Kekaisaran Mongol
Kekaisaran Mongolia (bahasa Mongol: Монголын эзэнт гүрэн; Mongolyn ézént gürén; bahasa Rusia: Монгольская империя; Mongol'skaya imperiya) adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia setelah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat di antara semua kekaisaran Abad Pertengahan.
Kekaisaran Mongolia | |
---|---|
1206–1368 | |
Bendera Bangsa Mongol | |
Puncak wilayah terluas Kekaisaran Mongol tahun 1279 | |
Perluasan Kekaisaran Mongolia antara 1206–1294 ditindihkan di atas peta politik modern Eurasia | |
Ibu kota | Avarga Karakorum[catatan 1] Dadu[catatan 2] (kini Beijing) |
Agama | Tengriisme (Shamanisme), kemudian Buddha, Kristen dan Islam |
Pemerintahan | Monarki pemilihan, kemudian monarki herediter |
Khan Agung | |
• 1206-1227 | Jenghis Khan |
• 1229-1241 | Ögedei Khan |
• 1246-1248 | Güyük Khan |
• 1251-1259 | Möngke Khan |
• 1260-1294 | Kublai Khan |
• 1333–1370 | Toghon Temür Khan |
Legislatif | Kurultai |
Sejarah | |
• Jenghis Khan menyatukan suku-suku dan menyatakan berdirinya Negara Mongolia Raya | 1206 |
• Kematian Jenghis Khan | 1227 |
• Pax Mongolica | 1210-1350 |
• Perpecahan kekaisaran | 1260-1264 |
• Keruntuhan Dinasti Yuan, menandai benar-benar berakhirnya kekaisaran | 1368 |
Mata uang | Koin (misalnya dirham), Sukhe, uang kertas yang dijamin dengan sutra atau batangan perak, serta matauang Dinasti Yuan (Chao) |
Sekarang bagian dari | |
Asal mula
suntingKekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih di antara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmia di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Cina), Ilkhanate (Persia), Kekhanan Chagatai (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
Khan Agung Mongol (Dinasti Yuan)
suntingPara Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq (berarti "Kota Para Khan"), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat.
Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:
- 1206 Jenghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongolia.
- 1227 Ogadai Khan (Ogedei Khan), anak Jenghis Khan.
- 1241 Toregene, istri Ogadai Khan (bukan marga Borjigid) dan wali atas Guyuk Khan.
- 1246 Guyuk Khan; anak Ogadai Khan dan Toregene.
- 1251 Möngke Khan, anak Tolui (saudara Ogadai Khan).
- 1260 Kubilai Khan, saudara Mongke Khan
- 1294 Temur Oljeytu (Uljaytu), cucu Khublai Khan.
- 1307 Qayshan Guluk, keponakan Temur Oljeytu.
- 1311 Ayurparibhadra Buyantu, adik Qayshan Guluk.
- 1320 Suddhipala Gege'en (Gegen), anak Ayurparibhadra Buyantu.
- 1323 Yesun Temur, sepupu Qayshan Guluk dan Ayurparibhadra Buyantu.
- 1328 Arigaba, anak Yesun Temur.
- 1328 Jijaghatu Toq-Temur, anak Qayshan Guluk.
- 1329 Qushila Qutuqtu, anak Qayshan Guluk dan kakak Jijaghatu Toq-Temur.
- 1332 Rinchendpal (Irinjipal), anak Qushila Qutuqtu.
- 1332-1370 Toghan Temur; anak Qushila Qutuqtu (saudara tiri Rinchendpal) dan kaisar Dinasti Yuan terakhir.
Setelah Toghan Temur disingkirkan oleh kaisar Ming, maka pengaruh mereka di wilayah non-Tiongkok menjadi pupus sama sekali.
Masa pemerintahan
suntingKhan-Khan Asia Tengah dan Asia Barat
suntingSementara itu, para pemimpin wilayah atau kerajaan bawahan Khan-Khan Agung Mongol memerintah dengan cukup bebas, beberapa yang terkenal antara lain adalah:
- 1227-1241 Chagatai Khan; anak Jenghis Khan, yurt atau wilayah kekuasaannya meliputi Transoxania sampai Turkestan Timur, termasuk pula Gunung T'ien Shan.
- 1226-1280 Orda Khan; anak Jochi, putra sulung Jenghis Khan dan pendiri Kekhanan Gerombolan Putih.
- 1227-1255 Batu Khan; saudara Orda Khan dan pendiri Kekhanan Gerombolan Biru.
- 1256-1265 Hulagu Khan; saudara Möngke Khan dan Kublai Khan, serta penguasa Il-Khanate (Il-Khan berarti warga atau bawahan Khan Agung).
- Kadan Khan; salah seorang anak daripada Ogadai Khan.
- Oghui, bukan bermarga khan.
Wilayah kekuasaan
suntingPada awal masa kekuasaannya, Kekaisaran Mongol hanya meliputi wilayah padang rumput dan dataran tinggi di Tiongkok bagian utara. Setelah memerintah banyak bangsa di wilayahnya, wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongol meluas hingga mencakup sebagian besar Asia Timur. Wilayah kekuasaannya yang terluas mencakup wilayah Timur Jauh dan Timur Dekat.[2]
Secara rinci, wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongolia meliputi:
- Seluruh Tiongkok (dinasti Xia Barat, Song, Jin, dan Liao) dan Nanchao (Kerajaan Dali).
- Kerajaan Khawarezmi (bisa disebut juga wilayah Persia atau Iran-Irak-Azerbaijan sekarang ini).
- India bagian utara.
- Beberapa negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, dll).
- Timur Tengah atau Asia Barat Daya (Irak, Sebagian Turki).
- Sebagian wilayah Rusia.
- Asia Tengah (Afganistan, negara-negara pecahan Soviet: Ukraina, Georgia, Belarusia, Moldavia, dll).
- Mongolia.
- Beberapa negara di Eropa Timur atau Eropa Tengah (Bulgaria, Hungaria, dll).
- Asia Timur (Korea).
- Yerusalem (Israel, Palestina).
Penaklukan yang gagal
suntingBeberapa penaklukan Kekaisaran Mongol mengalami kegagalan, yaitu:
- Jepang berhasil mengusir pasukan Mongolia yang akan menginvasi negerinya tetapi akhirnya mengirimkan upeti sehingga Kaisar Mongol merasa puas, dan kemudian memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara.
- Jawa (Indonesia), Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa terjadi pada bulan Desember 1292 - Juni 1293 (7 bulan) berakhir dengan hasil kegagalan akibat disiasati dan diusir oleh Raden Wijaya, yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit.
- Negara-negara Eropa seperti Lithuania, Polandia, Austria, Moravia (Rep. Ceko timur), Dalmatia (Kroasia), Hungaria, dan pegunungan Carpathia. Pasukan Polandia, Hungaria dan Austria mengalami kekalahan besar tetapi wilayah mereka tidak jadi dikuasai karena pada saat itu Kaisar Mongolia (Ogadai Khan) meninggal sehingga pasukan Mongolia ditarik kembali ke Mongolia.
- Mesir, dinasti Mameluk berhasil mengusir dan menghancurkan tentara Mongol pada masa pemerintahan Hulagu Khan dalam Pertempuran Ain Jalut bahkan mereka terus mendesak mongol hingga keluar dari Damaskus, Syria.
Catatan: Kekaisaran Mongolia juga pernah berencana menyerang negara Eropa Barat, seperti Prancis, Romawi dan negara-negara Eropa lainnya. Ahli-ahli sejarah menyatakan jika bukan karena kematian Ogadai Khan, maka kemungkinan seluruh Eropa akan dikuasai dan sejarah Eropa akan berubah.
Lihat pula
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Secara aktual pendirian kota ini belum terjadi sampai dengan 1220, dan selanjutnya menjadi ibukota Kekaisaran Mongolia setidaknya sampai 1259.
- ^ Setelah kematian Möngke Khan pada 1259, tidak ada satu kota terbesar di kekaisaran, sebab Dadu telah menjadi ibukota bagi Dinasti Yuan antara 1272 sampai 1368.
Referensi
sunting- ^ (Bahasa Mongol Pertengahan)
- ^ Zaghrut, Fathi (April 2022). Artawijaya, ed. Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam. Diterjemahkan oleh Irham, Masturi. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 109. ISBN 978-979-592-978-9.
Bacaan lanjutan
sunting- C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties, University Press, Edinburgh 1980.
- L. Hambis, Le chapitre CVII du Yuan Che, les genealogies imperiales mongoles dans l'histoire chinois offiecielle de la dynastie mongole (Leiden 1945).
- F.W. Cleves, The Mongol names and terms in the History of the Nation of the Archers by Grigor of Akanc, Harvard Journal of Asiatic Studies, XII, (1949), 400-43.
- J.A. Boyle, On the titles given in Juvaini to certain Mongol princes, Harvard Journal of Asiatic Studies, XIX (1956), 146-54.