Tawarikh adalah sebuah catatan sejarah dimana peristiwa diurutkan menurut kronologi, tahun per tahun,[1] meskipun istilah tersebut juga dipakai untuk catatan sejarah manapun.[2]

Cangkupan sunting

Alam pembeda antara tawarikh dan sejarah adalah subyek yang meraih banyak perhatian dari para kritikus ketimbang penyajian pengaruh intrinsiknya, berdasarkan pada pembagian yang dihimpun oleh Romawi kuno.[1] Verrius Flaccus yang dikutip oleh Aulus Gellius[3] menyatakan bahwa etimologi sejarah sebenarnya terbatas pada sumber-sumber primer seperti karya Thucydides yang timbul dari pengamatan penulis itu sendiri, sementara tawarikh mencatat peristiwa masa-masa sebelumnya yang diurutkan menurut tahun.[1] White membedakan tawarikh dengan kronik, yang membagi peristiwa-peristiwa yang dituliskan berdasarkan pada topik seperti masa pemerintahan para raja,[4] dan dengan sejarah, yang ditujukan untuk menyajikan dan mencantumkan penjelasan yang memberikan pengaruh moral dari peristiwa yang dicatat.[5][6][4]

Catatan sunting

Catatan penjelas sunting

  1. ^ a b c EB (1878).
  2. ^ OED (1884).
  3. ^ Aulus Gellius, Noctes Atticae, v.18.
  4. ^ a b White (1987), hlm. 16.
  5. ^ White (1987), hlm. 7.
  6. ^ White (1987), hlm. 11.

Referensi sunting

  •   Baynes, T.S., ed. (1878). "Annals". Encyclopaedia Britannica. 2 (edisi ke-9th). hlm. 60–61. 
  • "annals, n.", Oxford English Dictionary, Vol. I, Oxford: Oxford University Press, 1888 [First added 1884], hlm. 338 .
  • Flechner, Roy (2013), "The Chronicle of Ireland: Then and Now", Early Medieval Europe, 21 (4): 422–54, doi:10.1111/emed.12025 
  • Gibson, Margaret Dunlop (1903), The Didascalia Apostolorum in Syriac, Cambridge: Cambridge University Press 
  • Schwartz, E. (1905), Christliche und jüdische Ostertafeln [Christian and Jewish Easter Tables], Berlin . (Jerman)
  • White, Hayden V. (1987), The Content of Form: Narrative Discourse and Historical Representation, Baltimore: Johns Hopkins University Press 

Atribusi:

Pranala luar sunting