Tank Panther

Tank medium Jerman Nazi

Panther (Sd.Kfz. 171, nama lebih lengkapnya adalah Panzerkampfwagen V Panther) adalah tank kelas medium Jerman Nazi yang secara luas digunakan selama Perang Dunia ke-2, terutama di Teater Eropa. Tank ini didesain dan diproduksi untuk mengimbangi superioritas dari tank Uni Soviet seperti T-34 dan KV-1. Tank ini juga dimaksudkan untuk menggantikan Panzer III dan Panzer IV yang dianggap tidak mampu menampilkan peforma baik dalam menghadapi tank-tank Uni Soviet. Panther kemudian digunakan dalam militer Jerman bersama dengan Tank Tiger I dan juga dengan Panzer IV sampai berakhirnya Pertempuran Berlin. Tank ini dianggap menjadi salah satu tank terbaik era Perang Dunia II karena daya tembak dan lapisan bajanya, meskipun keandalan mekanis dan mobilitasnya kurang baik.

Panzerkampfwagen V Panther

Panther Ausf. D, 1943.
Jenis Tank kelas Medium
Negara asal Nazi Jerman
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1943–1945 (Nazi Jerman)
1944–1947 (Prancis)
Digunakan oleh Nazi Jerman
Kerajaan Hungaria
Kerajaan Rumania (pasca-perang)
Uni Soviet (rampasan)
Prancis (rampasan, pasca-perang)
Kerajaan Inggris (rampasan)
Pada perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Perancang MAN
Tahun 1942
Produsen MAN, Daimler-Benz, MNH
Biaya produksi 117.100 Reichmark [Notes 1]
Diproduksi 1943–1945 (1946-1949 pasca perang)
Jumlah produksi sekitar 6,000[1]
Spesifikasi
Berat 44,8 Ton[2]
Panjang 6,87 m
8,66 m meriam menghadap depan[2]
Lebar 3,27 m[2]
3,42 m dengan perisai tambahan
Tinggi 2,99 m
Awak 5 (pengemudi, operator radio, komandan, penembak, pengisi senjata)

Perisai Depan
221 mm (8,7 in) efektif terhadap APCBC 76 mm [3]
161 mm (6,3 in) efektif terhadap APCBC 100 mm [3]
144 mm (5,7 in) efektif terhadap APCBC 122 mm [3]
Senjata
utama
1 × 7.5 cm KwK 42 L/70
dengan 79 butir amunisi[2]
Senjata
pelengkap
2 × senapan mesin MG 34 7,92 mm
dengan 5,100 butir amunisi
Jenis Mesin Maybach HL230 P30 V-12 bensin[2]
690 daya kuda, 515 kW
Daya kuda/ton 13.77 daya kuda/ton
Transmisi ZF AK 7-200. 7 maju 1 mundur[2]
Suspensi double torsion bar, roda saling tumpang tindih
Kapasitas tangki 720 liter
Daya jelajah 250 km (160 mi)
Kecepatan 55 km/h (34 mph) (model awal), 46 km/h (29 mph) (model akhir)

Nama "Panzerkampfwagen V Panther" terus digunakan sampai pada 27 Februari 1944, Hitler memerintahkan untuk menghilangkan angka Romawi "V".

Meski memiliki mesin yang sama dengan Tiger I (Maybach V12 690 hp), Panther memiliki lapisan baja depan yang lebih efisien,[4] penetrasi meriam yang lebih baik, lebih ringan dan lebih cepat, dan lebih mampu melewati medan sulit daripada Tiger I. Namun, Panther memiliki lapisan baja samping yang lebih tipis, yang membuatnya lebih rentan terhadap tembakan dari sisi samping. Meski begitu, Panther terbukti efektif di medan terbuka dan pertempuran jangka panjang.[5]

Produksi Panther memakan biaya yang relatif lebih murah dibanding dengan Tiger I, dan hanya sedikit lebih mahal dibanding Panzer IV. Beberapa titik penting untuk perancangan Panther seperti lapisan baja, transmisi, dan gigi terakhir, merupakan penyederhanaan yang bertujuan memperbaiki laju produksi dan mengatasi kekurangan bahan mentah. Meski begitu, desain akhir Panther tetap dianggap "direkayasa berlebihan (overengineered)" oleh sebagian orang.[6] Panther pertama kali digunakan dalam Pertempuran Kursk. Pada saat itu, Panther terlalu terburu-buru digunakan terlepas dari belum teratasinya banyak masalah teknis, yang mengakibatkan tingginya angka kerugian karena kegagalan teknis. Kebanyakan dari kekurangan Panther diperbaiki saat Jerman mulai terdesak, tetapi pengeboman pabrik produksi, kekurangan logam campuran kualitas tinggi untuk komponen penting, kekurangan bahan bakar dan ruang pelatihan, serta menurunnya kualitas kru berdampak spesifik pada keefektifan Panther.

Pengembangan dan Produksi sunting

Pengembangan dari Panther dimulai sejak tahun 1938 untuk menggantikan Panzer III dan Panzer IV. Persyaratan awal dari desain tank ini adalah tank medium dengan bobot 20 ton. Krupp, Daimler-Benz, serta Maschinenfabrik Augsburg-Nurnburg AG (M.A.N.) kemudian saling bersaing untuk membuat dan mematenkan desain masing-masing, tetapi kemudian Krupp memutuskan untuk keluar.

Pada Operasi Barbarossa, pasukan panzer Jerman mengalami kesulitan dalam menghadapi tank-tank Tentara Merah Uni Soviet seperti T-34 dan KV-1. Atas desakan Jendral Heinz Guderian, komisi khusus dibentuk untuk menginspeksi dan meneliti tank T-34 yang tertangkap.[7] Komisi tersebut kemudian disebut dengan Waffen Prüfämter (komisi pengujian senjata) 6 (yang kemudian disingkat menjadi Wa. Prüf. 6) yang dipimpin oleh Oberst Sebastian Fichtner. Hasil analisis dari komisi tersebut kemudian menemukan bahwa fitur armor lambung bagian depan yang dibuat miring mampu mengurangi efek penetrasi serta meningkatkan ketebalan armor secara horizontal tanpa menambah ketebalan lapisan baja, kemudian roda rantai yang lebar juga meningkatkan mobilitas tank di atas tanah lunak atau lumpur, serta meriam 76,2 mm T-34 sangat efektif dalam melakukan penetrasi terhadap lapisan baja tank. Oleh karenanya, kemudian Daimler-Benz serta Maschinenfabrik Augsburg-Nurnburg AG (M.A.N.) diberi tugas untuk merancang sebuah tank medium dengan bobot 30-35 ton, yang kemudian prototipenya diberi kode VK 30.02.

Desain M.A.N. sunting

Desain Panther dari M.A.N. atau yang kemudian disebut dengan VK30.02(M), oleh tim desain M.A.N., dipimpin oleh Paul Max Wiebicke, memanfaatkan turet (kubah) yang dikembangkan oleh Rheinmetall-Borsig untuk memasang meriam kaliber 7,5 cm. Turet ditempatkan di tengah lambung tank sejauh mungkin ke belakang untuk mengurangi panjang laras yang menggantung di depan tank. Persenjataan sekunder terdiri dari dua senapan mesin MG 34 7,92 mm. Satu dipasang secara koaksial di sebelah kanan meriam utama, dan yang lainnya diberikan kepada operator radio untuk menembak melalui posisi busur.

Tata letak kru tank pada desain M.A.N. sama seperti tank Jerman lainnya, dengan komandan, pemuat (loader), dan penembak (gunner) berada di turet tank, pengemudi berada di sisi kiri depan lambung dan operator radio berada di sisi kanan depan lambung tank. Desain dari M.A.N. juga dilengkapi dengan sebuah palka darurat untuk evakuasi kru tank dalam keadaan darurat di bagian belakang turet untuk penembak, pemuat, dan komandan.

 
Palka darurat Panther desain M.A.N. yang terletak di bagian belakang turret.

Desain M.A.N. menggunakan mesin berbahan bakar bensin serta suspensi torsion-bar dengan 8 as di tiap sisinya. Desain ini kemudian menggunakan mesin Maybach HL 210, dengan sistem kemudi dan transmisi seperti yang digunakan pada Tiger I. Sistem suspensi pada desain ini tergolong rumit yang kemudian dikombinasikan dengan trek roda rantai yang lebar (660 mm) yang kemudian memberikan tekanan pada tanah rata-rata sebesar 0,68 kg/cm2 (9,67 psi). Suspensi seperti ini kemudian banyak diterapakan pada kendaraan militer Jerman.

Desain Daimler-Benz sunting

Desain Panther dari Daimler-Benz (VK30.02(D)) jauh lebih mendekati salinan desain dari T-34 daripada desain dari M.A.N., sehingga desain ini tampak berbeda dan tidak umum di kalangan panzer Jerman lainnya. VK30.02(D) juga menggunakan meriam Rheinmetall 7,5 cm seperti syarat awal perancangan VK30 namun Daimler-Benz memilih untuk menggunakan turet buatan sendiri daripada buatan Rheinmetall-Borsig. Turet dari desain ini memiliki diameter 1600 mm, 20 mm lebih kecil daripada turet buatan Rheinmetall-Borsig. Selebihnya, untuk tata letak kru tank dan persenjataan sekunder sama seperti desain M.A.N.

Desain ini menggunakan suspensi leaf-spring, yang lebih mudah dirawat dan diperbaiki dan sudah akrab dengan kru lapis baja Jerman. Penggunaan suspensi ini juga memungkinkan tank memiliki siluet yang lebih rendah. Namun Wa. Prüf. 6 berpendapat bahwa penggunaan suspensi leaf-spring merupakan kerugian karena penggunaan suspensi torsion-bar akan lebih memungkinkan luas lambung yang lebih besar. Trek roda rantai yang sempit (540 mm) kemudian memberikan tekanan yang besar (0,83 kg/cm2 (11,8 psi)). Namun desain dari Daimler-Benz memungkinkan melewati rintangan setinggi 730 mm dengan elevasi 40o, 5o lebih baik daripada desain M.A.N..

Prototipe ini digerakan oleh mesin diesel Daimler-Benz V12 MB 507 berpendingin air, dengan bantuan transmisi hidrolik KSG 8/200 yang dipasang di belakang dengan mekanisme kemudi hidrolik L 600 C hasil pengembangan Daimler-Benz dan Ortlinghaus. Pemilihan transmisi ini didasarakan pada VK20.01(D). Namun transmisi ini lebih panjang dari transmisi lain yang serupa serta masih belum lazim digunakan.

Perbandingan antara desain M.A.N. dan desain Daimler-Benz.[8]
M.A.N. Daimler-Benz
Panjang 8,625 m 9.015 m
Lebar 3,270 m 3,280 m
Tinggi 2,885 m 2,690 m
Luas interior 7,26 m2 6,43 m2
Armor lambung depan 60 mm @ 55o 60 mm @ 55o
Armor lambung samping 40 mm @ 40o 40 mm @ 40o
Armor lambung belakang 40 mm @ -30o 50 mm @ 25o
Armor turet depan 80 mm @ 12o 80 mm @ 30o
Armor turet samping 45 mm @ 25o 45 mm @ 30o
Armor turet belakang 45 mm @ 25o 45 mm @ 30o
Armor dek atas (atap) 16 mm 16 mm
Armor dek bawah (lantai) 16 mm 16 mm
Lebar trek roda rantai 660 mm 540 mm
Tekanan ke tanah 0,68 kg/cm2 0,83 kg/cm2
Vertical step 826 mm 730 mm
Ground clearance 500 mm 530 mm
Gradabilitas 35o 40o
Kapasitas bahan bakar 750 liter 550 liter
Daya jelajah on-road 270 km 195 km
Daya jelajah off-road 195 km 140 km
Kecepatan maksimum 55,8 km/jam 56 km/jam
kecepatan jelajah 40 km/jam 40 km/jam

Produksi sunting

Presentasi dari kedua model VK30.02 kemudian direncakan akan dilakukan pada 3 Maret 1942 di Berlin, meskipun dokumentasi resmi tidak dilakukan sehingga agenda tersebut masih rancu; terlaksana atau tidak. Reichminister Todt, dan kemudian penggantinya, Albert Speer, merekomendasikan desain tank dari Daimler-Benz kepada Hitler karena keunggulannya dibandingkan dengan desain M.A.N. awal. Pada pengajuan proposal akhir, M.A.N. memperbaiki desainnya, setelah belajar dari proposal DB yang dibocorkan oleh seorang mantan karyawan di Wa. Prüf. 6, insinyur senior Heinrich Ernst Kniepkamp dan lainnya.[9] Pada 5 Maret 1942, Albert Speer melaporkan bahwa Hitler menganggap desain Daimler-Benz lebih unggul dari desain M.A.N..[10] Sebuah ulasan oleh komisi khusus yang ditunjuk oleh Hitler pada Mei 1942 memilih desain M.A.N.. Hitler menyetujui keputusan ini setelah meninjaunya dalam semalam. Salah satu alasan utama yang diberikan untuk keputusan ini adalah bahwa desain M.A.N. menggunakan turet yang sudah ada yang dirancang oleh Rheinmetall-Borsig, sedangkan desain DB akan membutuhkan turet dan mesin yang baru yang kemudian akan menunda dimulainya produksi.[11] Penghematan waktu ini kemudian akan memungkinkan untuk pengembangan desain lanjutan.[12] Selain karena fakta bahwa bentuk desain dari DB yang sangat mirip dengan T-34 dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya salah tembak. Secara menyeluruh, desain final dari desain M.A.N. dianggap lebih baik, sehingga untuk alasan-alasan tersebut, Panther Committee kemudian memilih desain dari M.A.N., yang kemudian dinamakan Panther.

Prototipe dari baja ringan desain M.A.N. kemudian diproduksi pada bulan September 1942 dan, setelah pengujian di Kummersdorf, desain ini diterima secara resmi dan segera dimasukkan dalam produksi. Awal masa produksi sempat tertunda, terutama disebabkan oleh kurangnya perlatan mesin khusus yang diperlukan untuk perakitan mesin di lambung tank. Kemudian tank mulai diproduksi pada bulan Desember. Permintaan untuk Panther kemudian melonjak tinggi sehingga pembuatannya diperluas dengan memasukkan Daimler-Benz (Berlin-Marienfelde, bekas pabrik DMG), Maschinenfabrik Niedersachsen Hanover (MNH, anak perusahaan Eisenwerk Wülfel / Hanomag) dan perancang asli Tiger I, Henschel & Sohn di Kassel.

Target awal produksi adalah sebanyak 250 unit Panther setiap bulannya diproduksi dari pabrik M.A.N. di Nurnberg, kemudian naik menjadi 600 unit perbulan pada Januari 1943. Namun target tersebut tidak pernah tercapai akibat pemboman oleh Blok Sekutu dalam Perang Dunia II, serta terjadi kemacetan manufaktur dan sumber daya. Pada tahun 1943, produksi rata-rata adalah 148 unit perbulan, kemudian naik pada tahun 1944 menjadi 315 unit perbulan, dengan total produksi Panther tahun itu sebanyak 3.777 unit, lalu naik menjadi 380 unit perbulan di bulan Juli hingga Mei 1945, dengan total 6.000 Panther telah diproduksi. Kekuatan tempur garis depan memuncak pada 1 September 1944 di 2.304 tank, tetapi pada bulan yang sama 692 tank dilaporkan hilang.[13]

Sekutu mengarahkan pengeboman di pabrik mesin Maybach, yang menjadi bagian terpenting dalam panzer Panther dan Tiger I. Pemboman dilakukan pada malam tanggal 27/28 April 1944 yang membuat produksi dihentikan selama lima bulan. Pabrik kedua sudah direncanakan, pabrik Auto Union Siegmar (bekas pabrik mobil Wanderer), mulai beroperasi pada Mei 1944.[14] Penargetan pabrik-pabrik Panther dimulai dengan serangan bom di pabrik DB pada 6 Agustus 1944, dan pada malam tanggal 23/24 Agustus. Pabrik M.A.N. juga dibom pada 10 September, 3 Oktober dan 19 Oktober 1944, 3 Januari dan 20/21 Februari 1945. Sementara pabrik MNH baru menjadi target pemboman pada tanggal 14 dan 28 Maret 1945.[15]

Selain ditujukan untuk mengganggu produksi tank, pemboman Sekutu kemudian juga memaksa penurunan tajam dalam produksi suku cadang, yang sebagai persentase produksi tank turun dari 25–30 persen pada 1943 menjadi 8 persen pada akhir 1944. Hal ini menambah masalah dengan keandalan serta jumlah Panther yang baik secara operasional, karena kemudian mengakibatkan tank di lapangan harus dikanibal untuk diambil suku cadangnya.[16]

Panther merupakan kendaraan lapis baja dengan produksi terbanyak ketiga setelah kendaraan serbu lapis baja/tank destroyer Sturmgeschutz StuG. III yang diproduksi sebanyak 9.408 unit serta PzKpfw IV yang diproduksi sebanyak 8.298 unit.

[17]Produksi berdasarkan tipe
Model Jumlah Tanggal Keterangan
Prototipe 2 September 1942 kode unit V1 dan V2.
Ausf. D 842 Januari 1943 - September 1943
Ausf. A 2.200 Agustus 1943 - Agustus 1944 Kadang dinamakan Ausf. A2
Ausf. G ~2.961 Maret 1944 - April 1945
Befehlspanzer Panther 329 Mei 1943 - April 1945 Dikonversi selama masa produksi
Beobachtungspanzer Panther 1 1944 Dikonversi
Bergepanther 339 1943 - 1945 Lebih dari 61 lagi dikonversi dari sasis Panther
[18]Produksi Panther pada 1944 berdasarkan pabrik
Pabrik % dari total
Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg (M.A.N.) 35%
Daimler-Benz 31%
Maschinenfabrik Niedersachsen-Hannover (M.N.H.) 31%
Lainnya 3%

Biaya produksi Panther menghabiskan biaya 117.100 Reichmark (RM) perunit-nya.[19] Sementara jika dibandingkan dengan biaya produksi kendaraan lapis baja lain seperti StuG. III (82.500 RM/unit), Panzer III (96.163 RM/unit), Panzer IV (103.462 RM/unit), dan Tiger I (250.800 RM/unit), Panther tergolong terjangkau untuk salah satu panzer terbaik di Perang Dunia II. Namun harga tersebut belum termasuk perlengkapan perang dan perangkat radio.[20][21] Kemudian untuk mengurangi biaya produksi, pihak Nazi Jerman menggunakan sistem kerja paksa, yang kemudian juga memicu banyaknya kasus sabotase dalam produksi Panther. Studi oleh Angkatan Bersenjata Perancis kemudian menemukan bahwa banyak panzer Panther yang disabotase selama masa produksi.[22] Jerman terus mempertahankan metode ini, yang memungkinkan produksi besar namun dengan biaya rendah. Sebagai perbandingan, awal produksi Tiger I pada 1941-1942 hanya sebesar 800.000 RM.[23]

Proses perampingan produksi kendaraan tempur lapis baja Jerman pertama kali dimulai setelah Speer menjadi seorang Reichminister pada awal 1942, dan terus meningkat hingga tahun 1944; produksi panzer Panther berbanding lurus dengan peningkatan efisiensi produksi. Pada awal perang, pabrikan kendaraan tempur lapis baja Jerman menggunakan metode manufaktur padat karya yang mahal sehingga tidak cocok untuk kebutuhan produksi massal; bahkan dengan metode produksi yang efisien ini, Jerman tidak pernah mendekati efisiensi manufaktur milik Sekutu selama Perang Dunia II.[24]

Panther Ausf. D[25] sunting

Produksi pertama panzer Panther adalah Ausf.(Ausfuehrung = versi/model) D, dengan nomor seri sasis dari 210001 hingga 210254 dan 211001 hingga 213220.

 
Meriam utama : 75 mm KwK 42 (L/70)

Persenjataan sunting

Panther Ausf. D dipersenjatai dengan sebuah meriam laras panjang kecepatan tinggi 7.5 cm Kampfwagenkanone (KwK) 42 L/70 (L/70 disini menandakan bahwa panjang laras meriam adalah 70 kali kalibernya.), dengan rata-rata 6 tembakan permenit dengan total mampu menembak sebanyak 82 kali. Meriam ini mampu menembus lapisan baja tank Sekutu dari jarak jauh, dengan jarak efektif 1,1-1,3 km. Elevasi dari meriam berkisar dari -8o sampai +20o. Panther dapat memuat 79 hingga 82 amunisi HE (High Explotion), APCBC-HE (Armour-Piercing Capped Ballistic Cap - High Explotion), serta APCR (Armour-Piercing Composite Rigid). Ausf. D juga dilengkapi dengan teropong senapan binokular Turmzielfernrohr 12, serta 2 buah senapan mesin MG 34 kaliber 7,92 mm; satu berada di lambung depan dan satu dipasang secara koaksial (sejajar meriam utama) di turet depan.

Lapisan Baja sunting

 
Ketebalan lapisan baja Panther

Untuk mencegah tank tertembus proyektil musuh, lapisan baja lambung depan, samping, dan belakang panzer memakai lapisan baja yang diperkeras. Lapisan baja lambung depan atas memiliki ketebalan 80 mm yang dipasang dengan sudut 55o dan plat baja lambung depan bagian bawah memiliki ketebalan 60 mm, dipasang dengan sudut yang sama. Hal ini berarti tembakan langsung dari arah depan tank harus menembus lapisan baja hampir setebal 139 mm karena kemiringan tersebut. Sebagai perbandingan, armor depan panzer Tiger I memiliki ketebalan 100 mm dan dipasang secara vertikal.

Bagian bawah lambung tank dibuat dari selapis baja dengan ketebalan 16 mm, yang kemudian diubah pada versi setelahnya dengan 2 atau 3 lapisan baja 16 mm untuk mengatasi ledakan ranjau anti-tank musuh.

Pada periode itu, armor sisi samping kebanyakan dipasang vertikal serta lapisan pelindung trek rantai dibuat tipis di sisi samping lambung, yang digunakan juga untuk membawa perlengkapan pendukung. Namun, armor samping Panther dengan tebal 40 mm kemudian dipasang secara miring (40o) sehingga akan menutup & melindungi bagian atas trek rantai.Pemasangan seperti itu kemudian membentuk tempat penyimpanan di dalam sasis tank, bukan di luar sasis. Pemasangan secara miring ini kemudian juga meningkatkan ketebalan armor serta meningkatkan kemungkinan tembakan musuh akan terpental/memantul.

 
Penambahan segmen trek rantai di sisi turret Panther untuk menambah ketahanan armor.

Armor depan atas Panther memiliki peringkat Kekerasan Brinell 265-309, armor depan bawah 278-324, armor dek bawah dan atas 309-353, armor samping dan belakang turet tank (tebal 45 mm, sudut 25o) 278-324, serta armor depan turet dan mantel meriam (tebal 100 mm, sudut 12o) memiliki peringkat Kekerasan Brinell 235-276.

Bagian bawah mantel meriam yang terletak di depan turet memiliki desain membelok vertikal kebawah. Hal ini kemudian bersiko karena dapat menewaskan pengemudi atau operator radion karena tebal lapisan baja atap lambung hanya setebal 16 mm. Hal ini kemudian direvisi pada perancangan Tiger II, yang awalnya memiliki desain turet seperti Panther, dengan memberi lekukan yang tidak sepenuhnya vertikal. Pada versi Ausf. G, masalah tersebut kemudian diperbaiki dengan penambahan 'dagu' penjaga untuk mengatasi masalah pemantulan tersebut.

Untuk memperkuat lapisan baja yang telah dperkeras, komponen plat baja tersebut tidak dilas di permukaan, namun hanya di bagian atas dan bawah lambung tank. Sementara untuk bagian yang tidak dilas akan disambung menggunakan plat-plat logam yang lebih kecil. Cadangan trek rantai juga dimanfaatkan untuk memperkuat armor, dengan diletakkan di sisi-sisi lambung tank atau turret tank untuk meningkatkan pertahanan/kekebalan tank.

Panzerschuerzen sunting

 
Panther dengan tambahan Schuerzen.

Desainer Jerman kemudian menambahkan lapisan pelindung dari plat baja setebal 4 mm untuk melindungi armor 40 mm di samping sasis. Panzerschuerzen dipasang diantara bagian atas trek rantai dan bagian bawah tempat penyimpanan internal. Tujuan dari pemasangan ini adalah untuk mencegah penetrasi dari senjata anti-tank jarak dekat Soviet yang dari samping. Pemasangan Schuerzen dilakukan mulai bulan April 1943.

Zimmerit sunting

 
Tambahan lapisan zimmerit.

Ketika Jerman mulai mengembangkan ranjau anti-tank magnetik, mereka juga memprediksi bahwa Uni Soviet juga akan memakai ranjau yang sama. Sejak akhir Agustus/awal September 1943, Jerman mulai mengaplikasikan penggunaan lapisan anti-magnet dengan keramik zimmerit ke seluruh permukaan panzer. Penggunaan lapisan ini bertujuan untuk menjauhkan permukaan logam dari deteksi magnetik ranjau tersebut.

 
Roda ganda Panther ( double-interleaved rubber-rimmed steel road wheels).

Suspensi sunting

Sistem suspensi tank dari roda sproket penggerak depan yang akan memberi daya gerak pada trek, roda gigi idler di belakang, serta delapan roda besar dengan konfigurasi roda ganda di kedua sisi sasis panzer. Kebanyakan tank selama Perang Dunia II memiliki suspensi yang berada di samping luar sasis, sehingga ketika rusak dapat dengan mudah diganti. Suspensi Panther sangat sulit untuk diperbaiki. Ketika suspensinya (yaitu torsion-bar) rusak, butuh peralatan las untuk memotong dan menggantinya.

Sistem roda gandanya juga menyebabkan masalah ketika kru ingin memperbaiki roda bagian dalam. Kru tank harus melepas beberapa roda bagian luar untuk mengganti sebuah roda bagian dalam, sehingga akan memakan banyak waktu. Es, lumpur, dan batu juga dapat masuk ke celah diantara 2 roda tersebut, dalam kondisi tertentu seperti musim dingin di Front Timur , dapat membeku/mengeras dalam semalam.

 
Suspensi pada roda Panther.

Masalah-masalh tersebut tetap diterima karena sistem suspensi torsion-bar memungkinkan kendaraan berat dapat melaju dalam kecepatan tinggi di medan yang sulit. Penggunaan roda ganda juga memberikan kestabilan yang baik, karena memungkinkan pemasangan trek rantai yang lebih lebar. Penggunaan roda ganda juga memberikan perlindungan ekstra pada sisi kanan dan kiri sasis tank. Setiap roda kemudian dilengkapi dengan 16 baut di tepi-tepinya, dan kemudian diperbanyak menjadi 24 baut pada produksi setelah Ausf. D.

Trek sunting

Trek yang lebar serta penggunaan roda ganda kemudian memberikan tekanan yang kecil terhadap tanah, yang kemudian memberikan akses mobilitas yang baik di medan yang tida stabil, seperti salju dan lumpur.

Trek yang digunakan oleh Panther adalah 'Trockenbolzen-Scharnierkette' (trek pin tunggal kering). Ada 87 trek di setiap sisi yang saling terhubung dengan batang logam. Trek yang bersebtuhan dengan tanah sepanjang 3,92 meter, dengan tekanan terhadap tanah sekitar 12,516 psi. Berat total dari trek ini adalah 2.050 kg. Trek ini kemudian juga dinamakan Kgs 64/660/150, dengan angka 660 adalah lebarnya, dan 150 adalah 'chain pitch' (jarak antargigi roda sproket)-nya (150 mm). Huruf 'K' adalah singkatan dari 'Schnelllauffähige Kette für Kraftfahrzeuge' (trek cepat untuk kendaraan bermotor). Huruf ‘g’ adalah kode untuk ‘Stahlguß aller Legierungen’ (pengecoran baja dari semua paduan) dan huruf 's' adalah kependekan dari ‘schwimmende Bolzen’(baut putar).

Karena adanya laporan tank yang tergelincir, trek kemudian didesain ulang, dan diganti dengan desain baru pada Juli 1943.

 
Ruang mesin Panther.

Mesin sunting

Panther Ausf. D menggunakan mesin Maybach HL 210 P30 V12 berpendingin air berbahan bakar bensin yang akan menghasilkan daya sebesar 650 HP. Mesin ini dipasang di 250 unit Panther pertama yang diproduksi. Mesin ini kemudian diganti dengan Maybach HL 230 V12 berpendingin air, berbahan bakar bensin, dan memberikan output daya sebesar 700 HP.

Transmisi (gearbox) sunting

Panther dilengkapi dengan transmisi ZF A.K.7 / 200, yang diproduksi oleh perusahaan teknik Jerman ZF Friedrichshafen. Huruf ‘ZF’ adalah singkatan untuk kata Jerman "Zahnradfabrik" (pabrik peralatan). Transmisi ini memiliki tujuh gigi maju dan satu mundur, dengan kecepatan maksimum masing-masing : gigi ke-1 4,1 km / jam; Gigi ke-2 8,2 km / jam; Gigi ke-3 13,1 km / jam; Gigi ke-4 20,4 km / jam; Gigi 5 29,5 km / jam; Gigi ke-6 41,6 km / jam dan gigi ke-7 54,9 km / jam. Tank bisa dikendarai dengan gigi mundur pada kecepatan jalan maksimum 4 km / jam.

 
Kupola komandan tank.

Turret sunting

Turret Panther awal memiliki palka komunikasi di sisi samping turret, yang diapat digunakan untuk memasok amunisi serta membuang selongsong bekas. Kupola komandan tank memiliki 6 lubang pandang dengan kaca anti-peluru setebal 90 mm. Palka evakuasi darurat terletak di sisi belakang turret tank. Kemudian mulai 1 Agustus 1943, sebuah senjata anti-pesawat ditambahkan di sisi atas turret tank.

Turret juga dilengkapi 3 lubang senjata di sisi depan turret, serta 1 lubang di bagian belakang. Panther juga dilengkapi dengan 2 buah pelucur granat asap Nebelwurfgerät. Namun kemudian pada Juni 1943, pelucur granat asap tersebut tidak lagi dipasang, karena berdasarkan laporan dari kru tank Tiger I di medan perang, tertanggal Februari 1943, ketika Nebelwurfgerät terkena tembakan ringan musuh, amunisi asap nebelkerzen tiba-tiba meluncur. Dalam kondisi tanpa angin, kabut akan terbentuk di sekitar tank, yang kemudian melumpuhkan mobilitas oleh kru, serta membatasi visibilitas kru tank dari potensi ancaman oleh musuh.

Radio sunting

Panzer Panther dilengkapi dengan sebuah radio FuG 5 dan sistem interkom. Awalan FuG adalah singkatan untuk 'Funkgerät' yang berarti 'perangkat radio', yang merupakan perangkat radio HF pita tinggi (high-band) atau VHF pita rendah (low-band) transceiver (transmitter dan receiver) yang mampu beroperasi dalam kisaran frekuensi 27.000-33.300 kHz (27-33,3 MHz) dengan daya pancar sebesar 10 Watt. Perangkat ini tersedia untuk 125 saluran radio pada jarak 50 kHz. Perangkat radio ini telah digunakan pada banyak kendaraan militer Jerman. FuG 5 didesain sebagai perangkat komunikasi antartank dalam lingkup pleton dan kompi. Memiliki jangkauan 2-3 km dalam frekuensi AM dan 3-4 km dalam frekuensi CW.

Panther yang digunakan oleh komandan kompi kemudian juga dilengkapi oleh radio Funkgerät 2 (FuG 2). Perangkat radio ini pada dasarnya sama dengan FuG 5, tetapi FuG 2 hanya dapat digunakan sebagai penerima (receiver), serta tidak digunakan secara sendiri, melainkan sebagai receiver tambahan. Fungsi ini memungkinkan komandan tank untuk mendengarkan pada satu frekuensi saat mengirim dan menerima pada FuG 5. Komandan kompi juga dapat mendengarkan jaringan komando resimen sambil berbicara dengan tank lain pada saat yang sama. Receiver radio ini dapat mendengarkan total 125 saluran, pada jarak 50 kHz dalam kisaran 27,0 hingga 33,3 MHz.

Panther dalam kamuflase Dunkelgelb.
 
Mode kamuflase Rotbraun.

Kamuflase sunting

Ketika batch pertama Panther meninggalkan pabrik, mereka dicat dengan pola kamuflase Dunkelgrau abu-abu gelap. Pada bulan Februari 1943 semua pabrik diperintahkan untuk mengecat semua kendaraan tempur lapis baja Jerman dengan pola kamuflase Dunkelgelb, kuning berpasir gelap. Setiap unit panzer individu kemudian menerapkan pola kamuflase masing-masing yang kebanyakan menggunakan cat Olivegruen zaitun-hijau dan Rotbraun merah-coklat. Di musim dingin, sapuan putih diaplikasikan pada tank.

Spesifikasi sunting

PzKpfw. V Panther Ausf. D[25]
Dimensi 8,86 m x 3,27 m x 2,99 m
Berat total 44.8 ton
Persenjataan utama 7.5 cm Kw.K.42 L/70
Persenjataan sekunder 2x 7.92 mm MG 34
Armor 16 mm - 80 mm (turret depan : 100 mm -110 mm)
Kru 5 (komandan, pengemudi, penembak, pemuat, operator radio & senapan mesin)
Propulsi Maybach HL 210 (atau 230) V12 berpendingin air 650 HP, bensin/gasolin
Transmisi ZF AK 7-200 (7 gigi maju, 1 gigi mundur)
Suspensi double torsion-bar dan roda ganda bersisipan (interleaved wheels)
Kecepatan maksimum 55 km/jam
Jangkauan operasional 200 km
Produksi 842 unit

Panther Ausf. A[25] sunting

Sangat sulit untuk membedakan seri-seri dari panzer Panther tanpa melihat nomor sasisnya. Kebanyakan fitur-fitur yang ada di Ausf. D juga ada di Ausf. A. Ausf. A mulai diprodusi pada pertengahan tahun 1943, antara bulan Juli dan Desember. Pengembangan, modifikasi, dan produksi Ausf. A bersamaan dengan Ausf. D. Kedua seri panzer Panther ini juga selalu mengalami modifikasi ketika dalam masa pemeliharaan dan perbaikan.

Nama resmi untuk panzer ini adalah Panzerkampfwagen ‘Panther’ (7.5 cm Kw.K L/70) (Sd.Kfz.171) Ausfuehrung A. Sasis untuk Ausf. A sama dengan Ausf. D. Produksi baru setelah beberapa modifikasi ini kemudian diberi kode Ausf. A, karena seri Panther ini telah menggunakan turret yang telah ditingkatkan.

Sasis Panther Ausf. A diproduksi di 4 pabrik berbeda : Daimler-Benz (nomor sasis 151901 hingga 152575); Maschinenfabrik Niedersachsen Hannover (MNH) (154801 sampai 155630); Demag-Benrath (158101 hingga 158150); dan Maschinenfabrik Augsburg-Nurnburg AG (M.A.N.) (210255 hingga 210899).

Turret sunting

Seperti pada sasis, turret Ausf. A mengalami perubahan dan modifikasi selama produksi berlangsung. Bentuk luar turret mirip dengan versi lama dari Ausf. D namun dengan beberapa perubahan halus. Mantel meriam pada Ausf. A lebih lebar daripada Ausf. D. Juga dalam teknik pengelasan baja turret, antara Ausf. D dan Ausf. A terdapat perbedaan. Pemuat amunisi juga mendapat periskop yang terletak di atap turret. Ekstraktor bubuk gas meriam utama (Rohrausblasevorrichtung) juga ditingkatkan. Turret juga ditambahkan sistem pegas-kompresi di palkanya untuk mecegah air masuk. Kupola komandan tank juga ikut diubah desainnya, yang pada Ausf. A didesain agar mampu ditempati MG 34 atau senapan mesin lainnya yang dapat difungsikan menjadi AA-Guns (senjata anti-udara) pada 1 Agustus 1943.[25][26]

Pada Ausf. D, turretnya menggunakan sistem daya traversi kecepatan tunggal tunggal yang kemudian diubah pada Ausf. A dengan sistem traversi kecepatan yang bervariasi. Motor hidrolik pada turret Ausf. D mampu memutar turret hingga kecepatan 1 rpm (putaran permenit), dan tidak tergantung pada kecepatan mesin. Peningkatan sistem traversi pada Ausf. A menggunakan motor hidrolik yang ditenagai oleh mesin panzer; satu putaran penuh turret akan memakan waktu 46 detik pada kecepatan putaran mesin 1.000 rpm dan meningkat menjadi 15 detik pada kecepatan putaran mesin 3.000 rpm.[27] Meskipun cepat, tetapi sistem traversi ini memberikan sebuah kelemahan pada panzer Panther Ausf. A. Penembak harus berkoordinasi dahulu dengan pengemudi untuk mempercepat laju panzer agar perputaran turret juga menjadi lebih cepat. Sebagai perbandingan, sistem traversi elektro-hidrolik pada M4 Sherman mampu berputar lebih dari 360o dalam 15 detik dan ditenagai secara independen, yang kemudian akan memberi keuntungan lebih ketika berhadapan dengan Panther dalam pertempuran jarak dekat.[28] Penembak kemudian juga dilengkapi dengan sistem traversi manual untuk menyepurnakan bidikan.[27]

Pada bidang pandang komandan tank serta penembak kemudian juga dilengkapi indikator azimuth dengan jangkauan arah jam 1 hingga jam 12. Penambahan indikator ini kemudian akan memudahkan koordinasi komandan dan penembak, ketika komandan memerintahkan untuk menembak pada satu arah, penembak akan tahu arah yang ditunjuk oleh komandan.

Produksi awal dari Panther Ausf. A memiliki 3 dudukan senjata di depan dan 1 dibelakang. Kemudian untuk menyederhanakan dalam proses produksi, ketiga dudukan senjata itu dihilangkan. Satu unit Nahverteidgungswaffe kemudian dipasang di sebelah kanan kupola komandan. Unit tersebut difungsikan sebagai senjata pertahanan anti-infantri jarak dekat, yang mampu menembakkan granat, bom asap, juga suar (flare).

Produksi awal Ausf. A dilengkapi dengan teropong penembak yang sama dengan Ausf. D; teropong binokular T.Z.F. 12 dengan pelindung air di kedua lensanya. Kemudian diganti dengan teropong monokular T.Z.F. 12a sejak akhir November 1943.

Tiap perubahan pada turret panzer tidak dilakukan dalam waktu yang sama, sehingga akan ada banyak versi penampakan fisik panzer yang berbeda-beda tiap waktunya.

Armor Lambung sunting

Produksi sasis dari Ausf. A kemudian menunjukkan beberapa ketidakkonsistenan stuktur. Pada beberapa unit, dek lantai tank tersusun dari selapis plat baja 16 mm, tetapi pada unit lainnya tersusun dari 2 hingga 3 lapis plat baja 16 mm. Beberapa unit tank lainnya juga memiliki armor dek lantai bagian depan memiliki ketebalan 30 mm, untuk memberi perlindungan lebih dari ledakan ranjau, serta dibagian belakang setebal 16 mm. Perbedaan tersebut terjadi karena panzer diproduksi di beberapa pabrik yang berbeda.

Hal itu juga terjadi pada konstruksi atap lambung tank. Beberapa tersusun dari selapis plat baja 16 mm dan yang lainnya dari 3 lapis plat baja 16 mm.

Meskipun sistem roda pada Panther mampu memberi perlindungan tambahan pada armor samping tank yang memiliki ketebalan 40 mm (sesuatu yang tidak dimiliki oleh PzKpfw. IiI dan PzKpfw. IV), Panther kemudian masih diberi tambahan pelindung baja untuk menutupi daerah antara roda dengan dek penyimpanan dalam tank.

Senapan Mesin Lambung Depan sunting

Produksi awal Panther Ausf. A menggunakan desain yang sama dengan Ausf. D; sebuah dudukan senapan berbentuk persegi panjang di bagian depan lambung tank, tepat didepan tempat operator radio. Pada akhir November 1943, dudukan senapan berbentuk bulat (Kugelblende) dengan tambahan lapisan pelindung mulai diperkenalkan. Operator radio kemudian mampu untuk melihat melalui teropong senapan mesin. Periskop yang hanya menghadap kedepan dinilai tidak pas, yang kemudian diubah posisinya 25 mm lebih ke kanan.

Tali Pengikat Samping sunting

Kebanyakan tali pengikat baja, yang digunakan untuk mengikat peralatan, suku cadang, dan kota penyimpanan, dilas atau dibaut di atas sasis atau dibawah tempat penyimpanan internal., tepat diatas trek. Pengecualian untuk Panther yang dibuat oleh Demag-Benrath, yang mengelas segmen cadangan trek di sasis Panther.

Suspensi sunting

Sasis Panther Ausf. A masih menggunakan sistem suspensi yang sama dengan Ausf. D, tetapi memiliki banyak perubahan yang diperkenalkan selama proses produksi. Pada Agustus 1943, roda tank diperkuat dengan pemasangan 24 baut di tepi roda, dari yang sebelunya 16 baut pada Ausf. D. Namun pemasangan 16 baut masih digunkan pada beberapa unit Panther di akhir Maret 1944. Ketika roda dengan 24 baut terkena dampak/rusak, akan ada kemungkinan dapat diganti dengan roda 16 baut. Beberapa juga memiliki sistem penguncian tab persegi panjang pada permukaan bagian dalam roda. Beberapa perubahan juga dilakukan pada sistem pengerak dan tambahan perlindungan suspensi.

Pipa Gas Buang (Knalpot) sunting

Layout knalpot pada Panther Ausf. A versi awal masih memiliki desain yang sama dengan Ausf. D, yaitu 2 pipa knalpot vertikal yang keluar dari kompartmen mesin dibagian belakang panzer. Lampu konvoi merah juga dipasang di atas tempat penyimpanan internal.

Lalu pipa knalpot sisi kiri diubah, dan ditambahkan 2 pipa pendingin, yang kemudian menjadikan Ausf. A memiliki 3 pipa di sisi belakang tank. Masih ada sebuah pipa gas buang yang terletak di sisi kanan tank. Lampu konvoi kemudian dipindahkan dari atas trek kiri ke sisi pelindung knalpot kiri tank.

Spesifikasi sunting

PzKpfw. V Panther Ausf. A[25]
Dimensi 8,86 m x 3,42 m x 3,10 m
Berat total 45,5 ton
Persenjataan utama 7.5 cm Kw.K.42 L/70
Persenjataan sekunder 2x 7.92 mm MG 34
Armor 16 mm - 80 mm (turret depan : 100 mm -110 mm)
Kru 5 (komandan, pengemudi, penembak, pemuat, operator radio & senapan mesin)
Propulsi Maybach HL 230 P30 V12 berpendingin air 700 HP, bensin/gasolin
Kecepatan maksimum 55 km/jam
Jangkauan operasional 200 km
Produksi 2.200 unit

Phanter Ausf. G[25] sunting

Pada 4 Mei 1944, dilakukan sebuah pertemuan di perusahaan M.A.N., yang menghasilkan keputusan untuk membuat desain baru dari sasis panzer Panther. Sementara itu, pengembangan untuk memproduksi Panther II yang sudah direncanakan ternyata masih jauh dari kata selesai. Beberapa pelajaran dari kinerja Panther versi sebelumnya kemudian lebih digunakan untuk mendesain sasis dari Panther Ausf. G.

Armor samping yang semula berada pada sudut elevasi 40o diperkecil menjadi 29o sertaa mengalami peningktan ketebalan dari 40 mm menjadi 50 mm. Upgrade ini kemudian menaikkan berat tank sebesar 305 kg. Sebagai gantinya, lapisan baja lambung depan dikurangi dari normalnya 60 mm menjadi 50 mm, serta pada lantai dek panzer bagian depan yang semula 30 mm menjadi 25 mm. Masing-masing dari pengurangan tersebut mengurangi beban seberat 150 kg dan 100 kg. Untuk bagian lapisan baja lainnya tidak ada perubahan. Sehingga Panther Ausf. G tidak memiliki perubahan bobot yang besar.

Masih ada banyak perubahan dari desain ini, tapi kebanyakan hanya difungsikan untuk menyederhanakan struktur fisik dan produksi tank, seperti penggantian model knalpot, letak tali baja pengikat, dan pintu palka operator radio.

M.A.N. memulai produksi dari Panzer Panther Ausf. G dari nomor sasis 120301; Daimler-Benz memproduksi sasis nomor 124302; dan M.N.H. dari nomor 218301.

Kompartmen Pengemudi sunting

Ruang pengemudi telah menjadi titik lemah dari sebuah tank, karena umumnya memiliki sebuah lubang pandang yang berada di lambung tank bagian depan, yang tentunya menjadi sasaran empuk tembakan musuh. Di Panther Ausf. G lubang pandang itu dihilangkan dan diganti dengan sebuah periskop yang mampu diputar, diletakkan di atas sasis, serta dilengkapi pelindung hujan yang terbuat dari baja. Mulai Agustus 1944, pelindung itu diganti dengan kap pelindung hujan. Pendesainan ulang ini kemudian menyederhanakan konstruksi panzer. Pada Panther Ausf. A, ada 3 alat pengamat; lubang pengemudi, serta 2 buah periskop di kanan dan kiri. Di Panther Ausf. G, disederhanakan manjadi 1 periskop.

Schuerzen sunting

Panther Ausf. G kemudian dilengkapi dengan fender/spatboard untuk memasang Schuerzen dalam posisi yang benar. Sasis tank juga kemudian dilengkapi dengan lampu yang dipindahkan ke bagian atas dari fender sisi kiri panzer.

Rak Amunisi dan Dudukan Senapan Mesin Lambung sunting

Area penyimpanan amunisi diubah dari versi sebelumnya sehingga mampu memuat hingga 82 proyektil amunisi 75 mm. Di sekitar dudukan senapan mesin lambung juga dibuat sebuah lekukan untuk mengurangi dampak serangan infantri musuh. Dudukan senapan mesin juga merupakan titik yang sering diincar tembakan musuh. Dengan perubahan desain ini diharapkan tembakan infantri musuh akan memantul dari sana.

Radio sunting

Kebanyakan Panther Ausf. G dilengkapi dengan radio FuG 5 serta sistem interkom internal. Jarak pengopersiannya dapat mencapai 4 km hingga 6 km tergantung kondisi atmosfer dan lokasi tank. Bukit dan dataran tinggi dapat mengurangi jarak operasional radio. Komandan pleton dan markas kemudian juga dilengkapi radio FuG 2 sebagai saluran/channel komando.

Kamuflase sunting

Produksi awal Panther Ausf. G kemudian dicat dengan warna kamuflase Dunkelgelb di atas lapisan zimmerit, meskipun kemudian tiap unit panzer memiliki pola kamuflase sendiri-sendiri. Pada 19 Agustus 1944, pabrik-pabrik menerima instruksi untuk menerapkan pola kamuflase yang lalu disebut 'Ambush'. Bercak Rotbraun (kecoklatan) dan Olivgruen (hijau zaitun) disemprotkan di atas mantel dasar Dunkelgelb. Lalu, karena Sekutu dan Soviet kemudian memiliki supremasi udara di langit Eropa, para kru tank mencoba menyamarkan panzernya di pepohonan. Titik-titik Dunkelgelb kemudian ditambahkan untuk menciptakan efek cahaya matahari yang masuk kedalam melalui kanopi hutan.

Pada 9 September 1944, karena ada laporan bahwa lapisan zimmerit memicu kebakaran, serta kurangnya bukti bahwa Sekutu dan Soviet menggunakan ranjau magnetik, penggunaan lapisan zimmerit kemudian dihentikan. Panther Ausf. G hanya dicat dengan warna primer oksida merah. Beberapa ditambahkan bercak Dungkelgelb. Namun, perlahan-lahan stok cat mulai menipis sementara kebutuhan tank sangat tinggi untuk segera dikirim ke medan perang. Pada 31 Oktober, pabri-pabrik menerima instruksi untuk mengecat interior tank tidak lagi dengan warna cerah, hanya warna primer oksida merah untuk menghemat waktu. Hal itu kemudian membuat bagian dalam tank akan tampak gelap. Jika stok cat sudah habis pabrik boleh mengecat panzer dengan warna abu-abu gelap; Dungkelgrau. Pada 15 Februari 1945, pabrik menerima instruksi agar mengecat bagian dalam turret dengan warna Elfenbein ivory white.

Turret sunting

Beberapa perubahan kemudian dilakukan terhadap turret pada masa produksinya. Yang paling terlihat adalah diperkenalkannya pegangan pada palka darurat dibelakang turret dan di atasnya. Sebuah plat logam tipis kemudian dilas diatas celah antara mantel senjata dan turret untuk mencegah serpihan-serpihan masuk kedalamnya dan mengganggu elevasi meriam tank. Sebuah pelindung anti-hujan kemudian juga ditambahkan di lubang penglihatan senjata pada September 1944.

Di waktu yang sama, desain mantel meriam yang baru diperkenalkan. Desain baru dari mantel meriam dilengkapi dengan 'dagu' tambahan untuk mencegah proyektil yang memantul dari mantel meriam menembus lapisan baja atas lambung tank. Inspeksi Sekutu terhadap pabrik M.N.H. kemudian juga menemukan bahwa beberapa turret masih belum menggunakan 'dagu' pengaman pada mantel meriamnya.

Mulai bulan Januari 1945, 5 loop logam dilas ke setiap sisi turret, yang kemudian diikatkan kabel atau kawat yang saling menghubungkan. Kabel ini kemudian digunakan untuk memasang semak-semak atau dedaunan sebagai kamuflase.

Perlengkapan Inframerah sunting

Penglihatan malam dan korektor elevasi meriam adalah teknologi yang diimpikan oleh setiap komandan tank. Oleh karena itu, mulai bulan September 1944, beberapa Panther Ausf. G memiliki tambahan sebuah F.G.1250 Ziel und Kommandanten-Optic fuer Panther, sebuah perangkat inframerah search light dan scope/teropong yang dipasang pada kupola komandan tank. Ketika komandan tank mengarahkan scope naik dan turun, pada sebuah pita baja di atas turret yang terhubung dengan sebuah indikator yang menampilkan/memberi tahu penembak elevasi tembakan yang benar. 200 watt lampu inframerah tersaring dan perangkat optik penerima penglihatan meriam utama memiliki jangkauan 600 meter pada cuaca baik.

Tidak diketahui ada berapa Panther Ausf. G yang telah dilengkapi dengan perangkat ini. Pada 5 Oktober 1944, M.N.H. melaporkan telah melengkapi 20 unit Panther dengan perangkat ini selama bulan September. 30 unit lain dijadwalkan akan selesai pada bulan Oktober dan 30 unit lagi pada bulan Desember. Pada 15 Januari 1945, M.N.H. diinstruksikan untuk segera memenuhi semua pesanan Ausf. G yang dimiliki. Tidak diketahui apakah ini telah dilakukan atau belum.

Spesifikasi sunting

PzKpfw. V Panther Ausf. G[25]
Dimensi 8,86 m x 3,42 m x 3,10 m
Berat total 45,5 ton
Persenjataan utama 7.5 cm Kw.K.42 L/70
Persenjataan sekunder 2x 7.92 mm MG 34
Armor 16 mm - 80 mm (turret depan : 100 mm -110 mm)
Kru 5 (komandan, pengemudi, penembak, pemuat, operator radio & senapan mesin)
Propulsi Maybach HL 230 P30 V12 berpendingin air 600 HP, bensin/gasolin
Transmisi ZF AK 7-200 (7 gigi maju, 1 gigi mundur)
Suspensi double torsion-bar dan roda ganda bersisipan (interleaved wheels)
Kecepatan maksimum 46 km/jam
Jangkauan operasional 200 km
Produksi 2961 unit

Panther Ausf. F[25][29] sunting

Pada 1 Maret 1943, Rheinmetall mendesain konsep turret baru, H-Sk 88517,yang kemudian dikenal dengan nama ‘Turm-Panther (schmale Blende)’ (Turret Panther (mantel sempit)) untuk memenuhi kriteria baru yang diajukan oleh Wa. Prüf. 6. Rangefinder stereoskopis diakomodoasikan dengan membuat tonjolan di atas turret. Selain itu, teropong periskopik meriam utama dianggap lebih daripada teropong teleskopik. Armor bagian depan memiliki ketebalan 120 mm dengan sudut 12o, 60 mm untuk armor samping dan belakang dengan sudut 25o. Serta untuk atap turret diperkuat dengan armor setebal 40 mm dengan kemiringan 7o dan 17o.

schmale Blende tampak seperti adaptasi dari H-SKA 86176 buatan Rheinmetall yang dikenal dengan ‘Turm Panther 2 (schmale Blendenausführung)’ (Turret Panther 2 (variasi mantel sempit)) yang digambar ulang pada 7 November 1943. Turret ini didesain sebagai bagian dari beberapa proposal turret lain untuk PanzerKampfwagen Panther II. Tidak jelas apakah schmale Blende adalah pengembangan paralel dengan schmale Blendenausführung atau cara bagi Rheinmetall untuk menyelamatkan desain setelah pembatalan Panzerkampfwagen Panther II pada bulan Mei 1944.

Kemudian ketika Wa. Prüf. 6 mengajukan spesifikasi baru pada musim panas 1944, lahirlah Schmalturm (turret sempit). Beratnya lebih ringan dari turret seri Panther sebelumnya dengan luas armor depan yang kecil tanpa mengurangi luas internal turret. Produksi juga bertambah singkat sebesar 30% hingga 40%. Kemudian diputuskan untuk menciptakan Panzerkampfwagen Panther Ausführung F (Sd.Kfz.171) dengan memasang Schmalturm ke sasis Panther Ausf. G.

Beberapa prototipe Schmalturm, kemudian dijuluki ‘Versuchs-Schmalturm’ (Schmalturm eksperimental), diketahui dibangun untuk Wa. Prüf. 6. Pembangunan dilakukan dengan memasang turret Schmalturm ke sasis Panther Ausf. G, yang kemudian dapat disebut sebagai prototipe Panther Ausf. F.

Versuchs-Schmalturm pertama selesai dibuat pada 20 Agustus 1944. Pemasangan turret dilakukan pada sasis Panther Ausf. G nomor sasis 120413.Unit kedua dibangun pada 4 Januari 1945 dengan sasis Panther Ausf. G nomor 120413. Kemungkinan untuk kedua turret ini dipasang pada sasis yang sama.

Secara garis besar, perbedaan proteksi panzer ini hanya berbeda dibagian turretnya saja. Untuk persenjataan utama, Panther Ausf. F menggunakan meriam 7.5cm Kw.K.44/1 L/70 diperoduksi oleh Skodawerke dari Pilsen, Protektorat Böhmen und Mähren, wilayah pendudukan Cekoslovakia, dengan dibantu oleh Krupp. Meriam ini pada dasarnya adalah meriam 7.5 cm Kw.K.42 L/70 namun dengan tambahan penyangga dan rekuperator di bawah meriam. Kw.K.44/1 memiliki berat total 1920 kg dengan total energi kinetik muzzle-nya sebesar 285 ton. Pada beberapa seri, meriam ini dilengkapi dengan muzzle brake. Persenjataan sekundernya adalah senapan mesin koaksial MG 42 untuk menggantikan MG 34 yang dihentikan produksinya, serta sebuah senapan mesin St.G.44 di atas turret.

Produksi sunting

Produksi dari Panzer Panther Ausf. F direncanakan akan dimulai pada tahun 1945; Maret untuk Daimler-Benz; April untuk Krupp-Gurson, M.A.N., dan Nibelungenwerk; serta Mei untuk M.N.H.. Untuk Krupp-Gurson dan Nibelungenwerk, produksi ini akan menjadi produksi Panther pertama, sementara untuk M.A.N. dimulai dari Panther nomor 2229, Daimler-Benz mulai dari nomor 2621, dan M.N.H. mulai dari 2303.

Untuk tahun 1945, direncanakan akan ada 2.940 unit Panther Ausf. F yang dapat diproduksi. Sebagian perusahaan akan berbagi beban produksi, mengingat Krupp-Gurson dan Nibelungenwerk masih belum berpengalaman dalam pembuatan Panther. Karena banyak penundaan dan hambatan, target produksi tersebut tidak pernah tercapai. Hingga akhir perang, tidak ada Panther Ausf. F yang masuk layanan tempur Angkatan Darat Jerman. Dalam Pertempuran Berlin 1945, terlihat 1 unit PzKpfw. V Panther Ausf. F/G Hybrid ikut dalam pertempuran.

Kesimpulan sunting

 
Panther Ausf. F dengan schmalturm 1.

PanzerKampfwagen V Panther Ausf. F merupakan versi peningkatan dari Panther yang benar namun di waktu yang salah. Berbagai keunggulan yang ada kemudian terlalu terlambat untuk mampu ikut bertempur. Pasukan Sekutu terlalu dekat dengan fasilitas produksinya saat Panther Ausf. F akan dilangsungkan. Sekutu kemudian hanya menemukan komponen-komponen yang belum selesai di pabrik-pabrik perakitan tersebut.

Spesifikasi Panzerkampfwagen V Panther Ausführung F (Sd.kfz.171)[29]
Dimensi 8,86 m (6,866 m tanpa meriam) x 3,42 m x 2,917 m
Berat total 45,5 ton
Persenjataan utama 7.5cm Kw.K.44/1 L/70
Persenjataan sekunder 1x coaxial 7.92mm M.G.42

1x senapan mesin St.G.44

Armor Lambung

Lambung depan atas : 80mm (55o)

Lambung depan bawah : 55mm (55o)

Lambung samping atas : 50mm (29o)

Lambung samping bawah : 40 mm

Lambung belakang : 40mm (30o)

Atap : 40-25 mm

Dek mesin : 16mm

Lantai depan : 25mm

Lantai belakang : 16mm

Pannier : 16mm

Turret

Mantel meriam : 150mm

Turret depan : 120mm (20o)

Turret samping & belakang : 60mm (25o)

Atap : 40mm

Kru 5 (komandan, pengemudi, penembak, pemuat, operator radio)
Propulsi Maybach HL 230 P30 V12 berpendingin air, 600 HP @ 2.500 rpm, gasolin
Transmisi ZF AK 7-200
Suspensi torsion-bar
Kecepatan maksimum 46 km/jam
Jangkauan operasional 200 km (on-road); 100 km (off-road)
Produksi beberapa komponen lambung & turret; 1 unit Panther Ausf. F/G Hybrid.

Pengembangan Lanjutan sunting

 
Sasis Panther II dengan turret Panther Ausf. G di Museum Patton, Fort Knox.

Panther II sunting

Panzer Panther II merupakan proposal desain panzer Jerman yang didasarkan pada desain Panther. Dengan armor yang lebih tebal serta beberapa komponen merupakan pengimplementasian dari desain Tiger II.[30][31] Panther II kemudian hanya sebatas proposal desain karena prototipenya tidak pernah dibuat dan tidak masuk proses produksi.

Rancangan Panther II muncul dari desakan Hitler untuk segera meningkatkan lapisan baja Panzer Panther, untuk mengimbangi Tiger II yang waktu itu sedang dalam masa produksi dan pengembangan. Produksi direncanakan dilaksanakan pada September 1943.[31] Pasukan AS akhirnya menemukan prototipe yang dilengkapi dengan turret Ausf.G pada tahun 1945, yang sekarang ditampilkan di Museum Kavaleri dan Kendaraan Lapis Baja Patton, Fort Knox.[31][30][32][33][34]

E50[31][35][25] sunting

E (Entwicklung = pengembangan) 50, atau kadang disebut E50 Standardpanzer merupakan rancangan tank medium Jerman yang menggabungkan komponen Panther Ausf. F dengan Tiger II. Sesuai namanya, panzer ini akan memiliki bobot akhir antara 50 - 75 ton. E50 dirancang untuk menggantikan peran dari Panther.

E50 direncanakan akan menggunakan mesin Maybach HL 234, 900 HP, dengan kecepatan maksimum sekitar 60 km/jam. Untuk persenjataan pada E50 belum diketahui, tetapi kemungkinan akan menggunakan meriam anti-tank 8,8cm PaK 43 L/71 yang dipasang pada turret Schmalturm, pada sasis Tiger II.[31][36]

 
Bergepanther yang dipamerkan di Museum Saumur, Perancis.

Bergepanther[25] sunting

Ide muncul pada tahun 1943, ketika sistem derek dengan cara biasa pada tank medium dan berat memiliki banyak masalah. Kendaraan derek sebelumnya (seperti Sd.Kfz.9) sangat jarang mampu menyelamatkan Tiger atau Panther. Selain itu, unit-unit Tiger tidak diperbolehkan menolong unit lain yang rusak (dengan ditarik) karena akan meningkatkan risiko kerusakan. Pengembangan dilakukan oleh M.A.N. menggunakan sasis Panther Ausf. D yang dilepas turretnya.

3 kru akan menjadi awak tank sementara 2 orang kru di atas sasis akan menjadi operator derek yang memiliki berat 40 ton. Sekop tanah besar di belakang sasis dipasang sebagai dukungan traksi pengangkutan. Sebagai tambahan, sebuah crane dipasang yang kemudian menambah kepasistas muatan sebesar 1,5 ton. Bergepanther cukup dapat diandalkan dan dapat dioperasikan di wilayah musuh, dengan pemasangan MG 34 atau MG 42 sebagai pertahanan diri, atau sebuah Buglafette untuk meriam 20 mm. Bergepanther mampu menarik Tiger bahkan kendaraan yang lebih berat. Antara 1943-1945, sekitar 339 unit Begepanther semua varian telah diproduksi oleh M.A.N., Henschel, Daimler-Benz (Marie-Felde, pabrik di Berlin), dan Demag.

 
Jagdpanther, Museum Saumur, Perancis.

Jagdpanther[37] sunting

Panzerjäger V Panther, juga dikenal sebagai "Jagdpanther", adalah turunan utama dari Panther. Memiliki nama resmi 8,8 cm Pak 43/3 auf Panzerjäger Panther, dan didasarkan pada Panther Ausf.G. yang ditingkatkan. Meriam utamanya, 8,8 cm Pak 43/3, akurat pada jarak hingga 3.000 m (3 km) dengan kecepatan muzzle mencapai 1.000 m/s (1 km/s), senjata ini kemudian mendapat reputasi sebagai senjata anti-tank terbaik selama Perang Dunia II. Jagdpanther dilengkapi dengan satu pucuk senanapan mesin koaksial dan satu pucuk senapan mesin MP 40 kaliber 19 mm. Sehingga Jagdpanther dapat diandalkan secara mekanik dan bahkan lebih gesit daripada Panther biasa, serta mampu menghancurkan semua jenis tank Sekutu pada saat itu. Hanya 415 unit yang diproduksi oleh MIAG, MNH dan MBA hingga 1945.

3.7 cm Flakzwilling auf Panther Fahrgestell “341”[38]/FlakPanzer Coelian[25] sunting

Sebuah AA-Guns (meriam anti-udara) ditempatkan diatas sasis Panther untuk memberikan perlindungan pada tiap Abteilung (batalyon). Sejak musim dingin 1944, Sekutu telah menguasai supremasi udara di langit Eropa yang membahayakan pada setiap operasi di pihak Jerman. Rheinmetall-Borsig kemudian menggambar rancangannya pada 23 Mei 1944, serta maketnya yang menggunakan sasis Panther Ausf. D dipresentasikan pada Wa. Prüf. 6 pada awal 1945 di Kummersdorf.

Desain ini kemudian memiliki banyak nama, Flakzwilling 3.7 cm auf Panzerkampfwagen Panther, 3.7 cm Flakzwilling auf Panther Fahrgestell “341” atau, ringkasnya, Flakpanzer 341. Setelah perang, nama Coelian digunakan dengan mengutip nama Oberleutnant Dipl.Ing von Glatter-Götz, yang berperan banyak dalam perancangan Flakpanzer 341.

FlakPanzer 341 dipersenjatai dengan meriam anti-udara kembar 3,7 cm Flak 341 L/77 pada turretnya, yang merupakan pengembangan dari Flak 43. Flak 341 memiliki jangkauan hingga 4.300 m dengan kecepatan proyektil 1.040 m/s serta rate of fire 250 peluru/menit dan elevasi antara -5o hingga +90o. Berat totalnya mencapai 470 kg. Persenjataan sekundernya meliputi 1 pucuk senapan mesin MG 34 di lambungnya dan mungkin 1 pucuk lagi akan dipasang di turretnya.

Pada kenyataanya, desain ini tidak pernah masuk ke dalam proses produksi massal. Hanya ada 1 buah maket yang pernah dibuat.

Beobachtungspanzer Panther sunting

Didesain sebagai kendaraan observasi untuk artileri. Pada akhirnya, hanya ada 1 unit panzer yang diproduksi pada tahun 1944, unit pertama dan terakhir dari panzer selama perang.

Referensi sunting

Catatan
  1. ^ Tanpa senjata, alat optik, dan radio.
Sitasi
  1. ^ Jentz 1996, p. 284
  2. ^ a b c d e f Doyle and Jentz 1997, p. 28.
  3. ^ a b c Bird, Lorrin Rexford; Livingston, Robert D. WWII Ballistics: Armor and Gunnery. Overmatch Press. hlm. 13. 
  4. ^ Bird, Lorrin Rexford; Livingston, Robert D. WWII Ballistics: Armor and Gunnery. Overmatch Press: 13.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ Zaloga, Steven (2015). Armored Champion. hlm. 202. 
  6. ^ Zaloga 2008, hlm. 95-96[perlu rujukan lengkap]
  7. ^ Doyle & Jentz 1997, hlm. 4
  8. ^ "VK30.02 - Prototypes of the Panther - Tanks Encyclopedia". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2020-03-31. Diakses tanggal 2020-04-20. 
  9. ^ Forczyk, Robert (2007). Panther vs. T-34: Ukraine 1943. Osprey Publishing Ltd. hlm. 9. ISBN 978 1 84603 149 6.
  10. ^ Jentz, Thomas (1995). Germany's Panther Tank: The Quest for Combat Supremacy. Schiffer Military History. hlm. 17. ISBN 0-88740-812-5.
  11. ^ Jentz 1995, hlm. 16–18.
  12. ^ Forczyk, Robert (2007). Panther vs. T-34: Ukraine 1943. Osprey Publishing Ltd. hlm. 12. ISBN 978 1 84603 149 6.
  13. ^ Jentz 1996, hlm. 284
  14. ^ Zaloga 2008, Armored Thunderbolt hlm. 182
  15. ^ Jentz 1995, hlm. 121
  16. ^ Zaloga (2008). Phanter vs Sherman. hlm. 13–14. 
  17. ^ Thomas L. Jentz and Hilary Louis Doyle (2011). Panzer Tracts No.23 - Panzer Production from 1933 to 1945. Panzer Tracts. pp. 60–65.
  18. ^ Ruggles and Brodie 1947, hlm. 72–91.
  19. ^ Frankson, Anders; Zetterling, Niklas (2016) [2000]. Kursk 1943: A Statistical Analysis. Cass Series on the Soviet (Russian) Study of War. Routledge. ISBN 9781135268176. Retrieved 30 January 2020. [...] the cost to produce a Panzer IV was 103,462 Reichsmark, while the cost for the Panther was 117,100. [...] Comparison can also be made with the Tiger I, which cost 250,800 Reichsmark[...] to produce.
  20. ^ Zetterling 2000, hlm. 61, 64–65, 70–71. Referencing: Pawlas, Karl R. Datenblätter fur Heeres-Waffen, Fahrzeuge und Gerät, (in German), Publizistisches Archiv für Militär- und Waffenwesen, Nürnberg, 1976, hlm. 143, 148, 150.
  21. ^ Spielberger 1993, hlm. 23
  22. ^ Frankson, Anders; Zetterling, Niklas (2016) [2000]. Kursk 1943: A Statistical Analysis. Cass Series on the Soviet (Russian) Study of War. Routledge. ISBN 9781135268176. hlm. 70
  23. ^ Wilbeck (2004), hlm. 30, 224. Referensi dari sumber asli; Wilbeck: Heinz Guderian, Generalinspektur der Panzertruppen, Tiger Fibel, D656/27, ditulis oleh Josef von Glatter-Goetz (n.p., 1943), hlm. 91
  24. ^ Healy 2008, hlm. 135–148.
  25. ^ a b c d e f g h i j k "Panzer V Panther". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2014-12-01. Diakses tanggal 2020-04-21. 
  26. ^ Jentz 1995, hlm. 56–57
  27. ^ a b Jentz 1995, hlm. 57, 60, 126
  28. ^ Zaloga 2008, Panther vs Sherman hlm. 28
  29. ^ a b "Panzerkampfwagen Panther Ausf.F (Sd.Kfz.171) - Tanks Encyclopedia". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2018-11-22. Diakses tanggal 2020-04-22. 
  30. ^ a b Green, Michael; Anderson, Thomas; Schulz, Frank. German Tanks of World War II. Zenith Imprint. ISBN 9781610607209.
  31. ^ a b c d e "German WWII prototypes". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2015-02-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-13. Diakses tanggal 2020-04-23. 
  32. ^ Ford, Roger (2012). The World's Great Tanks : From 1916 to the Present Day. London: Amber Books. ISBN 9781610607209. 
  33. ^ Spielberger, Walter ((2004) [1993]). The Panther & its Variants (English Ed.). West Chester: Schiffer Publishing. ISBN 0-88740-397-2. 
  34. ^ Jentz (1995), hlm. 50–55.
  35. ^ "Entwicklung series". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2020-04-20. 
  36. ^ Spielberger 1993, hlm. 156–158
  37. ^ "Jagdpanther". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2016-04-07. Diakses tanggal 2020-04-23. 
  38. ^ "3.7 cm Flakzwilling auf Panther Fahrgestell "341"". Tank Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). 2019-10-26. Diakses tanggal 2020-04-23. 
Bibliografi