Xue Yue (Hanzi: 薛岳; Pinyin: Xuē Yuè; Wade–Giles: Hsüeh Yüeh; 26 Desember 1896 – 3 Mei 1998) adalah seorang jenderal militer Nasionalis Tiongkok, dijuluki oleh Claire Lee Chennault dari Harimau Terbang sebagai "Patton dari Asia"[1] dan disebut "Dewa Perang" (戰神) oleh bangsa Tionghoa.

Xue Yue
Nama asli薛岳
JulukanPatton dari Asia, Harimau Changsha
Lahir(1896-12-26)26 Desember 1896
Shaoguan, Guangdong
Meninggal3 Mei 1998(1998-05-03) (umur 101)
County Chiayi, Taiwan
Pengabdian Republik Tiongkok
Dinas/cabang Angkatan Darat Tiongkok
Lama dinas1914–1950
PangkatJenderal
KesatuanKorps ke-4
KomandanPanglima Kawasan Perang ke-9
Perang/pertempuran
PenghargaanMedali Langit Biru dan Matahari Putih

Kehidupan kecil dan awal karier sunting

 
Bekas kediaman Xue Yue di Nanjing.

Lahir dalam keluarga petani Hakka di Shaoguan, Guangdong, Xue bergabung dengan tentara pada tahun 1914 saat berusia 17 tahun. Ketika Chiang Kai-shek membentuk Akademi Militer Whampoa beberapa tahun kemudian, Xue termasuk salah seorang anggota dari angkatan pertama yang lulus.

Ia adalah salah seorang komandan nasionalis paling efektif dalam Ekspedisi Utara dan dipromosikan menjadi komandan Tentara ke-4 setelah Insiden 12 April. Dalam babak pertama Perang Saudara Tiongkok, Generalissimo Chiang Kai Shek memerintahkan Jenderal Xue untuk memimpin Tentara Pertama Guangdong menyerang komunis Tiongkok dalam Kampanye Pengepungan Kelima melawan Soviet Jiangxi, yang memaksa mereka melakukan Mars Panjang dan pasukannya terus mengejar pasukan komunis yang mundur sepanjang perjalanan ke Sichuan dan Guizhou, hingga pasukan komunis menyeberangi rawa dan akhirnya melarikan diri ke Provinsi Shaanxi. Ia kemudian memerintahkan pasukkan berbalik dan berbaris tanpa henti menuju Tiongkok Tengah dan mengalahkan beberapa panglima Tentara Merah terkenal, seperti He Long dan Ye Ting dari daerah komunis yang mereka kuasai dan memaksa mereka keluar dari pertahanan mereka. Atas prestasi ini, Chiang Kai-shek memuji Xue dengan menyebutnya "contoh sesungguhnya dari seorang perwira Tiongkok".

Perang Tiongkok-Jepang Kedua sunting

Setelah Insiden Xi'an, kesetiaan Xue diragukan setelah ia menawarkan diri menangkap Chiang Kai-shek dan menyerahkannya kepada pihak Komunis jika Chiang menolak untuk melawan Jepang dengan segera. Meskipun ia segera berdamai dengan Chiang Kai-shek, hubungan-nya dengan KMT menjadi renggang selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua.

Xue menjadi pemimpin Kelompok Tentara ke-19 yang terlibat dalam Pertempuran Shanghai. Kemudian, dalam Kampanye Pertempuran Henan Utara dan Timur (Januari–Juni 1938), ia mengomandani Tentara Henan Timur.

Xue juga terlibat dalam Pertempuran Wuhan,[2] dengan menjadi komandan Korps Tentara Pertama. Di pegunungan di barat laut Wuhan, Xue berhasil dengan hampir menghancurkan seluruh divisi 106 angkatan darat kekaisaran Jepang. Selama pertempuran, sebagian besar perwira Jepang tewas dan Jepang harus menerjunkan 300 perwira dengan parasut ke medan perang. Pertempuran ini adalah satu-satunya peristiwa Angkatan Darat Kekaisaran Jepang terpaksa menggunakan strategi penerjunan pasukan dari udara untuk menyelamatkan seluruh divisi dari kemungkinan dihabisi oleh pasukan musuh dalam Perang Dunia Kedua.

Xue Yue juga menjadi orang di belakang kemenangan Barisan Depan ke-9 dalam Pertempuran Changsa Pertama, Kedua, dan Ketiga.[3] Pasukannya juga menang dalam Pertempuran Changde, tapi kalah dalam Pertempuran Changsha Keempat.

KMT dan Jenderal Stilwell tidak mendukung Xue atau menyuplai amunisi bagi pasukan Xue untuk melawan Jepang karena Stillwell yakin bahwa korupsi merajalela dalam Tentara KMT. Meskipun ada kekhawatiran Stillwell, namun, angkatan udara Chennault menyuplai amunisi bagi pasukan Xue sepanjang perang. Oleh karena itu, Barisan Depan ke-9 pimpinan Xue bertanggung jawab melindungi pangkalan udara Chennault.

Chennault dan Xue menjalin hubungan persaudaraan dan tetap bersahabat baik hingga Chennault meninggal pada tahun 1958. Dalam memoarnya, "Cara seorang Pejuang," Chennault menceritakan bahwa pada Juli 1945, setelah mengundurkan diri, ia terbang di atas garis musuh untuk menemui Xue Yue (dalam memoarnya, Chennault menyebut Xue Yue dengan nama Hsueh Yo). Pasukan Xue telah berbaris selama dua hari untuk sampai ke titik pertemuan, tapi Chennault tidak mampu membantunya untuk melancarkan serangan balasan. Atasan Chennault telah melakukan pengawasan senjata dan amunisi di Chungking.

Perang saudara Tiongkok dan setelahnya sunting

Setelah Perang Dunia II, Xue menolak menukar emasnya dengan uang kertas Yuan Emas seperti yang diamanatkan oleh undang-undang. Ketika Huang Shaoxiong memberitahu Xue bahwa hal itu ilegal, Xue menjawab bahwa emas miliknya dan bawahannya diperoleh dengan darah dan ia secara pribadi bertanggung jawab untuk itu.

Ketika Chiang Kai-shek mundur ke Taiwan pada tahun 1949, Xue diberikan tanggung jawab untuk mempertahankan Pulau Hainan. Tentara Merah berhasil mengalahkan Pasukan Nasionalis yang mengalami demoralisasi. Xue pergi ke Taiwan setelah pertahanan Hainan runtuh. Di Taiwan, ia menjabat sebagai penasihat kepala staf, hanya seremonial. Ia meninggal pada tahun 1998 dalam usia 101 tahun. Ia menjadi pemimpin upacara, sebuah gelar kehormatan, pada pemakaman Chiang Kai-shek pada tahun 1975.

Referensi sunting

  1. ^ Wong, Betty (2012). Jewel of the Kingdom. Trafford Publishing. hlm. 27. ISBN 9781466937451. 
  2. ^ Wuhan, 1938, Stephen R. MacKinnon, Robert Capa, p 27, accessed July 2009
  3. ^ Chen Duxiu (1998). Gregor Benton, ed. Chen Duxiu's last articles and letters, 1937-1942 (edisi ke-illustrated). University of Hawaii Press. hlm. 45. ISBN 0824821122. 24. Xi'an never fell. Xue Yue's forces successfully defended the city three times against the Japanese; Changsha (and the vital Guangzhou-Hankou Railway) did not fall to the Japanese until early 1945.