Wonosari, Gunungkidul

ibu kota Kabupaten Gunungkidul, Indonesia
(Dialihkan dari Wonosari, Gunung Kidul)


Wonosari (Jawa: ꦮꦤꦱꦫꦶ, translit. Wanasari) adalah ibu kota dan juga pusat pemerintahan dari Kabupaten Gunungkidul. Wonosari juga merupakan sebuah Kapanéwon yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kapanéwon Wonosari berbatasan dengan Kapanéwon Nglipar di sebelah utara, Kapanéwon Karangmojo dan Kapanéwon Semanu di sebelah timur, Kapanéwon Tanjungsari di sebelah selatan, dan Kapanéwon Paliyan dan Kapanéwon Playen di sebelah barat.[3]

Wonosari
Peta lokasi Kapanewon Wonosari
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenGunungkidul
Pemerintahan
 • PanewuDrs. Siswanto[1]
Populasi
 • Total89.359 jiwa
 • Kepadatan1.167/km2 (3,020/sq mi)
Kode pos
55811 - 55851
Kode Kemendagri34.03.01
Kode BPS3403090
Desa/kelurahan14 desa
Situs webwonosari

Asal Nama sunting

Penamaan "Wonosari" sendiri memiliki beberapa versi salah satunya yang terkenal dikalang Masyarakat Wonosari sendiri adalah karena wilayah ini dahulu dibabad/dibuka oleh seorang yang bernama KI Demang Wonoprawiro dengan bantuan Nyi Niti Sari. Karena proses pembukaan lahan dari semua hutan menjadi sebuah perkampungan pada zaman dahulu adalah bukan perkara yang mudah. Di dalamnya masih terdapat banyak binatang buas, lebatnya pohon pohon besar, rimbunnya semak belukar, disamping dari sisi supranatural banyak makhluk dari alam lain yang masih mendiami hutan ini, maka untuk membuka lahan inipun diperlukan upaya yang luar biasa dan tidak dilakukan oleh sembarang orang. Hingga kelak dikemudian hari masyarakat mengabadikan nama Wonoprawiro dan Nitisari yang digabung menjadi Wonosari sebagai bentuk apresiasi setinggi tingginya untuk mengenang jasa kedua orang pemberani tersebut.

Batas sunting

Kepanewon Wonosari memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara Kapanéwon Nglipar
Timur Kapanéwon Karangmojo
Selatan Kapanéwon Tanjungsari
Barat Kapanewon Paliyan dan Kapanéwon Playen

Iklim sunting

Wonosari memiliki iklim muson tropis (Am) dengan curah hujan sedang hingga rendah dari Juni hingga Oktober dan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dari November hingga Mei.

Data iklim Wonosari, Gunungkidul
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.1
(84.4)
29.4
(84.9)
29.7
(85.5)
30.6
(87.1)
30.3
(86.5)
30.2
(86.4)
29.5
(85.1)
30.0
(86)
30.4
(86.7)
30.8
(87.4)
30.0
(86)
29.5
(85.1)
29.96
(85.93)
Rata-rata harian °C (°F) 25.7
(78.3)
25.8
(78.4)
25.9
(78.6)
26.4
(79.5)
26.1
(79)
25.4
(77.7)
24.7
(76.5)
25.0
(77)
25.7
(78.3)
26.3
(79.3)
26.0
(78.8)
25.9
(78.6)
25.74
(78.33)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.3
(72.1)
22.2
(72)
22.2
(72)
22.3
(72.1)
21.9
(71.4)
20.7
(69.3)
20.0
(68)
20.0
(68)
21.1
(70)
21.9
(71.4)
22.1
(71.8)
22.3
(72.1)
21.58
(70.85)
Curah hujan mm (inci) 346
(13.62)
354
(13.94)
304
(11.97)
157
(6.18)
130
(5.12)
56
(2.2)
46
(1.81)
32
(1.26)
28
(1.1)
102
(4.02)
194
(7.64)
283
(11.14)
2.032
(80)
Sumber: Climate-Data.org[4]

Wilayah Administrasi sunting

Kapanéwon Wonosari terdiri dari 14 kalurahan, yaitu:

Demografi sunting

Suku sunting

Penduduk asli atau suku yang mendiami Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk di Kabupaten Gunungkidul adalah suku Jawa, demikian juga di Kapanéwon Wonosari. Suku lain selain Jawa tergolong sedikit di provinsi DI Yogyakarta. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Jawa sebanyak 96,53% (3.331.355 jiwa) dari 3.451.006 jiwa penduduk.[5]

Adapun suku lain selain Jawa yakni suku Sunda sekitar 0,69% dari total penduduk provinsi. Kemudian suku Melayu 0,45%, Tionghoa 0,33%, Batak 0,27%, Madura 0,15%, Minangkabau 0,15%, dan beberapa suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia yakni 1,43%, juga tinggal di sini.[5]

Bahasa sunting

Selain bahasa resmi nasional yakni bahasa Indonesia, bahasa yang umumnya atau banyak digunakan di tempat ini adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang ada di provinsi DI Yogyakarta termasuk sebagai bahasa Jawa dialek Yogyakarta-Solo.[6] Bahasa Jawa di Yogyakarta dan Solo memiliki perbedaan dialek dan subdialek, dengan bahasa Jawa yang ada di berbagai daerah di Indonesia, seperti di provinsi Lampung, Sumatera Utara, Bali (Kabupaten Buleleng), dan lainnya, perbedaan berkisar 51% hingga 80%.[6]

Agama sunting

Tahun 2021, jumlah penduduk Kapanéwon Wonosari sebanyak 89.359 jiwa, dengan kepadatan 1.167 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk Kapanéwon Wonosari berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 91,93%, kemudian Kekristenan 8,04% dimana Katolik 5,01% dan Protestan 3,03%. Sebagian lagi menganut agama Hindu 0,01%, Buddha 0,01% dan Kepercayan 0,01%.[2]

Referensi sunting

  1. ^ IK Program Kecamatan Wonosari Diarsipkan 2021-08-28 di Wayback Machine., www.e-gov.gunungkidulkab.go.id, 28 Agustus 2021
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 28 Agustus 2021. 
  3. ^ "Profil kecamatan Wonosari". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2009-01-30. 
  4. ^ "Climate: Wonosari". Climate-Data.org. Diakses tanggal 13 November 2020. 
  5. ^ a b "kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diakses tanggal 28 Agustus 2021. 
  6. ^ a b "Bahasa Jawa provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta". www.petabahasa.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 28 Agustus 2021. 

Koordinat: 7°58′00″S 110°36′09″E / 7.966680°S 110.602561°E / -7.966680; 110.602561