Yesus membayar bea untuk Bait Allah

Yesus membayar bea untuk Bait Allah adalah suatu peristiwa mukjizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam Injil Matius, yaitu pada pasal 17.[1] Karena berhubungan dengan uang logam/koin yang ditemukan di mulut ikan, kisah ini juga dikenal sebagai "Mukjizat uang di mulut ikan" (Inggris: Coin in the fish's mouth).

Rasul Petrus membayar bea Bait Allah dengan uang logam yang ditemukan di mulut ikan, karya Augustin Tünger, 1486.

Tempat sunting

Tempat-tempat yang berkaitan dengan peristiwa mukjizat pemberian makanan.

Lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di kota Kapernaum, Galilea.[2]

Waktu sunting

Kisah ini kemungkinan terjadi pada sekitar tanggal 15 bulan Adar, karena saat itulah bea untuk Bait Allah biasanya dipungut menurut tradisi Yahudi.[3]

Catatan Alkitab sunting

Menurut catatan Injil Matius, ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?"[2] Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan:

"Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?"

Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya:

"Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."[4]

Mata uang sunting

 
Sekeping mata uang "tetradrachm" Atena dari periode setelah tahun 499 SM.

Sekeping mata uang logam bernilai empat dirham, disebut "Tetradrachm" ("Tetradrakhma"; Yunani: τετράδραχμον, tetradrakhmon), merupakan pembayaran untuk bea Bait Allah pas bagi dua orang.[5] Pada ayat Matius 17:27 digunakan kata "στατῆρα" (statēra; "stater") untuk menyebut mata uang logam ini.

Bea Bait Allah adalah sebesar setengah syikal per orang menurut Keluaran 30:13 dan Keluaran 38:26. Pada zaman Yesus nilainya setara dengan dua dirham atau didrachma (sekitar Rp. 3000,-). Jadi satu "stater" yang bernilai 4 dirham (atau 2 didrachma), setara dengan 1 syikal, dapat membayar 2 orang.[6]

Ikan sunting

 
Tilapia zilli ("St. Peter's fish"; "ikan Santo Petrus") - disajikan pada sebuah restoran di Tiberias.

Dalam Alkitab jenis ikan itu tidak ditulis, tetapi menurut tradisi, ikan tersebut adalah dari jenis Tilapia yang banyak terdapat di Danau Galilea, dan satu speciesnya, Tilapia zilli dikenal sebagai "Ikan Santo Petrus" (Inggris: St. Peter's fish) berdasarkan kisah mukjizat ini. Spesies ini mempunyai keunikan, yaitu ikan jenis betina melindungi telur-telurnya di dalam mulut (dalam bahasa Inggris sifat dikenal sebagai "mouth breeder"; "berbiak dengan mulut") supaya aman dari pemangsa. Selang beberapa waktu, ikan ini menyemburkan isi mulutnya supaya anak-anak ikan dapat berenang di sekitarnya, dan jika ada bahaya, dengan cepat induk ini akan menyedot mereka masuk ke dalam mulutnya lagi. Ketika anak-anak ikan sudah dewasa dan hidup sendiri, si ibu masih sering menelan sesuatu untuk memelihara kebiasaan memelihara anak-anaknya. Pada zaman sekarang, masih sering ditemukan batu-batu kecil atau tutup botol soda di mulut ikan ini, menurut Jim Fleming, profesor arkeologi dan geografi sejarah di Hebrew University, Yerusalem.[7]

Gambar sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Matius 17:24–27
  2. ^ a b Matius 17:24
  3. ^ Gill's Exposition of the Entire Bible.
  4. ^ Matius 17:25–27
  5. ^ Keener, Craig S., 2009, The Gospel of Matthew: A Socio-Rhetorical Commentary, Wm. B. Eerdmans Publishing, ISBN 0-8028-6498-8, page 445.
  6. ^ The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.
  7. ^ Jeffrey, Grant R. The Handwriting of God. Sacred Mysteries of the Bible. 1997. Inspirational Press. New York.