Siklus batuan

(Dialihkan dari Litogenesis)


Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen dan batuan metamorf dan akhirnya berubah menjadi magma kembali. Mekanisme siklus batuan yaitu magma mengalami proses siklus pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk batuan beku. Pada siklus ini, ketika batu didorong jauh di bawah permukaan bumi, maka batuan dapat melebur menjadi magma. Selanjutnya, batuan beku tersebut mengalami pelapukan. erosi, terangkut dalam bentuk larutan ataupun tidak larut, diendapkan, sedimentasi membentuk batuan sedimen. Ada pula yang langsung mengalami perubahan bentuk menjadi metamorf saat siklus berlangsung. Selanjutnya pada siklus ini, batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi metamorf. Siklus berikutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang suhunya tinggi mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi. Setelah mengalami siklus mulai dari magma tadi, batuan akan berubah bentuk dan jenisnya menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf kemudian menjadi magma kembali jika terdorong ke dalam bumi dan meleleh.

Batuan Beku sunting

Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari cairan magma yang mengalami proses pembekuan seperti yang telah diuraikan pada siklus di atas. Berdasarkan tempat pembekuannya saat siklus berlangsung, tempat siklus batuan beku dibedakan menjadi tiga;

  • Batuan Beku Dalam (plutonik atau intrusif), merupakan batuan beku di mana saat siklus berlangsung tempat pembekuannya berada jauh di dalam permukaan bumi. Proses siklus pembekuannya sangat lambat.
  • Batuan Beku Korok, merupakan batuan beku di mana pada proses berlangsungnya siklus tempat pembekuannya berada dekat dengan lapisan kerak bumi.
  • Batuan Beku Luar (Vulkanik atau Ekstrusif), merupakan batuan beku di mana dihasilkan siklus pada tempat pembekuannya berada di permukaan bumi. Siklus prosesnya sangat cepat, sehingga dapat terbentuk Kristal.

Batuan Sedimen sunting

Batuan Sedimen merupakan batuan beku di mana saat terjadinya siklus mengalami pelapukan, pengikisan, dan pengendapan karena pengaruh cuaca kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin, atau gletser dan diendapkan di tempat yang lain yang lebih rendah (perhatikan kembali gambar siklus di atas). Menurut proses siklusnya, batuan sedimen ini dibagi menjadi tiga;

  • Batuan Sedimen Klastik. Batuannya hanya mengalami proses siklus mekanik tanpa mengalami proses siklus kimiawi dikarenakan tempat pengendapannya masih sama susunan kimiawinya.
  • Batuan Sedimen Kimiawi di mana batuan ini terbentuk mengalami proses siklus kimiawi. Jadi, batuannya hanya mengalami perubahan susunan kimiawinya. Proses siklus kimiawi yang terjadi adalah: CaCO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3)2
  • Batuan Sedimen Organik di mana batuan ini pada proses siklus pengendapannya, mendapat pengaruh dari organisme lain seperti tumbuhan atau bisa dikatakan terjadi pengaruh organisme pada siklus pembentukannya.

Berdasarkan tempat endapannya, batuan ini dibedakan menjadi:

  • Batuan Sedimen Marine (laut) di mana saat siklus berlangsung di endapkan di laut
  • Batuan Sedimen Fluvial (sungai) di mana saat siklus berlangsung di endapkan di sungai
  • Batuan Sedimen Teistrik (darat) di mana saat siklus berlangsung di endapkan di darat
  • Batuan Sedimen Limnik (rawa) di mana saat siklus berlangsung di endapkan di rawa

Berdasarkan tenaga siklus yang mengangkut batuan ini, dibedakan menjadi:

  • Batuan Sedimen Aeris/Aeolis (tenaga angin) proses dari siklusnya dipengaruhi angin
  • Batuan Sedimen Glasial (tenaga es) proses dari siklusnya dipengaruhi es
  • Batuan Sedimen Aqualis (tenaga air) proses dari siklusnya dipengaruhi air
  • Batuan Sedimen Marine (tenaga air laut) proses dari siklusnya dipengaruhi laut

Batuan Metamorf sunting

Adanya penambahan suhu dan penambahan tekanan, campuran gas, yang terjadi secara bersamaan pada saat proses siklus batuan sedimen. jenis-jenis batuan metamorf ini di antaranya:

  • Batuan Metamorf Kontak (Thermal). Merupakan Batuan yang terbentuk saat siklus karena adanya peningkatan suhu tinggi karena letaknya dekat dengan dapur magma.
  • Batuan Metamorf Dinamo. Merupakan batuan yang terbentuk dalam siklus karena adanya tekanan tinggi.
  • Batuan Metamorf Thermal-Pneumatolik. Merupakan batuan yang terbentuk saat proses siklus karena adanya peningkatan suhu dan tekanan yang tinggi.

Contoh jenis batu sunting

Contoh dari ketiga jenis batuan yang telah diuraikan di atas yaitu:

  • Batuan beku dalam: Granit, Diorit, Senit
  • Batuan beku luar: Basal, Apung, Andesit
  • Batuan sedimen klastik: Konglomerat Breksi, Pasir
  • Batuan sedimen kimiawi: Halid, Fraternit, Gips
  • Batuan sedimen Organik: Bara, Karang, Gambut
  • Batuan sedimen aeris: Seris, Barchan, Bukit pasir
  • Batuan sedimen glasial: Monera, Drumdin, Gletser
  • Batuan sedimen akuatik: Gosong pasir, Natural levee, Lempung
  • Batuan sedimen marine: Terumbu karang
  • Batuan metamorf kontak: Marmer, Kuarsit, Tanduk
  • Batuan metamorf Dinamo: Sabale, sekis, Filit
  • Batuan metamorf Thermal-Pneumatolik: Genes, Amfibiolit, Grafit

Kegunaan batuan sunting

  • Batuan beku: Granit (keras, besar, kuat) untuk konstruksi bangunan, Andesit untuk konstruksi bangunan megalitik
  • Batuan sedimen: Gips untuk bahan dasar bangunan, Gamping untuk pengeras jalan dan fondasi rumah
  • Batuan metamorf: Batu sabak untuk alat tulis, Marmer untuk lantai dan dekorasi bangunan dan batu nisan, Emas, Intan untuk perhiasan