Kutipan paksa (coercive citation) adalah kondisi saat editor sebuah jurnal ilmiah memaksa pengarang untuk menambahkan kutipan dalam artikelnya yang akan terbit. Tujuannya adalah untuk mendorong kenaikan faktor dampak jurnal yang nantinya meningkatkan reputasi ilmiahnya meski secara artifisial. Manipulasi faktor dampak dan kutipan karya sendiri (self citation) telah lama terjadi di lingkungan akademis.[1] Penelitian pada 2012 menunjukkan bahwa 20% akademisi bidang ekonomi, sosiologi, psikologi, dan beberapa disiplin ilmu bisnis pernah mengalami kutipan paksa.[2] Kasus individual juga dilaporkan terjadi di keilmuan yang lain.[3]

Referensi sunting

  1. ^ McLeod, Sam (2021-04). "Should authors cite sources suggested by peer reviewers? Six antidotes for handling potentially coercive reviewer citation suggestions". Learned Publishing (dalam bahasa Inggris). 34 (2): 282–286. doi:10.1002/leap.1335. ISSN 0953-1513. 
  2. ^ Wilhite, Allen W.; Fong, Eric A. (2012-02-03). "Coercive Citation in Academic Publishing". Science (dalam bahasa Inggris). 335 (6068): 542–543. doi:10.1126/science.1212540. ISSN 0036-8075. 
  3. ^ Smith, Richard (1997-02-15). "Journal accused of manipulating impact factor". BMJ (dalam bahasa Inggris). 314 (7079): 461. doi:10.1136/bmj.314.7079.461d. ISSN 0959-8138.