Maitreya

Buddha yang akan datang
Maitreya Buddha
Patung Bodhisattva Maitreya dari abad kedua Periode Seni Gandharan
Patung Bodhisattva Maitreya dari abad kedua Periode Seni Gandharan
Sanskerta:  मैत्रेय (Maitreya)
Pāli Metteyya
Burma:  အရိမေတ္တေယျ (Arimeiteiya)
Mandarin:  彌勒菩薩 (Mílè Púsa)
Jepang:  弥勒菩薩 (Miroku Bosatsu)
Tibet:  Byams Pa
Mongolia:  ᠮᠠᠶᠢᠳᠠᠷᠢ᠂ ᠠᠰᠠᠷᠠᠯᠲᠣ;
Майдар, Асралт;
Mayidari, Asaraltu
Korea:  미륵보살 (Mireuk Bosal)
Vietnam:  Di-lặc (Bồ Tát)
Informasi
Dimuliakan oleh:  Theravada, Mahayana, Vajrayana
Attribut:  Kebajikan Agung
Didahului oleh:  Gautama Buddha

Portal:Buddha

Dalam agama Buddha, Bodhisattva Maitreya adalah Buddha yang akan datang. Dalam bahasa Tionghoa, Maitreya terkenal sebagai Mile Pusa (彌勒菩薩).

Dalam agama Buddha diajarkan bahwa buddha merupakan sebuah gelar, sehingga Buddha bukanlah menunjuk kepada Buddha Sakyamuni saja. Buddha yang akan datang setelah Buddha Sakyamuni adalah Buddha Maitreya yang sekarang ini masih bergelar sebagai bodhisattva (calon Buddha).

Maitreya bertempat tinggal di surga Tusita, yang merupakan tempat tinggal bagi para bodhisatva sebelum mencapai tingkat ke-buddha-an. Buddha Sakyamuni juga bertempat tinggal di sini sebelum terlahir sebagai Siddharta Gautama di dunia.

Maitreya dalam literatur sunting

Buddha Gautama bukanlah Buddha yang pertama di dalam masa-dunia ini (masa-dunia atau kalpa; satu kalpa lamanya kurang lebih 4.320.000.000 tahun). Buddha-Buddha sebelumnya adalah Buddha Kakusandha, Buddha Konagamana, Buddha Kassapa, Buddha yang akan datang adalah Buddha Mettaya (Maitreya). Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya dikatakan bahwa:

Di dalam Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra disebutkan juga:

Maitreya di Tiongkok sunting

Pada zaman dinasti Liang (tahun 502 - 550) daratan Tiongkok berada dalam keadaan kacau, perang saudara dan perebutan kekuasaaan. Sehingga para penganut Buddha mengharapkan datangnya Maitreya sebagai penyelamat. Karena itulah lahir sekte Maitreya. Gambar Maitreya sebagai pangeran India yang gagah menjelma sebagai biksu gendut yang selalu senyum. Buddha Maitreya dipercayai lahir di provinsi Zhejiang sebagai biksu gendut yang disebut Pu Tai He Sang atau Biksu Berkantong Kain.[1] Legenda mengatakan bahwa biksu ini sering berkelana membawa kantong kain pada permulaan abad ke-10. Dia juga dijuluki Buddha Ketawa, Buddha Mi Le, atau Mi Le Fo (Buddha yang akan datang). Ia dipercayai sebagai reinkarnasi Maitreya karena saat meninggal dia menulis syair:

Seribu kalpa kelahiran untuk mengikat jodoh dengan umat manusia agar umat manusia mandiri dan tahu berbuat apa untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari alam sengsara dan di naungi oleh prana jubah emas Budha Maitreya agar tahan di jalan kebenaran.

Galeri sunting

Pranala luar sunting

  1. ^ "101 Zen Stories: Happy Chinaman". The Liar (dalam bahasa Inggris). 2021-05-28. Diakses tanggal 2021-06-01.