Mata Menge adalah sebuah situs paleoantropologi Pleistosen Tengah yang terletak di Formasi Ola Bula di Cekungan So'a di Pulau Flores, Indonesia. Artefak litik dan fosil hominini ditemukan di lokasi tersebut. Tingkat peradaban artefak batu Mata Menge digambarkan masih "sederhana".[4]

Mata Menge
Mata Menge di Flores
Mata Menge
Lokasi di Flores
LokasiFlores, Indonesia
WilayahCekungan So'a
Koordinat8°41′31″S 121°05′43″E / 8.69194°S 121.09528°E / -8.69194; 121.09528Koordinat: 8°41′31″S 121°05′43″E / 8.69194°S 121.09528°E / -8.69194; 121.09528
Jenissitus terbuka
Sejarah
PeriodeAwal Pleistosen Tengah
Catatan situs
Tanggal ditemukan1991-1992,[1] 1994,[1] 2004-2006,[2] 2014[3]
ArkeologTheodor Verhoeven, Mike Morwood

Penggalian sunting

Pada tahun 1970, Theodor Verhoeven dan Johannes Maringer adalah yang pertama mengaitkan fosil Stegodon florensis dengan artefak litik, menghubungkan mereka bersama sebagai bukti kolonisasi hominini awal di Flores, suatu pencapaian yang membutuhkan penyeberangan laut terbuka.[1]

Penggalian tahun 1994 menghasilkan 45 elemen litik, yang sebagian besar terdiri dari basal dan cert (batuan silika), dengan beberapa diklasifikasikan sebagai artefak.[1] Peninggalan fosil Stegodon florensis, Hooijeromys nusatenggara, buaya dan moluska air tawar juga ditemukan.[1] Penggalian tahun 1994 menghasilkan penetapan tarikhnya sekitar 730.000 Sebelum Kini.[1]

Penggalian tahun 2004-2006 menghasilkan peninggalan 487 artefak litik.[4]

Fosil hominini sunting

 
Perbandingan tengkorak beberapa spesies genus Homo (Homo habilis, Homo erectus, Homo floresiensis, dan Homo naledi)

Pada Oktober 2014, peninggalan fosil dari hominini awal ditemukan di situs tersebut.[5] Sebuah rahang bawah dan enam gigi ditemukan.[5] Fosil-fosil hominini tersebut milik setidaknya tiga individu yang berbeda.[5] Fosil hominini tersebut ditetapkan berasal dari sekitar 700.000 Sebelum Kini,[3] membuat fosil Mata Menge merupakan fosil hominini tertua yang ditemukan di Pulau Flores sampai sejauh ini.[5] Fosil di Mata Menge kemungkinan berasal dari hominini yang diakibatkan oleh efek dwarfisme pulau yang bekerja pada Homo erectus.[5]

Empat puluh tujuh artefak litik ditemukan di lapisan yang mengandung fosil hominini.[3] Fosil Stegodon florensis, Hooijeromys nusatenggara [nl], komodo, dan buaya juga ditemukan di lapisan yang terkait dengan peninggalan fosil hominini.[3]

Perbandingan dengan Homo floresiensis sunting

Fosil hominini di Mata Menge, khususnya rahang bawah, adalah lebih kecil daripada yang dimiliki Homo floresiensis.[5] Ukuran dan bentuk gigi fosil-fosil Mata Menge mirip dengan yang dimiliki H. floresiensis, namun fosil Mata Menge lebih primitif.[5] Artefak litik di Mata Menge juga menunjukkan kesamaan budaya dengan yang ditemukan di Liang Bua.[4][5][3] Kemiripan dalam artefak litik dan peninggalan fosil hominini menunjukkan bahwa para hominini di Mata Menge kemungkinan merupakan leluhur bagi H. floresiensis.[5]

Referensi sunting

Bibliografi sunting