Thomas Americo (24 Desember 1958 – 7 September 1999) adalah petinju amatir asal Timor Timur (kini Timor Leste). Ia dilahirkan oleh seorang perempuan dari suku Tetun, penduduk asli Timor Timur. Ayahnya Mamel Borgis berasal dari Angola. Thomas tidak pernah mengenal ayahya karena semenjak dalam kandungan ayahnya telah kembali ke Angola. Thomas diangkat anak oleh Killin Sidabalok, seorang laki-laki kelahiran Pulau Samosir dan berpangkat kapten TNI-AD. Ia dibawa oleh Killin Sidabalok ke Malang, Jawa Timur pada tahun 1976 dan diserahkan ke sasana arek Malang.

Thomas Americo
Statistik
Nama asliThomas Americo
Dinilai padaSuper Lightweight
Kebangsaan Indonesia
Lahir(1958-12-24)24 Desember 1958
Bobonaro, Timor Portugis
Meninggal7 September 1999(1999-09-07) (umur 40)
Dili, Timor Timur
Catatan tinju
Total perkelahian15
Menang8
Kalah6
Imbang1

Thomas Americo dikenal dengan nama panggilan Jimmy. Ia tidak pernah sempat menamatkan pendidikan SD-nya. Ketika terjadi pergolakan di Tim-Tim, ia menggabungkan diri dengan Tenaga Bantuan Operasi yang bertugas mengangkut perbekalan.

Setelah lima bulan berlatih di sasana tinju Sucipto Murni di Sasana Arek Malang, Jimmy naik ring melawan Key Siong dari sasana Sawunggaling. Jimmy menang dan menerima bayaran Rp 6.000.

Jimmy pun sempat bergabung dengan sasana tinju di Jakarta, yaitu Sasana Waringin, Jakarta (1978), tetapi ia tidak betah, Jimmy kembali lagi ke Malang. Ia memilih Sasana Gajayana, asuhan Walikota Sugiyono. Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 1979 ia mengalahkan Wongso Suseno. Wongso Suseno adalah petinju Indonesia pertama yang menjadi juara Orien Pacific Boxing Federation (OPBF).

Setelah berkali-kali mendapatkan kemenangan demi kemenangan, Thomas semakin terkenal. Nama Thomas Americo semakin menjulang setelah ia berhasil merebut gelar juara OPBF, untuk kelas welter ringan di Gedung Go Skate, Surabaya 1980, Thomas Americo berhasil memukul KO juara sebelumnya, yakni Sang Mo Koo, seorang petinju yang berasal dari Korea Selatan. Saat itu Thomas menerima Rp 6 juta, sebuah bayaran tertinggi petinju prof Indonesia ketika itu.

Sebelum mengalahkan Sang Mo Koo, Thomas mengalahkan Mike de Guzman, seorang petinju dari Filipina dan Eddi Button petinju dari Australia. Thomas mendapatkan gelar kampium OPBF, di mana ia memiliki kesempatan terbuka untuk menantang juara dunia.[1]

Referensi sunting

  1. ^ TEMPO, Majalah Berita Mingguan (1983). Apa & Siapa sejumlah orang Indonesia 1983 - 1984. Jakarta: P.T. Grafiti Pers. 

Pranala luar sunting