Jalatunda, Mandiraja, Banjarnegara

desa di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

Jalatunda (Jawa: ꦢꦺꦱ ꦗꦭꦠꦸꦢ꧀ꦢ, translit. désa jalatunda) adalah sebuah desa di kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.[1][2] Desa Jalatunda terdiri dari Daerah Tegalan, Pesawahan, Perbukitan dan Pemukiman serta dilintasi oleh 4 sungai yaitu Sungai Jalatunda, Sungai Kalijambe, Sungai Kemokon, dan Sungai Karang Kemiri. Jumlah Bulan Hujan dalam satu tahun adalah 6 bulan dengan rata-rata curah hujan 3000mm, dan Kelembapan udara 78 dengan suhu udara rata-rata harian 25 °C sampai 33 °C.

Jalatunda
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanjarnegara
KecamatanMandiraja
Kode pos
53473
Kode Kemendagri33.04.03.2001
Luas684,66 hektar
Jumlah penduduk3.918 jiwa (2018)
Kepadatan572 jiwa/km²

Jarak terdekat ke pusat kecamatan 6 km dengan waktu tempuh 10 menit menggunakan kendaraan bermotor, jarak terdekat ke Kabupaten 25 km dengan waktu tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor. jarak terdekat ke Rumah Sakit Swasta 4.9 km dengan waktu tempuh 8 menit menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan jarak terdekat ke Rumah Sakit Pemerintahan 22 km dengan waktu tempuh 30 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Sektor Perekonomian utama sebagai sumber pendapatan masyarakat desa Jalatunda adalah pertanian, peternakan, perikanan, pertanian Padi, jagung, Palawija, tanaman Hortikultura, pada pertanian perkebunan komoditas yang dibudidayakan adalah tanaman keras. pada sektor perikanan budidaya perikanan yang dijalankan adalah budidaya ikan air tawar diantaranya Gurame, Nila, Ikan Mas dan Ikan Lele. Sedangkan kegiatan perdagangan adalah perdagangan sembako, lontong, dan hasil pertanian dan perkebunan.

Desa Jalatunda memiliki keunggulan produksi olahan singkong berupa Nasi Oyek atau Leye. Nasi oyek merupakan olahan singkong yang di produksi melalui beberapa proses, yang digunakan sebagai pengganti nasi terutama pada penderita Diabetes.

Desa Jalatunda memiliki satu ruas jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Mandiraja dengan Kecamatan Purwanegara, sehingga Desa Jalatunda merupakan jalur transportasi bagi kegiatan perdagangan, pendidikan, dan pariwisata masyarakat desa sekitar. khususnya dalam perdagangan hasil pertanian dan peternakan menuju Timur Mandiraja dan Pasar Purwanegara, Pendidikan ke SMP dan SMA, serta jalur pariwisata ke PILEM (Panorama Igir Lempuyang) dan Monumen Pendidikan Dr. Soelistyo yang terletak di perbatasan Desa Jalatunda dan Desa Kalitengah.

Desa Jalatunda memiliki Sumur, yang bernama Sumur Jalatunda, dahulu kala datang seorang kerabat Presiden pertama Ir. Soekarno ke Sumur tersebut, beliau membawa kitab Jayabaya, yang didalam kitab tersebut menunjukkan bahwa lokasi tempat sumur tersebut merupakan Sumur Jalatunda. dan dari cerita tersebut lokasi keberadaan sumur diberi nama Desa Jalatunda.

Menurut penuturan dari Bapak Miharja (Alm.) selaku juru kunci dan tetua Desa yang sekarang diganti oleh Bapak Samsuri mengatakan bahwa Sumur Jalatunda dijaga oleh 2(dua) orang makhluk yang pertama bernama Patih Suwondo Geni dan Si Abang yang berwujud Macan Putih.

setiap tahunnya pada hari Senin di bulan Suro atau Muharram dalam kalender Hijriah dilaksanakan semacam upacara tradisi berupa Kepungan(dalam bahasa Jalatunda), menyembelih Kambing di setiap Perempatan, Jum'at Manis Tradisi Tenongan di Igir Mentayak. Senin Manis di Sumur Jalatunda.

Geografi sunting

Desa Jalatunda berada di Koordinat Lintang: 7.492193 dan Garis Bujur: 109.5413, berada di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Banjarnegara dan perbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen serta merupakan daerah Dataran Tinggi yang didominasi oleh perbukitan rawan kekeringan, pada saat musim kemarau.

Batas Desa sunting

Utara Desa Merden, Kecamatan Purwanegara
Timur Desa Kalitengah, kecamatan Purwanegara
Selatan Desa Donorojo, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen
Barat Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja

Referensi sunting

  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 tahun 2017 tentang kode dan data wilayah administrasi pemerintahan". Kementerian dalam negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 November 2017. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2018. Jakarta. ISSN 0126-2912. '

Pranala luar sunting