Jeranding Abdurrahman

Jeranding Abdurrahman Sawang (1904-7 September 1987) adalah seorang pejuang dan aktivis pers dari Kalimantan Barat.

DJeranding Abdurrahman
Lahir1904
RX9G+QF3, Ariung Mendalam, North Putussibau, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan 78753
Meninggal7 September 1987
RX9G+QF3, Ariung Mendalam, North Putussibau, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan 78753
KebangsaanIndonesia Indonesia
Nama lainDjeranding Abdurrahman, Djerandeng Abdurrahman, Jerandeng Abdurrahman.
PekerjaanJurnalis

Kontribusi sunting

Untuk menentang penjajahan Belanda, maka pada saat itu Gusti Sulung Lelanang membuat sebuah gerakan bernama Partai Serikat Islam di Singkawang. Sebelum adanya gerakan ini, pada 1914 ada sebuah badan lain bernama Sarikat Islam yang didirikan pada 1914.[1] Ia terinspirasi dari gerakan Syarikat Rakyat yang ada di Pulau Jawa. Lantas, gerakan ini juga dibantu oleh Muhammad Hambal, Achmad Marzuki, Mohammad Sood, Gusti Situt Mahmud, Gusti Hamzah, H. Rais dan juga Jeranding Abdurrahman.[2] Diceritakan, gerakan yang menyerupai SI di Jawa dan Sumatra dikhawatirkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sehingga, kesebelas orang ini dibuang ke Digul.[1]

Ada alasan lain kenapa dia menjadi tahanan politik, yaitu dikarenakan ia membuat suatu laporan kritis yang menyebutkan bahwasanya ada 1500 orang tahanan politik yang berada di Boven Digul, yang termuat di surat kabar Soeara Ambon yang berbasis di Maluku.[3] Laporannya dikutip oleh media Eropa dan AS.[3]

Kemudian, ia juga pernah menjadi pemimpin redaksi surat kabar Halilintar yang pada akhirnya ditutup karena terlalu kritis terhadap pemerintah.[3]

Pada tahun 1927, Jeranding dan kesembilan kawannya tersebut[4] dibuang ke Boven Digul, Papua dan dihukum seumur hidup. Sebagian ada yang mati sewaktu pengasingan, ada juga yang mati karena Peristiwa Mandor,[2] ada yang mati karena sakit sepulang dari Digul, dan ada pula yang selamat. Dan satu-satunya yang selamat, baik sewaktu tiba di Kalimantan dan pengasingan hanyalah Jeranding. Kemudian, dari pengasingan tersebut ia lolos dan berhasil melarikan diri ke Queensland.[5]

Kemudian, ia memutuskan untuk menjadi anggota PPD sebagai politisi.

Peninggalan sunting

 
Tugu Digulis adalah tugu yang memperingati kesembilan pejuang tersebut.

Kini, nama Jeranding dan kesembilan kawannya tersebut diabadikan di Tugu Digulis, Pontianak.[2][4][5]

Dan di Kota Pontianak, ada sebuah jalan yang menggunakan nama dirinya Jalan Djeranding Abdurrahman.

Oleh karena jasa Jeranding terhadap Kalimantan Barat besar, maka Kalimantan Barat mencalonkan dia dan Oevaang Oeray sebagai pahlawan nasional. Sebenarnya, sudah lama Kalbar mencalonkan dua pahlawan ini tapi pemerintah belum mengangkat mereka menjadi pahlwawan nasional.[6] Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari juga ikut memberikan dukungan atas pencalonan dua tokoh ini menjadi pahlawan nasional.[6][7] Sebelumnya, pada 1990, kesebelas orang termasuk Jeranding Abdurrahman dimasukkan oleh Menteri Sosial sebagai pahlawan pergerakan kebangsaan atau perintis kemerdekaan.[1]

Keluarga sunting

Dia menikah dengan Pisa, seorang dari Sarawak, Malaysia Timur. Anaknya adalah Lawrence Jewranding. Lawrence memiliki banyak saudara di Sarawak.[5]

Referensi sunting

  1. ^ a b c "Tugu Digulis, Simbol Perjuangan yang Dianggap Kurang tepat". hal.1 & 7. Pontianak Post. 18 Agustus 2013.
  2. ^ a b c Pringgo. Tugu Digulis di Bundaran Untan Bukti Kegigihan Sepuluh Pejuang: Kisah Perjuangan Pemuda Kalbar di Era Kolonial Belanda Diarsipkan 2011-04-17 di Wayback Machine.. Pontianak Post. Diarsipkan dari yang asli Diarsipkan 2011-09-15 di Wayback Machine.. Rabu, 28 Oktober 2009. Diakses pada 4 Agustus 2012.
  3. ^ a b c Endi, Severianus (8 June 2012). "W. Kalimantan proposes national heroes". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-07. Diakses tanggal 6 August 2012. 
  4. ^ a b Tugu Digulis[pranala nonaktif permanen]
  5. ^ a b c Lawrence Jeranding:Jika Harus Perang dengan Malaysia Dulukan Angkatan Perang[pranala nonaktif permanen]. Merdeka.com. Rabu, 9 Maret 2005. Diakses pada 4 Agustus 2012.
  6. ^ a b Prabowo, Hermas Effendi. Oeray dan Djerandeng Layak Jadi Pahlawan Nasional Kompas. Jum'at, 13 Juli 2012. Diakses pada 15 Juli 2012.
  7. ^ Usulkan Tokoh Kalbar Dijadikan Pahlawan Nasional Diarsipkan 2014-01-08 di Wayback Machine. JPNN. Kamis, 12 Juli 2012. Diakses pada 15 Juli 2012.