Ki Ageng Pandan Arang

Ki Ageng Pandan Arang (disebut juga Pandanaran, Pandanaran I) adalah bupati pertama Semarang, yang diangkat oleh Sultan Demak Bintara. Konon nama Semarang diberikan olehnya, karena di tempat ia tinggal ditumbuhi oleh pohon asam yang jarang-jarang (bahasa Jawa: asem arang). Ki Ageng Pandan Arang juga dikenal sebagai tokoh penyebaran Islam di daerah tersebut. Meskipun sezaman dengan para Wali Sanga, ia tidak termasuk di dalamnya. Berdasarkan arsip De Gouverneur Van Java, dia pun dikenal sebagai sultan bajat atau kiyai gede semarang.

Gapura Makam Ki Ageng Pandan Arang

Tokoh ini berkedudukan di Pragota, yang sekarang adalah tempat bernama Bergota di kelurahan Randusari, Semarang Selatan. Dahulu Pragota berada sangat dekat dengan pantai, karena wilayah Kota Lama Semarang merupakan daratan baru karena endapanan proses pengangkatan kerak bumi. Semarang diberikan kepada Pandan Arang oleh Sultan Demak.

Raden Pandanaran adalah putra dari pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor (sultan kedua Kesultanan Demak) yang menolak tahta karena lebih suka memilih mendalami spiritualitas. Posisi sultan ketiga Demak kemudian diberikan kepada pamannya. Pendapat lain menyatakan bahwa ia adalah saudagar asing, mungkin dari Arab, Persia, atau Turki, yang meminta izin sultan Demak untuk berdagang dan menyebarkan Islam di daerah Pragota. Izin diberikan baginya di daerah sebelah barat Demak. Cerita lain bahkan menyebutkan ia adalah putra dari Brawijaya V, raja Majapahit terakhir, meskipun tidak ada bukti tertulis apa pun mengenainya.

Makamnya terletak di wilayah Kelurahan Mugassari, Semarang Selatan.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  • Budiman, Amen. Semarang Riwayatmu Dulu. Penerbit Satya Wacana, Semarang.

Rujukan

sunting