Listrik aliran atas

kawat rangkap satu atau jarang juga dua digunakan untuk mengirim energi listrik kepada kereta api, trem atau bus troli

Listrik aliran atas (LAA) adalah alat untuk menghantarkan energi listrik untuk kereta api, trem, atau juga bus troli. Dalam artikel ini, LAA merujuk pada definisi seperti yang digunakan oleh Union Internationale des Chemins de fer (UIC) [1] dan hanya meliputi kendaraan rel.

Tiang listrik aliran atas (LAA) di jalur kereta api Tanah Abang-Rangkasbitung.
Tiang listrik aliran atas (LAA) di jalur kereta api Tanah Abang-Rangkasbitung.

LAA dirancang pada prinsip satu atau lebih kabel (atau rel kontak, khususnya di terowongan) yang berada di atas rel kereta api, menghubungkan kereta listrik dengan gardu LAA pada interval yang teratur. Gardu LAA umumnya memperoleh listrik dari jaringan listrik bertegangan tinggi.

Komponen sunting

Gardu listrik aliran atas sunting

Gardu listrik aliran atas adalah jenis gardu listrik yang digunakan pada sistem transportasi listrik aliran atas. Jenis gardu ini ditgunakan oleh kendaraan rel dan bus troli. Fungsinya adalah mengubah besaran listrik tiga-fasa menjadi besaran listrik arus bolak-balik satu-fasa. Secara praktis, gardu listrik aliran atas menjadi pencatu daya khusus jenis arus searah maupun arus bolak-balik. Proses pengubahan nilai besaran dapat berlaku pada frekuensi yang sama maupun berbeda serta pada tegangan listrik arus searah. Gardu listrik aliran atas terbagi menjadi gardu listrik aliran atas tegangan arus searah atau gardu listrik aliran atas tegangan arus bolak-balik. Penggunaan gardu listrik aliran atas disertai dengan sistem penyulang.[2]

Ikhtisar sunting

 
Transisi antara rel ketiga dengan kabel LAA di Jalur Kuning Chicago

Kereta rel listrik/lokomotif listrik memperoleh arus listrik dari LAA menggunakan perangkat seperti pantograf. Pantograf menekan sisi bawah kabel LAA, yakni kabel kontak. Alat tersebut sangat konduktif dan dapat mengalirkan arus ke KRL/lokomotif listrik/trem dan kembali ke gardu LAA melalui roda baja pada salah satu atau kedua rel. Lokomotif nonlistrik (seperti lokomotif diesel) dapat melewati sepanjang lintas yang sudah dielektrifikasi tanpa mempengaruhi kabel LAA, bergantung tinggi maksimum lokomotif tersebut terhadap tinggi LAA. Alternatif transmisi listrik untuk kereta api seperti rel ketiga, catu daya di atas tanah, aki, dan induksi elektromagnetik.

Permasalahan LAA sunting

LAA dapat terpengaruh oleh angin kencang menyebabkan kabel berayun.[3] Kekuatan badai dapat memutus daya listrik, yakni petir menyambar kabel LAA, menyebabkan KRL mogok.[butuh rujukan]

Bila cuaca dingin atau bersalju, es dapat menutupi kabel LAA. Hal ini dapat menghasilkan kontak listrik yang buruk antara pantograf dengan kabel LAA dan juga menyebabkan KRL mogok.[4]

LAA memerlukan rekonstruksi jembatan kabel-kabelnya untuk menyediakan listrik yang aman.[butuh rujukan]

LAA, seperti kebanyakan sistem elektrifikasi, membutuhkan biaya pengeluaran yang besar bila dibandingkan dengan sistem nonlistrik yang setara. Jika jalur rel konvensional hanya membutuhkan tubuh baan, balast, bantalan rel, dan batang rel, LAA juga membutuhkan sebuah sistem yang kompleks dari tiang-tiangnya, kabelnya, isolatornya, sistem kontrol penggunaan daya listriknya, serta memerlukan perawatan. Hal ini membuat sistem nonlistrik menjadi lebih dipilih dalam jangka pendek, meskipun sistem listrik dapat dipergunakan pada lintas pendek. Selain itu, biaya pembangunan dan perawatan per jarak membuat sistem LAA kurang cocok untuk KRL antarkota.

Banyak orang menganggap LAA merupakan bentuk "polusi visual", karena tiang LAA dan kabel yang terlihat ruwet di udara. Pertimbangan tersebut telah membuat kabel LAA dan komunikasi ditinggalkan dan beralih ke listrik aliran bawah.[butuh rujukan]

Referensi sunting

  1. ^ UIC English/French/German Thesaurus
  2. ^ Haroen, Yanuarsyah (2017). Sistem Transportasi Elektrik. Bandung: ITB Press. hlm. 137. ISBN 978-602-7861-65-7. 
  3. ^ "Kamerasystem skal advare lokoførere mod svingende køreledninger på Storebælt" (dalam bahasa Danish). 5 November 2013. Diakses tanggal 25 June 2016. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  4. ^ Stewart, Matt (21 May 2012). "Matangi trains 'more susceptible' to frost". The Dominion Post. Wellington. Diakses tanggal 2 September 2015.  Lebih dari satu parameter |work= dan |newspaper= yang digunakan (bantuan)

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting