WhatsApp

perusahaan asal Amerika Serikat

WhatsApp (secara resmi WhatsApp Messenger) adalah sebuah layanan perpesanan instan (IM) dan voice-over-IP (VoIP) terpusat yang bersifat freeware, lintas platform, yang dimiliki oleh konglomerat teknologi Amerika Serikat, Meta Platforms.[9] Layanan ini memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan pesan teks, pesan suara, dan pesan video,[10] melakukan panggilan suara dan video, serta berbagi gambar, dokumen, lokasi pengguna, dan konten-konten lainnya.[11][12] Aplikasi klien WhatsApp berjalan pada perangkat seluler, dan dapat diakses dari komputer.[13] Layanan ini membutuhkan nomor telepon seluler untuk mendaftar.[14] Pada bulan Januari 2018, WhatsApp merilis aplikasi bisnis mandiri (standalone) yang disebut WhatsApp Business yang dapat berkomunikasi dengan klien WhatsApp standar.[15][16]

WhatsApp
Tipelayanan daring, Pengirim pesan instan, aplikasi seluler dan proyek
BerdasarkaXMPP (en)
Versi pertamaFebruari 2009; 15 tahun lalu (2009-02)
Versi stabil
Versi sebelumnya
Android: 2.24.2.11 (12 Januari 2024)
GenrePerpesanan instan, VoIP
LisensiProprietary software dengan EULA
"Wilayah Eropa"[1]
"lainnya"[2]
Karakteristik teknis
Sistem operasiAndroid, iOS, KaiOS, macOS, Windows (Dua yang terakhir memerlukan verifikasi satu kali dari klien aplikasi seluler.)
PlatformiOS, Android dan Windows
Ukuran183.7 MB (iOS)[3]
78.6 MB (Android)[4]
Formatunduhan digital
Metode inputlayar sentuh
Bahasa pemrogramanErlang (en)
Format kode
Format berkas
Informasi pengembang
PembuatBrian Acton, Jan Koum
PengembangMeta Platforms, Will Cathcart (Kepala WhatsApp)[5][6]
PenerbitBursa Microsoft, App Store dan Google Play
Informasi tambahan
Situs webwww.whatsapp.com
BlogBlog oficial
Stack ExchangeEtiqueta
Subredditwhatsapp
Facebook: WhatsApp Twitter: WhatsApp Instagram: whatsapp Telegram: whatsapp Youtube: UCAuerig2N-RZWJT8x75V9yw
Sunting di Wikidata • L • B •
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Melakukan obrolan daring di WhatsApp

Layanan ini dibuat oleh WhatsApp Inc. dari Mountain View, California, yang diakuisisi oleh Facebook, Inc. pada bulan Februari 2014 dengan nilai sekitar US$19.3 miliar.[17][18] Layanan ini menjadi aplikasi perpesanan paling populer di dunia pada tahun 2015,[19][20] dan memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia pada bulan Februari 2020.[21] Pada tahun 2016, layanan ini telah menjadi alat komunikasi Internet utama di berbagai kawasan termasuk Amerika Latin, anak benua India, serta sebagian besar Eropa dan Afrika.[19]

Sejarah

2009–2014

WhatsApp dibuat oleh Brian Acton dan Jan Koum, yang sebelumnya karyawan di Yahoo!.

Pada Januari 2009, ketika membeli sebuah iPhone, Koum dan Acton menyadari akan potensi dari industri aplikasi software pada App Store(iOS), kemudian mereka mulai mengunjungi Alex Fishman yang merupakan seorang teman Koum di West San Jose untuk membicarakan model baru aplikasi berkirim pesan yang akan menunjukkan "status di samping nama individu".[22] Mereka tahu bahwa untuk melangkah lebih jauh dibutuhkan seorang pengembang iPhone. Fishman mengunjungi situs RentAcoder.com, menemukan developer berkebangsaan Rusia bernama Igor Solomennikov, dan memperkenalkannya kepada Koum.

Koum menamakan aplikasinya WhatsApp agar terdengar seperti "What's up" yang berarti apa kabar. Pada 24 Februari 2009 dia melegalkannya[23] menjadi perusahaan WhatsApp Inc. di California. Versi paling awal dari dari WhatsApp sering mengalami crash komputer, membuat Koum mempertimbangkan untuk menyerah dan mencari pekerjaan baru. Namun Acton memintanya bersabar menunggu untuk "beberapa bulan lagi".[22]

Pada Juni 2009, Apple meluncurkan push technology yang mengizinkan pengguna untuk di-ping ketika mereka tidak sedang menggunakan aplikasi, Koum beradaptasi dengan mengubah WhatsApp sehingga setiap orang dalam jaringan pengguna akan diberitahu ketika status pengguna diubah.[24] Ketika WhatsApp 2.0 dirilis dengan komponen berkirim pesan tiba-tiba jumlah pengguna aktif melonjak ke 250.000. Meskipun Acton sedang bekerja pada perusahaan rintisan lain, dia memutuskan untuk bergabung ke dalam perusahaan.[24] Pada Oktober 2009, Acton membujuk 5 orang temannya yang dikenalnya saat bekerja di Yahoo! untuk menginvestasikan $250.000 dalam pendanaan modal benih, selanjutnya Acton menjadi co-founder dan mendapatkan saham. Acton secara resmi bergabung dengan WhatsApp pada 1 November.[24] Sesudah berbulan-bulan setelah mode beta diluncurkan, aplikasi dirilis pada November 2009, eksklusif di App Store yang ada pada iPhone. Koum lalu memperkerjakan seorang teman di Los Angeles, Chris Peiffer, untuk mengembangkan versi BlackBerry, yang selesai 2 bulan kemudian.[24] Pada 2010, WhatsApp mendapatkan banyak tawaran akuisisi dari Google yang kemudian ditolak.[25]

Untuk menutupi biaya dari pengiriman teks verifikasi kepada pengguna, WhatsApp mengubah layanan gratisnya menjadi berbayar. Pada Desember 2009, menu berkirim poto ditambahkan untuk versi iOS. Pada awal tahun 2011, WhatsApp menjadi salah satu dari 20 aplikasi teratas di App Store Apple Amerika.[24]

Pada April 2011, Sequoia Capital menginvestasikan $8 juta dengan lebih dari 15% saham kepemilikan di perusahaan setelah proses negosiasi berbulan-bulan dengan pihak Sequoia yang diwakili Jim Goetz..[26][27][28]

Februari 2013, WhatsApp memiliki 200 juta pengguna aktif dan 50 staff. Sequoia mengucurkan dana lagi sebanyak $50 juta, menjadikan valuasi perusahaan bernilai $1.5 miliar.[24] Pada tahun yang sama WhatsApp mengakuisisi Santa Clara perusahaan berbasis rintisan, SkyMobius, pegembang Vtok,[29] sebuah aplikasi video dan panggilan suara.[30]

Pada Desember 2013 WhatsApp memposting di Whatsapp blog yang mengklaim bahwa 400 juta pengguna aktif menggunakan layanannya setiap bulan.[31]

2014–2015

Pada 19 Februari 2014, satu tahun setelah ventura kapital memvaluasikan $1.5 miliar valuasi,[32] Facebook, Inc. mengumumkan akuisisi pada WhatsApp dengan nilai US$19 miliar, akuisisi tersebut merupakan yang terbesar hingga saat ini, perusahaan ventura yang mendukung WhatsApp, Sequoia Capital menerima kira-kira 5000% keuntungan bersih dari investasi awalnya.[33] Facebook, yang diwakili oleh Allen & Co, membayar $4 miliar secara tunai, $12 miliar dalam bentuk kepemilikan saham di Facebook, dan sisanya (diwakili oleh Morgan Stanley) $3 miliar dalam bentuk unit saham terbatas diberikan untuk pendiri WhatsApp Koum dan Acton.[34] Saham karyawan dijadwalkan untuk dibagikan 4 tahun selanjutnya setelah penutupan.[35] Hari-hari sesudah pengumuman akuisisi, pengguna WhatsApp mengalami kehilangan layanan yang menyebabkan kemarahan di media sosial.[36]

Akuisisi menyebabkan besarnya jumlah pengguna yang mencoba dan atau pindah ke layanan berkirim pesan lainnya. Telegram klaim bahwa mereka memperoleh 8 juta pengguna baru;[37] dan Line, 2 juta pengguna.[38]

Dalam presentasinya sebagai pembicara utama pada Mobile World Congreess di Barcelona pada bulan Februari 2014, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa akuisisi Facebook terhadap WhatsApp sangat dekat hubungannya dengan visi dari Internet.org.[39][40] Sebuah artikel dari TechCrunch mengatakan bahwa ini adalah tentang visi dari Zuckerberg:[39]

Dia mengatakan, idenya adalah untuk mengembangkan sekelompok basis layanan internet yang akan digunakan secara gratis tanpa biaya – 'layaknya panggilan 911 melalui internet.' Hal ini bisa diterapkan pada layanan jejaring sosial seperti Facebook, layanan berkirim pesan, mungkin juga pencarian dan hal lainnya seperti cuaca. Menyediakan hal semacam ini secara gratis untuk pengguna akan bekerja seperti semacam obat-obatan yang mencandu – Pengguna yang mungkin mampu membeli layanan data dan telepon akhir-akhir ini tidak mengerti mengapa mereka membayar layanan data tersebut. Ini akan memberi mereka beberapa konteks mengapa layanan data penting, dan itu akan membuat mereka membayar lebih banyak layanan seperti ini - atau begitulah harapannya.

Selang 3 hari setelah pengumuman pembelian oleh Facebook, Koum berkata mereka sedang bekerja untuk membuat panggilan suara. Dia menambahkan bahwa ponsel genggam yang baru akan dijual di Jerman dengan merek WhatsApp dan tujuan utamanya adalah WhatsApp ada di semua ponsel cerdas.[41]

Pada Agustus 2014, WhatsApp merupakan aplikasi berkirim pesan paling populer secara global, dengan lebih dari 600 juta pengguna.[42] Pada awal Januari 2015, Forbes memprediksi bahwa antara tahun 2012 sampai 2018, industri telekomunikasi akan mengalami penurunan $386 miliar karena layanan berbasis OTT seperti WhatsApp dan Skype.[43] Pada bulan itu juga WhatsApp mendapatkan lebih dari 800 juta pengguna.[44][45] Di September 2015, penggunanya naik 900 juta,[46] dan pada Februari 2016 menjadi 1 miliar.[47]

Menu pesan suara yang dapat dilakukan antara 2 akun ditambahkan pada aplikasi pada bulan Maret dan April 2015.[48]

Tepat 30 November 2015, pengguna WhatsApp Android yang membuat tautan ke layanan berkirim pesan lain, seperti Telegram tidak lagi bisa diklik dan disalin.[49][50][51] Banyak sumber mengkonfirmasi bahwa hal tersebut memang disengaja, bukan kutu (komputer),[51] dan telah diimplementasikan pada kode program Android yang langsung mengenali URL Telegram teridentifikasi.[51] (kata "telegram" muncul pada kode WhatsApp.[51]) Beberapa orang berpendapat tindakan tersebut anti persaingan usaha,[49][50][51] namun pihak WhatsApp enggan memberikan penjelasan.

2016–2019

Tepat tanggal 18 Januari 2016 pendiri WhatsApp Jan Koum mengumumkan bahwa layanannya tidak akan lagi membebankan biaya kepada pelanggan sebesar $1 per tahun, ini adalah usaha untuk menghilangkan masalah yang dihadapi bagi pengguna yang tidak memiliki kartu kredit.[52][53] Dia menambahkan bahwa aplikasi tidak akan memunculkan iklan dari pihak ketiga, dan bahwa hal tersebut akan membawa kepada fitur baru yang cakap berkomunikasi dalam kegiatan bisnis.[47][54]

Juni 2016, lewat postingan blog perusahaannya, WhatsApp melaporkan bahwa lebih dari 100 juta pesan suara per hari telah terjadi.[55]

Di tanggal 10 November 2016, WhatsApp merilis versi beta dari dua-langkah-verifikasi untuk pengguna Android, yang mengizinkan pengguna untuk menggunakan alamat email mereka sebagai tindakan perlindungan akun.[56] Pada bulan yang sama, Facebook berhenti mengumpulkan data untuk periklanan di Eropa.[57] Pada bulan selanjutnya, menu panggilan video antara 2 akun diperkenalkan.[58]

Pada 24 Februari 2017, (ulang tahun WhatsApp ke-8), WhatsApp merilis fitur baru Status yang sama dengan Snapchat dan Facebook stories.[59]

Pada 18 Mei 2017, dilaporkan bahwa Komisi Eropa akan mendenda Facebook €110 juta yang disebut dengan istilah "informasi menyesatkan" yang terjadi selama 2014 dalam proses pengambilalihan WhatsApp. Pihak Komisi menuduh bahwa di tahun 2014 ketika Facebook mengakuisisi WhatsApp, pihak facebook "secara keliru mengklaim bahwa secara teknik akan tidak mungkin menggabungkan informasi pengguna dari Facebook dan Whatsapp secara otomatis". Namun pada musim panas 2016, WhatsApp telah memulai berbagi data informasi pengguna dengan perusahaan induknya, yang mengizinkan informasi seperti nomor telepon yang digunakan di WhatsApp sebagai target dari iklan Facebook. Pihak Facebook mengakui pelanggaran tersebut, tetapi mereka mengatakan kesalahan dalam pengajuan di tahun 2014 tersebut "tidak disengaja".[57]

Pada September 2017, pendiri WhatsApp Brian Acton meninggalkan perusahaan untuk memulai organisasi nirlaba,[60] yang selanjutnya dikenal sebagai Signal Foundation, di mana sekarang berkembang menjadi kompetitor WhatsApp yaitu Signal.[61] WhatsApp juga mengumumkan bentuk bisnis mereka pada masa mendatang yang bisa menjangkau perusahaan-perusahaan penyedia layanan pelanggan,[62] dan maskapai penerbangan KLM dan Aeroméxico mengumumkan partisipasi mereka dalam tahap percobaannya.[63][64][65][66] Maskapai penerbangan tersebut sebelumnya telah meluncurkan layanan pelanggan mereka di Facebook Messenger.

Pada Januari 2018, WhatsApp merilis WhatsApp Business untuk penggunaan bisnis kecil.[67]

Pada April 2018, pendiri WhatsApp dan CEO Jan Koum mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan perusahaan.[68] Facebook selanjutnya mengumumkan bahwa posisi Koum akan digantikan oleh Chris Daniels.[69]

Selanjutnya pada September 2018, WhatsApp memperkenalkan fitur panggilan audio dan video berkelompok.[70][71] Pada bulan Oktober pilihan, "Usap Untuk Membalas" ditambahkan pada Android versi beta, 16 bulan selanjutnya diperkenalkan untuk versi iOS.[72]

Tepat 25 Oktober 2018, WhatsApp mengumumkan dukungannya untuk penggunaan Stiker. Namun tidak seperti aplikasi lain, WhatsApp menyediakan aplikasi pihak ketiga untuk menambahkan Stiker ke kolom pesan diaplikasinya.[73]

Pada tanggal 25 November 2019, WhatsApp mengumumkan investasi sebesar $250.000 untuk ekosistem startup melalui kerja sama dengan perusahaan rintisan India, yang mana akan menyediakan 500 startup dengan dukungan iklan Facebook masing-masing $500.[74]

Bulan Desember 2019, WhatsApp mengumumkan bahwa update terbaru akan melarang pengguna Apple yang belum update ke iOS 9 atau lebih tinggi dan bagi pengguna Samsung, Huawei, Sony, dan Google yang belum melakukan update Android ke versi 4.0 per tanggal 1 Februari 2020. Perusahaan juga melaporkan bahwa sistem operasi Windows Phone tidak akan lagi didukung setelah tanggal 31 Desember 2019.[75] Pada bulan yang sama WhatsApp juga mengumumkan menjadi aplikasi ponsel cerdas nomor 3 terbanyak diunduh selama satu dekade terakhir dari 2010 hingga 2019.[76]

Sejak 2020

Di awal tahun 2020, Whatsapp merilis "mode gelap" untuk perangkat iPhone dan Android–sebuah desain baru yang dibuat dengan tema gelap.[77] Bulan Maret, WhatsApp berkerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF untuk menyediakan panggilan saluran siaga agar setiap orang mendapatkan informasi Pandemi COVID-19.[78] Bulan yang sama, WhatsApp memulai menguji coba sebuah fitur untuk menolong pengguna menemukan lebih banyak informasi dan konteks tentang informasi yang mereka terima.[79]

Pada Oktober 2020, WhatsApp meluncurkan fitur yang mengizinkan penggunanya untuk mensenyapkan di antara individu dan di grup chat untuk selamanya. Mode chat senyap sekarang bisa diatur dengan memilih '8 jam', '1 minggu', dan 'Selalu'. Pilihan 'Selalu' menggantikan pilihan '1 tahun' yang merupakan pilihan sebelumnya.[80] Fitur baru ini sekarang tersedia pada perangkat iOS dan Android, serta pada WhatsApp versi web.[81]

Pada Januari 2021, WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi baru yang mana pengguna akan dipaksa untuk menerima atau berhenti menggunakan aplikasi per tanggal 8 Februari 2021. Kebijakan baru ini akan mengizinkan WhatsApp untuk berbagi data dengan perusahaan induknya, Facebook. Dikarenakan beberapa masalah WhatsApp menunda implementasi pembaruan kebijakan privasi ini yang seharusnya 8 Februari 2021 menjadi 15 Mei 2021.[82][83]

1 Maret 2021, WhatsApp mulai merilis dukungan untuk layanan pihak ketiga yang menyediakan stiker animasi yang tersedia di Iran, Brazil, dan Indonesia. Pengguna WhatsApp sekarang bisa menggunakan aplikasi populer seperti "Sticker Maker' dan mengimpor paket stiker animasi ke kolom chat.[84]

24 Maret 2021, WhatsApp memperluas dukungannya untuk layanan pihak ketiga yang menyediakan stiker animasi ke seluruh dunia.[85]

Platform yang didukung

Riwayat platform

Setelah beberapa bulan pada mode beta, rilis pertama secara resmi WhatsApp pada November 2009, eksklusif pada App Store yang ada di iPhone. Pada Januari 2010, ditambahkan untuk pengguna BlackBerry; dan kemudian untuk Symbian pada Mei 2010, dan untuk Android pada Agustus 2010. Agustus 2011, versi beta untuk nokia dengan sistem operasi Series 40 ditambahkan. Satu bulan kemudian, dukungan untuk Windows Phone ditambahkan, selanjutnya Blackberry 10 pada Maret 2013.[86] Pada April 2015, dukungan untuk operasi sistem Samsung, Tizen ditambahkan.[87] Perangkat tertua yang bisa mengoperasikan WhatsApp adalah Symbian untuk Nokia N95 yang rilis pada Maret 2007. (pada Juni 2017, WhatsApp tidak lagi kompetibel dengan OS ini.)[butuh rujukan]

Pada Agustus 2014, WhatsApp merilis pembaruan untuk versi Android, menambahkan dukungan untuk jam tangan pintar wear OS.[88]

Pada 21 Januari 2015, WhatsApp meluncurkan WhatsApp Web, sebuah peramban berbasis situs web yang bisa digunakan dengan sinkronisasi dari perangkat ponsel terhubung.[89]

Pada 26 Februari 2016, WhatsApp mengumumkan mereka akan berhenti mendukung layanannya untuk perangkat BlackBerry (termasuk BlackBerry 10), series 40, Symbian S60,[90][91] serta versi yang lebih lama dari Android (2.2), Windows Phone (7.0), dan iOS (6), pada akhir tahun 2016.[92] BlackBerry, Series 40, dan Symbian selanjutnya diperpanjang hingga 30 Juni 2017.[93] Pada Juni 2017, dukungan untuk BlackBerry dan Series 40 sekali lagi diperpanjang sampai akhir tahun 2017, sementara Symbias diberhentikan.[94]

Dukungan untuk BlackBerry dan yang lebih lama (Versi 8.0), Windows Phone dan yang lebih lama (versi 6) dan perangkat iOS diberhentikan pada 1 Januari 2018, tetapi diperpanjang hingga Desember 2018 untuk Nokia Seri 40.[95] Pada Juli 2018, WhatsApp mengumumkan akan segera menyediakan layanannya untuk ponsel fitur KaiOS.[96][97]

Pada Oktober 2019, WhatsApp secara resmi meluncurkan sebuah fitur baru pengunci aplikasi menggunakan sidik jari bagi pengguna Android.[98]

Pada bulan Agustus 2021, WhatsApp meluncurkan fitur yang memungkinkan riwayat obrolan ditransfer di antara sistem operasi seluler. Fitur ini hanya diimplementasikan pada ponsel Samsung, dengan rencana untuk diperluas ke Android dan iOS "segera".[99]

WhatsApp secara resmi meluncurkan mode Companion untuk pengguna Android, yang memungkinkan pengguna menautkan hingga lima ponsel Android ke satu akun. Sekarang, fitur ini juga tersedia untuk pengguna iOS, yang memungkinkan mereka untuk menautkan hingga empat iPhone.[100]

Android dan iPhone

Platform utama yang didukung penuh oleh WhatsApp adalah perangkat yang mendukung telepon seluler yang menjalankan Android, dan iPhone.[101]

WhatsApp Web

WhatsApp secara resmi menyediakan layanannya untuk PC melalui situs web, dengan nama WhatsApp Web,[102] Pada akhir Januari 2015 melalui pengumuman yang dibuat oleh Koum pada halaman Facebooknya: "situs web kami dirancang sederhana sebagai perpanjangan ponsel anda: web browser akan mencerminkan tampilan percakapan dan pesan layaknya dari perangkat ponsel Anda—ini artinya semua pesan Anda masih terhubung pada ponsel Anda". Para pengguna WhatsApp harus terhubung dengan internet agar browser aplikasinya berfungsi. Semua desktop browser didukung kecuali Internet Explorer. Antarmuka WhatsApp Web didasarkan pada mode default Android 1 dan bisa diakses melalui web.whatsapp.com. Akses diberikan sesudah pengguna memindai kode QR personal mereka melalui aplikasi WhatsApp di ponsel.

Tepat pada 21Januari 2015, versi desktop hanya tersedia untuk pengguna Android, BlackBerry, dan Windows Phone. Selanjutnya ditambahkan dukungan untuk iOS, Nokia seri 40, dan Nokia S60 (Symbian).[103][104]

Ada banyak kesamaan solusi untuk macOS, seperti open-source ChitChat , yang sebelumnya dikenal sebagai WhatsMac.[105][106][107]

Pada bulan Januari 2021, versi terbatas Android beta memungkinkan pengguna untuk menggunakan WhatsApp Web tanpa harus membuat aplikasi seluler tetap terhubung ke Internet. Pada bulan Maret 2021, fitur beta ini diperluas ke pengguna iOS.[108] Namun, perangkat yang ditautkan (menggunakan WhatsApp Web, WhatsApp Desktop, atau Facebook Portal) akan terputus jika pengguna tidak menggunakan ponsel mereka selama lebih dari 14 hari.[109] Versi beta multi-perangkat hanya dapat menampilkan pesan selama 3 bulan terakhir di versi web, yang tidak dapat dilakukan tanpa versi beta karena versi web disinkronkan dengan ponsel.[110] Sejak April 2022, versi beta multi-perangkat diintegrasikan secara default di WhatsApp dan pengguna tidak dapat memeriksa pesan lama di versi web lagi.[111][112]

Microsoft Windows dan Mac

Pada 10 Mei 2016, layanan pesan diperkenalkan oleh sistem operasi Microsoft Windows dan macOS. Dukungan untuk panggilan video dan suara dari klien desktop kemudian ditambahkan. Serupa dengan format WhatsApp Web, aplikasi akan disinkronkan dengan perangkat ponsel pengguna, layanan ini tersedia untuk diunduh pada situs web. layanan ini didukung sistem operasi dari Windows 8 dan OS X 10.10 dan di atasnya.[113][114][115]

iPad tidak didukung

Pengguna iPad yang mencari aplikasi WhatsApp akan melihat banyak klien pihak ketiga. Beberapa hasil pencarian teratas memiliki nama dan logo yang menyerupai WhatsApp itu sendiri, dan beberapa pengguna tidak menyadari bahwa mereka menggunakan klien pihak ketiga. Sesuai kebijakan WhatsApp, menggunakan klien pihak ketiga dapat mengakibatkan akun diblokir secara permanen.[116]

Hingga 2023, WhatsApp tidak memiliki klien resmi untuk iPad.[101] Dalam sebuah wawancara tahun 2022 dengan The Verge, pimpinan WhatsApp Will Cathcart mengakui bahwa "[o]rang-orang sudah lama menginginkan aplikasi iPad" dan mengatakan bahwa tim akan "senang melakukannya."[117] Pada bulan September 2023, versi beta WhatsApp dirilis untuk iPad, namun tidak ada tanggal rilis versi stabil resmi yang diumumkan.[118]

Hal-hal teknis

WhatsApp menggunakan versi penyesuaian Extensible Messaging and Presence Protocol (XMPP).[119] Pada saat instalasi, WhatsApp akan membuat akun penguna dengan menggunakan satu nomor ponsel pengguna sebagai username (Jabber ID: [phone number]@s.whatsapp.net).

Perangkat lunak WhatsApp secara otomatis akan membandingkan semua nomor ponsel dari buku alamat yang ada pada perangkat dengan pusat database dari pengguna WhatsApp yang secara otomatis menambahkannya ke daftar kontak pengguna WhatsApp. Sebelumnya, versi Android dan Nokia Seri 40 menggunakan MD5-hash, versi terbalik dari IMEI ponsel sebagai password.[120] Sementara pada versi iOS menggunakan alamat MAC Wi-Fi ponsel alih-alih IMEI.[121][122] Pembaruan pada tahun 2012 mengimplementasikan pembuatan kata sandi acak di sisi server.[123] Secara alternatif pengguna bisa menggirim kontak siapapun di pangkalan data WhatsApp melalui alamat url https://api.whatsapp.com/send/?phone=[phone number] di mana[phone number] adalah nomor kontak yang juga termasuk kode negara.

Beberapa perangkat yang mendukung dual SIM mungkin tidak kompatibel dengan WhatsApp, meskipun ada beberapa pengerjaan solusi tidak resmi untuk menginstal aplikasi ini.[124]

Pada Februari 2015, WhatsApp memperkenalkan fitur panggilan suara; fitur ini menolong WhatsApp untuk menarik pengguna dari segmen lain yang berbeda.[125][126] Pengkodean suara WhatsApp adalah Opus,[127][128][129] yang menggunakan algoritme kompresi audio modifikasi modified discret cosine transform (MDCT) dan linear predictive coding (LPC).[130] WhatsApp menggunakan Opus pada tingkat sampel 8–16 kHz.[127][129] Pada 14 November 2016, WhatsApp menambahkan fitur panggilan video bagi pengguna di semua perangkat Android, iPhone, dan Windows Phone.[131][132]

Pada November 2017, WhatsApp merilis fitur baru yang bisa membuat penggunanya menghapus pesan yang telah terkirim dikarenakan kesalahan dalam rentang waktu 7 menit.[133]

Pesan multimedia dikirim dengan mengunggah gambar, audio atau video yang dikirim ke server HTTP dan selanjutnya mengirim tautan ke konten bersama dengan tumbnail pengkodean Base64 encoded, jika ada.[134]

WhatsApp mengikuti mekanisme "simpan dan teruskan" untuk pertukaran pesan di antara 2 pengguna. Ketika pengguna mengirim sebuah pesan, pesan pertama akan pergi ke server WhatsApp di mana pesan disimpan, selanjutnya server secara berulang akan meminta si penerima pesan untuk mengkonfirmasi penerimaan pesan. Segera setelah pesan dikonfirmasi server akan mengirimkan pesan ke si penerima pesan; pesan tidak lagi ada di pangkalan data server. Server WhatsApp akan tetap menyimpan pesan dalam waktu 30 hari ketika pesan tidak terkirim (ketika WhatsApp si penerima pesan tidak aktif selama 30 hari).[135][sumber terbitan sendiri?]

Enkripsi ujung-ke-ujung

Pada 18 November 2014, pengembang perangkat lunak Open Whisper System mengumumkan kemitraan dengan WhatsApp untuk menyediakan enkripsi ujung-ke-ujung dengan memasukkan protokol enkripsi yang digunakan di Signal ke setiap platform klien WhatsApp.[136] Pihak Open Whisper System mengatakan bahwa mereka telah selesai memasukkan protokol ke dalam klien WhatsApp versi terkini untuk Android, dan dukungan untuk klien lainnya, seperti pesan grup/media, dan verifikasi kunci juga akan segera hadir.[137] WhatsApp mengkonfirmasi kerja sama tersebut kepada awak media, akan tetapi tidak ada pengumuman atau dokumentasi mengenai fitur enkripsi pada website resmi mereka, dan permintaan lebih lanjut untuk memberikan komentar ditolak.[138] Pada April 2015, majalah Jerman Heise Security menggunakan ARP spoofing untuk mengkonfirmasi bahwa protokol telah diimplementasikan untuk pesan Android-ke-Android, dan bahwa pesan WhatsApp dari atau ke iPhone yang dijalankan iOS masih belum dienkripsi ujung-ke-ujung.[139] Mereka mengungkapkan keprihatinan bahwa pengguna WhatsApp biasa masih belum bisa membedakan antara pesan terenkripsi ujung-ke-ujung dengan pesan biasa.[139]

Pada 5 April 2016, WhatsApp dan Open Whisper System mengumumkan bahwa mereka telah selesai menambahkan enkripsi ujung-ke-ujung untuk "setiap bentuk komunikasi" di WhatsApp, dan bahwa pengguna sekarang bisa memverifikasi kunci satu sama lain.[140][141] Pengguna juga diberi opsi untuk mengaktifkan mekanisme trust on first use [en] sebagai perintah untuk memberitahu jika kunci koresponden berubah.[142] Menurut buku putih yang rilis beserta dengan pengumuman tersebut, pesan WhatsApp dienkripsi dengan Signal Protocol [en].[143] Panggilan WhatsApp dienkripsi dengan SRTP, dan semua komunikasi klien-server "dilapisi di dalam sebuah saluran terenkripsi yang terpisah."[143]

Pada tanggal 14 Oktober 2021, WhatsApp meluncurkan enkripsi enkripsi ujung-ke-ujung untuk cadangan (backup) di Android dan iOS. Fitur ini harus diaktifkan oleh pengguna dan menyediakan opsi untuk mengenkripsi cadangan dengan kata sandi atau kunci enkripsi 64 digit.[144]

Aplikasi ini dapat menyimpan salinan terenkripsi dari pesan obrolan ke dalam kartu SD, tetapi pesan obrolan juga disimpan secara tidak terenkripsi di dalam file basis data SQLite "msgstore.db".[145]

WhatsApp Payments

WhatsApp Payments (dipasarkan sebagai WhatsApp Pay) adalah fitur transfer uang antar sesama pengguna. Layanan ini tersedia secara umum di India dan Brasil, dan di Singapura hanya untuk transaksi WhatsApp Business.[146][147]

India

Pada bulan Juli 2017, WhatsApp telah menerima izin dari Korporasi Pembayaran Nasional India [en] (NPCI) untuk menjalin kerjasama dengan beberapa bank di India,[148] dalam melakukan transaksi melalui United Payments Interface [en] (UPI),[149] yang mengandalkan nomor ponsel untuk melakukan transfer antar-rekening.[150] Pada bulan November 2020, pembayaran UPI melalui WhatsApp pada awalnya dibatasi hingga 20 juta pengguna,[151] dan menjadi 100 juta pengguna pada bulan April 2022,[152] dan menjadi tersedia secara umum bagi semua orang pada bulan Agustus 2022.[153]

Proyek mata uang kripto Facebook/WhatsApp, 2019-2022

Pada 28 Februari 2019, The New York Times memberitakan bahwa Facebook "berharap berhasil ketika Bitcoin gagal" dengan mengembangkan sebuah mata uang kripto sendiri yang akan dikelola langsung oleh WhatsApp. Proyek ini dilaporkan melibatkan lebih dari 50 teknisi dibawah arahan mantan presiden PayPal yaitu David A. Marcus. "Koin Facebook" ini akan menjadi koin stabil yang dipatok dengan nilai dari sekeranjang mata uang asing yang berbeda.[154]

Bulan Juni 2019, Facebook secara resmi mengumumkan bahwa proyek akan dinamakan Libra, dan perusahaan merencanakan membuat sebuah dompet digital yang dinamakan "Calibra" yang diintegrasikan kedalam Facebook dan WhatsApp.[155] Setelah regulator keuangan di berbagai wilayah menyuarakan kekhawatirannya, Facebook menyatakan bahwa mata uang ini, berganti nama menjadi Diem sejak bulan Desember 2020, dan akan membutuhkan ID yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk verifikasi, serta aplikasi dompet akan memiliki perlindungan terhadap penipuan. Calibra diganti namanya menjadi Novi pada bulan Mei 2020.[156][157][158]

Meta (sebelumnya Facebook) mengakhiri proyek Novi pada tanggal 1 September 2022.[159][160]

Penggunaan

WhatsApp dapat digunakan untuk pengguna iPhone, BlackBerry, Android, serta Symbian (Nokia). Aplikasi WhatsApp hanya dapat bekerja untuk sesama pengguna yang memiliki aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp ini dapat diunduh secara gratis di websitenya. Aplikasi ini menggunakan nomor telepon ponsel yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan sesama pengguna WhatsApp. Ini memungkinkan pengguna untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Aplikasi ini juga menggunakan fitur push sehingga pengguna dapat selalu memberitahukan pesan yang sedang diterima.

Kestabilan Koneksi

WhatsApp mengandalkan koneksi internet melalui jaringan GPRS/EDGE/3G/4G atau Wi-Fi untuk menjalankannya. Aplikasi WhatsApp ini tidak keluar saat tidak tersambung dengan koneksi internet. Kontak maupun ruang obrol tetap terlihat walaupun tidak tersambung dengan koneksi internet, tetapi terdapat tanda jam yang menandakan pesan ditunda pengirimannya sampai terdapat koneksi internet.

Notifikasi

Terdapat pilihan notifikasi untuk pemberitahuan pesan baru di bagian pengaturan. Terdapat pilihan untuk menampilkan pesan baru secara Pop Up atau hanya tampil di bagian notifikasi. Selain itu, terdapat pula pengaturan suara panggilan di bagian pengaturan.

Nomor ponsel sebagai PIN

Ketika pengguna baru mendaftar Whatsapp, maka pengguna akan diminta untuk mendaftar dengan nomor telepon, yang digunakan sebagai identitas, seperti PIN pada Blackberry Messenger. yang diperlukan. Untuk memulai obrolan, pengguna harus mengisi daftar kontak telepon dan melakukan sinkronisasi dengan menekan tombol segarkan di option saat berada di daftar teman (+), atau memindai kode QR yang disediakan WhatsApp untuk menambahkan Kontak tanpa menyimpan secara langsung. Apabila lawan bicara terdaftar menggunakan nomor ponsel tersebut, WhatsApp akan mencarinya sendiri dan menampilkan teman Anda langsung di daftar panggilan.

Tanda pesan

WhatsApp menggunakan tanda, untuk memberikan info terkirim pesan.

  • Satu tanda centang (berwarna abu-abu) berarti pesan berhasil dikirim
  • Dua tanda centang (berwarna abu-abu) berarti pesan telah diterima tetapi belum dibaca
  • Dua tanda centang berwarna biru berarti pesan telah di baca
  • Apabila tidak ada koneksi internet, akan muncul tanda jam yang mengartikan pengiriman pesan tertunda[161]

Fitur

WhatsApp dapat mengirim File:

  1. Foto langsung dari kamera, pengelola berkas , dan galeri.
  2. Video langsung dari video kamera, pengelola berkas, dan galeri.
  3. Audio langsung merekam suara, pengelola berkas, audio.
  4. Lokasi
  5. Kontak (mengirim detail kontak dari kontak telepon).

Fitur lain yang terdapat di WhatsApp adalah:

  1. View Contact: melihat kontak di kontak telepon, WhatsApp juga muncul sebagai daftar kontak di kontak telepon
  2. Avatar: Anda tidak dapat mengganti Avatar secara manual, WhatsApp akan mengambil data avatar dari Profile phonebook. Apabila menggunakan sinkronisasi Facebook dengan Phonebook, maka avatar yang muncul adalah avatar Facebook.[butuh rujukan]
  3. tambah pintasan: dapat juga menambahkan pintasan ke layar depan.
  4. Email Conversation Anda pun dapat mengirim semua perbincangan melalui email.
  5. salin dan kutip: Setiap kalimat perbincangan juga dapat di salin, meneruskan dan menghapus dengan menekan dan menahan kalimat tersebut dilayar.
  6. emoji: Untuk menambahkan serunya perbincangan, Anda pun dapat menambahkan emoji dengan banyak pilihan.
  7. cari: fitur dasar setiap IM, Anda dapat mencari daftar kontak melalui fitur ini.
  8. Telepon: karena pin WhatsApp ini sama dengan nomor ponsel teman, Anda pun dapat melakukan panggilan langsung dari aplikasi WhatsApp ini.[butuh rujukan]
  9. WhatsApp Call: Pengguna bisa melakukan panggilan melalui WhatsApp dengan koneksi internet.[162] dan juga bisa menelpon lebih dari 2 orang.
  10. WhatsApp Video Call: Pengguna bisa menelepon seperti bertatapan langsung dengan orang yang di telepon. Selain itu juga ada fitur tambah kontak lain lebih dari 2 orang maksimal 8 orang.[163] Dan video call di WhatsaApp beta sudah bisa sampai 50 orang[164]
  11. Laporan Baca: Fungsi ini sebenarnya untuk melihat centang biru dan siapa yang baca status kita, jika kita matikan kita tidak bisa melihat apakah pesan sudah dibaca status kita sudah dibaca orang, termasuk sama yang kita ingin chat atau saat baca status seseorang tidak akan ketahuan apakah sudah baca atau belum.
  12. Blokir: digunakan untuk memblok kontak yang ingin diblokir.
  13. Info: Anda pun dapat mengganti Info yang sudah tersedia di WhatsApp seperti Ada, Sibuk, lagi sekolah, dll.
  14. Status: Anda dapat membuat status dan selama 24 jam lalu hilang. Fitur ini seperti pamer pamer sama teman sendiri, mengirim video, foto, dan teks polos yang bentuk font bisa diubah.
  15. Tidak hanya teks: WhatsApp memiliki fitur untuk mengirim gambar, video, suara, dan lokasi GPS melalui GPS atau Google Maps. Media tersebut langsung dapat ditampilkan dan bukan berupa tautan.
  16. Terintegrasi ke dalam sistem: WhatsApp, layaknya SMS, tidak perlu membuka aplikasi untuk menerima sebuah pesan. Notifikasi pesan masuk ketika ponsel sedang mati akan tetap disampaikan jika ponsel sudah hidup.
  17. Status Pesan: - Jam untuk proses loading di HP kita - Tanda centang jika pesan terkirim ke jaringan - Tanda centang ganda jika pesan sudah terkirim ke teman chat. - tanda seru (!) merah jika pesan gagal
  18. Broadcats dan Group chat: Broadcast untuk kirim pesan ke banyak pengguna. Group chat untuk mengirim pesan ke anggota sesama komunitas.
  19. Hemat Bandwidth: Karena terintegrasi dengan sistem, maka tidak perlu login dan loading contact/avatar, sehingga transaksi data makin irit. Aplikasi dapat dimatikan, dan hanya aktif jika ada pesan masuk, sehingga bisa menghemat baterai.[165]
  20. Hapus Pesan Ke Semua Orang: Fitur ini memungkinkan kita menghapus atau menarik kembali pesan yang telah terkirim. Awalnya fitur ini hanya tersedia untuk pengguna beta,[166][167] hingga kemudian dirilis ke publik.[168][169]


Kontroversi dan kritik

Misinformasi

WhatsApp telah berulang kali memberlakukan pembatasan penerusan pesan (forward messages) sebagai tanggapan atas penyebaran informasi yang keliru di beberapa negara, termasuk India dan Australia. Langkah tersebut, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018 untuk memerangi spam, diperluas dan tetap aktif pada tahun 2021. WhatsApp menegaskan bahwa pembatasan penerusan pesan telah membantu mengekang penyebaran misinformasi terkait COVID-19.[170][171][172]

Pembunuhan di India

Di India, WhatsApp mendorong orang-orang untuk melaporkan pesan-pesan yang bersifat penipuan atau menghasut kekerasan setelah ada insiden penghakiman massa di India, yang mengakibatkan pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah karena pesan-pesan WhatsApp yang berbahaya dan secara keliru menuduh para korban tersebut berniat menculik anak-anak.[173] Terdapat serangkaian kejadian berkaitan dengan hal tersebut antara tahun 2017 hingga 2020, Setelah itu WhatsApp mengumumkan perubahan untuk pengguna platform di India yang diberi label pesan-pesan yang diteruskan dengan label seperti itu.[174]

Pemilu 2018 di Brasil

Dalam sebuah investigasi mengenai penggunaan media sosial dalam politik, ditemukan bahwa WhatsApp disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu dalam pemilihan presiden tahun 2018 di Brasil.[175] Dilaporkan bahwa US$3 juta dihabiskan untuk kontribusi ilegal yang disembunyikan terkait dengan praktik ini.[176]

Para peneliti dan jurnalis meminta perusahaan induk WhatsApp, Facebook, untuk mengadopsi langkah-langkah yang serupa dengan langkah-langkah yang diadopsi di India dan membatasi penyebaran hoaks dan berita bohong.[175]

Keamanan dan privasi

WhatsApp pada awalnya dikritik karena kurangnya enkripsi, dan hanya mengirimkan informasi dalam bentuk plaintext.[177] Enkripsi pertama kali ditambahkan pada bulan Mei 2012.[178][179][180] Enkripsi ujung-ke-ujung baru diterapkan sepenuhnya pada bulan April 2016 setelah proses selama dua tahun. Hingga September 2021, diketahui bahwa WhatsApp memanfaatkan secara ekstensif kontraktor luar dan sistem kecerdasan buatan untuk memeriksa pesan, gambar, dan video pengguna tertentu (yang telah ditandai oleh pengguna sebagai pesan yang mungkin bersifat disalahgunakan); dan menyerahkan kepada penegak hukum berupa metadata, termasuk informasi akun dan lokasi yang sangat sensitif.[181]

Pada tahun 2016, WhatsApp secara luas dipuji karena penambahan enkripsi ujung-ke-ujung dan mendapatkan nilai 6 dari 7 poin dalam "Kartu Penilaian Pesan Aman" dari Electronic Frontier Foundation [en].[182] WhatsApp dikritik oleh para peneliti keamanan dan Electronic Frontier Foundation karena menggunakan cadangan (backup) yang tidak dilindungi oleh enkripsi ujung-ke-ujung dan memungkinkan pesan diakses oleh pihak ketiga.[183][184]

Pada bulan Mei 2019, kerentanan keamanan di WhatsApp ditemukan dan diperbaiki yang memungkinkan orang dari jarak jauh untuk menginstal spyware dengan melakukan panggilan yang tidak perlu dijawab.[185][186]

Pada bulan September 2019, WhatsApp dikritik karena penerapan fitur 'hapus untuk semua orang'. Pengguna iOS dapat memilih untuk menyimpan media ke rol kamera mereka secara otomatis. Ketika pengguna menghapus media untuk semua orang, WhatsApp tidak menghapus gambar yang disimpan di rol kamera iOS sehingga pengguna tersebut dapat menyimpan gambar tersebut. WhatsApp merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "fitur ini bekerja dengan baik," dan bahwa gambar yang disimpan di rol kamera tidak dapat dihapus karena lapisan keamanan Apple.[187]

Pada bulan November 2019, WhatsApp merilis fitur privasi baru yang memungkinkan pengguna memutuskan siapa saja yang dapat menambahkan mereka ke grup.[188]

Pada bulan Desember 2019, WhatsApp mengonfirmasi adanya kelemahan keamanan yang memungkinkan peretas menggunakan file gambar GIF berbahaya untuk mendapatkan akses ke data penerima. Ketika penerima membuka galeri di dalam WhatsApp, meskipun tidak mengirimkan gambar berbahaya, peretasan akan terpicu dan perangkat serta isinya menjadi rentan. Cacat tersebut telah di patch dan pengguna dianjurkan untuk memperbarui WhatsApp.[189][190][191]

Pada 17 Desember 2019, WhatsApp memperbaiki kelemahan keamanan yang memungkinkan serangan siber berulang kali membuat aplikasi perpesanan crash untuk semua anggota obrolan grup, yang hanya dapat diperbaiki dengan memaksa menghapus sepenuhnya aplikasi dan menginstal ulang.[192] Bug tersebut ditemukan oleh Check Point pada Agustus 2019 dan dilaporkan ke WhatsApp. Aplikasi tersebut diperbaiki di versi 2.19.246 dan seterusnya.[193][194]

Untuk tujuan keamanan, sejak 1 Februari 2020, WhatsApp tidak lagi tersedia di ponsel pintar yang menggunakan sistem operasi lawas seperti Android 2.3.7 atau versi yang lebih lama maupun iPhone iOS 8 atau versi yang lebih lama yang sudah tidak lagi diperbarui oleh penyedia layanan.[195]

Pada tanggal 16 Desember 2020, sebuah klaim bahwa WhatsApp memberikan akses ke pesan pribadi kepada Google turut disebutkan dalam kasus anti monopoli yang menimpa WhatsApp. Karena pengaduan tersebut direduksi secara besar-besaran karena merupakan kasus yang sedang berlangsung, maka tidak diungkapkan apakah ini merupakan dugaan perusakan terhadap enkripsi ujung-ke-ujung aplikasi, atau Google mengakses cadangan pengguna.[butuh klarifikasi][196]

Pada bulan Januari 2021, WhatsApp mengumumkan pembaruan pada Kebijakan Privasi mereka yang menyatakan bahwa WhatsApp akan membagikan data pengguna dengan Facebook dan "keluarga perusahaan" mulai Februari 2021. Sebelumnya, pengguna dapat memilih untuk tidak ikut serta dalam pembagian data tersebut, tetapi kebijakan baru menghapus opsi ini. Kebijakan Privasi yang baru tidak akan berlaku di Uni Eropa, karena hal ini ilegal menurut GDPR. Facebook dan WhatsApp dikritik secara luas atas langkah ini.[197][198][199] Pemberlakuan kebijakan privasi ditunda dari 8 Februari hingga 15 Mei 2021,[200][201] WhatsApp mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membatasi fungsionalitas aplikasi bagi mereka yang tidak menyetujui persyaratan baru. WhatsApp tidak membatasi aplikasi: mereka hanya menegaskan bahwa aplikasi tidak dapat digunakan tanpa persetujuan.[202]

Pada tanggal 15 Oktober 2021, WhatsApp mengumumkan bahwa mereka akan mulai menawarkan layanan enkripsi ujung-ke-ujung untuk cadangan obrolan, yang berarti bahwa tidak ada pihak ketiga (termasuk WhatsApp dan vendor penyimpanan awan) yang akan memiliki akses ke informasi pengguna. Fitur enkripsi baru ini menambahkan lapisan perlindungan tambahan pada cadangan obrolan yang disimpan di Apple iCloud atau Google Drive.[203]

Pada tanggal 29 November 2021, sebuah dokumen FBI diungkap oleh Rolling Stone, yang mengungkapkan bahwa WhatsApp merespons surat perintah dan panggilan pengadilan dari penegak hukum dalam hitungan menit, memberikan metadata pengguna kepada pihak berwenang. Metadata tersebut mencakup informasi kontak dan buku alamat pengguna.[204]

Pada bulan Januari 2022, sebuah aplikasi pengawasan yang tidak ditutupi kerahasiaan informasinya mengungkapkan bahwa, WhatsApp mulai melacak tujuh pengguna dari Tiongkok dan Makau pada bulan November 2021, berdasarkan permintaan dari penyelidik DEA AS. Aplikasi ini mengumpulkan data tentang siapa yang dihubungi pengguna dan seberapa sering, serta kapan dan bagaimana mereka menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini dilaporkan bukan kejadian yang terisolasi, karena agen federal dapat menggunakan Undang-Undang Privasi Komunikasi Elektronik untuk melacak pengguna secara diam-diam tanpa memberikan alasan yang jelas atau menautkan nomor pengguna ke identitas mereka.[205]

Pada awal tahun 2022, terungkap bahwa perusahaan rintisan yang berbasis di San Diego, Boldend, telah mengembangkan alat untuk meretas enkripsi WhatsApp, mendapatkan akses ke data pengguna, pada waktu ketika perusahaan rintisan tersebut didirikan pada tahun 2017. Kerentanan tersebut dilaporkan telah dipatch pada Januari 2021. Boldend dibiayai, sebagian, oleh Peter Thiel, seorang investor terkemuka di Facebook.[206]

Pada bulan September 2022, masalah keamanan kritis dalam fitur panggilan video Android WhatsApp dilaporkan. Bug integer overflow memungkinkan pengguna aktor jahat untuk mengambil kendali penuh atas aplikasi korban setelah panggilan video antara dua pengguna WhatsApp dilakukan. Masalah ini telah dipatch pada hari ketika dilaporkan secara resmi.[207]

Lembaga-lembaga di Britania Raya

Hingga 2023, WhatsApp digunakan secara luas oleh lembaga-lembaga pemerintah di Britania Raya, namun demikian, penggunaan ini dianggap problematik karena menghambat publik, termasuk jurnalis, untuk mendapatkan catatan pemerintah yang lebih akurat saat mengajukan permintaan kebebasan informasi.[208]

Komisioner informasi memberikan peringatan bahwa penggunaan WhatsApp memiliki risiko terhadap transparansi—menyusul adanya kebocoran pesan WhatsApp dari salah satu mantan pejabatnya—sebab anggota Parlemen, menteri, dan pejabat pemerintah yang ingin menghindari pengawasan publik dapat menggunakan WhatsApp meskipun ada saluran resminya.[209] Para pegiat transparansi juga menentang praktik ini di pengadilan.[210]

Khususnya, selama pandemi COVID-19, pemerintah Britania Raya secara rutin menggunakan perangkat pribadinya dan bukan perangkat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengambil keputusan dalam mengelola manajemen krisis, salah satunya menggunakan WhatsApp. Ketika penyelidikan resmi (en:UK Covid-19 Inquiry) terhadap pandemi mulai mencari bukti pada Mei 2023, hal ini menimbulkan masalah bagi kemampuan penyidik untuk mengumpulkan materi yang ingin dicari. Perangkat pribadi mantan Perdana Menteri, Boris Johnson, telah disusupi oleh pelanggaran keamanan dan diklaim bahwa perangkat tersebut tidak dapat dinyalakan untuk memulihkan pesan.[211] Lebih lanjut, Kantor Kabinet telah mengklaim bahwa karena banyak pesan yang tidak relevan dengan penyelidikan, maka mereka hanya perlu menyerahkan materi yang telah mereka pilih sebagai materi yang relevan. Pengadilan Tinggi, dalam tinjauan yudisial yang dimohonkan oleh Kantor Kabinet, menyatakan bahwa semua dokumen yang dicari oleh penyelidikan harus diserahkan tanpa editan.[212]

Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa sekitar 500.000 staf Jawatan Kesehatan Nasional (NHS) menggunakan WhatsApp dan sistem pesan instan lainnya di tempat kerja dan sekitar 29.000 orang telah menghadapi tindakan disiplin karena melakukan praktik tersebut. Tingkat penggunaan paling tinggi dilaporkan berasal dari staf klinis garis depan untuk memenuhi kebutuhan perawatan. Hal ini didasarkan pada kebijakan NHS yang tidak mengizinkan para stafnya menggunakan aplikasi pesan instan tidak resmi karena berkaitan dengan kerahasiaan pasien.[213]

Versi modifikasi

Pada bulan Maret 2019, WhatsApp merilis panduan untuk pengguna yang telah menginstal versi modifikasi (mod) WhatsApp yang tidak resmi dan memperingatkan bahwa WhatsApp dapat memblokir pengguna yang menggunakan klien yang tidak resmi.[214]

Skandal pengintaian WhatsApp

Pada Mei 2019, WhatsApp diserang oleh peretas dengan memasang spyware di sejumlah ponsel korbannya.[215] Peretasan tersebut, yang diduga dikembangkan oleh perusahaan teknologi pengawasan Israel, NSO Group, dengan cara menginjeksikan malware ke dalam ponsel pengguna WhatsApp melalui bug yang dieksploitasi dari jarak jauh di dalam fungsi panggilan Voice over IP. Laporan dari Wired mencatat bahwa serangan tersebut dapat menyuntikkan malware melalui panggilan ke ponsel yang dijadikan sasaran, meskipun pengguna tidak menjawab panggilan tersebut.[216]

Pada tanggal 29 Oktober 2019, WhatsApp mengajukan gugatan terhadap NSO Group di pengadilan San Francisco, mengklaim bahwa dugaan serangan siber tersebut melanggar undang-undang AS termasuk Computer Fraud and Abuse Act (CFAA).[217] Menurut WhatsApp, eksploitasi tersebut "menargetkan setidaknya 100 pembela hak asasi manusia, wartawan, dan anggota masyarakat sipil lainnya" di antara total 1.400 pengguna di 20 negara.[218][219][220] Pada tanggal 16 Juli 2020, seorang hakim federal AS memutuskan bahwa gugatan terhadap NSO group dapat dilanjutkan. NSO Group mengajukan mosi agar gugatan tersebut dibatalkan, tetapi hakim menolak semua argumennya.[221]

Pada bulan April 2020, NSO Group menganggap bahwa klien pemerintahnya harus bertanggung jawaban atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang diajukan oleh WhatsApp. Dalam pernyataannya melalui dokumen yang diterima dari pengadilan, NSO ini mengklaim bahwa gugatan yang diajukan terhadap perusahaan WhatsApp dapat mengancam "keamanan nasional dan masalah kebijakan luar negeri" kliennya. NSO tidak mengungkapkan daftar lengkap klien pemerintahnya, akan tetapi menurut penelitian oleh Citizen Lab klien tersebut meliputi, Arab Saudi, Bahrain, Kazakhstan, Maroko, Meksiko, dan Uni Emirat Arab.[222]

Peretasan ponsel Jeff Bezos

Pada bulan Januari 2020, sebuah analisis forensik digital mengungkapkan bahwa pendiri Amazon, Jeff Bezos, menerima pesan terenkripsi di WhatsApp dari akun resmi Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Pesan tersebut dilaporkan berisi file berbahaya, yang jika diterima akan mengakibatkan ponsel Bezos diretas. Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), David Kaye dan Agnes Callamard, kemudian mengonfirmasi bahwa ponsel Jeff Bezos diretas melalui WhatsApp, karena dia merupakan salah satu sasaran dari daftar Saudi yang terdiri dari orang-orang yang dekat dengan jurnalis The Washington Post (Jeff Bezos pemilik dari surat kabar tersebut), Jamal Khashoggi.[223][224]

FBI

Pada tahun 2021, sebuah dokumen FBI yang diperoleh oleh Property of the People, Inc., sebuah organisasi nirlaba 501(c)(3), melalui permintaan FOIA, mengungkapkan, bahwa WhatsApp dan iMessage rentan terhadap pencarian waktu nyata oleh penegak hukum.[225][226][227]

Tek Fog

Pada bulan Januari 2022, sebuah investigasi oleh The Wire menemukan bahwa BJP, sebuah partai politik India diduga menggunakan sebuah aplikasi bernama Tek Fog [en] yang mampu meretas akun WhatsApp yang sudah tidak aktif secara massal untuk mengirim pesan secara massal ke kontak mereka dengan propaganda. Menurut The Wire, seorang pembocor informasi yang memiliki akses ke aplikasi tersebut mampu meretas sebuah akun WhatsApp uji coba yang dikendalikan oleh reporter "dalam hitungan menit."[228][229] Setelah itu, terungkap bahwa berita tersebut adalah berita bohong dan The Wire pun mengeluarkan permintaan maaf secara resmi kepada para pembacanya.[230]

Terorisme

Pada bulan Desember 2015, dilaporkan bahwa organisasi teroris ISIS telah menggunakan WhatsApp untuk merencanakan serangan Paris November 2015.[231] Menurut The Independent, ISIS juga menggunakan WhatsApp untuk perdagangan perbudakan seks.[232]

Pada bulan Maret 2017, Menteri Dalam Negeri Britania Raya, Amber Rudd, mengatakan bahwa kemampuan enkripsi pada aplikasi perpesanan seperti WhatsApp tidak dapat diterima, karena dilaporkan bahwa Khalid Masood menggunakan aplikasi ini beberapa menit sebelum melakukan serangan Westminster 2017 dan penegak hukum tidak dapat membaca pesan-pesan tersebut karena terlindungi enkripsi ujung-ke-ujung. Rudd secara terbuka menyerukan agar polisi dan badan intelijen diberi akses ke WhatsApp dan layanan pesan terenkripsi lainnya untuk mencegah serangan teror di masa depan. Langkah tersebut dikritik oleh kelompok-kelompok kebebasan sipil.[233]

Pada bulan April 2017, pelaku serangan truk di Stockholm dilaporkan menggunakan WhatsApp untuk bertukar pesan dengan seorang pendukung ISIS sesaat sebelum dan sesudah kejadian. Pesan-pesan tersebut berisi tentang cara membuat alat peledak dan pernyataan pengakuan atas serangan tersebut.[234]

Pada bulan April 2017, hampir 300 grup WhatsApp dengan sekitar 250 anggota dilaporkan digunakan untuk memobilisasi pelempar batu di Jammu dan Kashmir untuk mengganggu operasi pasukan keamanan di lokasi-lokasi pertemuan. Menurut polisi, 90% dari grup-grup ini ditutup setelah polisi menghubungi admin mereka.[235] Lebih lanjut, setelah penyelidikan selama enam bulan yang melibatkan penyusupan pada 79 grup WhatsApp, Badan Investigasi Nasional India (NIA) melaporkan bahwa dari sekitar 6.386 anggota dan admin grup-grup tersebut, sekitar 1.000 di antaranya merupakan penduduk Pakistan dan negara-negara teluk. Lebih lanjut, atas bantuan mereka dalam meniadakan operasi anti-teror, para pelempar batu India mendapatkan dana melalui perdagangan barter dari Pakistan dan cara-cara tidak langsung lainnya.[236]

Pada bulan Mei 2022, FBI menyatakan bahwa seorang simpatisan ISIS, yang berencana untuk membunuh George W. Bush, ditangkap berdasarkan data WhatsApp-nya. Menurut surat perintah penangkapan tersangka, akun WhatsApp-nya ditempatkan di bawah pengawasan.[237]

Penipuan dan malware

Ada banyak penipuan yang sedang berlangsung di WhatsApp yang memungkinkan para peretas menyebarkan virus atau malware.[238] Pada bulan Mei 2016, beberapa pengguna WhatsApp dilaporkan telah tertipu untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga yang disebut WhatsApp Gold, yang merupakan bagian dari penipuan dengan menginfeksi ponsel para pengguna menggunakan malware.[239] Sebuah pesan yang menjanjikan untuk mengizinkan akses ke percakapan teman-teman WhatsApp mereka, atau daftar kontak mereka, telah menjadi serangan yang paling populer terhadap siapa pun yang menggunakan aplikasi ini di Brasil. Mengeklik pesan tersebut sebenarnya mengirimkan pesan teks berbayar. Sejak Desember 2016, lebih dari 1,5 juta orang telah mengklik dan kehilangan uang.[240]

Aplikasi lain yang disebut GB WhatsApp dianggap berbahaya oleh perusahaan keamanan siber Symantec karena biasanya melakukan beberapa operasi yang tidak sah pada perangkat pengguna akhir.[241]

Pemblokiran

Brasil

Pada tanggal 1 Maret 2016, Diego Dzodan, wakil presiden Facebook (sekarang META) untuk Amerika Latin ditangkap di Brasil karena tidak bekerja sama dalam investigasi terkait permintaan percakapan WhatsApp.[242] Pada tanggal 2 Maret 2016, saat fajar keesokan harinya, Dzodan dibebaskan karena Pengadilan Banding menyatakan bahwa penangkapan tersebut tidak proporsional dan tidak masuk akal.[243]

Pada tanggal 2 Mei 2016, penyedia layanan seluler di Brasil diperintahkan untuk memblokir WhatsApp selama 72 jam karena kegagalan untuk kedua kalinya bagi layanan ini untuk bekerja sama dengan perintah pengadilan pidana.[244] Sekali lagi, pemblokiran tersebut dicabut setelah ada permohonan banding, dalam waktu kurang dari 24 jam.[245]

Bank Sentral Brasil mengeluarkan perintah kepada perusahaan kartu pembayaran Visa dan Mastercard pada tanggal 23 Juni 2020, untuk menghentikan kerja sama dengan WhatsApp pada sistem pembayaran elektronik barunya. Sebuah pernyataan dari Bank Sentral Brasil menegaskan bahwa keputusan untuk memblokir penawaran terbaru dari perusahaan milik Facebook tersebut diambil untuk "melestarikan lingkungan kompetitif yang memadai" dalam ruang pembayaran seluler dan untuk memastikan "berfungsinya sistem pembayaran yang dapat dipertukarkan, cepat, aman, transparan, terbuka, dan murah."[246][247]

Iran

Pada tanggal 9 Mei 2014, pemerintah Iran mengumumkan bahwa mereka telah mengusulkan untuk memblokir akses ke layanan WhatsApp untuk penduduk Iran. "Alasannya adalah anggapan bahwa WhatsApp diciptakan oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, yang merupakan seorang Zionis Amerika," ujar Abdolsamad Khorramabadi, kepala Komite Kejahatan Internet di Iran. Setelah pemblokiran itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengeluarkan perintah kepada Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menghentikan filter WhatsApp.[248][249] Pada bulan September 2022, aplikasi ini diblokir lagi secara permanen hingga Meta memberikan jawaban mengenai permintaan untuk membuka kantor perwakilan dan mematuhi aturan di negara tersebut.[250]

Kuba

Pada Juli 2021, pemerintah Kuba memblokir akses ke beberapa platform media sosial, termasuk WhatsApp, untuk meredam penyebaran informasi selama protes anti-pemerintah.[251]

Swiss

Pada bulan Desember 2021, tentara Swiss melarang penggunaan WhatsApp dan beberapa layanan perpesanan terenkripsi non-Swiss lainnya untuk personil militer angkatan darat. Larangan ini dipicu oleh kekhawatiran pihak berwenang AS yang berpotensi mengakses data pengguna untuk aplikasi semacam itu karena Undang-Undang CLOUD [en] (CLOUD ACT). Angkatan Darat merekomendasikan agar semua personel militer menggunakan Threema [en] sebagai gantinya, karena layanan ini berbasis di Swiss.[252]

Tiongkok

WhatsApp merupakan produk terakhir META yang masih bisa diakses di Tiongkok sejak diblokirnya media sosial utamanya Facebook pada tahun 2009.[253] Pada bulan September 2017, para peneliti keamanan melaporkan kepada The New York Times bahwa layanan WhatsApp telah sepenuhnya diblokir di Tiongkok.[254][255]

Turki

Turki memblokir sementara WhatsApp pada tahun 2016, setelah pembunuhan duta besar Rusia untuk Turki.[256]

Uganda

Pemerintah Uganda memblokir WhatsApp dan Facebook, bersama dengan platform media sosial lainnya, dengan memberlakukan pajak atas penggunaan media sosial.[257] Pengguna akan dikenakan biaya USh.200/= per hari untuk mengakses layanan ini sesuai dengan undang-undang baru yang ditetapkan oleh parlemen.[258]

Uni Emirat Arab

pada awal tahun 2013,[259] Uni Emirat Arab memblokir aplikasi obrolan video dan panggilan VoIP WhatsApp[260][261] karena adanya apa yang sering dilaporkan sebagai upaya untuk melindungi kepentingan komersial dari penyedia telekomunikasi milik negara mereka (du dan Etisalat).[259] Aplikasi mereka, ToTok, telah mendapat sorotan dari media yang menyatakan bahwa aplikasi ini dapat memata-matai pengguna.[261][262]

Zambia

Pada bulan Agustus 2021, organisasi hak digital Access Now melaporkan bahwa WhatsApp bersama dengan beberapa aplikasi media sosial lainnya diblokir di Zambia selama masa pemilihan umum. Organisasi ini melaporkan penurunan besar-besaran pada lalu lintas untuk layanan seperti WhatsApp, Twitter, dan Facebook yang diblokir, meskipun pemerintah negara tersebut tidak membuat pernyataan resmi tentang pemblokiran tersebut.[263]

Klien pihak ketiga

Pada pertengahan 2013, WhatsApp Inc. mengajukan permintaan penghapusan DMCA atas sebuah utas diskusi di forum XDA Developers mengenai klien pihak ketiga yang saat itu populer, yakni "WhatsApp Plus."[264]

Pada tahun 2015, beberapa klien WhatsApp pihak ketiga yang merekayasa balik aplikasi seluler WhatsApp, menerima perintah penghentian dan pembekuan untuk menghentikan aktivitas yang melanggar ketentuan hukum WhatsApp. Akibatnya, pengguna klien WhatsApp pihak ketiga juga diblokir.[265]

WhatsApp Business

WhatsApp meluncurkan dua aplikasi berorientasi bisnis pada bulan Januari 2018,[266] terpisah berdasarkan basis pengguna yang dituju:

  • Aplikasi WhatsApp Business app untuk usaha kecil[267]
  • Enterprise Solution untuk perusahaan besar dengan basis pelanggan global, seperti maskapai penerbangan, peritel e-commerce, dan bank, yang dapat menawarkan layanan pelanggan dan perdagangan percakapan (e-commerce) melalui obrolan WhatsApp, menggunakan agen langsung atau chatbot (sejak tahun 2015, perusahaan seperti Meteordesk[268] telah menyediakan solusi tidak resmi bagi perusahaan untuk melayani pengguna dalam jumlah besar, tetapi solusi ini ditutup oleh WhatsApp)

Referensi

  1. ^ "WhatsApp". whatsapp.com. 
  2. ^ "WhatsApp Business Terms of Service". whatsapp.com. 
  3. ^ "WhatsApp Messenger". App Store (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 April 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  4. ^ "WhatsApp Messenger APKs". APKMirror. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Februari 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  5. ^ Horwitz, Jeff (12 Februari 2020). "As WhatsApp Tops 2 Billion Users, Its Boss Vows to Defend Encryption". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  6. ^ Cathcart, Will. "Why WhatsApp is pushing back on NSO Group hacking". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  7. ^ O'Connell, Ainsley (21 Februari 2014). "Inside Erlang, The Rare Programming Language Behind WhatsApp's Success". fastcompany.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Februari 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  8. ^ "WhatsApp Help Center - How to change WhatsApp's language". whatsapp.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  9. ^ Metz, Cade (5 April 2016). "Forget Apple vs. the FBI: WhatsApp Just Switched on Encryption for a Billion People". Wired. ISSN 1059-1028. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2017. Diakses tanggal 26 Oktober 2023. 
  10. ^ "Features". whatsapp.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Mei 2019. Diakses tanggal 26 Oktober 2023. 
  11. ^ Voice calling, 12 Maret 2015, diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2015, diakses tanggal 26 Oktober 2023 
  12. ^ "WhatsApp Voice Calling". Forbes. 4 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2017. Diakses tanggal 26 Oktober 2023. 
  13. ^ "WhatsApp Desktop Client for Windows & Mac Is Only Second Best". MakeUseOf (dalam bahasa Inggris). 20 Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Februari 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  14. ^ "WhatsApp FAQ – Using one WhatsApp account on multiple phones, or with multiple phone numbers". whatsapp.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  15. ^ "There's a new version of WhatsApp". The Independent (dalam bahasa Inggris). 19 Januari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Agustus 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  16. ^ Armstrong, Paul. "How To Know If Your Business Should Use The New WhatsApp Business App". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 April 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  17. ^ Albergotti, Reed; MacMillan, Douglas; Rusli, Evelyn M. (20 Februari 2014). "Facebook to Pay $19 Billion for WhatsApp". The Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). hlm. A1, A6. ISSN 0099-9660. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  18. ^ "Facebook to Acquire WhatsApp" (Siaran pers). 19 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Februari 2014. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  19. ^ a b Metz, Cade (5 April 2016). "Forget Apple vs. the FBI: WhatsApp Just Switched on Encryption for a Billion People". Wired. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2016. 
  20. ^ Sun, Leo (11 September 2015). "Facebook Inc.'s WhatsApp Hits 900 Million Users: What Now?". The Motley Fool. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Oktober 2015. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  21. ^ "WhatsApp Blog". whatsapp.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Februari 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  22. ^ a b Parmy Olsen (February 2, 2014). "Exclusive: The Rags-To-Riches Tale Of How Jan Koum Built WhatsApp Into Facebook's New $19 Billion Baby". Forbes. Diarsipkan dari postingan aslinya February 20, 2014. Diakses 26 Maret 2021
  23. ^ "Article of Incorporation on California's Secretary Of State website". Diarsipkan 2022-03-18 di Wayback Machine. February 24, 2009.
  24. ^ a b c d e f Parmy Olsen (February 2, 2014). "Exclusive: The Rags-To-Riches Tale Of How Jan Koum Built WhatsApp Into Facebook's New $19 Billion Baby". Forbes. Diakses 26 Maret 2021
  25. ^ Neeraj Arora (July 3, 2020). Neeraj Arora on learnings from his WhatsApp journey. Accel India. kutipan pada menit ke-19.
  26. ^ Levy, Ari (February 19, 2014). "Sequoia Said to Reap $3.5 Billion in Deal". Bloomberg.com. DIakses kembali 26 Maret 2021.
  27. ^ McBride, Sarah (February 21, 2014). "With WhatsApp deal, Sequoia Capital burnishes reputation". Reuters. Diarsipkan dari postingan asli pada May 21, 2017. Diakses kembali 26 Maret 2021
  28. ^ Wauters, Robin. "Sequoia Invests $8 Million In Messaging App Maker WhatsApp". TechCrunch.com. Diarsipkan dari postingan asli pad May 4, 2017. Diakses kembali 26 Maret2021.
  29. ^ "SkyMobius: Voice messaging app developer". tracxn.com. December 19, 2019. Diarsipkan dari postingan asli January 15, 2021. Diakses kembali 26 Maret 2021.
  30. ^ "Vtok". twitter.com. Diarsipkan pada January 15, 2021. Diakses kembali 26 Maret 2021.
  31. ^ Jan Koum (December 19, 2013). "400 Million Stories". WhatsApp Blog. WhatsApp. Diarsipkan dari postingan asli April 12, 2014. Diakses kembali 26 Maret 2021.
  32. ^ Tsotsis, Alexia (February 22, 2014). "WhatsApp Was Valued At ~$1.5B In Final Round Before Sale". TechCrunch. Diarsipkan dari postingan asli pada February 22, 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  33. ^ Neal, Ryan W. (February 20, 2014). "WhatsApp Investors Make Billions From Facebook Acquisition: Sequoia Capital Sees 50x Return on $1.3 Billion Investment". IBTimes.com. Diarsipkan pada 1, 2018. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  34. ^ "WhatsApp's Founder Goes From Food Stamps to Billionaire". Bloomberg News. Diarsipkan dari postingan asli pada Februari 20, 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  35. ^ "Facebook to Acquire WhatsApp" (Press release) pada February 19, 2014. Diarsipkan pada February 20, 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  36. ^ Dassanayake, Dion (February 23, 2014). "Twitter outrage as users claim WhatsApp has gone down days after Facebook purchase". Daily Express.Diarsipkan pada June 8, 2015. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  37. ^ sotsis, Alexia (February 25, 2014). "Telegram Saw 8M Downloads After WhatsApp Got Acquired". TechCrunch. Diarsipkan dari postingan asli pada February 26, 2014. Diakses kembali pada 28 Maret 2021.
  38. ^ Lomas, Natasha (February 25, 2014). "Line saw 2m new users after the outage of Whatsapp". TechCrunch. Diarsipkan sesuai postingan asli pada February 26, 2014. Diakses kembali pada 28 Maret 2021.
  39. ^ a b Lunden, Ingrid (February 24, 2014). "WhatsApp Is Actually Worth More Than $19B, Says Facebook's Zuckerberg, And It Was Internet.org That Sealed The Deal". TechCrunch. Diarsipkan pada February 25, 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  40. ^ Fitzsimmons, Michelle (February 24, 2014). "Mark Zuckerberg: WhatsApp is worth more than $19 billion". Techradar. Diarsipkan pada February 27, 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  41. ^ "WhatsApp permitirá llamadas de voz". Expansión (dalam bahasa spanyol). February 24, 2014. Diarsipkan pada 14, 2014.Diakses kembali 28 Maret 2021.
  42. ^ Olsen, Parmy (August 25, 2014). "WhatsApp Hits 600 Million Active Users, Founder Says". Forbes. Diarsipkan dari postingan asli pada 29 September 2014. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  43. ^ Parmy Olsen (April 7, 2015). "Facebook's Phone Company: WhatsApp Goes To The Next Level With Its Voice Calling Service". Forbes. Diarsipkan pada October 19, 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  44. ^ Seetharaman, Deepa (April 17, 2015). "WhatsApp Hits 800 Million Users — 1 Billion by Year-End?". The Wall Street Journal. Dow Jones & Company. DIarsipkan pada October 18, 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  45. ^ Nate Ralph (April 18, 2015). "WhatsApp touts 800M monthly active users". CNET. Diarsipkan dari postingan asli April 19, 2015. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  46. ^ Guynn, Jessica (September 4, 2015). "Facebook's WhatsApp hits 900 million users, aims for 1 billion". USA Today. Diarsipkan pada October 18, 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  47. ^ a b Statt, Nick (February 1, 2016). "WhatsApp has grown to 1 billion users". The Verge. Vox Media, Inc. Diarsipkan pada April 13, 2016. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  48. ^ WhatsApp finally adds voice calls for all Android users, iOS coming soon Diarsipkan June 12, 2020, melalui Wayback Machine – James Vincent, The Verge, March 31, 2015
  49. ^ a b Lomas, Natasha (December 1, 2015). "WhatsApp Is Blocking Links To Rival App Telegram On Android". TechCrunch. DIarsipkan pada December 6, 2015. Diakses kembali pada 28 Maret 2021.
  50. ^ a b Brandom, Russell (November 30, 2015). "WhatsApp is blocking links to a competing messenger app". The Verge. Diarsipkan pada December 8, 2015.Diakses kembali 28 Maret 2021.
  51. ^ a b c d e Lobao, Martim (December 1, 2015). "[Update: Smoking Gun] WhatsApp Is Blocking Telegram Links In Its Android App". Android Police. Diarsipkan pada September 9, 2016. Diakses pada 28 Maret 2021.
  52. ^ Ina Fried (January 18, 2016). "Facebook's Whatsapp is Now Free". Re Code. Vox Media, Inc.Diarsipkan pada May 19, 2016. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  53. ^ Drozdiak, Natalia (January 18, 2016). "Whatsapp to Drop Subscription Fee". Wall Street Journal. Diarsipkan pada Januari 18, 2016. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  54. ^ "Finally! Whatsapp removes $1 annual subscription fee". Phonearena.com. Phone Arena. January 18, 2016. Diarsipkan pada Agustus 1, 2018.
  55. ^ Perez, Sarah (June 24, 2016). "WhatsApp hits 100 million calls per day". TechCrunch. Diarsipkan pada Juni 25, 2016.Diakses kembali 28 Maret 2021
  56. ^ "WhatsApp brings Two-step verification for Android 'beta' users: How to enable". November 11, 2016. Diarsipkan pada November 11, 2016. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  57. ^ a b "Facebook fined €110m by European Commission over WhatsApp deal" (PDF). Komisi Eropa Mei 18, 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  58. ^ "WhatsApp Is Now Rolling Out Video Calling For iPhone, Android And Windows Phone" Diarsipkan Juni 12, 2020, melalui Wayback Machine – Amit Chowdhry, November 15, 2016
  59. ^ "WhatsApp Status: What is This New Snapchat-Like Feature?". February 24, 2017. Diarsipkan pada Februari 25, 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  60. ^ Russell, Jon (September 13, 2017). "WhatsApp co-founder Brian Acton is leaving to start a non-profit". TechCrunch. Diarsipkan dari postingan asli pada 16 Oktober 2018. RetrievedDiakses kembali 28 Maret 2021.
  61. ^ Greenberg, Andy (February 21, 2018). "WhatsApp Co-Founder Puts $50M Into Signal To Supercharge Encrypted Messaging". Wired. Condé Nast. Diarsipkan pada 15 September 2018. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  62. ^ "Building for People, and Now Businesses". WhatsApp.com. Diarsipkan pada 8 September 2017. Diakses kembali 28 Maret 2021.
  63. ^ Garcia, Marisa (September 5, 2017). "KLM claims airline first with WhatsApp Business Platform". Phocuswire. Diarsipkan pada 5 Februari 2020. Diakses kembali 29 Maret 2021.
  64. ^ "Aeroméxico te atenderá por WhatsApp durante 2018". Forbes México (dalam bahasa spanyol). October 26, 2017. Diarsipkan pada 2 Juli 2018. Diakses kembali 29 Maret 2021.
  65. ^ Redacción (October 27, 2017). "Podrás hacer 'check in' y consultar tu vuelo con Aeroméxico a través de WhatsApp". Huffington Post. Diarsipkan pada 10 Maret 2018. Diakses kembali 29 Maret 2021.
  66. ^ "Building for People, and Now Businesses". WhatsApp Blog. September 5, 2017. Diarsipkan pada 9 Februari 2018. Diakses kembali 30 Maret 2021.
  67. ^ Ong, Thuy (January 19, 2018). "WhatsApp launches a separate app for small businesses". The Verge. Diarsipkan pada 19 Januari 2018. Diakses kembali 30 Maret 2021.
  68. ^ Dwoskin, Elizabeth (April 30, 2018). "WhatsApp founder plans to leave after broad clashes with parent Facebook". The Washington Post. Diarsipkan pada 30 September 2018. Diakses kembali pada 30 Maret 2021.
  69. ^ Wagner, Kurt (May 8, 2018). "WhatsApp has a new boss: Chris Daniels, the guy who's been running Internet.org". Recode. Vox Media. Diarsipkan pada 18 Oktober 2018. Diakses kembali 30 Maret 2021.
  70. ^ Chowdhry, Amit. "WhatsApp's Group Audio And Video Calling Features Arrive On iPhone And Android". Forbes. DIarsipkan pada 20 September 2018. Diakses kembali pada 30 Maret 2021.
  71. ^ "WhatsApp group video call feature finally rolls out; step by step guide for beginners". businesstoday.in. Diarsipkan pada 20 September 2018.Diakses kembali pada 30 Maret 2021.
  72. ^ Singh, Jagmeet (October 3, 2018). "WhatsApp for Android Gets 'Swipe to Reply' Gesture Support; Ability to Download External Sticker Packs Tipped". NDTV. Diarsipkan dari postingan asli pada 7 Oktober 2018. Diakses kembali 30 Maret 2021.
  73. ^ "Introducing Stickers". October 25, 2018. Diarsipkan dari postingan asli pada 11 Juni 2020.Diakses kembali 30 Maret 2021.
  74. ^ "Whatsapp to support Indian startups through ad credits". November 25, 2019. Diarsipkan pada 7 Januari 2020. Diakses kembali 30 Maret 2021 – via The Economic Times.
  75. ^ "WhatsApp is about to stop working on millions of phones". The Independent. December 10, 2019. Diarsipkan pada 12 Desember 2019. Diakses kembali 30 Maret 2021
  76. ^ Miller, Chance (December 17, 2019). "These were the most-downloaded apps and games of the decade". 9to5Mac. Diarsipkan pada 17 Desember 2019. Diakses kembali 30 Maret 2021.
  77. ^ March 2020, Cat Ellis 04. "How to get WhatsApp dark mode". TechRadar. Diarsipkan dari postingan asli pada 7 Maret 2020. DIakses kembali 4 Maret 2020.
  78. ^ Singh, Manish (March 18, 2020). "WhatsApp unveils $1M grant, info hub to fight coronavirus rumors". TechCrunch. Diakses kembali 11 Mei 2020.
  79. ^ Singh, Manish (March 21, 2020). "WhatsApp tests new feature to fight misinformation: Search the web". TechCrunch. Diakses kembali 11 Mei 2020.
  80. ^ October 2020, via Twitter. "Whatsapp on Twitter". Diakses kembali Oktober 23, 2020.
  81. ^ New feature, (23 October 2020). "You can now mute a WhatsApp chat forever". The Indian Express.
  82. ^ Kharpal, Arjun (January 18, 2021). "WhatsApp delays privacy update over user 'confusion' and backlash about Facebook data sharing". CNBC. Diakses kembali 18 Januari 2021.
  83. ^ "WhatsApp loses millions of users after terms update". the Guardian. January 24, 2021. Diakses kembali 25 January 2021.
  84. ^ "Rolling out possibility to import animated sticker packs". 1 Maret 2021. Diakses kembali 26 Maret 2020.
  85. ^ "Animated stickers enabled worldwide". 2 Maret 2021. Diakses kembali 26 Maret 2020.
  86. ^ "WhatsApp messenger for BlackBerry – Free Download". GetSpool – Jailbreak Tweaks, iOS News. 22 Mei 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juni 2014. Diakses tanggal 12 Juni 2014. 
  87. ^ Ash (9 April 2015). "[Application] NEW Native WhatsApp clients hits the Tizen Store, Goodbye ACL WhatsApp Messenger". Tizen Experts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2015. Diakses tanggal 21 Oktober 2015. 
  88. ^ Page, Carly (5 Agustus 2014). "Whatsapp update adds support for Android Wear smartwatches". The Inquirer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Agustus 2014. 
  89. ^ "WhatsApp Web". WhatsApp Blog. 21 Januari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Januari 2015. 
  90. ^ Litchfield, Steve (11 Juli 2016). "Whatsapp to stop working on Symbian at the end of 2016". All About Windows Phone. All About Symbian. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  91. ^ Kaloyan (11 Juli 2016). "WhatsApp drops support for Symbian, app to stop working on Dec 31". GSMArena. GSMArena.com. Diakses tanggal 27 Oktonber 2023. 
  92. ^ "WhatsApp support for mobile devices". WhatsApp Blog. 26 Februari 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  93. ^ "WhatsApp support for mobile devices". WhatsApp Blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Desember 2016. 
  94. ^ "WhatsApp extends Nokia S40, BlackBerry support till end of 2017, drops Symbian support". Nokiapoweruser. 16 Juni 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2018. 
  95. ^ "WhatsApp FAQ – Support for older operating systems". whatsapp.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2018. Diakses tanggal 3 Agustus 2018. 
  96. ^ Snelling, David (11 Juli 2018). "The WhatsApp news we have been waiting for will transform these popular phones". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2018. Diakses tanggal 3 Agustus 2018. 
  97. ^ "*Update* KaiOS officially getting Whatsapp". 5 Juli 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2018. Diakses tanggal 3 Agustus 2018. 
  98. ^ "WhatsApp Brings Fingerprint Lock Feature to Android, Months After iPhone". NDTV Gadgets 360 (dalam bahasa Inggris). 31 Oktober 2019. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  99. ^ "WhatsApp gains the ability to transfer chat history between mobile operating systems". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). 11 Agustus 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. [pranala nonaktif permanen]
  100. ^ "WhatsApp rolls out Companion mode for iOS, you can link up to four iPhones". gsmarena.com. 30 Mei 2023. 
  101. ^ a b "WhatsApp Messenger". Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. Compatibility: iPhone, iOS 12.0 or later 
  102. ^ Woods, Ben (January 21, 2015). "WhatsApp finally launches on the Web". The Next Web. DIakses kembali 29 April 2021.
  103. ^ Kashmira Gander (January 21, 2015). "WhatsApp web: messaging client now available on internet browsers". The Independent. Diarsipkan pada 22 Januari 2015. Diakses kembali 29 April 2021.
  104. ^ Tweedie, Steven. "WhatsApp Is Now Accessible On The Web, But iPhone Users Are Out Of Luck". Business Insider. Business Insider. Diarsipkan pada 4 Februari 2015. Diakses kembali pada 29 April 2021.
  105. ^ stonesam92 (October 2, 2018). "Chit Chat A Mac app wrapper around WhatsApp's web client". GitHub. DIarsipkan pada tanggal 26 Juli 2016.
  106. ^ "WhatsApp for Mac". OSXDaily. 25 Mei 2015. Diarsipkan pada 11 April 2016.
  107. ^ "ChitChat for Mac". MacUpdate. Oktober 5, 2015. Diarsipkan pada 18 Oktober 2017.
  108. ^ "WhatsApp Messenger beta for iOS 2.21.60.11: what's new?". 19 Maret 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  109. ^ "WhatsApp Help Center - About multi-device beta". whatsapp.com. 
  110. ^ "How to Use WhatsApp on Multiple Devices". 16 Juli 2021. 
  111. ^ "WhatsApp Help Center - About message history on linked devices". whatsapp.com. 
  112. ^ Archive link showing the end of beta in April 2022 with a redirect in the FAQ page: "About linked devices". Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2022. 
  113. ^ "Introducing WhatsApp's desktop app". WhatsApp Blog. 10 Mei 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  114. ^ Swanner, Nate (11 Mei 2016). "WhatsApp now has an official desktop app for Windows and Mac". The Next Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  115. ^ "WhatsApp Desktop on the Mac App Store". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Januari 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  116. ^ "Use a third-party WhatsApp client and you could be banned for life". 5 Maret 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Maret 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  117. ^ Heath, Alex (28 Januari 2022). "Head of WhatsApp on releasing an iPad app: 'We'd love to do it'". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  118. ^ Vermes, Krystle (19 September 2023). "WhatsApp is finally working on an official iPad app". Android Police (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  119. ^ Shakal (March 22, 2011). "WhatsApp? Nicht ohne Risiken" [WhatsApp? Not without risks] (World Wide Web log) (dalam bahasa Jerman). DE. Diarsipkan dari versi asli (Google Translate) tanggal June 26, 2015. Diakses tanggal January 29, 2013.  .
  120. ^ Team Venomous (venomous0x) (29 September 2018). "Interface to WhatsApp Messenger" (blog). GitHub. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Mei 2013. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  121. ^ Amodio, Ezio (11 September 2012). "Whatsapp – iOS password generation". IT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Januari 2013. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  122. ^ Granger, Sam (5 September 2012). "WhatsApp is using IMEI numbers as passwords". Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 September 2012. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  123. ^ "Wassapp login issues" (blog). Lowlevel Studios. 11 Desember 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Desember 2012. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. Wassapp is a PC application developed to be a non-official client for WhatsApp Messenger 
  124. ^ Emenike, Kelechi (16 September 2013). "Download WhatsApp on non-compatible Dual-SIM Phones" (blog). NG: ECHO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Oktober 2013. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  125. ^ Chowdhry, Amit (26 Maret 2015). "WhatsApp For iOS Will Receive Voice Calling Feature In A Few Weeks". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2017. Diakses tanggal 30 April 2021. 
  126. ^ Perez, Sarah (2 Februari 2015). "WhatsApp Voice-Calling Feature Spotted In The Wild". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2017. Diakses tanggal 30 April 2021. 
  127. ^ a b Leyden, John (27 Oktober 2015). "WhatsApp laid bare: Info-sucking app's innards probed". The Register. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  128. ^ Hazra, Sudip; Mateti, Prabhaker (13–16 September 2017). "Challenges in Android Forensics". Dalam Thampi, Sabu M.; Pérez, Gregorio Martínez; Westphall, Carlos Becker; Hu, Jiankun; Fan, Chun I.; Mármol, Félix Gómez. Security in Computing and Communications: 5th International Symposium, SSCC 2017. Springer. hlm. 286–299 (290). doi:10.1007/978-981-10-6898-0_24. ISBN 9789811068980. 
  129. ^ a b Srivastava, Saurabh Ranjan; Dube, Sachin; Shrivastaya, Gulshan; Sharma, Kavita (2019). "Smartphone Triggered Security Challenges: Issues, Case Studies and Prevention". Dalam Le, Dac-Nhuong; Kumar, Raghvendra; Mishra, Brojo Kishore; Chatterjee, Jyotir Moy; Khari, Manju. Cyber Security in Parallel and Distributed Computing: Concepts, Techniques, Applications and Case Studies. Cyber Security in Parallel and Distributed Computing. John Wiley & Sons. hlm. 187–206 (200). doi:10.1002/9781119488330.ch12. ISBN 9781119488057. 
  130. ^ Valin, Jean-Marc; Maxwell, Gregory; Terriberry, Timothy B.; Vos, Koen (Oktober 2013). High-Quality, Low-Delay Music Coding in the Opus Codec. 135th AES Convention. Audio Engineering Society. arXiv:1602.04845 . 
  131. ^ "Whatsapp Video Calling" (blog). 14 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  132. ^ Alawadhi, Neha (15 November 2016). "Whatsapp Video Calling". The Economic Times (News). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  133. ^ "WhatsApp Now Lets You Delete Messages Sent by Mistake". Smatt Geeks Media (dalam bahasa Inggris). 1 November 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Maret 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  134. ^ Team Venomous (venomous0x) (28 November 2012) [29 Mei 2012]. "WhatsAPI / README.md" (blog). GitHub. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2015. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  135. ^ Rathee, Gaurav (25 Juni 2015) [25 Juni 2015]. "How WhatsApp Works" (blog). Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  136. ^ Evans, Jon (18 November 2014). "WhatsApp Partners With Open WhisperSystems To End-To-End Encrypt Billions Of Messages A Day". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2014. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  137. ^ "Open Whisper Systems partners with WhatsApp to provide end-to-end encryption". Open Whisper Systems. 18 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2014. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  138. ^ Snyder, Benjamin (18 November 2014). "Facebook's messaging service WhatsApp gets a security boost". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2014. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  139. ^ a b Scherschel, Fabian A. (30 April 2015). "Keeping Tabs on WhatsApp's Encryption". Heise Security. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 April 2015. Diakses tanggal 27 April 2023. 
  140. ^ Metz, Cade (5 April 2016). "Forget Apple vs. the FBI: WhatsApp Just Switched on Encryption for a Billion People". Wired. Condé Nast. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  141. ^ Lomas, Natasha (5 April 2016). "WhatsApp completes end-to-end encryption rollout". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2016. Diakses tanggal 27 April 2023. 
  142. ^ Budington, Bill (7 April 2016). "WhatsApp Rolls Out End-To-End Encryption to its Over One Billion Users". Deeplinks Blog. Electronic Frontier Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 September 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  143. ^ a b "WhatsApp Encryption Overview – Technical white paper" (PDF). WhatsApp Inc. 4 April 2016. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 April 2016. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  144. ^ Peters, Jay (14 Oktober 2021). "Facebook starts rolling out end-to-end encrypted backups to WhatsApp". The Verge. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  145. ^ "How to Extract Unencrypted Whatsapp Chat Messages". Juni 2014. 
  146. ^ Mehta, Ivan (11 April 2023). "WhatsApp users in Brazil can now pay merchants through the app". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  147. ^ Espósito, Filipe (12 Mei 2023). "WhatsApp users in Singapore can now pay merchants directly from the app". 9to5Mac (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  148. ^ Mishra, Digbijay (11 Juli 2017). "WhatsApp gets nod for UPI payments through multi bank partnerships". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  149. ^ Mishra, Digbijay (11 Juli 2017). "WhatsApp gets nod for UPI payments". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  150. ^ Russell, Jon (4 April 2017). "WhatsApp will reportedly launch peer-to-peer payments in India within 6 months". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  151. ^ Bhargava, Yuthika (6 November 2020). "WhatsApp payment service goes live in India". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  152. ^ Singh, Manish (13 April 2022). "WhatsApp permitted to extend payments service to 100 million users in India". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Desember 2022. 
  153. ^ "WhatsApp Pay now available to all users in India". Hindustan Times. 20 Agustus 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Mei 2023. 
  154. ^ Popper, Nathaniel; Isaac, Mike (28 Februari 2019). "Facebook and Telegram Are Hoping to Succeed Where Bitcoin Failed". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Maret 2019. Diakses tanggal 15 Mei 2021. 
  155. ^ Boorstin, Julia (18 Juni 2019). "Facebook launches a new cryptocurrency called Libra" (dalam bahasa Inggris). CNBC. Diakses tanggal 15 Mei 2021. 
  156. ^ Lecher, Colin (18 Juni 2019). "European regulators are already pressing Facebook about its cryptocurrency". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  157. ^ Bursztynsky, Jessica (1 Desember 2020). "Facebook-backed Libra Association has been renamed Diem" (dalam bahasa Inggris). CNBC. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  158. ^ Bursztynsky, Jessica (26 Mei 2020). "Facebook renames its service that will let people send Libra digital currency to one another" (dalam bahasa Inggris). CNBC. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  159. ^ "The Novi pilot has ended". Facebook (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  160. ^ Vanian, Jonathan (1 Juli 2022). "The last remnant of Facebook's crypto project shuts down September 1". CNBC. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  161. ^ "Apa artinya tanda centang biru di pesan WhatsApp?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-06. Diakses tanggal 2015-01-13. 
  162. ^ WhatsApp Android Bisa Telepon Gratis
  163. ^ 1 Mei 2020, Video Call 8 Orang di WhatsApp Sudah Bisa Digunakan
  164. ^ Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. Nistanto, Reska K., ed. "Pengguna WhatsApp Beta Sudah Bisa "Video Call" 50 Orang". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-05-19. 
  165. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2013-12-26. 
  166. ^ Mix (2017-09-12). "WhatsApp testing unsend feature that lets you delete embarrassing texts". The Next Web (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-17. 
  167. ^ Black, Marie. "How to Delete a Sent WhatsApp Message". Tech Advisor (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-17. 
  168. ^ "Wow! WhatsApp Siapkan Fitur Hapus Pesan yang Sudah Terkirim". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-17. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  169. ^ Darenti, Talitha Desena. "WhatsApp Akan Munculkan Fitur 'Unsend', Bisa Hapus Pesan yang Udah Dikirim!". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  170. ^ Russell, Jon (20 Juli 2018). "WhatsApp limits message forwarding in bid to reduce spam and misinformation". TechCrunch. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  171. ^ Porter, Jon (27 April 2020). "WhatsApp says its forwarding limits have cut the spread of viral messages by 70 percent". The Verge. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  172. ^ Taylor, Josh (23 Juli 2021). "Facebook forced to limit misinformation spread via WhatsApp amid Sydney lockdown". The Guardian. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  173. ^ Bassi, Simi; Sengupta, Joyita (8 Juli 2018). "WhatsApp cracks down on fake content after child-kidnap rumours spark killings across India". CBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Juli 2018. 
  174. ^ Rahman, Shaikh Azizur (13 Juli 2018). "'Fake news often goes viral': WhatsApp ads warn India after mob lynchings". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juli 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  175. ^ a b "Opinion – Fake News Is Poisoning Brazilian Politics. WhatsApp Can Stop It". The New York Times. 17 Oktober 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Oktober 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  176. ^ "Businessmen Fund WhatsApp Campaign Against PT". Folha de S.Paulo. 18 Oktober 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Oktober 2018. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  177. ^ Brookehoven, Corey (19 Mei 2011). "WhatsApp leaks usernames, telephone numbers and messages | Your Daily Mac". Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Mei 2011. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  178. ^ "Whatsapp ya cifra los mensajes" [WhatsApp sudah mengenkripsi pesan] (dalam bahasa Spanyol). IT Pro. 11 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 April 2015. 
  179. ^ Barrera, David (8 Mei 2012). "preliminary protocol inspection shows that @WhatsApp has turned on some kind of encryption in the latest Android version (2.7.7532)". @davidbb (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  180. ^ ægis [@ae_g_i_s] (10 Mei 2012). "Oh look. The key to WhatsApp's new encryption is at least a strong random one. Guess how I know? :D" (Tweet) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023 – via Twitter. 
  181. ^ Elkind, Peter; Gillum, Jack; Silverman, Craig (8 September 2021). "How Facebook Undermines Privacy Protections for Its 2 Billion WhatsApp Users". ProPublica (dalam bahasa Inggris). 
  182. ^ Portnoy, Nate Cardozo, Gennie Gebhart, and Erica (26 Maret 2018). "Secure Messaging? More Like A Secure Mess". Electronic Frontier Foundation (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Agustus 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  183. ^ Mak, Aaron (June 5, 2018). "How Did the FBI Access Paul Manafort's Encrypted Messages?". Slate Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal July 12, 2019. Diakses tanggal August 8, 2019. 
  184. ^ Gebhart, Bill Budington and Gennie (13 Oktober 2016). "Where WhatsApp Went Wrong: EFF's Four Biggest Security Concerns". Electronic Frontier Foundation (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Juli 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  185. ^ Tung, Liam. "Update WhatsApp now: Bug lets snoopers put spyware on your phone with just a call". ZDNet (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Juni 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  186. ^ Satter, Raphael. "WhatsApp sues Israel's NSO for allegedly helping spies hack phones around the world". U.S. (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Oktober 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  187. ^ Doffman, Zak. "WhatsApp Warning For Millions Of iPhone Users As 'Delete For Everyone' Fails To Work". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  188. ^ "How To Enable New WhatsApp Feature That Lets You Decide Who Can Add You To Groups". HuffPost India (dalam bahasa Inggris). 6 November 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  189. ^ Valinsky, Jordan (7 Oktober 2019). "WhatsApp had a bug that let hackers take over phones with a GIF". CNN Digital (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  190. ^ Doffman, Zak. "New WhatsApp Warning: Security Flaw Confirmed—1 Billion Users Told Update Apps Now". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  191. ^ Osborne, Charlie. "WhatsApp vulnerability exploited through malicious GIFs to hijack chat sessions". ZDNet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  192. ^ Doffman, Zak. "WhatsApp Update Warning As New 'App Killing' Message Confirmed: Here's What You Need To Know". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Mei 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  193. ^ "BreakingApp – WhatsApp Crash & Data Loss Bug". Check Point Research (dalam bahasa Inggris). 17 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Desember 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  194. ^ Kraus, Rachel (17 Desember 2019). "Crisis averted: WhatsApp fixed a lethal security flaw". Mashable (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Desember 2019. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  195. ^ "WhatsApp to stop working on millions of phones". BBC News. 31 Januari 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2020. 
  196. ^ "Prosecutors say Google accessed private WhatsApp messages — but the evidence is thin". The Verge. 17 Desember 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  197. ^ "WhatsApp Will Disable Your Account If You Don't Agree Sharing Data With Facebook". The Hacker News (dalam bahasa Inggris). 6 Januari 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  198. ^ "Mandatory WhatsApp Privacy Policy Update Allows User Data to be Shared With Facebook". MacRumors (dalam bahasa Inggris). 6 Januari 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  199. ^ Goodin, Dan (6 Januari 2021). "WhatsApp gives users an ultimatum: Share data with Facebook or stop using the app". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  200. ^ Kharpal, Arjun (18 Januari 2021). "WhatsApp delays privacy update over user 'confusion' and backlash about Facebook data sharing" (dalam bahasa Inggris). CNBC. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  201. ^ "WhatsApp loses millions of users after terms update". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 24 Januari 2021. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  202. ^ "About the effective date". whatsapp.com. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  203. ^ Khalili, Joel (15 Oktober 2021). "WhatsApp: New encryption feature protects your chat history from prying eyes". TechRadar. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  204. ^ Kroll, Andy (29 November 2021). "FBI Document Says the Feds Can Get Your WhatsApp Data — in Real Time". Rolling Stone. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  205. ^ Brewster, Thomas (17 Januari 2021). "WhatsApp Ordered To Help U.S. Agents Spy On Chinese Phones—No Explanation Required". Forbes. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  206. ^ Brewster, Thomas (1 Februari 2022). "Billionaire Facebook Investor Peter Thiel Secretly Funded A 'Cyber Warfare' Startup That Hacked WhatsApp". Forbes. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  207. ^ Page, Carly (27 September 2022). "WhatsApp fixes 'critical' security bug that put Android phone data at risk". TechCrunch. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  208. ^ https://www.instituteforgovernment.org.uk/sites/default/files/publications/whatsapp-in-government.pdf
  209. ^ Thomas, Tobi (4 Maret 2023). "Whitehall use of WhatsApp poses transparency risks, says data watchdog". The Guardian. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  210. ^ https://www.theguardian.com/law/2022/mar/22/uk-ministers-accused-of-government-by-whatsapp-in-court
  211. ^ https://news.sky.com/story/covid-inquiry-government-seeks-judicial-review-over-order-to-hand-over-johnson-whatsapp-messages-12892475
  212. ^ https://www.bbc.co.uk/news/uk-politics-66123656
  213. ^ "NHS staff disciplined due to reliance on WhatsApp, Facebook Messenger and other apps". Practice Business. 13 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2018. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  214. ^ "WhatsApp to ban users for using fake apps; here's how to migrate back to the official app". businesstoday.in. 8 Maret 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Maret 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  215. ^ "WhatsApp Hack Target: I Fear More Victims Are Out There". Forbes. 14 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  216. ^ Newman, Lily Hay (14 Mei 2019). "How Hackers Broke WhatsApp With Just a Phone Call". Wired. ISSN 1059-1028. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2019. Diakses tanggal 28 April 2021. 
  217. ^ "WhatsApp sues Israeli firm NSO over cyberespionage". Agence France-Presse. 29 Oktober 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  218. ^ Satter, Raphael; Culliford, Elizabeth (30 Oktober 2019). "WhatsApp sues Israel's NSO for allegedly helping spies hack phones around the world". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  219. ^ Bajak, Frank (29 Oktober 2019). "Facebook sues Israeli company over WhatsApp spyware". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  220. ^ Cathcart, Will. "Why WhatsApp is pushing back on NSO Group hacking". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Oktober 2019. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  221. ^ "Federal court rules WhatsApp and Facebook's malware exploit case against NSO Group can proceed". TechCrunch. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  222. ^ "NSO Group points finger at state clients in WhatsApp spying case". The Guardian. 7 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2020. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  223. ^ "Jeff Bezos hack: Amazon boss's phone 'hacked by Saudi crown prince'". The Guardian. January 22, 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Februari 2020. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  224. ^ AP. "Investigasi PBB Soal Ponsel Jeff Bezos Diretas Dipertanyakan". teknologi. Diakses tanggal 6 November 2023. 
  225. ^ "January 2021 FBI Infographic re Lawful Access to Secure Messaging Apps Data". Property of the People. 19 November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Agustus 2022. Diakses tanggal 9 Oktober 2022. 
  226. ^ Ben Zion Gad (30 November 2021). "Can the FBI monitor your WhatsApp conversations?". The Jerusalem Post. Diakses tanggal 9 Oktober 2022. 
  227. ^ Kroll, Andy (29 November 2021). "FBI Document Says the Feds Can Get Your WhatsApp Data -- in Real Time". Rolling Stone. 
  228. ^ "Tek Fog: An App With BJP Footprints for Cyber Troops to Automate Hate, Manipulate Trends". The Wire. 6 Januari 2022. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  229. ^ "Tek Fog, un vaste système pour manipuler l'opinion sur les réseaux sociaux en Inde". Le Monde.fr (dalam bahasa Prancis). 6 Januari 2022. Diakses tanggal 6 Januari 2022. 
  230. ^ "The Wire Editorial: To Our Readers, an Apology and a Promise". The Wire. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  231. ^ Perez, Evan; Prokupecz, Shimon (17 Desember 2015). "First on CNN: Paris attackers likely used encrypted apps, officials say". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  232. ^ Agerholm, Harriet (7 Juli 2016). "Isis is using Whatsapp to sell 12 year old sex slaves alongside kittens". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Januari 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  233. ^ Sparrow, Andrew (26 Maret 2017). "WhatsApp must be accessible to authorities, says Amber Rudd". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Maret 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  234. ^ Osborne, Samuel (10 April 2017). "Stockholm suspect Rakhmat Akilov 'exchanged Whatsapp messages with Isis supporter before and after attack'". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Mei 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  235. ^ "300 WhatsApp groups used to mobilise stone-pelters in trouble-hit Kashmir: Cop". Hindustan Times (dalam bahasa Inggris). 24 April 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  236. ^ "WhatsApp used to gather stone pelters, many admins abroad: NIA". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 5 September 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  237. ^ Vargas, Ramon Antonio (24 Mei 2022). "FBI says it foiled Islamic State sympathizer's plot to kill George W Bush". The Guardian. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  238. ^ "Most Common WhatsApp Scams". techadvisor.co.uk/. 15 Juni 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  239. ^ Bolton, Doug (24 Mei 2016). "WhatsApp Gold: Scammers trick mobile phone users into downloading malware". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2016. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  240. ^ Filho, Eduardo F. (26 Februari 2017). "Penipuan Whatsapp baru menjangkiti 1,5 juta korban dalam 3 bulan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Maret 2017. 
  241. ^ "Case Study: The Dangerous Journey of a Fake WhatsApp App on OneDrive". symantec.com. 13 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  242. ^ "PF prende executivo do Facebook por empresa não liberar dados do WhatsApp" (dalam bahasa Portugis). Folha de São Paulo. 1 Maret 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Maret 2016. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  243. ^ "'Felizes', diz Facebook sobre soltura de vice-presidente preso em SP". 2 Maret 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2016. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  244. ^ "Brazil Judge blocks access to WhatsApp messaging service". BBC News (dalam bahasa Inggris). 3 Mei 2016. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  245. ^ Farivar, Cyrus (3 Mei 2016). "Brazilian appellate judge rescinds WhatsApp block". Ars Technica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Mei 2016. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  246. ^ "Brazil Suspends WhatsApp's New Payments System". The New York Times. 23 Juni 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  247. ^ "Brazil suspends WhatsApp's payments service". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). 24 Juni 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  248. ^ "President Hassan Rouhani issued order to 'hold WhatsApp service filteration'" (dalam bahasa Persia). BBC Persian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2014. Diakses tanggal 27 Mei 2014. 
  249. ^ Daftari, Lisa (4 Mei 2014). "Iran bans WhatsApp because of link to 'American Zionist' Mark Zuckerberg". Fox News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2014. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  250. ^ Dpa (17 Desember 2022). "Iran Threatens To Permanently Block WhatsApp And Instagram" (dalam bahasa Inggris). Radio Free Europe / Radio Liberty. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  251. ^ "Cuba's internet cutoff: A go-to tactic to suppress dissent". Associated Press News (dalam bahasa Inggris). 13 Juli 2021. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  252. ^ Faife, Corin (7 Januari 2022). "Swiss Army drops WhatsApp for homegrown messaging service, citing privacy concerns". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 November 2023. 
  253. ^ Bradsher, Keith (25 September 2017). "China Blocks WhatsApp, Broadening Online Censorship". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Mei 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  254. ^ Mozur, Paul (18 Juli 2017). "China Disrupts WhatsApp Service in Online Clampdown". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Mei 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  255. ^ "China cuts Uighur births with IUDs, abortion, sterilization". Associated Press. 29 Juni 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  256. ^ McGoogan, Cara (20 Desember 2016). "Turkey blocks access to Facebook, Twitter and WhatsApp following ambassador's assassination". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Desember 2017. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  257. ^ Shaikh, Rafia (31 Mei 2018). "Uganda Imposes Daily Social Media Tax to Stop "Gossip" on WhatsApp". Wccftech. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juli 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  258. ^ "Uganda imposes WhatsApp 'gossip' tax". BBC News. May 31, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juni 2018. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  259. ^ a b "Skype, WhatsApp face ban in Saudi Arabia – report". ArabianBusiness.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juni 2020. Diakses tanggal 28 April 2020. 
  260. ^ "End UAE ban on WhatsApp calls, Khalaf Al Habtoor urges". ArabianBusiness.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  261. ^ a b "Popular chat app ToTok is actually a spying tool of UAE government – report". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Associated Press. 23 Desember 2019. ISSN 0261-3077. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Juni 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  262. ^ Mazzetti, Mark; Perlroth, Nicole; Bergman, Ronen (22 Desember 2019). "It Seemed Like a Popular Chat App. It's Secretly a Spy Tool". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Mei 2020. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  263. ^ Campbell, Ian Carlos (12 Agustus 2021). "WhatsApp, Twitter, and Facebook are reportedly blocked in Zambia during its presidential election". The Verge (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 November 2023. 
  264. ^ "ipla-2013-07-22.md". XDA Developers. 13 Juli 2013. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  265. ^ "WhatsApp+ Is Now Officially Dead After Receiving A Cease And Desist From The Real WhatsApp". 21 Januari 2015.  Lihat juga: Legal Action Notices Received
  266. ^ Ong, Thuy (19 Januari 2018). "WhatsApp launches a separate app for small businesses". The Verge. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  267. ^ Lin, Jave (8 Maret 2018). "WhatsApp Business App: The Definitive Guide (2018)". LinkedIn. Diakses tanggal 8 November 2023. 
  268. ^ Días, Ediciones Cinco (1 September 2015). "MeteorDesk o cómo atender mejor al cliente a través de Whatsapp". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Maret 2018. Diakses tanggal 26 Maret 2018. 

Pranala luar