Persentuhan bahasa
Persentuhan bahasa (juga dikenal sebagai sentuh bahasa atau kontak bahasa) terjadi ketika para penutur dari dua atau lebih bahasa maupun ragam berinteraksi dan saling memengaruhi. Kajian tentang persentuhan bahasa disebut linguistik persentuhan atau linguistik kontak. Persentuhan bahasa dapat terjadi di perbatasan bahasa,[1] antara bahasa-bahasa adstratum, atau sebagai hasil dari migrasi, dengan sebuah bahasa penerobos bertindak sebagai superstratum maupun substratum.
Ketika para penutur dari bahasa-bahasa berbeda berinteraksi dengan dekat, umumnya khas untuk bahasa mereka saling memengaruhi. Persentuhan bahasa yang intensif dapat mengakibatkan penumpuan bahasa maupun leksifikasi ulang. Dalam beberapa kasus suatu bahasa sentuh dapat tercipta sebagai hasil dari pengaruh tersebut, misal pijin, kreol, atau bahasa campuran. Namun dalam banyak kasus lain, persentuhan antara penutur terjadi dengan efek berkekalan pada skala yang lebih kecil; ini dapat termasuk peminjaman kata serapan, pinjam terjemah, maupun jenis lain dalam hal kebahasaan.
Kemultibahasaan, yaitu pengetahuan akan lebih dari satu bahasa, telah menjadi umum sepanjang sebagian besar sejarah manusia, dan kini kebanyakan orang di dunia adalah multibahasawan dengan bahasa keduanya kebanyakan adalah bahasa Inggris.[2] Penggunaan alih kode oleh multibahasawan, yaitu penggunaan rangkap (ciri) bahasa dalam suatu percakapan tunggal, adalah salah satu bentuk persentuhan antara bahasa.
Metode-metode dari sosiolinguistik[3] (kajian tentang penggunaan bahasa dalam masyarakat), dari linguistik korpus dan dari linguistik formal digunakan falam kajian persentuhan bahasa.
Peminjaman
suntingPeminjaman butir kosakata
suntingCara terumum untuk bahasa-bahasa saling memengaruhi adalah bertukar kata. Misal peminjaman kata-kata Inggris ke bahasa lain yang lumayan umum pada masa kini. Contoh lainnya, peminjaman kata-kata Arab ke bahasa Melayu dan sekitarannya pada masa klasik Asia Tenggara.
Ada beberapa bahasa yang meminjam banyak kata dari bahasa lain yang terkadang membuat penggolongannya sulit. Misal bahasa Armenia meminjam sangat banyak kata dari bahasa-bahasa Iran, yang membuatnya sempat tergolong sebagai bahasa Indo-Iran yang cakah, alih-alih menggolongkannya sebagai cabang (bahasa) mandiri dalam rumpun Indo-Eropa selama beberapa dasawarsa.[4]
Peminjaman ciri dari bahasa lain
suntingPengaruhnya bisa lebih dalam, meluas bahkan ke pertukaran ciri khas umum bahasa misal morfologi dan tata bahasa.
Misal bahasa Newar, yang dituturkan di Nepal, adalah bahasa Sino-Tibet yang berhubungan jauh dengan bahasa Tionghoa tetapi telah mengalami persentuhan selama berabad-abad dengan bahasa-bahasa Indo-Iran di sekitarannya, sehingga bahasa ini bahkan telah mengembangkan infleksi kata benda, yaitu ciri yang khas untuk bahasa-bahasa Indo-Eropa tetapi jarang untuk Sino-Tibet. Bahasa Newar juga menyerap ciri tata bahasa seperti kala kata kerja.
Arah pengaruh
suntingHegemoni linguistik
suntingSuatu pengaruh bahasa meluas begitu para penuturnya berkembang dalam kekuasaan. Bahasa Tionghoa, Yunani, Latin, Portugis, Prancis, Spanyol, Arab, Persia, Sanskerta, Rusia, Jerman dan Inggris masing-masing punya masa pengaruh yang besar dan apalagi untuk bahasa-bahasa di kawasan yang terpapar atau terkuasai oleh mereka.
Apalagi selama dan sejak 1990-an, internet, beserta pengaruh-pengaruh sebelumnya misal radio dan televisi, komunikasi telefon dan bahan-bahan baku tercetak[5] telah meluas dan mengubah banyak cara di mana bahasa-bahasa dapat dipengaruhi oleh satu sama lain dan oleh teknologi.
Pengaruh tak bersaling
suntingPerubahan sebagai akibat persentuhan sering kali berat sebelah. Bahasa Tionghoa, sebagai contoh, mempunyai efek yang menonjol pada perkembangan bahasa Jepang, tetapi bahasa Tionghoa tetap cukup bebas dari pengaruh Jepang, kecuali untuk beberapa istilah modern yang dicipta di Jepang dan berdasarkan huruf dan pengucapan Tionghoa tetapi dipinjam ulang ke bahasa Tionghoa itu sendiri (wasei-kango).
Pengaruh bersaling
suntingDalam beberapa kasus, persentuhan bahasa dapa berujung ke pertukaran bersaling, tetapi mungkin terbatas pada daerah geografis tertentu. Misal, di Swiss, bahasa Prancis setempat dipengaruhi oleh bahasa Jerman dan sebaliknya. Di Skotlandia, bahasa Skots sangat dipengaruhi oleh bahasa Inggris, tetapi banyak istilah Skots yang dipungut oleh logat Inggris setempat.
Hasil dari persentuhan bahasa
suntingPeralihan bahasa
suntingHasil dari persentuhan dua bahasa dapat berupa penggantian satu bahasa dengan bahasa lainnya. Ini paling umum ketika satu bahasa mempunyai kedudukan sosial lebih tinggi (prestise). Ini kadang berujung ke keterancaman maupun kepunahan bahasa.
Pengaruh stratal
suntingKetika peralihan bahasa terjadi, bahasa yang tergantikan (dikenal sebagai substratum) dapat meninggalkan suatu kesan menonjol pada bahasa yang menggantikan (dikenal sebagai superstratum) ketika orang-orang mempertahankan ciri-ciri dsri substratum begitu mereka mempelajari bahasa baru dan meneruska ciri-ciri tersebut ke anak-anak mereka, yang berujung ke berkembangnya varietas baru. Misal, bahasa Latin yang menggantikan bahasa-bahasa setempat di daerah yang sekarang adalah Prancis selama masa Roma Kuno dipengaruhi oleh bahasa Gallia dan Bahasa Jermanik. Pengucapan khas dialek bahasa Inggris Irlandia, sebagian berasal dari pengaruh substratum bahasa Irlandia.
Contoh lain di luar rumpun Indo-Eropa, yaitu bahasa Koptik—tahap terakhir bahasa Mesir kuno, adalah substratum untuk bahasa Arab Mesir.
Penciptaan bahasa baru: pengkreolan dan cahasa campuran
suntingPersentuhan bahasa dapat berujung pada berkembangnya bahasa baru ketika orang-orang tanpa suatu bahasa perantara saling berbaur. Persentuhan ini memungkinan berkembangnya suatu pijin, yang pada akhirnya dapat menjadi bahasa kreol yang matang melalui olah pengkreolan (walau beberapa ahli bahasa menegaskan bahwa suatu kreol tidak selalunya muncul dari pijin). Contoh utamanya dalah Bahasa Ndyuka dan Saramaka, keduanya dituturkan di Suriname dan mempunyai kosakata terutama dari bahasa Portugis, Inggris dan Belanda.
Ada pula olah yang lebih langka tetapi tetap teramati, menurut beberapa ahli bahasa, yaitu pembentukan bahasa campuran. Bahasa campuran dibentuk oleh komunitas yang mampu dalam kedua bahasa induk, sedangkan kreol dibentuk oleh komunitas yang sebelumnya tidak punya bahasa perantara. Bahasa campuran cenderung sangat mewariskan kepelikan (ketatabahasaan, fonologis, dll.) dari bahasa-bahasa induknya, sedangkan kreol bermula sebagai bahasa yang sederhana dan kemudian berkembang dalam kepelikan secara mandiri. Ini terkadang dijelaskan sebagai suatu komunitas dwibahasa yang tidak lagi berjati diri dengan budaya dari salah satu bahasa yang mereka gunakan, dan berusaha mengembangkan suatu bahasa sebagai ungkapan dari budaya baru mereka sendiri.
Perubahan dialektis dan sub-kebudayaan
suntingBeberepa bentuk dari persentuhan bahasa hanya memengaruhi segmen tertentu dari suatu komunitas tuturan. Akibatnya, perubahan mungkin hanya terlihat pada dialek, jargon, maupun laras tertentu.
Dalam beberapa kasus, suatu bahasa dapat mengembangkan akrolek yang mengandung unsur-unsur bahasa yang lebih bergengsi. Misalnya, di Inggris selama sebagian besar Abad Pertengahan, tuturan golongan atas sangat dipengaruhi oleh bahasa Prancis hingga sering kali menyerupai suatu dialek Prancis.
Kajian yang lebih luas tentang ragam persentuhan dalam suatu masyarakat disebut ekologi linguistik.[6]
Bahasa isyarat
suntingPersentuhan antara bahasa isyarat
suntingPersentuhan bahasa dapat terjadi antara dua atau lebih bahasa isyarat, dan peristiwa sentuh yang dimungkinkan terjadi adalah peminjaman leksikal, "logat" asing, campur tangan, alih kode, pijin, kreol, dan sistem campuran.
Persentuhan antara bahasa isyarat dan bahasa lisan
suntingPersentuhan bahasa sangat umum terjadi di sebagian besar komunitas tuna rungu, yang hampir selalu berada dalam budaya bahasa lisan yang menonjol. Namun, antara bahasa isyarat dan bahasa lisan, bahkan jika peminjaman leksikal dan alih kode juga terjadi, antarmuka antara mode lisan dan isyarat menghasilkan peristiwa unik berikut: ejaan jari, gabungan ejaan jari/isyarat, inisialisasi, bicara AODTR, percakapan PTUTR, pemulutan dan persentuhan bahasa isyarat.
Lihat pula
suntingSumber acuan
suntingCatatan
sunting- ^ Hadzibeganovic, Tarik, Stauffer, Dietrich & Schulze, Christian (2008). Boundary effects in a three-state modified voter model for languages. Physica A: Statistical Mechanics and its Applications, 387(13), 3242–3252.
- ^ "CAL: Digests: A Global Perspective on Bilingualism and Bilingual Education". Diarsipkan dari asli tanggal 2012-08-22. Diakses tanggal 2012-05-16. A Global Perspective on Bilingualism and Bilingual Education (1999), G. Richard Tucker, Carnegie Mellon University
- ^ Gooden, Shelome. "Language Contact in a Sociolinguistics Context." in The Routledge Companion to the Work of John R. Rickford (2019).
- ^ Waterman, John (1976). A History of the German Language. University of Washington Press, p. 4
- ^ Nazaryan, Ani; Gridchin, Aleksandr (2006). "The influence of internet on language and "email stress"" (PDF). Facta Universitatis. Law and Politics. 4 (1). University of Niš, Serbia: 23–27. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal March 7, 2012. Diakses tanggal December 18, 2013.
The Internet, in conjunction with radio and television, telephone communication and printed materials, creates the universal information net, which is called "Cyberspace" [...]
- ^ Lihat, sebagai contoh, Mufwene, Salikoko S. The ecology of language evolution. Cambridge University Press, 2001.
Sumber acuan umum
sunting- Hickey, Raymond (ed.), The Handbook of Language Contact (Malden, MA: Wiley-Blackwell 2010)
- Sarah Thomason and Terrence Kaufman, Language Contact, Creolization and Genetic Linguistics (University of California Press 1988).
- Sarah Thomason, Language Contact - An Introduction (Edinburgh University Press 2001).
- Uriel Weinreich, Languages in Contact (Mouton 1963).
- Donald Winford, An Introduction to Contact Linguistics (Blackwell 2002) ISBN 0-631-21251-5.
- Ghil'ad Zuckermann, Language Contact and Lexical Enrichment in Israeli Hebrew (Palgrave Macmillan 2003) ISBN 1-4039-1723-X.
- van Gijn R, Ruch H, Wahlström M, Hasse A (2023). van Gijn R, Ruch H, Wahlström M, Hasse A (ed.). Language contact: Bridging the gap between individual interactions and areal patterns (pdf). Berlin: Language Science Press. doi:10.5281/zenodo.8269092. ISBN 9783961104208.