Kabupaten Asmat

kabupaten di Indonesia, di pulau Papua


Kabupaten Asmat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di distrik Agats.[7][8] Nama Asmat diambil dari suku terbesar di kabupaten ini, yakni Suku Asmat, yang merupakan penduduk asli kabupaten Asmat. Pada tahun 2022, penduduk di kabupaten Asmat berjumlah 113.524 jiwa, dengan kepadatan 4 jiwa/km².[2]

Kabupaten Asmat
Monumen ikon kota Agats
Monumen ikon kota Agats
Lambang resmi Kabupaten Asmat
Motto: 
Ja Asamanam Apcamar
Peta
Peta
Kabupaten Asmat di Maluku dan Papua
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat
Peta
Kabupaten Asmat di Indonesia
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat (Indonesia)
Koordinat: 5°22′46″S 138°27′48″E / 5.3795°S 138.46344°E / -5.3795; 138.46344
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Selatan
Tanggal berdiri25 Oktober 2002
Dasar hukumUU Nomor 26 Tahun 2002[1]
Hari jadi25 Oktober 2002
Ibu kotaAgats
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiElisa Kambu
 • Wakil BupatiThomas Eppe Safanpo
 • Sekretaris DaerahAbsalom Amirayam
Luas
 • Total24.996,91 km2 (9,651,36 sq mi)
Populasi
 • Total113.524
 • Kepadatan4,5/km2 (12/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 6,68% Islam
  • 0,03% Hindu
  • 0,01% Buddha[4]
 • BahasaIndonesia, Asmat
 • IPMKenaikan 56,85 (2023)
 sedang [5]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode pos
99771-99792
Kode BPS
9415
Kode area telepon(+62)902
Pelat kendaraanPA xxxx A**
Kode Kemendagri93.04
APBDRp 1.582.391.352.182,-[6]
PADRp 152.672.193.931,-
DAURp 922.743.263.000,- (2020)
Situs webwww.asmatkab.go.id

Sejarah sunting

 
Suku Asmat di Sungai Unir tahun 1907

Penemuan daerah Asmat sunting

Nama Asmat sudah dikenal dunia sejak tahun 1904. Tercatat pada tahun 1770 sebuah kapal yang dinahkodai James Cook mendarat di sebuh teluk di daerah Asmat. Tiba-tiba muncul puluhan perahu lesung panjang didayungi ratusan laki-laki berkulit gelap dengan wajah dan tubuh yang diolesi warna-warna merah, hitam, dan putih. Mereka ini menyerang dan berhasil melukai serta membunuh beberapa anak buah James Cook.

Berabad-abad kemudian tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1904, kapal SS Flamingo mendarat di suatu teluk di pesisir barat daya Irian jaya. Terulang peristiwa yang dialami oleh James Cook dan anak buahnya pada saat dahulu. Mereka didatangi oleh ratusan pendayung perahu lesung panjang berkulit gelap tersebut. Namun, kali ini tidak terjadi kontak berdarah. Sebaliknya terjadi komunikasi yang menyenangkan di antara kedua pihak. Dengan menggunakan bahasa isyarat, mereka berhasil melakukan pertukaran barang. Kejadian ini yang membuka jalan adanya penyelidikan selanjutnya di daerah Asmat.

Sejak itu, orang mulai berdatangan ke daerah yang kemudian dikenal dengan daerah Asmat itu. Ekspedisi-ekspedisi yang pernah dilakukan di daerah ini antara lain ekspedisi yang dilakukan oleh seseorang berkebangsaan Belanda bernama Hendrik A. Lorentz pada tahun 1907 hingga 1909. Kemudian ekspedisi Inggris dipimpin oleh A.F.R. Wollaston pada tahun 1912 sampai 1913. Suku Asmat yang seminomad itu mengembara sampai jauh keluar daerahnya dan menimbulkan peperangan dengan penduduk daerah yang didatanginya.

Untuk mengatasi kekacauan yang sering terjadi tersebut, pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu melancarkan usaha-usaha dalam rangka mengurangi peperangan dan memulihkan ketertiban. Pada tahun 1938, didirikan suatu pos pemerintahan yang berlokasi di Agats. Namun terpaksa ditinggalkan ketika pecah perang dengan Jepang pada tahun 1942. Selama perang itu berlangsung, hubungan dengan orang-orang Asmat tidak terjalin.

Hubungan tetap dengan masyarakat Asmat terjalin kembali dengan didirikannya suatu pos polisi pada tahun 1953. Pada Mei 1963, daerah Irian Jaya resmi masuk menjadi wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Sejak saat itu pula, pemerintah Indonesia melaksanakan usaha-usaha pembangunan di Irian Jaya termasuk daerah Asmat. Suku Asmat yang tersebar di pedalaman hutan dikumpulkan dan ditempatkan di perkampungan-perkampungan yang mudah dijangkau. Biasanya kampung-kampung tersebut didirikan di dekat pantai atau sepanjang tepi sungai. Dengan demikian hubungan langsung dengan Suku Asmat dapat berlangsung dengan baik.

Dewasa ini, sekolah-sekolah, puskesmas dan rumah-rumah ibadah telah banyak juga didirikan peemrintah dalam rangka menunjang pembangunan daerah dan masayarakat Asmat.

Pembangunan sunting

Pada tanggal 12 Maret 2018 Presiden Joko Widodo, didampingi Ibu Negara Iriana, mengunjungi Kabupaten Asmat, Papua. Presiden dan Ibu Iriana menumpangi Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Jayapura menuju Kabupaten Mimika, kemudian Presiden berganti helikopter Super Puma untuk menuju Kabupaten Asmat. Setibanya di sana, Presiden pun memboncengi Ibu Iriana dengan motor listrik berwarna merah menuju Aula Wiyata Mandala, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat yang berjarak 2,8 kilometer.[9] Tiba di aula, Presiden dan Ibu Iriana menyaksikan langsung pemberian makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu keduanya juga berdialog dengan para ibu. Bahkan beberapa kali Presiden menggendong anak-anak. Dari aula tersebut, Presiden dan Ibu Iriana melanjutkan dengan motor listrik berwarna merah menuju proyek infrastruktur di Kampung Kayeh. Di sini tengah dibangun berbagai proyek infrastruktur untuk Kabupaten Asmat, di antaranya jembatan gantung.[9]

Saat menuju proyek ini, Presiden harus mengendarai motor listrik itu melewati jembatan panjang yang terbuat dari kayu dan hanya memiliki lebar tidak lebih dari 3 meter. Ketika tengah menuju proyek infrastruktur, Presiden dan Ibu Iriana disambut tari-tarian oleh warga.[9] Usai meninjau Kampung Kayeh, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan menyeberangi sungai ke lokasi pembangunan 114 unit rumah khusus yang telah dibangun sejak 2016 dengan biaya Rp.19,9 miliar di Kampung Amanamkai, Distrik Atjs dan Kampung Syuru, Distrik Agats sebanyak 114 Unit dengan menggunakan speed boat. Tahun ini kembali dibangun sebanyak 100 unit rumah khusus yang tersebar di 4 kampung, yakni Kampung Priend Distrik Fayid (34 unit), Kampung Ass dan Kampung Atat Distrik Pulau Tiga (33 unit), dan Kampung Warkai Distrik Betsbamu (33 unit). Juga dibangun 4 jembatan gantung dengan anggaran Rp. 46 miliar dengan lokasi di Kampung Syuru Baru Distrik Agats (72 meter), Kampung Yerfum Distrik Der Koumor (72 meter), Kampung Hainam Distrik Pantai Kasuari (120 meter), Kampung Sawaerma (96 meter).[9]

Jalan panggung dari kayu yang sudah lapuk juga akan diperbaiki dengan jalan beton dengan teknologi pracetak sepanjang sekitar 12 km dengan lebar rata-rata 4 meter. Ketika Presiden dan Ibu Iriana akan kembali ke helipad untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor listrik, hujan turun dengan lebatnya. Presiden tetap memacu motor listriknya sejauh 3,5 kilometer. Pukul 15.03 WIT, dengan menumpangi helikopter Super Puma Presiden meninggalkan Kabupaten Asmat menuju Timika, Kabupaten Mimika untuk berganti Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuju Sorong, Papua Barat.[9]

Geografi sunting

Batas wilayah sunting

Utara Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo
Timur Kabupaten Mappi
Selatan Laut Arafuru
Barat Kabupaten Mimika

Pemerintahan sunting

Bupati sunting

No. Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
2   Elisa Kambu 3 Februari 2021[10] Petahana   Thomas Eppe Safanpo

Dewan Perwakilan sunting

DPRD Asmat beranggotakan 25 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Asmat dalam tiga periode terakhir.[11][12][13]

Partai Politik Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKPB 2
PDK 1
PDS 2
PKDI 2
PKB 0   3   1
Gerindra 1   3   2
PDI-P 5   5   12
Golkar 3   5   3
NasDem (baru) 1   1
PKS 1   3   1
PSI (baru) 1
PAN 2   1   2
Hanura 0   1   0
Demokrat 1   3   2
Jumlah Anggota 20   25   25
Jumlah Partai 10   9   9

Daftar Distrik sunting

Kabupaten Asmat terdiri atas 25 distrik dan 224 kampung dengan luas wilayah 31.983,69 km² dan jumlah penduduk 103.074 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Asmat adalah 93.04.[7][8][14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Asmat adalah sebagai berikut:

Kode Wilayah Nama Distrik Ibu kota Jumlah Kampung Status Daftar
93.04.01 Agats Bis Agats 12 Kampung
93.04.02 Atsj Atsy 9 Kampung
93.04.03 Sawa Erma Erma 10 Kampung
93.04.04 Akat Ayam 5 Kampung
93.04.05 Fayit Ais 13 Kampung
93.04.06 Pantai Kasuari Kamur 9 Kampung
93.04.07 Suator Binam 14 Kampung
93.04.08 Suru-suru Suru-suru 18 Kampung
93.04.09 Kolf Braza Binamsain 9 Kampung
93.04.10 Unir Sirau Paar 6 Kampung
93.04.11 Joerat Yamas 6 Kampung
93.04.12 Pulau Tiga Kapi 11 Kampung
93.04.13 Jetsy Yetsy 8 Kampung
93.04.14 Der Koumur Yamkap 6 Kampung
93.04.15 Kopay Kawem 10 Kampung
93.04.16 Safan Primapun 12 Kampung
93.04.17 Sirets Yaosakor 8 Kampung
93.04.18 Ayip Comoro 6 Kampung
93.04.19 Betcbamu Biwar Laut 7 Kampung
93.04.20 Joutu Daikot 7 Kampung
93.04.21 Aswi Piramat 10 Kampung
93.04.22 Awyu Wagi 6 Kampung
93.04.23 Koroway Buluanop Mabul 8 Kampung
93.04.24 Tomor Birip Tomor 8 Kampung
93.04.25 Sor Ep Beco 6 Kampung
Total 224

Distrik Sawaerma merupakan distrik terluas yaitu dengan luas 6.974 km² (29,37%), sedangkan Distrik Fayit merupakan distrik terkecil dengan luas 968 km² (4,08%).

Demografi sunting

Suku bangsa sunting

 
Seorang suku Asmat sedang membuat ukiran kayu

Kabupaten Asmat adalah kabupaten yang pemusatan penduduknya berada di pesisir pantai atau di pinggir sungai. Suku bangsa mayoritas di kabupaten ini adalah suku Asmat, dan ada juga suku Papua lainnya, serta suku pendatang dari wilayah lain di Indonesia. Data Sensus Penduduk Indonesia 2010, penghitungan berdasarkan jenis kelamin laki-laki, penduduk asli orang Papua sebanyak 35.592 jiwa (88,49%), sementara orang non asli Papua sebanyak 4.628 jiwa (11,51%).[16][17]

Agama sunting

 
Masjid Agung Asmat

Data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa mayoritas penduduk kabupaten Asmat memeluk agama Kristen yakni 93,29% dimana Katolik 56,44% dan Protestan 36,85%.[4] Kemudian, pemeluk agama Islam berjumlah 6,68% diantaranya banyak berada di ibukota kabupaten, di distrik Agats. Sebagian kecil lagi beragama Hindu 0,03% dan Buddha 0,01%.[4] Kehadiran Gereja Katolik Roma sudah dirasakan sebelum kelahiran pemerintahan. Terdapat juga beberapa denominasi Kristen lainnya, termasuk GPdI, GPKAI, GKI Di Tanah Papua, GPI, GBI, dan beberapa lainnya.

Bahasa sunting

Bahasa-bahasa yang digunakan orang Asmat termasuk kelompok bahasa yang oleh para ahli linguistik disebut sebagai Language of the Southern Division, bahasa-bahasa bagian selatan Irian Jaya. Bahasa ini pernah dipelajari dandigolongkan oleh C.L Voorhoeve (1965) menjadi filum bahasa-bahasa Irian (Papua) Non-Melanesia.

Transportasi sunting

Tidak terdapat akses darat yang menghubungkan satu distrik dengan distrik yang lain. Kendaraan yang umum dipakai oleh masyarakat adalah speedboat ataupun longboat dengan mesin motor. Masih ada masyarakat lokal yang mengendarai kole-kole (sampan kayu dengan dayung panjang) untuk dapat pergi dari satu kampung ke kampung lainnya atau menuju ke hutan untuk mencari sagu ataupun gaharu.

Referensi sunting

  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  2. ^ a b c d "Kabupaten Asmat Dalam Angka 2023". www.asmatkab.bps.go.id. hlm. 8, 37. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-11. Diakses tanggal 8 Agustus 2023. 
  3. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 05-12-2018. 
  4. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Virtual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Januari 2024. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.papua.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Januari 2024. 
  6. ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  7. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  8. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  9. ^ a b c d e Saat Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Berboncengan Naik Motor Listrik di Asmat Diarsipkan 2018-10-11 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 13 April 2018
  10. ^ "Gubernur Lantik Empat Pasang Kepala Daerah". Pemprov Papua. 03-03-2021. 
  11. ^ Aditra, ed. (15-08-2019). "PDIP Raih 12 Kursi DPRD Asmat". seputarpapua.com. Diakses tanggal 27-12-2019. 
  12. ^ "Kabupaten Asmat Dalam Angka 2018". BPS Kabupaten Asmat. Diakses tanggal 14-02-2019. 
  13. ^ Bobi, Willem (19-10-2009). "20 Anggota DPRD Asmat Dilantik". tabloidjubi.com. Diakses tanggal 27-12-2019.  [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ "Statistik Potensi Desa Propinsi Papua 2018". BPS Provinsi Papua. Diakses tanggal 27 Februari 2019. 
  15. ^ "Kabupaten Asmat Dalam Angka 2018". BPS Kabupaten Asmat. Diakses tanggal 15 Maret 2019. 
  16. ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 27 Desember 2021
  17. ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 27 Desember 2021. 

Pranala luar sunting