Masa sebelum air bah di sini merujuk kepada waktu sebelum air bah yang disebutkan dalam Kitab Kejadian di dalam Alkitab Ibrani, yaitu Kitab Suci orang Yahudi, dan bagian Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kaum Ciptaanis memandangnya sebagai sisi yang penting dari sejarah manusia dan alam, suatu pandangan yang luas dianut pada masa lampau. Sumber utama pengetahuan tentang masa sebelum air bah ini adalah Kitab Kejadian pasal 5 dan 6. Selain itu, ada banyak cerita mengenai air bah dalam berbagai budaya di dunia. Seringkali "masa sebelum air bah" ini dirujuk menggunakan frasa Antediluvian.

Menurut Alkitab, yang selamat dari masa sebelum air bah ini adalah Nuh dan keluarganya (lukisan oleh Gustave Doré)

Masa sebelum air bah sunting

Penulis seperti William Whiston (A New Theory of the Earth 1696) dan Ciptaanis Henry M. Morris (The Genesis Flood 1961) biasanya menggambarkan masa sebelum air bah sebagai berikut:

  • Orang hidup lebih lama, biasanya antara 700-950 tahun seperti yang dilaporkan dalam Silsilah Kitab Kejadian;
  • Bumi berisi lebih banyak manusia daripada pada tahun 1696. Whiston memperkirakan bahwa saat itu ada 500 juta manusia yang telah dilahirkan pada masa sebelum air bah, berdasarkan asumsi tentang panjangnya umur manusia dan tingkat kesuburannya;
  • Tidak ada awan atau hujan. Sebaliknya, bumi diairi oleh embun yang keluar dari bumi. (Penafsiran lain adalah bumi diselimuti lapisan awan sedunia; "air" atas yang disebutkan dalam kisah Penciptaan. Hal ini biasanya disebut teori payung uap air)

Alkitab berbicara tentang masa ini sebagai zaman kekejian. Pada masa itu di bumi terdapat Giborim (raksasa) serta Nefilim. Sebagian terjemahan menganggap keduanya sama saja. Raksasa-raksasa ini adalah keturunan dari "anak-anak Allah" (bahasa Ibrani: Bney Ha-elohim') (lihat Kejadian 6:2), yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai malaikat, yang turun dari surga untuk melahirkan mereka melalui perempuan dunia yang fana. Kaum Giborim luar biasa kuat. Kitab Kejadian menyebut mereka "pahlawan-pahlawan dari masa lampau, kaum laki-laki yang terkenal;" (Enoshi Ha Shem). Masa sebelum air bah berakhir ketika Allah mengirimkan Air Bah untuk memusnahkan seluruh kehidupan kecuali Nuh, keluarganya, dan binatang-binatang yang dibawanya masuk ke dalam bahtera. Namun, kaum Nefilim (arti harafiahnya 'yang jatuh', dari akar kata Ibrani n-f-l 'jatuh') muncul kembali jauh di kemudian hari dalam kisah Alkitab, dalam Kitab Bilangan, yaitu Bilangan 13:31–33.

Nefilim (yang jatuh, raksasa) adalah keturunan yang dihasilkan oleh hubungan seksual antara anak-anak Allah dan anak-anak manusia dalam Kejadian 6:1–4. Ada banyak perdebatan mengenai identitas “anak-anak Allah.” Adalah pendirian kami bahwa “anak-anak Allah” adalah para malaikat yang jatuh (setan-setan) yang bersetubuh dengan manusia perempuan dan/atau merasuki manusia laki-laki dan kemudian bersetubuh dengan manusia perempuan. Persetubuhan ini menghasilkan keturunan, Nefilim, yang adalah “orang-orang yang gagah perkasa pada zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan (Kejadian 6:4).

Mengapa setan melakukan hal semacam ini? Alkitab tidak secara khusus memberi jawaban. Roh-roh tersebut jahat adanya, makhluk-makhluk sesat - sehingga tidak ada yang mereka lakukan yang mengejutkan orang. Mengenai apa motivasinya, spekulasi yang paling mungkin adalah bahwa setan-setan tersebut berusaha mengotori garis darah manusia untuk mencegah datangnya Mesias – Yesus Kristus. Allah telah berjanji bahwa Mesias akan datang dari garis keturunan Hawa (Kejadian 3:15) dan akan meremukkan kepala sang ular – Iblis. Jadi, kemungkinan setan-setan tersebut berusaha mencegah hal ini dengan mengotori garis darah manusia, sehingga tidak memungkinkan untuk suatu hari Mesias yang tidak berdosa dapat dilahirkan. Sekali lagi ini bukanlah jawaban dari Alkitab, tetapi masuk akal dan tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab. Tetapi di sini harus dipertimbangkan dengan serius bahwa pendapat ini dapat bertentangan dengan ajaran Yesus dalam Matius 22:30, bahwa malaikat tidak kawin. Perkataan Yesus ini masuk akal karena malaikat adalah makhluk roh yang tidak berjenis kelamin sehingga tidak mungkin bisa kawin dengan sesama malaikat, terlebih kawin dengan manusia yang beda jenisnya. Sedangkan binatang yang walaupun punya tubuh dan punya kelamin tidak bisa kawin dengan manusia untuk menghasilkan keturunan apalagi malaikat. Juga harus diperhatikan bahwa seluruh manusia yang membentuk bangsa-bangsa di seluruh muka bumi adalah keturunan Adam tanpa kecuali, baca Kis. 17:26. Seandainya ada orang yang kerasukan setan dan kemudian kawin, maka sudah pasti anak yang dihasilkan adalah anak normal seperti keturunan Adam yang lain bukan sejenis nefilim. Seandainya Yudas Iskariot yang kerasukan setan -setelah meninggalkan perjamuan terakhir- pulang ke rumah dan bersetubuh dengan istrinya, dan seandainya istrinya hamil karena persetubuhan itu, maka anak macam apakah yang dihasilkan? Sudah pasti anak yang normal seperti keturunan Adam yang lain, bukan nefilim!

Identitas Nefilim sunting

Menurut Ibrani dan legenda-legenda lainnya (kitab Henokh dan tulisan-tulisan bukan Alkitabiah lainnya) mereka adalah ras orang-orang raksasa dan orang-orang gagah perkasa yang melakukan perbuatan amat jahat. Ukuran dan kekuatan mereka yang besar kemungkinan datang dari campuran “DNA” setan dengan gen manusia. Apa yang Alkitab katakan megenai mereka hanyalah bahwa mereka adalah “orang-orang yang gagah perkasa pada zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan” (Kejadian 6:4). Nefilim bukanlah makhluk-makhluk angkasa luar, mereka adalah makhluk yang nyata, secara fisik berasal dari hasil persetubuhan antara anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia (Kejadian 6:1–4).

Nasib Nefilim sunting

Nefilim adalah salah satu alasan utama terjadinya banjir besar pada zaman Nuh. Segera setelah menyebutkan tentang Nefilim, Firman Allah memberitahu kita hal berikut ini, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka"” (Kejadian 6:5–7). Kemudian Allah mendatangkan banjir ke seluruh bumi, mematikan semua orang dan segala sesuatu (termasuk Nefilim) selain dari Nuh dan keluarganya dan binatang-binatang dalam bahtera (Kejadian 6:11–22).

Nefilim setelah air bah sunting

Kejadian 6:4 memberitahu kita, “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, - dan juga pada waktu sesudahnya.” Kelihatannya setan-setan juga mengulangi dosa mereka beberapa waktu setelah air bah. Namun kelihatannya hal itu terjadi dalam tingkat yang jauh lebih rendah dibanding dengan sebelum air bah. Ketika orang-orang Israel mengintai tanah Kanaan, mereka melaporkan kepada Musa, “Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa (Nefilim), dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami” (Bilangan 13:33). Bagian ini memang tidak secara khusus mengatakan bahwa Nefilim betul-betul berada di sana, hanya bahwa para mata-mata berpikir bahwa mereka melihat Nefilim. Kemungkinannya adalah bahwa para mata-mata melihat orang-orang yang sangat besar di Kanaan dan salah menduga bahwa mereka adalah Nefilim. Atau mungkin pula bahwa setelah air bah setan-setan kembali bersetubuh dengan manusia perempuan, menghasilkan lebih banyak Nefilim. Apapun yang terjadi, “raksasa-raksasa” ini dihancurkan oleh orang-orang Israel pada saat mereka menyerbu ke Kanaan (Yosua 11:21–22) dan belakangan (Ulangan 3:11; 1 Samuel pasal 17).

Apa yang mencegah setan-setan menghasilkan lebih banyak Nefilim pada zaman sekarang? Kelihatannya Allah telah mengakhiri persetubuhan antara setan-setan dengan manusia dengan menempatkan setan-setan yang melakukan tindakan tsb. dalam jurang yang dalam. Yudas ayat 6 memberitahu kita, “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6). Karena jelaslah bahwa tidak semua roh jahat berada dalam “penjara” pada saat ini, berarti pastilah ada sekelompok roh jahat yang melakukan kejahatan yang lebih keji dibandingkan dengan kejatuhan yang mula-mula. Kemungkinan roh-roh yang bersetubuh dengan manusia perempuan inilah yang “diikat dengan belenggu abadi.” Hal ini akan mencegah lebih banyak roh jahat mencoba melakukan tindakan semacam ini.

Penggunaan lain sunting

"Masa sebelum air bah" kadang-kadang digunakan sebagai lambang untuk merujuk apapun yang angat tua dan/atau ketinggalan zaman. H. P. Lovecraft khususnya gemar menggunakan istilah ini, dan banyak memakainya dalam kisah-kisah horornya.

Lihat pula sunting