Kredo Athanasius atau Pengakuan Iman Athanasius atau Symbolum Athanasianum atau Quicumque Vult adalah salah satu rumusan iman yang diakui oleh Gereja Katolik, Gereja Anglikan, dan sebagian besar denominasi Protestan.

Bersama dengan Kredo Para Rasul, Kredo Nicaea-Konstantinopel, dan Kredo Trente, kredo ini merupakan rumusan iman yang diakui oleh Gereja Katolik dan secara tersurat disebut dalam Katekismus Gereja Katolik No. 192. Kredo ini diakui oleh Gereja Anglikan dalam Empat Puluh Dua Pasal Agama tahun 1553 pada Pasal 7 dan Tiga Puluh Sembilan Pasal Agama tahun 1571 pada Pasal 8. Kredo Athanasius diterima oleh sebagian besar umat Protestan karena diakui oleh dua denominasi terbesar yaitu Lutheran dan Kalvinis. Kredo ini diakui oleh denominasi Lutheran dalam Confessio Vuirtenbergica / Pengakuan Iman Württemberg tahun 1551 pada Pasal 1 dan dalam Formula Concordiae / Rumusan Kesepakatan tahun 1576 dari Gereja Lutheran. Kredo ini diakui oleh denominasi Kalvinis dalam Confessio Gallicana / Pengakuan Iman Prancis tahun 1559 pada Pasal 5 dan dalam Confessio Belgica / Pengakuan Iman Belgia tahun 1561 pada Pasal 9 dari Gereja Reformed.

Penggunaan sunting

Dalam tradisi Gereja Katolik, Kredo Athanasius diucapkan atau dinyanyikan pada waktu prima setiap hari. Waktu prima adalah jam pertama yaitu sekira pukul 06:00 - 07:00 waktu setempat dalam breviarium atau ibadat harian. Selain itu kadang pula diucapkan setelah khotbah dalam misa hari Minggu. Tradisi yang dimulai sekira abad kesembilan ini dilanjutkan dalam Breviarium Romanum dari Kardinal Quiñones tahun 1535 dan Breviarium Romanum dari Paus Pius V tahun 1570. Breviarium Romanum dari Paus Pius X tahun 1911 mengurangi penggunaannya menjadi pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus, hari-hari Minggu di antara oktaf Epifani dan Septuagesima, dan hari-hari Minggu di antara Pesta Tubuh Kristus dan Adven. Jika pada hari Minggu tersebut ada pesta ganda atau oktaf maka kredo ini dilewatkan. Breviarium Romanum dari Paus Pius XII tahun 1956 mengurangi lagi penggunaannya menjadi hanya satu kali dalam satu tahun yaitu pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Akhirnya dalam Liturgia Horarum dari Paus Paulus VI tahun 1971 kredo ini dihapus sama sekali.

Pada masa kini, Kredo Athanasius terpelihara sebagai salah satu bagian dalam ritus eksorsisme pada Rituale Romanum dari Paus Paulus V tahun 1614. Walaupun pada tahun 1999 Paus Yohanes Paulus II menyetujui rumusan baru ritus eksorsisme yang bernama De Exorcismis et Supplicationibus Quibusdam tanpa Kredo Athanasius di dalamnya, tetapi ritus eksorsisme dari Paus Paulus V tetap boleh digunakan oleh para imam eksorsis. Selain itu, para anggota Opus Dei mengucapkan kredo ini satu kali setiap bulan yaitu pada hari Minggu ketiga dalam bulan.

Dalam tradisi Gereja Anglikan, sesuai aturan Book of Common Prayer dari Raja Edward VI tahun 1549 Kredo Athanasius diucapkan atau dinyanyikan pada waktu matutina di enam hari besar yaitu Hari Raya Natal, Hari Raya Epifani, Minggu Paskah, Kamis Kenaikan, Minggu Pentakosta, dan Minggu Tritunggal. Waktu matutina adalah jam dini hari yaitu sekira pukul 02:00 - 03:00 waktu setempat dalam breviarium atau ibadat harian. Book of Common Prayer dari Raja Edward VI tahun 1552 menambah penggunaannya menjadi 13 kali dalam satu tahun yaitu Hari Raya Natal, Hari Raya Epifani, Pesta St. Matias, Minggu Paskah, Kamis Kenaikan, Minggu Pentakosta, Pesta St. Yohanes Pembaptis, Pesta St. Yakobus, Pesta St. Bartolomeus, Pesta St. Matius, Pesta St. Simon Zelot dan St. Yudas Tadeus, Pesta St. Andreas, dan Minggu Tritunggal. Book of Common Prayer dari Raja George V tahun 1928 mempertahankan penggunaan kredo ini pada waktu prima, tetapi hanya sebagai salah satu pilihan di samping Kredo Para Rasul.

Dalam buku doa berjudul Saint Augustine's Prayer Book yang diterbitkan tahun 1947 dan 1967 oleh Ordo Salib Suci yang adalah sebuah ordo biarawan Anglikan, Kredo Athanasius dimasukkan ke dalam bagian Devosi kepada Tritunggal Mahakudus. Sementara itu Gereja Episkopal di Amerika Serikat yang adalah bagian dari Persekutuan Anglikan tidak pernah menggunakan Kredo Athanasius dalam ibadat. Baru kemudian Gereja Episkopal memasukkan Kredo Athanasius dalam Book of Common Prayer tahun 1979 sebagai tambahan dalam bagian Dokumen Sejarah Gereja.

Dalam tradisi Gereja Lutheran dan Gereja Reformed, Kredo Athanasius nyaris tidak pernah digunakan dalam ibadat kecuali mungkin dibacakan dalam ibadat umum pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental tidak pernah secara resmi menerima Kredo Athanasius. Di antara umat Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental kredo ini hanya digunakan untuk devosi pribadi setelah membuang frasa “dan Putra” dari kalimat “Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra”. Hal ini dilakukan karena perbedaan ajaran Gereja Katolik dan denominasi Protestan dengan ajaran Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental mengenai keluarnya Roh Kudus.

Sejarah sunting

Menurut tradisi yang sudah umum, St. Athanasius yang menjabat sebagai Patriarkh Alexandria pada tahun 328 - 373 adalah penyusun kredo ini. Kutipan paling awal Kredo Athanasius terdapat dalam khotbah St. Caesarius yang menjabat sebagai Uskup Arles pada tahun 501 - 542. Catatan khotbah itu sendiri ada dalam naskah dari abad kesembilan yaitu Codex Sangallensis nomor 150 yang disimpan di Stiftsbibliothek Sankt Gallen. Pada catatan khotbah St. Caesarius tersebut tertulis: Deus Pater Deus Filius Deus et Spiritus Sanctus sed tamen non tres Dii sed unus Deus. Qualis Pater talis Filius talis et Spiritus Sanctus. Rumusan pengakuan iman Konsili Toledo IV yang dipimpin St. Isidorus dari Sevilla pada tahun 633 menyerupai bagian kedua Kredo Athanasius yang membahas iman mengenai Yesus Kristus. Kanon pertama Konsili Autun yang dipimpin St. Leodegarius pada sekira tahun 670 menentukan bahwa : Jika ada imam, diakon, subdiakon, atau klerus yang tidak menerima pengakuan iman yang diwariskan dari para Rasul sebagaimana diilhami Roh Kudus dan iman Uskup Santo Athanasius tanpa dipermasalahkan, maka dia akan dikutuk oleh uskupnya (Si quis presbyter, diaconus, subdiaconus, vel clericus symbolum quod sancto inspirante Spiritu Apostoli tradiderunt, et fidem sancti Athanasii praesulis irreprehensibiliter non recensuerit, ab episcopo condemnetur.).

Pada fragment Trier nomor 3836 dari perpustakaan milik Jean Baptiste Colbert yang kemudian diambil alih Bibliothèque Nationale de France, dalam kumpulan kanon St. Blasius terdapat catatan khotbah dari sekira abad kedelapan sebelum kota Trier dihancurkan Bangsa Viking pada tahun 882. Catatan khotbah tersebut mengutip beberapa ayat bagian kedua Kredo Athanasius yang membahas iman mengenai Yesus Kristus: Domini nostri Ihesu Christi fideliter credat. Est ergo fides recta ut credamus et confitemur quia Dominus Ihesus Christus Dei Filius Deus pariter et homo est. Pada manuskrip Cleopatra nomor E.1 dari perpustakaan milik Robert Bruce Cotton yang kemudian diambil alih the British Library, terdapat pengakuan iman Denebert yang diangkat menjadi Uskup Worcester pada sekira tahun 798. Pengakuan iman Denebert tersebut mengutip beberapa ayat termasuk ayat awal dari Kredo Athanasius yang sangat dikenal: Quicunque vult salvus esse, ante omnia opus est illi ut teneat catholicam fidem. Fides autem caholica haec est, ut unum Deum in trinitate et trinitatem in unitate veneremur.

Sampai kemudian pada tahun 1642 Gerrit Janszoon Vos alias Gerardus Vossius menerbitkan buku karyanya yang berjudul Dissertationes Tres de Tribus Symbolis; Apostolico, Athanasiano, et Constantinopolitano. Dalam bukunya tersebut Gerardus Vossius menunjukkan kemustahilan hubungan antara rumusan Kredo Athanasius dengan zaman ketika St. Athanasius hidup. Sejak saat itu, para peneliti sejarah mulai sepakat dengan pendapat Vos. Salah satu di antara beberapa petunjuk Vos adalah dari susunan bahasanya Kredo Athanasius jelas merupakan sebuah rumusan yang aslinya ditulis dalam Bahasa Latin, sedangkan St. Athanasius merupakan Bapa Gereja Yunani karena dia menulis karya-karyanya dalam Bahasa Yunani. Terlebih lagi kredo ini tidak mengandung istilah-istilah teologis yang identik dengan St. Athanasius seperti istilah homoousion, tetapi mengandung ajaran yang umum di Gereja Barat yaitu bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra. Selain itu, kredo ini tidak pernah dikenal di Gereja Timur sampai abad kedua belas.

Beberapa orang berpendapat bahwa St. Ambrosius dari Milan adalah penyusun Kredo Athanasius, tetapi beberapa orang lain juga diusulkan sebagai penyusun kredo ini oleh banyak peneliti sejarah tanpa kesepakatan di antara mereka. Di antara mereka yang dianggap sebagai penyusun kredo ini adalah St. Hilarius dari Poitiers dan St. Eusebius dari Vercelli. Pasquier Quesnel berpendapat bahwa Kredo Athanasius disusun oleh St. Vigilius dari Thapsus. Teori yang umum diterima saat ini menyimpulkan bahwa Kredo Athanasius disusun di daerah Prancis Selatan pada abad kelima.

Ketika melakukan penelitian di arsip manuskrip Kerajaan Aragon di Barcelona, José Madoz y Moleres menemukan sebuah karya St. Vincentius dari Lerins dimana dalam karya ini terkandung rumusan iman mengenai Tritunggal yang mirip dengan Kredo Athanasius. Hasil penelitian yang kemudian diterbitkan pada tahun 1940 dengan judul Excerpta Vincentii Lirinensis según el Códice de Ripoll, no. 151 con un Studio Critico Introductorio ini mendukung pendapat Joseph Anthelmi yang sebelumnya sudah terpengaruh pendapat Pierre Pithou. Dua setengah abad sebelumnya yaitu pada tahun 1693 Joseph Anthelmi menerbitkan karyanya yang berjudul Nova de Symbolo Athanasiano Disquisitio dimana dia mengemukakan dasar-dasar yang menunjukkan bahwa St. Vincentius dari Lerins adalah penyusun Kredo Athanasius.

Pembagian Ayat sunting

Dalam naskah tulis maupun naskah cetak tertua, Kredo Athanasius tidak dibagi menjadi sejumlah ayat atau bait tertentu. Pembagian yang umum dilakukan adalah pembagian menjadi dua paragraph yang dibedakan berdasarkan isinya, paragraf pertama menjelaskan iman mengenai Tritunggal dan paragraf kedua menjelaskan iman mengenai Yesus Kristus. Walaupun demikian, karena bentuknya serupa dengan puisi maka di kemudian hari kredo ini sering kali dibagi menjadi sejumlah ayat atau bait. Namun antara naskah yang satu dengan naskah yang lain pun tidak seragam pembagian ayatnya; ada yang membagi menjadi 40 ayat, ada yang membagi menjadi 41 ayat, dan ada yang membagi menjadi 44 ayat.

Contoh pembagian menjadi 40 ayat terdapat dalam buku karya Antonio Possevino berjudul Notae Divini Verbi et Apostolicae Ecclesiae Fides ac Facies ex Quatuor Primis Oecumenicis Synodis cetakan tahun 1586 pada halaman 147 - 148. Dalam buku tersebut Kredo Athanasius sudah dibagi menjadi ayat-ayat dengan jumlah 40 ayat tetapi tanpa diberi nomor. Pada tahun 1727 Daniel Cosgrove Waterland menerbitkan buku berjudul A Critical History of the Athanasian Creed, Representing the Opinions of Antients and Moderns Concerning It. Pada halaman 228 - 243 buku tersebut Kredo Athanasius dibagi menjadi ayat-ayat dengan jumlah 40 ayat dan diberi nomor.

Contoh pembagian menjadi 41 ayat terdapat dalam buku karya Josse van Clichtove berjudul Elucidatorium Ecclesiasticum ad Officium Ecclesiae Pertinentia Planius Exponens et Quatuor Libros Complectens cetakan tahun 1516 pada halaman 85a. Dalam buku tersebut Kredo Athanasius dibagi menjadi ayat-ayat dengan jumlah 41 ayat dan diberi nomor.

Contoh pembagian menjadi 44 ayat terdapat dalam buku suntingan Henry Boynton Smith dan James Manning Sherwood berjudul The American Presbyterian and Theological Review, Volume IV cetakan tahun 1866 pada halaman 585 - 589. Dalam buku tersebut Kredo Athanasius dibagi menjadi ayat-ayat dengan jumlah 44 ayat dan diberi nomor. Tetapi yang mempopulerkan pembagian menjadi 44 ayat adalah Philip Schaff dalam karyanya yang berjudul History of the Christian Church, Volume III cetakan tahun 1867 pada halaman 690 - 695.

Daftar Pustaka sunting

  • Anthelmi, Joseph, 1693, Nova de Symbolo Athanasiano Disquisitio, Antoine Dezallier, Paris.
  • Clichtove, Josse van, 1516, Elucidatorium Ecclesiasticum ad Officium Ecclesiae Pertinentia Planius Exponens et Quatuor Libros Complectens, Henri Estienne, Paris.
  • Madoz y Moleres, José, 1940, Excerpta Vincentii Lirinensis según el Códice de Ripoll, no. 151 con un studio critico introductorio, Estudios Onienses, Madrid.
  • Mountain, William, 1967, The Excerpta Vincentii Lirinensis, Part 1: A Revised Edition, dalam Sacris Erudiri volume 18, Karel Beyaert & Martinus Nijhoff, Bruges & s-Gravenhage.
  • Ommanney, George Druce Wynne, 1875, The Athanasian Creed, an Examination of Recent Theories Respecting its Date and Origin, Rivingtons, London.
  • Ommanney, George Druce Wynne, 1880, Early History of the Athanasian Creed, Rivingtons, London.
  • Possevino, Antonio, 1586, Notae Divini Verbi et Apostolicae Ecclesiae Fides ac Facies ex Quatuor Primis Oecumenicis Synodis, Jan Wolrab, Poznan.
  • Schaff, Philip, 1867, History of the Christian Church, Volume III, from Constantine the Great to Gregory the Great, Charles Scribner and Company, New York.
  • Schaff, Philip, 1877, The Creeds of Christendom, with a History and Critical Notes, Volume I, the History of Creeds, Harper and Brothers, New York.
  • Smith, Henry Boynton & Sherwood, James Manning, 1866, The American Presbyterian and Theological Review, Volume IV, James Manning Sherwood, New York.
  • Vos, Gerrit Janszoon, 1642, Dissertationes Tres de Tribus Symbolis: Apostolico, Athanasiano, et Constantinopolitano, Joan Blaeu II, Amsterdam.
  • Waterland, Daniel Cosgrove, 1728, A Critical History of the Athanasian Creed, Representing the Opinions of Antients and Moderns Concerning It, Cambridge University Press, Cambridge.

Pranala luar sunting