Kereta ukur Galunggung

layanan kereta api di Indonesia

Kereta ukur Galunggung adalah salah satu kereta inspeksi yang dimiliki Indonesia yang khusus digunakan untuk melakukan pengukuran geometri jalan rel. Sebelum kereta ukur digunakan, pelaksanaan pengukuran dilakukan secara manual oleh seorang tenaga pemeriksa jalan rel yang melakukan pemeriksaan jalan rel pada lintas tertentu secara visual. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, peran kereta ukur dapat meringankan beban tenaga pemeriksa jalan rel, menghemat waktu pekerjaan dan memperluas wilayah pemeriksaan.

Kereta ukur Galunggung melintasi emplasemen Stasiun Jatinegara.
Kereta ukur Galunggung melintasi emplasemen Stasiun Jatinegara.

Kereta Ukur Galunggung beroperasi pada tahun 2016 yang merupakan produksi dari PT.INKA (Persero) [1] dengan dilengkapi 2 (dua) teknologi alat ukur berupa sistem sensor untuk mengukur geometri jalan rel atau track geometry measurement system (TGMS) dari ENSCO [2]dan sistem untuk melakukan pengukuran jaringan listrik aliran atas atau overhead measurement system (OWMS) dari DB Systemtechnik [3], OWMS digunakan pada lintasan kereta berpenggerak listrik yang saat ini hanya tersedia di lintas Jabodetabek Dan Yogya-Solo. Dalam pengukuran alat ukur TGMS dilakukan terhadap tujuh parameter pengukuran yaitu Lebar jalan rel, Angkatan, Listringan, Crosslevel, Twist, Curvature dan Warp.

Selain itu, kereta ukur Galunggung dilengkapi juga dengan sebuah alat untuk mengukur profil rel atau rail profile measurement system (RPMS). Sedangkan alat ukur OWMS digunakan untuk mengukur ketinggian antara kop batang rel dengan kawat kontak listrik aliran atas, mengukur devisiasi kawat kontak dan ketebalan kawat kontak.

Data Teknis sunting

Desain kecepatan maksimum : 120 km/jam
Kecepatan pengukuran minimum : 27 Km/jam
Kecepatan maksimum operasional : 100 km/jam
Lebar sepur : 1.067 mm
Panjang carbody kereta : 20.000 mm
Lebar carbody kereta : 2.990 mm
Tinggi kereta dari atas rel : 3.530 mm
Berat kosong maks. : 46.000 kg
Propulsi : Mesin Diesel dan Transmisi Hidromekanik
Kapasitas Penumpang : 20 Orang
Bogie : Bolsterles
Sistem Pengereman : Automatic Tight Lock coupler
Sistem Kelistrikan : Genset, 380 V, 31 KVA

Parameter Pengukuran sunting

Alat ukur geometri jalan rel atau TGMS yang dimiliki kereta ukur Galunggung memiliki 7 parameter [6] pengukuran yaitu :

  • Lebar jalan rel merupakan jarak antar batang rel diukur 14mm kebawah dari kop kepala rel. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat dua jenis lebar jalan rel yang digunakan yaitu 1067mm dan 1435mm..
  • Angkatan merupakan Perbedaan beda tinggi rel pada bentang rel tertentu "nilai vertikal dari beda tinggi rel".
  • Listringan adalah mencari beda nilai horizontal dari geometri jalan rel.
  • Crosslevel merupakan beda tinggi sisi kedua batang rel yang berlawanan atau biasa disebut juga cant. crosslevel dapat sangat berbahaya jika terjadi pada jalur lengkung.
  • Twist atau juga disebut skilu merupakan suatu kondisi ketika empat roda tidak mengalami sebidang dari suatu sumbu bogie. umumnya terjadi perbedaan tinggi pada 2 titik dalam jarak 3 meter.
  • Curvature merupakan derajat kelengkungan pada suatu jalur lengkung.
  • Warp serupa dengan twist namun kondisi warp secara berlanjut (continue) tidak sepanjang 3 meter.

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting