Lokomotif B12

salah satu lokomotif uap di Indonesia

Lokomotif B 12 adalah lokomotif trem uap produksi pabrik Werkspoor, Belanda dan Beyer Peacock, Inggris yang pernah dimiliki oleh Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij dan Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Kedua jenis lokomotif ini memiliki susunan gandar B.

B12
B12
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenWerkspoor, Belanda
Beyer Peacock, Inggris
Nomor seriB12
ModelB12
Tanggal dibuat1900-1902
Jumlah dibuat45
Spesifikasi roda
Notasi Whyte0-4-0Tr
Susunan roda AARB
Klasifikasi UICB
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda850 mm
Panjang8.180 mm
Lebar2.670 mm
Berat
Berat kosong12,700 ton
Berat siap13,100 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Ukuran silinder340 mm × 370 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum15 km/jam
Daya mesin450 hp
Jari-jari lengkung terkecil170 m
Lain-lain
Karier
Perusahaan pemilikSemarang-Joana Stoomtram Maatschappij dan Oost-Java Stoomtram Maatschappij
Julukan"Lokomotifnya wong Suroboyoan"

Sejarah sunting

 
Monumen lokomotif B1239 di Stasiun Surabaya Pasarturi

Trem uap menjadi populer untuk angkutan perkotaan berbasis jalan rel pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Perancangan sistem trem dilakukan di kota besar seperti: Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Pemerintah Hindia Belanda memberikan konsesi kepada dua operator: Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) tahun 1881 dan Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) tahun 1886.

Jalur SJS di Kota Semarang beroperasi sejauh 12 km tahun 1882-1883 yakni rute Pendrikan-Jurnatan, Jurnatan-Jomblang, Jurnatan-Bulu, serta Jurnatan-Pelabuhan Semarang. Sementara itu, jalur OJS di Kota Surabaya beroperasi sejauh 47 km pada tahun 1889-1920 yakni rute Ujung-Benteng-Surabaya Kota-Simpang-Wonokromo, Surabaya Pasar Turi-Pelabuhan Tanjung Perak serta jalur Wonokromo-Sepanjang-Krian.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan trem, maka SJS dan OJS membeli 45 unit lokomotif B 12 dengan perincian: 29 unit dari pabrik Beyer Peacock, Inggris, 13 unit dari Werkspoor, Belanda, serta 3 unit B 12 dirakit dari komponen cadangan B 12 di Balai Yasa Groedo, Surabaya.[1]

Pada masa itu, trem menjadi primadona bagi masyarakat. Kehadiran trem uap yang dinantikan masyarakat telah menggantikan pedati ataupun kereta kuda. Trem menjadi favorit karena waktu tempuhnya yang cepat sehingga banyak dimanfaatkan sebagai transportasi dalam kota.

B 12 memiliki susunan roda 0-4-0TR dan memiliki silinder berdimensi 340 × 370 mm pada sisi luarnya. Roda penggerak berdiameter 850 mm, bahan bakar kayu jati, berat 21 ton, dan sanggup melaju hingga 25 km/jam.

Trem Semarang dan Surabaya akhirnya ditutup masing-masing tahun 1975 dan 1978, berikut jalur, stasiun, dan seluruh layanannya karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Saat ini tersisa B 12 39 yang dipajang di Stasiun Surabaya Pasar Turi.[2]

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 33. ISBN 978-602-0818-55-9. 
  2. ^ Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Lokomotif B12