Jembatan layang[1] adalah sejenis jembatan yang berbentuk jembatan pejalan tertutup antara dua bangunan untuk melindungi pejalan kaki dari cuaca yang buruk. Biasanya, jembatan udara dimiliki oleh sebuah perusahaan, yaitu bukan ruang umum. Jembatan layang selalu menyambungkan lantai-lantai terendah di atas lantai bawah (lantai bawah tanah), tetapi ada yang jauh lebih tinggi, seperti di Menara Kembar Petronas, SWFC dan Kingdom Centre. Ruangan dalam bangunan yang dihubungkan oleh jembatan ini biasanya dikhususkan kepada bisnis ritel, jadi kawasan sekitar jembatan bisa berfungsi seperti pusat perbelanjaan. Kawasan bukan perdagangan yang mempunyai bangunan yang begitu rapat, seperti kampus/universitas, juga biasanya ada jembatan udara atau terowongan bawah tanah sebagai penghubung antarbangunan.

Kedua Menara Kembar Petronas disambungkan oleh sebuah jembatan layang.

Rangkaian jembatan layang terbesar di dunia adalah +15 Walkway di Calgary, Alberta, Kanada, yaitu sepanjang 18 km (11 mil), tetapi sistem ini terputus-putus karena tidak menghubungkan semua bangunan di pusat kota. Serangkaian jembatan layang berurutan yang terbesar lainnya yaitu Minneapolis Skyway System, sepanjang 8 mil (13 km) dan menghubungkan 69 blok di pusat kota Minneapolis.

Faktor lingkungan sunting

Selain keamanan dan kemudahan pengguna, sebab utama pembangunan jembatan layang adalah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi pencemaran udara dari kendaraan dan mengatasi orang dari kebisingan jalan raya. Beberapa kota (contoh., Spokane, Washington D.C.) telah memberikan analisis rumit pada sistem jembatan layang dengan menggunakan model komputer untuk mengoptimalkan rancangan letak jembatan layang.[2]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-05-23. 
  2. ^ Carbon monoxide dispersion analysis in downtown Spokane, ESL Inc., Sunnyvale, (1973)

Pranala luar sunting