Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesepuluh

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesepuluh (Inggris: The Tenth East Asia Summit) adalah sebuah pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antar pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan di Asia Timur dan juga negara-negara terdekat. Konferensi ini telah diadakan di kota Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-22 November 2015.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur
(Tenth East Asia Summit)
Para pemimpin negara yang hadir.
Tuan rumahMalaysia
Tanggal21-22 November 2015
KotaKuala Lumpur
PesertaAnggota-anggota EAS
SebelumnyaKonferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesebelas
SelanjutnyaKonferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesembilan

Isu pembahasan sunting

KTT Asia Timur Kesepuluh ini dihadiri sepuluh negara ASEAN dan negara Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru dan Tiongkok. Pertemuan Kesepuluh ini menjadi agenda yang sangat penting karena menandai satu dekade sejak diadakan pertama kali pada tahun 2005, yang juga diadakan di Malaysia. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, meminta supaya EAS ini tidak hanya sekedar membahas isu regional saja melainkan juga menjangkau berbagai permasalahan atau krisis golbal yang terjadi di dunia.[1]

Selain agenda tersebut, pertemuan ini juga melihat perpanjangan program plan of action (POA) untuk melaksanakan Phnom Penh Declaration on East Asia Summit Development Initiative hingga akhir 2017. Tujuan program POA guna meningkatkan kerjasama antar anggota EAS secara khusus di enam bidang prioritas, yakni bidang energi, pendidikan, keuangan, kesehatan global, lingkungan dan manajemen bencana alam, dan juga konektivitas ASEAN.[1]

Dalam kata sambutan Perdana Menteri India, Narendra Modi, tanggal 22 November 2015, mengangkat isu terorisme. Narendra mengatakan bahwa apa yang terjadi di Beirut, Paris, Ankara, Mali dan peristiwa pesawat Rusia, merupakan peristiwa yang harus disikapi dengan kekhawatiran. India meminta negara anggota EAS memiliki strategi baru dalam upaya memerangi gerakan terorisme dan tidak boleh ada satu negara pun yang mendukung gerakan ini.[2]

Hasil Pertemuan sunting

Dalam KTT Asia Timur 2015, setidaknya ada 5 catatan penting yang dihasilkan melalui pertemuan tersebut. Adapun kelima poin tersebut yakni;[3]
1) Negara anggota siap menyambut era komunitas ASEAN.
2) Pedana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan bahwa bahaya terorisme telah memasuki kawasan Asia Tenggara.
3) Negara-negara ASEAN, Tiongkok dan Amerika Serikat, menyepakati pentingnya kode etik dalam mengatur reklamasi di Laut Selatan.
4) Presiden Filipina, Benigno Aquino III, menyampaikan perpisahan, mengingat masa jabatannya sebagai presiden Filipina akan selesai pada pertemuan KTT Asia Timur Kesebelas (2016).
5) Indonesia berhasil membuat kerjasama maritim untuk kawasan Asia Timur.

Kehadiran Delegasi sunting

Para pemimpin negara dan kepala pemerintaha yang hadir dalam KTT Asia Timur Kesepuluh di kota Kuala Lumpur, Malaysia;[4]

Referensi sunting

  1. ^ a b "What Did the 10th East Asia Summit in Malaysia Achieve". www.thedipolmat.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Oktober 2020. 
  2. ^ "Remarks by Prime Minister at the 10th East Summit in Kuala Lumpur, November 22 2015". www.mea.gov.in (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Oktober 2020. 
  3. ^ "KTT ASEAN Summit". www.rappler.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2020. 
  4. ^ "Tenth East Asia Summit". www.jspayne.com. Diakses tanggal 31 Oktober 2020. [pranala nonaktif permanen]