Kecelaan (sebagai lawan kata dari kebajikan) adalah perbuatan yang buruk, aib, tidak pantas, ternoda dsb.[1][2] Dalam bahasa Indonesia, kecelaan dapat disinonimkan atau berhubungan erat dengan beberapa kata lain, seperti perbuatan buruk, kesalahan, dosa, kebobrokan, kejahatan, kebengisan, kebusukan, dan kebiadaban.

Relief tersembunyi Borobudur bercerita tentang Mahakarmawibhangga, alam penuh nafsu yang masih terikat karma. Panel ini menggambarkan sifat-sifat yang mengarah pada kebencian, seperti murka, kemunafikan, kegetiran, ujaran jahat, penghancuran dll.

Istilah sunting

Dalam beberapa teks agama dan filsafat, istilah kecelaan dilawankan dengan istilah kebajikan, beberapa contoh di antaranya sebagai berikut.

Hikayat Bayan Budiman:[3]

"Tiadalah harus sebarang yang kecelaan itu ditambah-tambah celanya, melainkan dicarikan jalan kebajikan juga."

Alkitab Mazmur 15:[4]

15:2 Orang yang berjalan dengan tulus hatinya, dan yang mengerjakan kebajikan, dan yang berkata benar dalam hatinya. 15:3 Yang tiada berbuat fitnah dengan lidahnya dan tiada berbuat jahat akan kawannya dan tiada mengatakan kecelaan samanya manusia.

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Glosarium ~ Kateglo". kateglo.com. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  2. ^ "kecelaan (indonesia) - Kamus SABDA". kamus.sabda.org. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  3. ^ Hikayat Bayan Budiman. Balai Pustaka. 1986. 
  4. ^ "Mazmur 15 (TL) - Tampilan Pasal - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2019-08-31.