Tata bahasa universal

Tata bahasa universal atau gramatika universal (Inggris: universal grammar) adalah teori linguistik yang memberikan postulat prinsip-prinsip tata bahasa yang serupa pada semua bahasa. Asumsi awal dari tata bahasa universal dilandasi oleh adanya perangkat pemerolehan bahasa yang mempermudah manusia dalam pemerolehan bahasa khususnya bahasa ibu secara tidak sadar.[1] Tata bahasa universal mengajukan serangkaian pedoman yang bertujuan menjelaskan pemerolehan bahasa pada perkembangan anak. Teori ini berupaya menjelaskan pemerolehan bahasa secara umum dan tidak spesifik untuk suatu bahasa tertentu.[2]

Konsep sunting

Manusia berusaha menciptakan konsep bahasa universal karena adanya kesulitan berbahasa yang timbul sebagai akibat dari perbedaan sistem kebahasaaan di tiap masyarakat bahasa.[3] Menurut Chomsky, perolehan tata bahasa universal merupakan tujuan utama dari kajian linguistik.[4] Sementara itu, B. F. Skinner. Skinner yang menganut paham behaviorisme, berpandangan bahwa manusia menghasilkan perilaku verbal melalui pembelajaran bahasa melalui lingkungan sekitarnya. Pemikiran ini oleh Leonard Bloomfield disebut sebagai audiolingualisme dan digunakan untuk pembelajaran bahasa. Chomsky menolak pandangan dari behaviorisme ini melalui teori tata bahasa generatif.[5] Chomsky meyakini bahwa perilaku bahasa manusia yang universal merupakan kemampuan bawaan. Pandangan Noam Chomsky dikemukakannya dalam bukunya yang terbit pada tahun 1957 dengan judul Syntatic Structures. Gagasan utama dalam buku ini ialah bahwa manusia telah mengalami pemerolehan bahasa berupa bahasa ibu sejak dalam bentuk janin di dalam rahim.[6]

Keuniversalan bahasa juga teramati pada empat hal yang meliputi fungsi, media, isi dan tata bahasa. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang menggunakan media berupa bunyi ujaran. Setiap bahasa memiliki makna yang terwujud dalam bentuk leksikon atau kosakata yang tersusun melalui tata bahasa.[7] Adanya bunyi bahasa berbentuk konsonan dan vokal merupakan ciri lain dari keuniversalan bahasa.[8] Kedua jenis bunyi bahasa merupakan ciri yang paling umum dari bahasa universal.[9]

Keuniversalan bahasa dianggap merupakan suatu kodrat dalam pemerolehan bahasa yang telah diketahui secara mental.[10] Konsep mengenai keuniversalan bahasa bagi para peneliti linguistik telah dikuatkan oleh proyek penelitian bahasa.[11] Salah satunya ialah proyek kesemestaan bahasa yang dimulai pada tahun 1967 di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Proyek penelitian ini dipimpin oleh Joseph Harold Greenberg dan berlangsung selama 9 tahun. Pengadaan penelitian ini merupakan hasil dari hubungan sosial antara para peneliti linguistik dengan para peneliti psikologi.[12]

Pendekatan sunting

Metabahasa semantik alami sunting

Metabahasa semantik alami merupakan salah satu pendekatan terhadap kajian semantik leksikal. Pendekatan ini menggunakan teknik parafrasa yang mana makna yang rumit dari suatu kata dapat dijelaskan dengan cara disederhanakan. Parafrasa berperan dalam mencegah terjadinya ketaksaan. Dalam pendekatan metabahasa semantik alami diyakini adanya inti semantik pada setiap bahasa alamiah. Wujud dari inti semantik ini berupa leksikon generik yang tidak memiliki markah. Perpaduan antara inti semantik dengan kaidah morfosintaksis menghasilkan bahasa mini. Morfosintaksis secara singkat merupakan ilmu yang mempelajari satuan dasar bahasa dan hubungan antar-kata pada tuturan dan tulisan.[13] Penyederhanaan bahasa ini dijadikan sebagai alat kelengkapan analisis linguistik dan budaya. Karenanya, pendekatan metabahasa semantik alami dapat digunakan untuk mengkaji tata bahasa universal.[14]

Analisis sunting

Teori tata bahasa generatif sunting

Tata bahasa generatif merupakan teori yang menyatakan bahwa kemampuan bahasa manusia merupakan sesuatu yang bersifat kejiwaan. Kemampuan ini merupakan kemampuan bawaan yang diperoleh dari sebuah peranti bernama alat pemerolehan bahasa. Pembentuknya adalah tata bahasa universal. Struktur dasar yang muncul dalam ekspresi bahasa pada manusia merupakan hasil dari program yang dibuat oleh tata bahasa universal. Kemampuan penutur asli dalam pemerolehan bahasa memiliki aturan pokok yang telah ada di dalam tata bahasa universal. Dalam tata bahasa generatif, tata bahasa universal dapat dianalisis secara individu dan terperinci pada sebuah bahasa. Struktur yang dianalisis merupakan struktur dalam yang memperhatikan ciri-ciri di dalam bahasa. Analisa terhadap struktur ini kemudian dikenal sebagai tata bahasa tranformasi generatif. Istilah ini diperkenalkan oleh Noam Chomsky.[15]

Tata bahasa transformasi generatif yang dikemukakan oleh Chomsky merupakan reaksi yang bertentangan atas pemikiran behaviorisme. Chomsky menolak cara kerja taksonomi yang digunakan untuk menjadi landasan bagi linguistik struktural. Pertentangan ini dimulai ketika Chomsky mengomentari buku B. F. Skinner yang mengemukakan tentang strukturalisme. Skinner berpendapat bahwa bahasa adalah kebiasaan sehingga merupakan produk dari rangsangan-tanggapan. Komentar Chomsky menggunakan gagasan dari René Descartes bahwa manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan berbahasa dan kecerdasan dengan tingkat tertinggi serta tidak tertandingi oleh hewan apapun. Chomsky memiliki paham universalisme dalam teori bahasa. Garis besar paham universalisme bahasa ini kemudian memulai revolusi linguistik yang disebutnya sebagai tata bahasa transformasi generatif.[16]

Pada awalnya, Chomsky dan rekan-rekannya menyebut istilah "tata bahasa universal" sebagai "perangkat pemerolehan bahasa". Kemudian di beberapa karya tulis ilmiah terakhirnya, mereka mulai menggunakan istilah tata bahasa universal secara konsisten. Peralihan istilah ini terjadi karena perangkat pemerolehan bahasa memiliki sifat yang universal untuk semua bahasa. Perangkat ini telah tertanam di dalam tubuh manusia sebagai kemampuan bawaan lahir. Kurangnya kesalahan anak dalam mempelajari bahasa ibu dipengaruhi oleh perangkat pemerolehan bahasa. Perangkat ini telah memiliki informasi mengenai tata bahasa dasar serta struktur bahasa tertentu terhadap lingkungan di sekitarnya.[17]

Referensi sunting

  1. ^ Harras, K. A., dan Bachari, A. D. (2009). Dasar-dasar Psikolinguistik (PDF). Universitas Pendidikan Indonesia Press. hlm. 67. ISBN 979-378-906-9. 
  2. ^ Nasanius, Yassir (2015). "Lonceng Kematian Tata Bahasa Universal?" (PDF). Linguistik Indonesia. Masyarakat Linguistik Indonesia. 32 (1): 95. ISSN 0215-4846. 
  3. ^ Iqbal, M., Azwardi, dan Taib, R. (2017). Linguistik Umum. Syiah Kuala University Press. hlm. 133. ISBN 978-602-5679-00-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-14. Diakses tanggal 2021-12-14. 
  4. ^ Poedjosoedarmo, Soepomo (2005). "Teori Tatabahasa Universal". Kajian Linguistik dan Sastra. 17 (2): 110. ISSN 2541-2558. 
  5. ^ Indah, Rohmani Nur (2017). Gangguan Berbahasa: Kajian Pengantar (PDF). Malang: UIN-MALIKI Press. hlm. 19–20. ISBN 978-602-958-401-1. 
  6. ^ Damayanti, R., dan Suryandari, S. (2017). Psikolinguistik: Tinjauan Bahasa Alay dan Cyberbullying (PDF). Kresna Bina Insan Prima. hlm. 35. ISBN 978-602-6276-24-7. 
  7. ^ Hamidah (2017). Filsafat Pembelajaran Bahasa (PDF). Bantul: Naila Pustaka. hlm. 150. ISBN 978-602-1290-43-9. 
  8. ^ Siminto (2013). Irawati, Retno Purnama, ed. Pengantar Linguistik (PDF). Semarang: Penerbit Cipta Prima Nusantara Semarang. hlm. 16. 
  9. ^ Alek (2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 9. 
  10. ^ Saepudin (2014). Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris: Suatu Pengenalan Awal (PDF). Sleman: TrustMedia. hlm. 12. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-14. Diakses tanggal 2021-12-14. 
  11. ^ Alwasilah, A. Chaedar (2005). Pengantar Penelitian Linguistik Terapan (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa. hlm. 25. ISBN 979-685-512-7. 
  12. ^ Sudaryanto (1988). "Beberapa Catatan Mengenai Pemerian Kalimat Bahasa Indonesia" (PDF). Seminar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: 141. ISBN 979-459-0193. 
  13. ^ Kusuma, Vica Ananta; Widyasari, Widyasari (2021-06-30). "Studi Komparasi Penelitian Morfosintaksis Kata Kerja See dan Hear dalam Novel Harry Potter and the Deathly Hallows dan Terjemahannya". Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan Budaya (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 66–74. doi:10.33830/humaya.v1i1.1867.2021. ISSN 2798-950X. 
  14. ^ Nengah, Arnawa (2008). Wawasan Linguistik dan Pengajaran Bahasa (PDF). Denpasar: Pelawa Sari. hlm. 101. ISBN 978-979-17302-6-6. 
  15. ^ Susiawati, Wati (2020). Al-Jurjáni Versus Chomsky (PDF). Jakarta: Publica Institute Jakarta. hlm. 8. ISBN 978-623-92155-3-8. 
  16. ^ Suhardi (2017). Dasar-Dasar Tata Bahasa Generatif Transformasional (PDF). Yogyakarta: UNY Press. hlm. 3. ISBN 978-602-6338-38-9. 
  17. ^ Salikin, Hairus (2014). Memahami Pemikiran Pasty M. Lightbown dan Nina Spada tentang Bagaimana Bahasa Dipelajari (PDF). Jember: UPT Penerbitan UNEJ. hlm. 7. ISBN 978-602-9030-56-3.