Sungai Kapuas

salah satu sungai di dunia

Sungai Kapuas atau sungai Kapuas Buhang[5] atau sungai Batang Lawai (Laue)[6][7][8][9][10][11] merupakan sungai yang berada di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di pulau Kalimantan dan sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 1.143 km.

Kapuas
Sungai Kapuas dilihat dari Jembatan Sungai Kapuas, Sintang
Sungai Kapuas dilihat dari Jembatan Sungai Kapuas, Sintang
Lokasi
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
PulauKalimantan
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiPegunungan Muller
 - lokasiKapuas Hulu, Kalimantan Barat
 - koordinat0°58′04″S 113°36′43″E / 0.967672°S 113.611809°E / -0.967672; 113.611809
 - elevasi600 m
Hulu ke-2 Nanga Ambalau
 - lokasiSintang, Kalimantan Barat
 - koordinat0°13′13″S 112°44′32″E / 0.220366°S 112.742226°E / -0.220366; 112.742226
 - elevasi95 m
Muara sungaiSelat Karimata (Laut Natuna Utara)
 - lokasiKabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
 - koordinat0°12′05″S 109°10′38″E / 0.201353°S 109.177315°E / -0.201353; 109.177315Koordinat: 0°12′05″S 109°10′38″E / 0.201353°S 109.177315°E / -0.201353; 109.177315
Panjang1.143 km
Debit air 
 - rata-rata... m³/s
Daerah Aliran Sungai
Sistem sungaiDAS Kapuas[1]
Kode DASDAS320470[3]
Luas DAS100.636 km2 (38.856 sq mi)[2]
Pengelola DASBPDAS Kapuas[4]
Wilayah sungaiWS Kapuas
Kode wilayah sungai04.03.A3
Otoritas wilayah sungaiBWS Kalimantan I
Markah tanahTaman Alun Kapuas
JembatanKapuas 1
PelabuhanDwikora, Seng Hie, Rasau
Peta
Sungai Kapuas, Kalimantan
Lomba perahu di sungai Kapuas (sekitar 1920)

Nama sungai Kapuas diambil dari nama daerah Kapuas (sekarang Kapuas Hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas Hulu hingga muaranya disebut sungai Kapuas, namun Kesultanan Banjar menyebutnya Batang Lawai yang mengacu pada nama daerah Lawie atau Lawai (sekarang Kabupaten Melawi) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muaranya di sekitar kota Pontianak disebut Sungai/Batang Lawai.

Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700 jenis ikan dengan sekitar 12 jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Potensi perikanan air tawar di sungai Kapuas adalah mencapai 2 juta ton. Hutan yang masih terlindungi dengan baik menyebabkan sungai Kapuas terjaga kelestariannya.

Namun, belakangan ini sungai Kapuas telah tercemar logam berat dan berbagai jenis bahan kimia, akibat aktivitas penambangan emas dan perak di bagian tengah sungai ini. Walaupun telah mengalami pencemaran oleh logam berat, Sungai Kapuas tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat (terutama suku Dayak dan Melayu di sepanjang aliran sungai. Sebagai sarana transportasi yang murah, Sungai Kapuas dapat menghubungkan daerah satu ke daerah lain di wilayah Kalimantan Barat, dari pesisir Kalimantan Barat sampai ke daerah pedalaman Putussibau di hulu sungai ini. Dan selain itu, sungai Kapuas juga merupakan sumber mata pencaharian untuk menambah penghasilan keluarga dengan menjadi nelayan/penangkap ikan secara tradisional.

Sungai Kapuas yang lain juga terdapat di provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kabupaten Kapuas. Sungai ini membentang sepanjang kurang lebih 610 km, dari kecamatan Kapuas Hulu sampai kecamatan Selat yang akhirnya bermuara di laut Jawa.

Pada 17 Agustus 2019 yang lalu, Merah Putih dikibarkan di atas ponton di tengah sungai ini dalam rangka peringatan ke-74 kemerdekaan Indonesia yang diikuti oleh 90 komunitas, penambang, relawan, sampai ratusan masyarakat yang diikuti pula dengan aneka lomba tradisional.[12] Upacara hari kemerdekaan itu dilangsungkan pertama kalinya di atas sungai ini.[13]

Galeri sunting

Pranala luar sunting

  Media terkait Sungai Kapuas di Wikimedia Commons

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011
  2. ^ https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011
  3. ^ https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011
  4. ^ https://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4f2f760d2fff3/keputusan-menteri-kehutanan-nomor-sk511menhutv2011-tahun-2011
  5. ^ (Indonesia) Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992). Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19. PT Balai Pustaka. hlm. 121. ISBN 9794074101. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-20. Diakses tanggal 2014-06-18. ISBN 9789794074107
  6. ^ (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983621240X
  7. ^ (Inggris) Malayan miscellanies, Malayan miscellanies (1820). Malayan miscellanies . Malayan miscellanies.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  8. ^ (Inggris) MacKinnon, Kathy (1996). The ecology of Kalimantan. Oxford University Press. ISBN 9780945971733.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)ISBN 0-945971-73-7
  9. ^ (Inggris) East India Company, East India Company (1821). The Asiatic journal and monthly miscellany, Volume 12. Wm. H. Allen & Co.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  10. ^ (Inggris) van Dijk, Ludovicus Carolus Desiderius (1862). Neêrlands vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China: een nagelaten werk. J. H. Scheltema. hlm. 23. 
  11. ^ https://atlantisjavasea.files.wordpress.com/2015/09/1726-herman-moll.jpg
  12. ^ "90 Komunitas Ikuti Upacara Bendera di Sungai Kapuas". Pontianak Post. 18 Agustus 2019. Hlm.1 & 7.
  13. ^ Andilala (17 Agustus 2019). Agusta, Hendra, ed. "Warga Pontianak kibarkan bendera merah putih di Sungai Kapuas". Antara. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.