Tanah Merah, Indragiri Hilir

kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau

Tanah Merah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia.

Tanah Merah
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenIndragiri Hilir
Pemerintahan
 • Camat- Antoni
Populasi
 • Total- 35.679 jiwa
Kode pos
29271
Kode Kemendagri14.04.10
Kode BPS1403040
Luas- 721,56 km²
Desa/kelurahan10

Sebelum tahun 1907 Kuala Enok belum menjadi tempat pemukiman atau tempat tinggal. Jauh sebelumnya Kuala Enok hanya merupakan tempat persinggahan suku Nelayan (Laut) yang menurut kebiasaannya mereka hidup dan beranak pinak disampan kemudian singgah sambil menunggu air pasang surut.

Sebagai tradisi bangsa indonesia sejak ribuan tahun yang silam, ditambah dengan sifat yang suka merantau mencari suatu tempat yang baru maupun pekerjaan serta lahan baru dan subur, lama kelamaan akhirnya ditemukkanlah suatu tempat pemukiman yang layak bagi perantau-perantau asal Johor (Malaka) yang menyusuri pantai timur sumatra dan akhirnya menemukan anak muara yang masuk ke sugai Indragiri atau Sapat Dalam.

Kelompok pelacak atau penemu tersebut pada tahun 1898 terlebih dahulu singgah dipantai-pantai dan mempersuntingkan gadis-gadis di sungai Luar yang kemudian mereka menyelusuri alur sungai dan akhirnya menemukan Sungai Pinang dengan tenaga dan peralatan yang sederhana.

Berita penemuan lahan pertanian di sungai Indragiri ( Sapat Dalam ) tersiar luas sampai ke Johor ( Malaka ), maka berdatanglah perantau-perantau Bugis lainnya untuk membuka perkebunan sebagai lahan pertanian pada tahun 1907 yang dipelopori oleh: Sake, Supu, Palla, Jumpai, dan Kasim.

Disamping perantau yang telah membuka parit sebagai lahan pertanian, maka berdatanglah perantau yang lain SOA TAO CINA sekitar tahun 1917 seperti Tan Ki Mui, Seng Ki Cio, Seng Cong Peng, Ape Daki, Hai Ki Lang, Heng Lang atau Apek Arang. lam kemudian perantau Cina ini berhasil mendirikan Togo, Jermal dan pembakaran arang. sedangakan suku Bugis yang berusaha dibidang perikanan yang pertama kali adalah: Buluk, Kallabe, Latif, dan Kuraga. Mereka ini mula-mula membagun kelong atau belat sebagai sumber penghasilan dalam menunjang berbagai bidang usahanya.

Makin hari makin ramailah tempat ini dijadikan orang sebagai suatu tempat tinggal. pada waktu itu daerah ini belum mempunyai nama, hanya merupakan tempat tinggal beberapa orang (Penduduk) yang lebih dikenal dengan nama “BAGAN ARANG“, bekas dan sisa pembakaran yang menyatu dengan tanah kemudian menjadi warna merah, maka dikenallah dengan nama TANAH MERAH.

Sedangkan asal usul nama “KUALA ENOK” menut hasil menyelidikan dan beberapa keterangan dari beberapa orang tua, manyatakan bahwa jauh sebelumnya daerah atau nama ini sudah ada dihulu sungai (Sungai Enok) yang telah mempunyai pemerintahan setingkat dengan kecamatan, nama tersebut “ENOK” sedang Desa KUALA ENOK berada dimuara sungai, Lalu dinamakanlah “KUALA ENOK” sampai sekarang