestalt Theory ditulis dan diselesaikan oleh Wertheimer pada tahun 1923. Buku ini merupakan penjelasan bagi hukum-hukum gestalt. Hukum-hukum ini ada tiga, yaitu hukum kedekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan. Hukum kedekatan menyatakan bahwa pandangan mengenai keseluruhan timbul pada hal-hal yang saling berdekatan dari segi jarak dan waktu. Hukum ketertutupan menyatakan bahwa kesan mengenai adanya keseluruhan yang tersendiri, muncul pada hal-hal yang cenderung menutup. Sedangkan hukum kesamaan menyatakan bahwa persepsi menyimpulkan untuk menetapkan suatu kelompok atau keseluruhan berdasarkan kemiripan dari hal-hal yang diamati.[20]

Pengaruh kepada ilmu psikologi sunting

Aliran psikologi Jerman sunting

 
Kurt Koffka, salah satu rekan dari Wertheimer dalam pengembangan psikologi gestalt.

Pada tahun 1912, Wertheimer menerbitkan sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul Experimentelle Studien über das Sehen von Bewegung (Studi Eksperimental tentang Persepsi Gerakan). Ini merupakan awal dari studi gestalt. Di dalam karya tulisnya ini, Wertheimer melaporkan hasil studi tentang gerakan nyata yang dilakukan di Frankfurt am Main, Jerman. Gerakan ini dilakukannya dengan bantuan dari psikolog lainnya, yaitu Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka. Selama beberapa dasawarsa, mereka bertiga bersama-sama menetapkan inti dari teori Gestalt.[21]

Wertheimer kemudian memperkenalkan prinsip dari teori gestalt pada tahun 1920.[22] Teori gestalt yang dikembangkan bersama oleh Wertheimer bersama dengan Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka telah menjadi pemikiran yang paling berpengaruh di bidang psikologi di Jerman. Teori gestalt ini mampu menggantikan pemikiran-pemikiran psikologi dari Wilhelm Wundt. Pengaruhnya mampu bertahan hingga tahun 1930. Setelah nazisme berkembang di Jerman, teori gestalt kehilangan pengaruh. Nazisme di Jerman kemudian membuat Wertheimer, Köhler dan Koffka sebagai tokoh pelopor teori gestalt memilih pindah ke Amerika Serikat.[23]

Wertheimer melandasi psikologi gestalt dengan filsafat fenomenologi. Ia mengemukakan bahwa fenomena dipandang sebagai suatu keutuhan dan tidak dipandang sebagai bagian-bagian yang terpisah. Pandangan ini juga berlaku pada manusia yang tidak dipandang melalui bagian-bagian dari sikap dan tubuh manusia, tetapi dipandang secara utuh sebagai manusia.[24]

Teori kognitif sunting

Teori gestalt yang dikembangkan oleh Wertheimer telah memunculkan teori kognitif.[25] Penjelasan mengenai teori kognitif sebagai teori belajar dilandasi oleh teori gestalt yang menjadi landasan bagi pengembangannya.[26] Selain itu, psikologi gestalt yang dikembangkan oleh Wertheimert, Köhler dan Koffka dimasukkan sebagai salah satu jenis teori dalam kelompok teori belajar kognitif.[27]

Teori medan sunting

Teori medan merupakan teori yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Kegunaan teori ini adalah sebagai acuan dalam menjelaskan pembentukan kemampuan individu.[28] Teori medan dikembangkan dari teori gestalt yang dikemukakan oleh Wertheimert, Köhler dan Koffka.[29] Lewin bekerja sama dengan Wertheimer dan Köhler dalam psikologi gestalt. Karena ini, ia yang awalnya merupakan pendukung aliran behaviorisme, beralih ke psikologi gestalt.[30]

Pengaruh kepada tokoh pemikir sunting

Abraham Maslow sunting

Max Wertheimer merupakan salah satu tokoh yang mempengaruh pemikiran-pemikiran dari Abraham Maslow. Mereka sering bertemu pada akhir dasawarsa 1930-an dan awal dasawarsa 1940-an. Pertemuan ini terjadi di Kota New York. Pengaruh Wertheimer terhadap Maslow berkaitan dengan minatnya mengenai aktualisasi diri dari individu.[31]

Wafat sunting

Wertheimer melakukan emigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1933. Penyebabnya adalah meningkatnya kekuasaan dari Jerman Nazi. Kondisi tersebut membahayakan keluarganya yang merupakan keturunan non-Arya. Ini ditandai dengan pemecatannya sebagai Profesor Psikologi di Universitas Frankfurt. Pada tanggal 7 September 1933, Wertheimer bersama istri dan anak-anaknya menumpangi kapal HMS Majestic. Mereka tiba di New York pada tanggal 13 September 1933.[32] Setelah pindah ke Kota New York. Wertheimer bekerja di New School for Social Research.[33] Ia wafat pada di Kota New York pada tanggal 12 Oktober 1943.[34]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h "Max Wertheimer". Encyclopedia Britannica. Diakses tanggal 15 Juni 2014. 
  2. ^ "Max Wertheimer (1880 - 1943) Gestalt Learning Theory Productive Thinking". Lifecircles. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 15 Juni 2014. 
  3. ^ Stemberger, Gerhard (2021). "Buchbesprechung - Book Review: Max Wertheimer (2020) Productive Thinking New edition by Viktor Sarris" (PDF). Gestalt Theory. 43 (2): 251. doi:10.2478/gth-2021-0020. 
  4. ^ Indrawati, Ena Suma (2019). "Membangun Karakter Melalui Implementasi Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Gestal Berbasis Kecakapan Abad 21". E-Tech. 7 (2): 4. ISSN 2541-3600. 
  5. ^ Patel, Ankit (2018). "Person of the Month: Max Wertheimer (1880-1943)" (PDF). The International Journal of Indian Psychology. 6 (2): 1. ISSN 2349-3429. 
  6. ^ Fatmasari, Agustin Erna (2019). Psikologi Kepribadian Lanjut: Jilid 1 (PDF). Semarang: UNDIP Press. hlm. 43. 
  7. ^ Idawati (2020). Implementasi Teori Pembelajaran Tematik dan Kognitif terhadap Perkembangan Proses Belajar (PDF). Palembang: Rafah Press. hlm. 73. ISBN 978-623-250-068-6. 
  8. ^ Hendracita, Nana (2021). Model Model Pembelajaran SD (PDF). Bandung: Multikreasi Press. hlm. 43. 
  9. ^ Rohmansyah, Nur Azis (2017). "Implikasi Teori Gestalt dalam Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar" (PDF). MALIH PEDDAS: Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar. 7 (2): 197. ISSN 2088-5792. 
  10. ^ Haryanto (2020). Evaluasi Pembelajaran: Konsep dan Manajemen (PDF). Yogyakarta: UNY Press. hlm. 33. ISBN 978-602-498-148-8. 
  11. ^ Amir, Z., dan Risnawati (2015). Psikologi Pembelajaran Matematika (PDF). Sleman: Aswaja Pressindo. hlm. 36. ISBN 978-602-6791-13-9. 
  12. ^ Mirdad, Jamal (2020). "Model-Model Pembelajaran: Empat Rumpun Model Pembelajaran". Indonesia Jurnal Sakinah. 2 (1): 20. 
  13. ^ Warsah, I., dan Daheri, M. (2021). Masduki, Yusron, ed. Psikologi: Suatu Pengantar (Edisi Revisi) (PDF). Bantul: Tunas Gemilang Press. hlm. 38. ISBN 978-623-7292-51-7. 
  14. ^ Alizamar, dan Couto, N. (2016). Psikologi Persepsi dan Desain Komunikasi: Sebuah Kajian Psikologi Persepsi dan Prinsip Kognitif untuk Kependidikan dan Desain Komunikasi (PDF). Yogyakarta: Media Akademi. hlm. 11. ISBN 978-602-74482-5-4. 
  15. ^ Muhid, A., dkk. (2013). Rolis, Ilyas, ed. Psikologi Umum (PDF). Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. hlm. 28. ISBN 978-602-7912-45-8. 
  16. ^ Nurjan, Syarifan (2016). Setiawan, Wahyudi, ed. Psikologi Belajar (PDF). Ponorogo: Penerbit Wade Group. hlm. 56. ISBN 978-602-6802-30-9. 
  17. ^ Novalita, Rahmi (2015). "Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Gestalt serta Implikasinya dalam Proses Pembelajaran" (PDF). Lentera. 15 (15): 34. 
  18. ^ Suralaga, Fadhilah (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dan Pembelajaran (PDF). Depok: Rajawali Pers. hlm. 109. ISBN 978-623-231-827-4. 
  19. ^ Thoib, Ismail (2021). Bahtiar, ed. Kreatif Mengembangkan Bahan Ajar: Konsep Prosedur, dan Teori yang Melatarinya (PDF). Mataram: Sanabil. hlm. 119. ISBN 978-623-317-125-0. 
  20. ^ Yusnidar dan Suriati, I. (2020). Psikologi Kebidanan (PDF). Palopo: LPPI UM Palopo. hlm. 8. ISBN 978-623-93776-3-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-02-04. Diakses tanggal 2022-03-12. 
  21. ^ The Editors of Encyclopaedia Britannica. "Gestalt Psychology". britannica.com. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  22. ^ Ghozalli, Evelyn (2020). Panduan Mengilustrasi dan Mendesain Cerita Anak untuk Tenaga Profesional (PDF). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. 86. ISBN 978-623-307-123-9. 
  23. ^ Rahman, Imas Karnia. "Gestalt Profetik (G-Pro): Best Practice Pendekatan Bimbingan dan Konseling Sufistik". Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam. 8 (1): 157. 
  24. ^ Juanda, Anda (2014). Arifin, Zaenal, ed. Landasan Kurikulum dan Pembelajaran: Berorientasi Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 (PDF). Bandung dan Cirebon: CV. Confident. hlm. 88. ISBN 978-602-0834-28-3. 
  25. ^ Asrori (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (PDF). Banyumas: Penerbit CV. Pena Persada. hlm. 137. ISBN 978-623-7699-72-9. 
  26. ^ Wisman, Yossita (2020). "Teori Belajar Kognitif dan Implementasi dalam Proses Pembelajaran". Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. 11 (1): 211. ISSN 2087-166X. 
  27. ^ Purwanto (2009). Bentuk Tes Formatif, Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir (PDF). Surakarta: Centre for Developing Academic Quality (CDAQ) STAIN Surakarta. hlm. 8. ISBN 978-602-95233-1-7. 
  28. ^ Rahman, Muhajir Abd. (2020). Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru PAI di Perguruan Muhammadiyah Wara Ambon Perspektif Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (PDF). Sleman: Deepublish. hlm. 9. ISBN 978-623-02-0804-1. 
  29. ^ Uno, H. B., dkk. (2014). Teori Variabel Keguruan dan Pengukurannya: Suatu Kajian Mendalam tentang Guru Mulai dari Kompetensi, Lingkungan Kerja, Motivasi, Disiplin, Prestasi hingga Kinerja Guru (PDF). Penerbit Sultan Amai Press. hlm. 24. 
  30. ^ Haryono, Siswono (2013). Teori Budaya Organisasi & Kepemimpinan (PDF). Bekasi: PT. Intermedia Personalia Utama. hlm. 139. ISBN 978-602-98449-0-0. 
  31. ^ Mulyadi, S., dkk. (2016). Zulkaida, Anita, ed. Psikologi Kepribadian (PDF). Jakarta: Penerbit Gunadarma. hlm. 86. ISBN 978-602-9438-60-4. 
  32. ^ Luchins, A. S., dan Luchins, E. H. (1987). "Max Wertheimer in America: 1933-1943" (PDF). Gestalt Theory. 9: 70. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-26. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  33. ^ Pautina, Amalia Rizki (2018). "Aplikasi Teori Gestalt dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak". Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 6 (1): 15–16. 
  34. ^ Suteja dan Affandi, A. (2016). Dasar-Dasar Pendidikan (PDF). Cirebon: CV. Elsi Pro. hlm. 167. ISBN 978-602-1091-46-3. 

Pranala luar sunting