KRI Pulau Rondo (725) adalah Kapal perang Republik Indonesia yang bertugas sebagai kapal penyapu ranjau. Pengadaan kapal berjenis kondor ini dibeli antara tahun 1994 bersama dengan 39 kapal eks Jerman Timur lainnya oleh Alm. B.J. Habibie di masa pemerintahan Presiden Soeharto.[1] Pada tahun 2008 KRI Pulau Rondo (725) beralih fungsi menjadi satuan kapal patroli TNL AL dengan nama KRI Kelabang (826).

Spesifikasi sunting

Sebelum beralih fungsi menjadi kapal patroli, KRI Pulau Rondo (725) merupakan kapal penyapu ranjau kelas kondor II yang diproduksi oleh galangan kapal Peenewerft, Wolgast, Jerman. Untuk menjalankan perannya sebagai penyapu ranjau, kapal ini dilengkapi dengan teknologi deteksi sonar MG-11/Tamir-II.[2] Adapun, spesifikasi lainnya sebagai berikut:

Spesifikasi KRI Pulau Rondo (725)
Keterangan
Produksi Galangan VEB Peenewerft, Wolgast tahun 1972
Kelas Kondor II
Dimensi 56,52 x 7,78 x 2,46 meter
Tenaga 2 unit mesin diesel 2 shaft yang menghasilkan 4.400 bhp.
Bobot 479 ton
Kecepatan jelajah 18 knot
Persenjataan 2 kanon 2M3 berlaras ganda kaliber 25mm dan metraliur SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7mm.

Sejarah Penggunaan sunting

Mulanya kapal penyapu ranjau ini dimiliki oleh Volksmarine, angkatan laut Jerman Timur dengan nomor 335 aktif tahun 1972-1990.[3] Setelah Reunifikasi Jerman, armada kapal kondor tidak aktif lagi, lalu dijual ke beberapa negara, diantaranya: Indonesia, Uruguay, dan Latvia.

Pada periode 1992-1994, Indonesia membeli 39 unit kapal eks Jerman timur, diantaranya 9 kapal jenis kondor ini untuk penyapu ranjau. Nomor lambung 7xx dan nama pulau berawalan R (PR = Penyapu Ranjau) menjadi kode identitas yang diberikan TNI AL.[4] Kesembilan kapal penyapu ranjau[5] tersebut adalah:

  1. KRI Pulau Rote (721), produksi tahun 1971 ex-811 Volksmarine
  2. KRI Pulau Raas (722), 1973 ex-353
  3. KRI Pulau Romang (723), 1971 ex-325
  4. KRI Pulau Rimau (724), 1972 ex-332
  5. KRI Pulau Rondo (725), 1972 ex-335
  6. KRI Pulau Rusa (726), 1972 ex-341
  7. KRI Pulau Rangsang (727), 1972 ex-342
  8. KRI Pulau Raibu (728), 1973 ex-311
  9. KRI Pulau Rempang (729), 1973 ex-336

Nama Pulau Rondo diambil dari nama pulau terluar di wilayah paling utara Indonesia terletak di laut Andaman. Pulau Rondo secara administratif berada di provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Seiring waktu kesembilan kapal penyapu ranjau di atas mengalami penurunan kemampuan khususnya dalam mendeteksi ranjau. Adapun karena terbatasnya anggaran untuk pengadaan Alutsista baru, maka pemerintah dan TNI AL memodifikasi fungsi kapal penyapu ranjau tersebut, antara lain: 4 unit KRI Pulau Raas (722), KRI Pulau Rimau (724), KRI Pulau Rusa (726), KRI Pulau Rangsang (727), KRI Pulau Raas (722), telah dilakukan pemuktahiran secara teknis berupa platform maupun Sewaco (sensor, weapon, and command) sehingga fungsi dan tugas pokoknya dapat optimal. 3 kapal, KRI Pulau Rote (721), KRI Pulau Romang (723) dan KRI Pulau Rempang (729) telah dihibahkan kepada Satuan Surveihidros (Satsurveihidros) TNI AL sebagai Kapal Survei.[6]

Sementara itu pada Maret 2008, 2 KRI dialih bina dari Satranarmabar (Satuan Kapal Ranjau Komando Armada RI Kawasan Barat) ke Satrolarmabar (Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Barat) [7]TNI AL, yaitu: KRI Pulau Rondo (725) berubah identitas menjadi KRI Kelabang (826), dan KRI Pulau Raibu (728) menjadi KRI Kala Hitam (828).

Referensi sunting

  1. ^ "Majalah Gatra :: Artikel". arsip.gatra.com. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  2. ^ "Kondor Class: Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-08-27. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  3. ^ "Project 89 Kondor Minesweeper". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2020-01-06. 
  4. ^ Unknown (Rabu, 28 Januari 2015). "Militer Indonesia: T-43 Class: Generasi Perdana Kapal Penyapu Ranjau TNI AL". Militer Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  5. ^ "Kondor Class: Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-08-27. Diakses tanggal 2020-01-13. 
  6. ^ "CATATAN KECIL MAHLUK HALUS JILID 3 "Ranjau Laut tidak akan memenangkan pertempuran, akan tetapi Ranjau Laut akan menentukan jalannya suatu pertempuran"". Diakses tanggal 2020-01-13. 
  7. ^ Puspen, Puspen (5 Maret 2008). "REGENERASI DAN REFORMASI ALUT SISTA DI JAJARAN KOARMABAR". Website Tentara Nasional Indonesia. Diakses tanggal 13 Januari 2020.