Tank medium

salah satu klasifikasi tank

Tank medium adalah klasifikasi tank, yang lazim dalam Perang Dunia II yang mewakili kompromi antara tank ringan yang berorientasi pada mobilitas dan tank berat berorientasi pada perisai dan persenjataan. Tank yang paling banyak diproduksi, efektif secara biaya, dan sukses dalam Perang Dunia II (T-34 Soviet, Sherman Amerika, Tipe 97 Jepang, dan Panzer IV Jerman) merupakan tank medium, dan keberhasilan konsep ini nantinya mengarah pada pengembangan generasi selanjutnya dari tank medium seperti Chieftain. Banyak garis generasi tank medium menjadi tank tempur utama di banyak negara pasca Perang Dunia II.

Tank medium Amerika M48A1 Patton

Sejarah sunting

Tank pertama yang membawa nama "Medium" muncul dalam Perang Dunia Pertama dengan Medium Mark A "Whippet" Britania Raya. Tank itu lebih kecil dan lebih ringan dari tank-tank berat Inggris dan hanya membawa senapan mesin.

Doktrin tank medium mulai digunakan pada periode antar perang. Keberadaannya tak lekang oleh waktu, jauh melampaui tank super-berat dan tank berat, serta kemudian secara bertahap beralih menjadi tank tempur utama.

Perang dunia sunting

 
Sherman dalam Perang Dunia II, tulang punggung pasukan lapis baja AS

Tank-tank medium dari periode antar perang termasuk Vickers Medium Mark II Britania Raya dan T-28 Soviet. Pada periode menjelang Perang Dunia II, Inggris berhenti menggunakan istilah Medium untuk tank mereka karena filosofi tank jelajah dan tank infanteri yang baru mendefinisikan tank berdasarkan peran daripada ukuran mulai digunakan.

Ada tank medium yang berfokus pada kemampuan anti-infantri (seperti dalam Perang Dunia II: Panzer IV laras pendek dan M4 Sherman), dan ada tank medium yang lebih fokus pada peran anti-tank, yang memasang meriam tank kecepatan tinggi. Tank-tank kavaleri Prancis (Chars de Cavalerie) berfokus pada kecepatan selain kekuatan dan perlindungan. Rancangan Prancis itu mirip dengan apa yang oleh negara lain disebut tank medium.

 
Panzer IV tank medium Jerman

Ketika perancang tank Soviet sedang menyiapkan penerus seri tank BT, mereka menggabungkan mobilitasnya yang sangat baik dengan perisai yang tebal dan miring serta daya tembak meriam 76 mm berkecepatan tinggi yang belum pernah ada sebelumnya. Hasilnya adalah tank medium T-34, yang dengan kemampuannya yang luar biasa mengejutkan Wehrmacht Jerman ketika menyerbu Uni Soviet. Pelajaran dari Blitzkrieg pertama kali digunakan oleh Jerman dan akhirnya diadopsi oleh negara lain, memberikan cara terbaik bagi masing-masing negara dalam pembentukan tank medium dan infanteri bermotor yang saling mendukung. Pandangan tradisional tentang peran tank infanteri dan kavaleri dianggap telah usang.

Baik Uni Soviet dan Amerika Serikat mendapat manfaat dari kemampuan mereka untuk memproduksi tank medium dengan kombinasi ketiga unsur yang seimbang dalam jumlah yang sangat besar, sekitar 57.000 T-34 dan 49.000 tank M4 Sherman diproduksi selama masa perang.

Perang Dingin sunting

Selama dan setelah Perang Dunia II, peran tank ringan secara bertahap diambil alih oleh mobil lapis baja yang lebih murah dan kendaraan pengintai khusus. Tank-tank berat setelah menunjukkan keterbatasannya dalam pertempuran mengalami perlombaan senjata pasca perang yang terbatas pada desain yang semakin dipersenjatai dan dipersenjatai secara lebih berat. Dengan munculnya senjata anti-tank yang lebih canggih menjadikan tank-tank berat sangat rentan, sehingga akhirnya disingkirkan pula.

Dengan kemajuan teknologi, aspek-aspek seperti mobilitas, perisai, dan persenjataan mendorong tank menengah untuk membentuk inti dari kemampuan tempur lapis baja suatu negara, akhirnya bergabung menjadi Tank Tempur Utama. Meriam swagerak yang lebih sederhana dan lebih ekonomis dan kemudian rudal anti-tank yang dipandu, dibuat untuk memenuhi beberapa peran bantuan tembakan dan anti-tank, sehingga mengubah pendekatan taktis tentang bagaimana tank digunakan dalam pertempuran.

Pada 1990-an, tank medium terus digunakan, seperti tank medium Kanada di Kosovo pada tahun 1999 yang jauh lebih cocok untuk jalan yang buruk dan tanah lunak daripada mobil lapis baja Prancis, tetapi masih bisa bergerak di sepanjang jalan-jalan sempit dan melalui klasifikasi jembatan yang lebih ringan daripada tank Abrams Amerika yang jauh lebih berat.

Peran sunting

Peran tank medium dimulai dengan memprioritaskan kecepatan. Tank medium dapat melakukan perjalanan lebih cepat, tetapi membutuhkan bantuan untuk menyeberangi parit, di mana tank berat sudah cukup besar untuk menyeberang tanpa bantuan. Dalam penggunaan Inggris, ini berkembang menjadi kelas tank jelajah, sementara doktrin tank lain terbentuk di sekitar tank medium yang membuat serangan utama.

Dalam penggunaan di kemudian hari, tank medium mewakili maksud perancang untuk menghasilkan keseimbangan daya tembak, mobilitas, dan perlindungan. Tank medium bertujuan untuk cocok dengan berbagai peran terluas, dengan sedikit ketergantungan pada jenis tank lainnya selama operasi normal.

Lihat pula sunting