Lentera Merah (Pemberontakan Boxer)

Lentera Merah adalah kelompok tempur wanita yang diorganisasi oleh wanita desa yang tidak diizinkan untuk bergabung dengan kelompok pria selama Pemberontakan Boxer tahun 1900. Penduduk desa mengatakan bahwa para wanita ini memiliki kekuatan gaib dan dipanggil untuk melakukan tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan para anggota Boxer pria.

Lentera Merah
Aktif1890-an hingga 1901
Negara Kekaisaran Qing
Aliansi Boxer
PertempuranPemberontakan Boxer
Tokoh
Tokoh berjasaLin Hei'er

Latar belakang sunting

Berbeda dengan para pemberontak Taiping tetapi seperti banyak sekte keagamaan rakyat Tiongkok seperti Sekte Seroja Putih, ideologi Boxer melarang kontak dengan wanita. Disiplin boxer dalam bentuknya yang paling ketat tidak memperbolehkan kontak seksual dengan atau bahkan memandangi seorang wanita karena takut bahwa yin pencemaran perempuan itu akan memusnahkan ritual kekebalan tubuh.[1]

Namun demikian, para wanita mengorganisasikan unit paralel seperti: Lentera Merah (Hongdeng zhao, yakni "Lentera Merah Bersinar"), untuk wanita yang lebih muda, "Lentera Biru" (Landeng zhao) untuk wanita paruh baya, dan Lentera Hitam (Heideng zhao) untuk wanita tua. Para anggota Lentera Merah berusia antara dua belas hingga delapan belas tahun, tidak menata rambut mereka dengan cara tradisional dan tidak mengikat kaki mereka. Mereka mengenakan jubah dan celana panjang merah, topi merah, dan sepatu merah, dan masing-masing membawa lentera merah. Mereka yakin bahwa mereka bisa melompat ke surga ketika mereka mengibaskan kipas merah mereka.[2]

Sebuah lagu rakyat berbunyi:

Mengenakan serba merah,
Membawa lentera merah kecil,
Woos, dengan kibasan kipas
Sampai mereka terbang ke surga.[2]

Aktivitas pada tahun 1900 sunting

Catatan tepercaya dari aktivitas Lentera Merah sulit ditemukan. Mereka disebutkan dalam catatan pihak kedua atau ketiga sebagai mampu berjalan di atas air, terbang, membakar rumah-rumah orang Kristen, dan menghentikan senjata mereka, kekuatan yang tidak diklaim oleh para anggota Boxer pria. Namun satu-satunya catatan bagus tentang aktivitas mereka yang sebenarnya berasal dari Pertempuran Tientsin, ketika mereka merawat para anggota Boxer yang terluka dan melakukan pekerjaan seperti menjahit dan membersihkan.[3]

Para wanita muda ini juga memiliki kekuatan untuk melindungi para anggota Boxer yang berperang melawan para penyerbu. Seorang mantan anggota Boxer mengingat dalam sejarah lisan pada tahun 1950-an bahwa "seorang saudara seperguruan," yaitu, sesama anggota Boxer, "akan memegang seutas tali di tangannya.... dan mengarahkan pertempuran. Para anggota Boxer akan bertarung di bawah, sementara para anggota Lentera Merah akan memperhatikan dari atas, tampak menggantung di langit, tidak lebih besar dari telur ayam." Para anggota Lentera Merah ini bisa melempar pedang ke udara dan memenggal kepala para penyerbu, serta melepaskan sekrup dari meriam mereka. Ketika para anggota Lentera Merah berdiri diam, mereka bisa mengirim jiwa mereka ke pertempuran.[4]

Catatan sunting

  1. ^ Joseph Esherick. The Origins of the Boxer Uprising. (Berkeley: University of California Press, 1987 ISBN 0520058283), p. 235.
  2. ^ a b Kazuko Ono, Ch Three "The Red Lanterns and the Boxer Rebellion", in Chinese Women in a Century of Revolution, 1850–1950. (Chūgoku Jōsei-shi) Translated and edited by Joshua A. Fogel (Tokyo, 1978; Stanford, Calif.: Stanford University Press, 1989). ISBN 0804714967 p. 49.
  3. ^ Esherick, p. 298.
  4. ^ Paul A. Cohen. History in Three Keys: The Boxers as Event, Experience, and Myth. (New York: Columbia University Press, 1997; ISBN 0231106505), 124–126.