Perusahaan Kereta Api Kyushu

perusahaan asal Jepang
(Dialihkan dari Kyushu Railway Company)

Perusahaan Kereta Api Kyushu[2], juga dikenal sebagai JR Kyushu (JR九州, Jeiāru Kyūshū), adalah salah satu bagian dari Group Japan Railways (JR Group). Perusahaan ini menjalankan layanan kereta api antar kota di Kyushu, Jepang , dan layanan hidrofoil JR Kyushu Jet Ferry Beetle yang melintasi Selat Tsushima antara Fukuoka dan Busan, Korea Selatan. Perusahaan ini juga mengoperasikan hotel, restoran, dan apotek di sepanjang wilayah pelayanannya.[3][4] Kantor pusat JR Kyushu terletak di Hakata-ku, Fukuoka.[5]

Perusahaan Kereta Api Kyushu
Nama asli
九州旅客鉄道株式会社
Nama latin
Kyūshū Ryokaku Tetsudō Kabushiki gaisha
Publik KK
Kode emitenTYO: 9142
IndustriTransportasi
PendahuluJapanese National Railways (JNR)
Didirikan1 April 1987 (privatisasi dari JNR)
Kantor
pusat
,
Jepang
ProdukSUGOCA (kartu pintar bebas kontak yang dapat diisi ulang)
Jasakereta api penumpang
kereta api barang
bus
properti
layanan lain yang berkaitan
PemilikInvestor.
Pemegang saham terbesar:
akun investasi Morgan Stanley (5.55%)
TMTBJ investment trusts (4.80%)
akun investasi J.P. Morgan (3.39%)
SSBTC TREATY 505234 (2.84%)
Karyawan
9,060 (pada 1 April 2016)
Situs webjrkyushu.co.jp/english/index.html


  Perusahaan Kereta Api Kyushu
Kyushu Shinkansen 800 series Tsubame
Operation
Perusahaan KA nasionalJapan Railways
Perusahaan infrastrukturJapan Railway Construction, Transport and Technology Agency
Statistik
Penumpang harian331 juta[1]
Jumlah penumpang per km9,191 milyar per tahun[1]
Panjang lintas
Total22.730 km (14.120 mi) [1]
Jalur ganda7.728 km (4.802 mi) (34%) [1]
Elektrifikasi13.411 km (8.333 mi) (59%) [1]
Kereta kecepatan tinggi2.889 km (1.795 mi) (12.7%) [1]
Lebar sepur
Utama1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan tinggi1.435 mm (4 ft 8+12 in)
Elektrifikasi
Utama1,500 V DC listrik aliran atas 13.411 km (8.333 mi)
25 kV AC 60 Hz overhead 2.889 km (1.795 mi)
Kyushu Shinkansen
Bangunan hikmat
Jumlah stasiun kereta api567[1]
Peta
Time table

Sejarah sunting

Saat Japanese National Railways dibagi pada tahun 1987, Kyushu Railway Company mewarisi seluruh aset dan operasionalnya yang ada di Pulau Kyushu bersama dengan kerugian sebesar 28,8 miliar yen,diperburuk dengan pertumbuhan jaringan jalan raya di Kyushu dan rendahnya penggunaan jalur pedesaan. Setelah privatisasi, JR Kyushu merambah sektor bisnis lain seperti perikanan, pertanian jamur, dan penjualan mobil. Dua cabang usaha sampingan yang paling sukses adalah Beetle ferry, yang mulai beroperasi pada tahun 1991, dan jaringan toko roti Trandor, yang dibuka tahun 1992. JR Kyushu juga membuka layanan kereta api premiumnya melalui pengembangan jalur kereta api cepat Kyushu Shinkansen dan kereta api wisata mewah Nanatsuboshi in Kyūshū .[6]

Perusahaan memperkenalkan penggunaan SUGOCA, sebuah sistem tiket mengunakan kartu pintar, mulai 1 Maret 2009.

JR Kyushu memulai penawaran umum perdana pada bulan Oktober 2016.[3] Operasional non kereta api memberi sumbangan sekitar 60% dari pendapatan perusahaan dan sebagian besar keuntungan.[6]

Jalur sunting

Jalur Shinkansen sunting

Jalur utama sunting

 
KRL cepat terbatas 885 series White Sonic

Jalur lain sunting

Layanan kereta wisata dan cepat terbatas sunting

 
Kereta Nanatsuboshi in Kyūshū Class DF200 dengan lokomotif DF200-7000, September 2013

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g "Fact Sheets 2017" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-07-09. Diakses tanggal 2018-07-09. 
  2. ^ 九州旅客鉄道株式会社 Kyūshū Ryokaku Tetsudō Kabushiki-gaisha
  3. ^ a b Cooper, Chris; Matsuda, Kiyotaka (October 16, 2016). "JR Kyushu Prices IPO at Top End of Range to Raise $4 Billion". bloomberg.com. Bloomberg L.P. Diakses tanggal March 13, 2017. 
  4. ^ "Company Overview of JR Kyushu Drug Eleven Co.,Ltd". bloomberg.com. Bloomberg. March 13, 2017. Diakses tanggal March 13, 2017. 
  5. ^ "Corporate Summary Diarsipkan 2009-12-09 di Wayback Machine.." Kyushu Railway Company. Retrieved on March 27, 2010.
  6. ^ a b Kurimoto, Suguru (26 March 2015). "Japan rail company diversifies its way around disadvantages". Nikkei Asian Review. Diakses tanggal 27 March 2015. 

Pranala luar sunting